Wednesday 31 August 2022

Kendalikan Amarahmu!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 20:1-15
Setahun : Ratapan 3-5

Kendalikan Amarahmu!
TB: Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut, tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya. | Amsal 20:1 (TB)



Kemarahan adalah bagian dari emosi manusia yang sangatlah wajar dan normal. Selayaknya api yang berpotensi mencelakakan jika berlebihan, demikianlah kemarahan yang tak jarang mendatangkan akibat buruk bila tidak dikendalikan dengan benar. Pertengkaran dan perselisihan yang tak kunjung usai sering kali dimulai dari luapan kemarahan yang tak terkendali.

Bacaan kali ini memuat peringatan khusus terhadap kemarahan yang bisa timbul dalam hati manusia. Kemarahan yang membuncah diidentikkan sebagai karakteristik orang bodoh (3). Saat berbicara mengenai orang bodoh maupun kebodohan, Kitab Amsal memang tidak pernah melekatkannya pada atribut intelektual seseorang, melainkan sebuah pengambilan keputusan yang tidak bijak ataupun seseorang yang kehilangan kendali atas tingkah lakunya.

Ada perbandingan antara orang bodoh dengan orang yang berhasil menjauhi perbantahan/ pertengkaran sebagai orang terhormat. Perbuatan yang telah dilakukan pada akhirnya turut menentukan identitas seseorang, atau paling tidak bagaimana orang lain mengenalnya. Situasi itu sudah terjadi semenjak seseorang masih kanak-kanak (11).

Menarik untuk melihat bahwa kemarahan tidak selalu dilihat secara negatif. Salah satunya adalah murka dari seorang raja. Sebab, raja dipandang sebagai sosok yang adil dan mengadili perkara dengan bijak (8). Di hadapan raja, orang yang baik mendapatkan ketenangan, sementara orang yang melakukan kejahatan haruslah gentar. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa kemarahan raja itu muncul saat ia melihat sesuatu yang tidak benar terjadi di hadapannya. Raja marah karena melihat ketidakadilan yang terjadi.

Alkitab tidak melarang kemarahan sejauh itu terkendali dan berlandaskan alasan yang tepat. Pada akhirnya, kita tetap harus waspada dan meningkatkan pengendalian diri agar jangan sampai kemarahan yang timbul dalam hati kita justru berbalik menjadi malapetaka. Maka dari itu, marilah kita bersandar pada hikmat dan tuntunan Allah semata. [WDN]


Tuesday 30 August 2022

MEMINTA PETUNJUK-NYA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : HAKIM-HAKIM 6:33-40
Setahun : Ratapan 1-2

MEMINTA PETUNJUK-NYA
Dan demikianlah diperbuat Allah pada malam itu, sebab hanya guntingan bulu itu yang kering, dan di atas seluruh tanah itu ada embun. (Hakim-hakim 6:40)

Pemilihan Tuhan atas Gideon untuk menyelamatkan bangsa Israel dari orang Midian dan orang Amalek membuatnya masih ragu, namun ia tidak segan meminta tanda dari-Nya, yakni guntingan bulu domba yang basah oleh embun tetapi tanah sekitarnya kering. Setelah Tuhan mengabulkan permintaannya itu, Gideon meminta yang terjadi sebaliknya. Tetapi alih-alih murka terhadapnya, Tuhan meluluskan kemauannya untuk menguatkan panggilan-Nya terhadapnya.

Tuhan bukanlah Pribadi yang jauh tinggi di atas sekedar memberikan kita perintah dan dengan ketus menghukum jika kita tidak menaati-Nya, melainkan ketika hati kita masih tidak memercayai-Nya, kita bebas untuk menanyakan lagi, bagaikan berdiskusi dengan sahabat karib dan suara-Nya yang lembut akan menegaskan kehendak-Nya atas hidup kita.

Keterbatasan kita sering kali mengaburkan kuasa-Nya yang hendak bekerja dengan dahsyatnya atas diri kita, tetapi kalau kita senantiasa melekat kepada Tuhan, kita akan tahu pasti bahwa urapan-Nya atas kita tidaklah salah dan dengan kekuatan dari-Nya niscaya kehendak-Nya menjadi ya dan amin.

Semua keraguan yang kita bawa dalam doa dan pergumulan yang kita sampaikan dari hati ke hati dengan Tuhan, tidak akan sia-sia. Allah Yang Maha Pengasih akan menggantikan ganjalan dalam hati yang mematahkan semangat kita, menjadi semangat yang berkobar, mantap untuk melangkah maju meraih hidup yang berarti bagi-Nya.



JANGANLAH MUNDUR SAAT ANDA RAGU AKAN PANGGILAN TUHAN, MELAINKANMENDEKATLAH KEPADA TUHAN DAN SABDA-NYA AKAN MELEGAKAN HATI ANDA


Monday 29 August 2022

Beriman, Berakal Budi, dan Berbelas Kasih

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 19:1-17
Setahun : Yeremia 51-52

Beriman, Berakal Budi, dan Berbelas Kasih
TB: Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal. | Amsal 19:1 (TB)



Salah satu persoalan dunia modern adalah kegamangan dalam memosisikan pengetahuan/akal budi dan iman dalam hidup keseharian yang dijalani oleh manusia. Demikianlah konflik abadi dunia modern: satu pihak berkata bahwa akal budilah yang terpenting, sementara pihak lainnya berpendapat bahwa imanlah yang paling penting.

Menjawab situasi di atas, mari kita gali lebih dalam Kitab Amsal yang memiliki posisi yang cukup bijak dalam menjawab persoalan perdebatan akal budi dengan iman. Kitab Amsal merupakan sebuah kitab yang berisi petuah kehidupan. Petuah itu merupakan hikmat, yang dalam beberapa bagian diidentikkan dengan akal budi dan pengetahuan. Jelas, terdapat peran akal budi dalam kedamaian dan kesejahteraan hidup manusia. Bahkan, mendengarkan hikmat dan memakai akal budi adalah salah satu tanda ketertundukan kepada Allah.

Perikop bacaan kita hari ini cukup banyak berbicara mengenai hidup yang berakal budi (2-5, 10-11, 13-15). Bahkan, tertulis bahwa menjalani hidup yang berakal budi berarti memegang firman Tuhan (6, 8). Siapa saja yang menaati ketetapan Allah dan firman-Nya akan selamat (16). Hidup yang bersandar pada hikmat Tuhan menuntun seseorang untuk memiliki kelakuan yang bersih. Tertulis bahwa memiliki orang-orang yang penuh hikmat dan berakal budi di sekitar kita adalah sebuah berkat tersendiri (14). Sebaliknya, berada di sekeliling orang bebal adalah malapetaka tersendiri (13).

Kehidupan yang penuh hikmat dan taat kepada Tuhan menuntun orang untuk mewujudkan hidup yang penuh belas kasih kepada sesama. Menjalani hidup yang berbelas kasihan berarti mau memerhatikan orang miskin dan lemah dengan cara berderma dan berbuat baik. Mari kita wujudkan kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang memerlukan pertolongan.

Oleh sebab itu, marilah kita mensyukuri akal budi pemberian Allah dan memakainya untuk mewujudkan kasih serta hidup yang penuh belas kasihan. Dengarkanlah hikmat Allah yang dapat kita temui dalam segenap hidup keseharian kita. [WDN]


Sunday 28 August 2022

KOMITMEN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 RAJA-RAJA 8:14-21
Setahun : Yeremia 49-50

KOMITMEN
“Jadi TUHAN telah menepati janji yang telah diucapkan-Nya; aku telah bangkit menggantikan Daud, ayahku, dan telah duduk di atas takhta kerajaan Israel, seperti yang difirmankan TUHAN: aku telah mendirikan rumah ini untuk nama TUHAN, Allah Israel.” (1 Raja-raja 8:20)

Dalam menjalani hidup, kita tentu perlu membangun komitmen supaya kita dapat menjaga arah hidup kita. Tanpa adanya komitmen dalam hidup, maka kita akan mudah terombang-ambingkan dalam ketidakpastian hidup. Tetapi sebaliknya, dengan terus berkomitmen, maka segala kesulitan yang kita hadapi akan dapat kita lalui. Oleh karena itu, maka komitmen itu juga harus kita jaga dan kita penuhi.

Komitmen ini pula yang diberikan Allah kepada umat-Nya. Melalui Salomo, Allah telah menepati janji firman-Nya, bahwa Salomo akan menggantikan Daud sebagai raja, dan juga bahwa Salomolah yang akan membangun Bait Allah. Allah membuktikan, bahwa Allah berkomitmen penuh kepada umat-Nya, dan komitmen-Nya itu sendiri bukan kata-kata kosong yang penuh dengan ketidakpastian. Tetapi firman Allah adalah sebuah kepastian, karena Allah memenuhi komitmen tersebut. Oleh karena itulah maka Salomo berkomitmen untuk menjaga hidupnya kepada Allah, dengan mempersembahkan setiap pencapaian yang telah direngkuhnya kepada Allah. Salomo merasakan betul bahwa Allah tidak pernah mengecewakan umat-Nya, dan menyadari bahwa dari Allah sajalah maka dia mampu mencapai keberhasilan.

Allah telah berkomitmen untuk senantiasa menyertai hidup kita. Untuk itulah, kita diminta untuk juga berkomitmen penuh untuk menjalani hidup kita senantiasa di dalam Allah. Karena melalui komitmen-Nya, maka kita dapat mencapai keberhasilan.



KOMITMEN HARUS KITA BANGUN, JAGA, DAN KITA PENUHISUPAYA KITA DAPAT MENCAPAI APA YANG KITA CITA-CITAKAN


Saturday 27 August 2022

Memilih Kebaikan dan Kebajikan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 17:13-28
Setahun : Yeremia 45-48

Memilih Kebaikan dan Kebajikan
TB: Siapa membalas kebaikan dengan kejahatan, kejahatan tidak akan menghindar dari rumahnya. | Amsal 17:13 (TB)



Menjadi orang baik dan benar harus dimulai dari sebuah kepekaan untuk memilah serta mengenali perbuatan atau tindakan jahat yang tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Beberapa kategori perbuatan jahat diuraikan di dalam Amsal 17:13-28. Ada orang yang membalas kebaikan orang lain dengan kejahatan (13). Orang yang berbuat jahat tersebut hidupnya akan selalu dipenuhi kejahatan. Lalu, ada orang yang menyalahkan orang yang benar (15). Perbuatan itu adalah kekejian di mata Tuhan.

Hal lainnya yang perlu digarisbawahi adalah mengenai pertengkaran yang juga dikategorikan sebagai perbuatan yang mendatangkan hal-hal buruk. Penulis Kitab Amsal bahkan menasihatkan agar saat diperhadapkan pada pertengkaran, maka menghindarlah bila sempat (14). Ada penegasan juga bahwa pertengkaran pada akhirnya mendatangkan kehancuran (19).

Kejahatan yang paling nyata juga tampak pada cara seseorang memperlakukan orang lain. Ada penyalahgunaan wewenang yang dilakukan para hakim dengan menerima sogokan (23). Pada saat itu denda dikenakan pada orang yang bersalah. Tetapi, apabila ada orang yang tidak bersalah, namun dikenakan denda, maka hal tersebut adalah penindasan. Berkaitan dengan hal itu, kita meyakini bahwa Allah tidak berpihak kepada kejahatan. Akan tetapi, Allah berpihak kepada mereka yang tertindas serta terpinggirkan.

Karakteristik kejahatan yang mungkin dilakukan manusia tersebut dikontraskan dengan kemungkinan lain akan adanya kehidupan yang mendatangkan damai sejahtera dan penuh dengan kebajikan. Kehidupan yang demikian ditandai dengan pengendalian diri yang baik dan pengertian yang tepat kapan harus menahan diri. Dalam kehidupan yang demikian, bukan tak mungkin untuk memiliki hati yang gembira serta dikelilingi oleh sahabat yang penuh kasih.

Dengan demikian, perhatikan bagaimana kita hidup di dunia ini. Kenali tanda-tanda situasi, pilihan, atau perbuatan yang menuntun kepada kejahatan dan dosa. Pilihlah hidup yang penuh kebajikan dan senantiasa dalam penyertaan-Nya! [WDN]

Amsal 17:1-12

Pada bagian Amsal kali ini, pengamsal menyoroti tentang keluarga, orang jahat, dan orang bebal. Mengenai keluarga, pengamsal mengajarkan bahwa ketenteraman di dalam keluarga jauh lebih penting dibandingkan dengan kecukupan harta tetapi penuh dengan perbantahan.

Mengenai orang jahat, pengamsal memaparkan bahwa orang jahat akan lebih memerhatikan hal yang jahat dan cenderung melakukan segala cara untuk berbuat jahat dan curang, bahkan sahabat karib pun dapat tercerai. Mengenai orang bebal, pengamsal mengungkapkan bahwa orang bebal suka mengucapkan hal-hal buruk, sulit ditegur, dan melakukan hal-hal bodoh.


Friday 26 August 2022

BELAJAR CUKUP

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : FILIPI 4:10-20
Setahun : Yeremia 41-44

BELAJAR CUKUP
... sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. (Filipi 4:11)

Belajar mencukupkan diri itu tidak mudah. Di seminari, saya belajar banyak untuk mencukupkan diri dengan makanan, uang sponsor dan juga kebutuhan-kebutuhan lain. Pembimbing rohani di kampus menasihati bahwa kami harus pandai-pandai mengatur diri, contohnya: perlu membuat catatan anggaran bulanan, dan membuat daftar kebutuhan yang perlu dibeli saat berbelanja. Ini mengajarkan kami untuk bertanggung jawab akan apa yang Tuhan sudah percayakan kepada kami.

Paulus sudah memberi teladan dalam pelayanannya, ada frasa “aku telah belajar” (ay. 11) menandakan bahwa ia pun juga melatih dirinya sedemikian rupa. Paulus bisa gagal dalam mencukupkan diri, dan kita juga bisa seperti itu. Selama ia mengalami kesulitan hidup, ia tidak ditinggalkan sendiri. Banyak jemaat yang mengirimkan bantuan, dan itu ia anggap sebagai berkat yang tidak terduga dari Tuhan (ay. 14). Ia tahu itu pekerjaan Allah, Allah yang menggerakkan mereka untuk memenuhi kebutuhan Paulus (ay. 15-16,18).

Bertanggung jawab akan apa yang kita miliki itu sangat perlu sebab itu datangnya dari Tuhan. Paulus sudah merasakan kasih Allah yang mencukupkan kebutuhannya sehingga ia tidak perlu khawatir lagi. Kita dapat menjadi pribadi yang kuat saat kesulitan datang dan terus mengalami kepuasan yang Allah berikan. Mencukupkan diri adalah latihan, teruslah berjuang untuk membuat diri kita tidak berfoya-foya dengan harta yang kita miliki.



TUHAN AKAN MENCUKUPKAN KEBUTUHAN KITA, MAKA KITA SEHARUSNYALEBIH BIJAKSANA DALAM MENGATUR BERKAT TUHAN


Thursday 25 August 2022

Jangan Salah Jalan!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 16:17-33
Setahun : 

Jangan Salah Jalan!
TB: Menjauhi kejahatan itulah jalan orang jujur; siapa menjaga jalannya, memelihara nyawanya. | Amsal 16:17 (TB)



Hidup ini bagaikan sebuah perjalanan. Ada jalan yang harus kita tempuh untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh Allah. Pertanyaannya adalah: seberapa yakinkah kita bahwa jalan yang sedang kita lalui sudah merupakan jalan yang benar?

Amsal menjabarkan ciri-ciri orang yang berada di jalan yang benar, yakni: menjauhi kejahatan (17); rendah hati (18-19); percaya kepada Allah (20); bijaksana dalam berpikir, berkata-kata, dan bertindak (21-24). Sebaliknya, orang yang hanya memedulikan dirinya sendiri dan suka melakukan kejahatan di mata Tuhan hanya akan mendatangkan hukuman Allah (25-30). Diperlukan kesabaran dan penguasaan diri untuk bisa tetap setia berada di jalan yang benar.

Firman Tuhan melalui Amsal mengingatkan bahwa ada jalan yang terlihat lurus dan baik, namun berujung pada maut. Oleh karena itu, penting bagi setiap manusia untuk menguji hati dan mengevaluasi diri apakah sudah berada di jalan yang benar. Dalam hal ini, diperlukan kesabaran, kerendahan hati, dan ketaatan.

Kita sering kali terlalu percaya diri bahwa kita sudah hidup di jalan yang benar. Tanpa sadar, kepercayaan diri seperti itu membawa kita kepada kecongkakan. Kita mulai menguasai hidup kita dan menentukan jalan kita sendiri. Kita lebih percaya kepada mata sendiri dibandingkan percaya kepada Allah. Kita lebih takut ditolak oleh perkembangan dunia dibandingkan ditolak oleh Allah. Dengan kata lain, kita mulai tidak memercayai Allah dalam hidup kita. Tanpa sadar, perlahan namun pasti, kita membuat diri kita berkompromi dengan dosa. Kemudian, kita melakukan apa saja asalkan tujuan kita tercapai, meski harus menyakiti sesama. Bahkan, kita melakukan berbagai kecurangan dan kekerasan.

Mari kita perhatikan seluruh tingkah langkah hidup kita. Apakah kita sudah berada di jalan hidup yang benar, atau belum? Milikilah kerendahan hati dan iman percaya kepada Allah! Bersikaplah bijak dalam pemikiran, perkataan, maupun perbuatan! Kiranya Allah memampukan kita untuk hidup berkenan sebagai orang yang percaya kepada-Nya. [MAR]


Wednesday 24 August 2022

BUKAN MASALAH PROFESI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : LUKAS 3:1-14
Setahun : Yeremia 34-36

BUKAN MASALAH PROFESI
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)

Seorang pemuda bersikeras menolak bekerja di bidang sekuler dan menginginkan pekerjaan di bidang rohani. Hal itu sebenarnya bukan masalah. Yang jadi masalah adalah alasan mengapa ia memilih bidang pekerjaan tersebut. “Bidang pekerjaan sekuler sekarang ini di mana-mana terdapat praktik suap, korupsi dan manipulasi. Kalau aku bekerja di bidang rohani, kehidupanku bakal jauh dari godaan dosa,” katanya.

Yohanes Pembaptis datang ke seluruh daerah Yordan dan memberitakan baptisan tobat untuk pengampunan dosa (ay. 3). Orang banyak dari segala profesi berbondong-bondong datang kepadanya, termasuk pemungut-pemungut cukai dan para prajurit. Pemungut cukai dan prajurit adalah orang-orang yang bekerja di bidang sekuler. Menariknya, ketika mereka meminta nasihat, tidak tercatat Yohanes menyuruh mereka berganti pekerjaan. Kepada para pemungut cukai, Yohanes meminta mereka untuk tidak menagih lebih banyak jumlah dari yang telah ditentukan (ay. 13). Dan kepada para prajurit, Yohanes menasihatkan mereka untuk tidak merampas dan memeras, tetapi mencukupkan diri dengan gaji mereka (ay. 14).

Pekerjaan di bidang rohani tidak otomatis membuat kita dekat dengan Tuhan. Sebaliknya, seseorang yang bekerja di bidang sekuler bukan berarti ia tidak dapat memuliakan Tuhan dengan pekerjaannya. Masalahnya bukan terletak pada profesi, melainkan keteguhan hati. Apa pun bentuk pekerjaan kita—asalkan pekerjaan itu halal—kita tidak perlu berganti profesi. Sebaliknya, lakukanlah bagian kita dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.



PROFESI DI BIDANG ROHANI MAUPUN SEKULER SAMA-SAMAMEMILIKI POTENSI UNTUK MEMULIAKAN NAMA TUHAN


Tuesday 23 August 2022

Kedamaian yang Terkikis

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 15:16-33
Setahun : Yeremia 32-33

Kedamaian yang Terkikis
TB: Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan. | Amsal 15:16 (TB)



Saat ini, kebanyakan orang mengukur kesuksesan dari seberapa banyak materi dan tingginya kedudukan yang dimiliki. Hal itu tentunya tidak benar. Sadarkah kita bahwa hasrat akan materi dan jabatan sedikit demi sedikit dapat mengikis kedamaian hidup?

Amsal mengajarkan kepada kita untuk memiliki hikmat dalam hal kelimpahan materi atau harta kekayaan yang kita punyai, bukan berfokus pada jumlah materi, melainkan pada sikap hati kita. Meskipun sederhana, memiliki sikap hati yang takut akan Tuhan jauh lebih baik dibandingkan memiliki banyak harta tetapi disertai kecemasan dan kebencian (16-17). Orang yang bijak di dalam Tuhan dipenuhi kesabaran, kejujuran, ketekunan, dan senantiasa menggunakan akal budinya untuk melakukan kehendak Allah (18-24). Hatinya mengarah kepada Allah dan kebenaran-Nya (25-33).

Pengejaran akan materi dan kesuksesan hidup tanpa disadari dapat mengikis kedamaian dalam hidup kita. Tidak heran, kita selalu merasa kurang dalam meraih pencapaian hidup di dunia ini. Rasa cemas, takut, dan khawatir perlahan-lahan mengalahkan kedamaian di dalam hati dan hidup kita. Kita mulai khawatir saat hasil pekerjaan kita tidak memenuhi standar kesuksesan hidup di dunia ini. Kita takut direndahkan, kita takut menjadi miskin, dan kita takut ditolak oleh dunia ini. Semua itu tanpa sadar membuat kita kehilangan kedamaian, bahkan tak menutup kemungkinan kita kehilangan kemuliaan Allah.

Sebanyak apa pun harta kekayaan yang kita miliki, tidak akan berarti jika hidup kita berujung pada maut. Takut akan Allah adalah kunci utama untuk menjadi bijak dalam segala hal, termasuk dalam hal harta kekayaan. Intinya, apakah langkah-langkah yang kita lakukan dalam memenuhi kebutuhan, mengejar impian, dan meraih kesuksesan hidup sudah didasarkan pada hati yang takut akan Tuhan?

Kedamaian hidup tidak dapat dibeli dengan harta kekayaan, berapa pun jumlahnya! Kedamaian sejati hanya terletak pada hati yang takut akan Tuhan. Percayalah dan takutlah akan Allah, Dia akan memenuhi hatimu dan hidupmu! [MAR]


Monday 22 August 2022

SUKACITA SEMPURNA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YESAYA 35
Setahun : Yeremia 29-31

SUKACITA SEMPURNA
Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: “Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!” (Yesaya 35:4)

Seorang kakek berusia lanjut mengalami gangguan penglihatan. Bertahun-tahun si kakek menjalani hidup tanpa dapat melihat. Hingga suatu ketika seseorang menyarankan agar si kakek mengunjungi dokter spesialis mata. Sukacita tak terkira, karena setelah bertemu dokter dan dilakukan operasi, si kakek mendapatkan penglihatannya kembali! Rupanya selama ini masalah si kakek hanyalah katarak.

Apa yang lebih membahagiakan bagi si buta dari mendapat penglihatannya kembali? Atau bagi si tuli selain dapat mendengar, si lumpuh yang dapat berjalan dan melompat, serta si bisu yang dapat bersorak? Seperti inilah gambaran sukacita sempurna yang akan diperoleh umat Tuhan karena pertolongan-Nya. Melalui kasih karunia yang mempertobatkan, Tuhan menyediakan keselamatan sejati. Bukan hanya kesembuhan, pemulihan hubungan, kedamaian, perubahan alam atau pembaruan kondisi hidup. Janji Allah berdimensi kekal, menembus batas keberadaan manusia.

Saat ini mungkin kondisi kita sedang tidak baik-baik saja. Mungkin kita tengah kehilangan sukacita karena suatu hal. Persoalan hidup yang memaksa kita mengalami tekanan, kesedihan, perasaan tertolak, kehilangan orang yang dikasihi, marah, iri hati, perasaan benci, dendam, permusuhan dan lain sebagainya. Seberat apa pun pergumulan yang tengah terjadi, Tuhan mau agar kita tidak menjadi tawar hati. Di tengah kelemahan, Tuhan mau kita tetap bersukacita karena janji-Nya yang membawa sukacita sempurna. Baiklah kita senantiasa menguatkan dan meneguhkan hati untuk tetap bersandar kepada-Nya.



MENGINGAT SUKACITA SEMPURNA YANG DIJANJIKAN-NYA, ALIH-ALIH TAWAR HATI,KUATKAN DAN TEGUHKAN HATI BETAPA PUN SULIT DAN BERATNYA PERGUMULAN KITA


Sunday 21 August 2022

Perjuangan Mengasihi

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 14:21-35
Setahun : Yeremia 26-28

Perjuangan Mengasihi
TB: Siapa menghina sesamanya berbuat dosa, tetapi berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita. | Amsal 14:21 (TB)



Mengasihi sesama bukanlah perkara mudah. Sering kali kita terjebak oleh berbagai pengertian dan pengalaman pribadi sehingga kita menjadi terhalang untuk mempraktikkan kasih Allah kepada sesama.

Kali ini Amsal menunjukkan pentingnya mengasihi sesama (21). Mengasihi sesama bukan masalah perkataan, melainkan tindakan yang didasari oleh kebaikan hati (22-23). Mengasihi sesama adalah bagian dari ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, jika kita menghina dan berbuat jahat kepada sesama, itu berarti kita berdosa di hadapan Allah. Bukan hanya mengasihi dengan kata-kata, melainkan dengan tindakan yang sangat memerlukan perjuangan. Mengasihi dengan tindakan adalah perjuangan yang tidak sia-sia, melainkan mendatangkan keuntungan bagi kita dan sesama.

Kita tidak mungkin hidup sendirian di dunia ini. Kita membutuhkan dan dibutuhkan oleh sesama kita. Allah menempatkan kita di tengah dunia ini untuk menyatakan kasih dan karunia-Nya. Tentu, kasih ini harus dirasakan secara nyata oleh manusia, khususnya yang belum mengenal Allah. Untuk itu, diperlukan hikmat Allah agar kita dapat mengasihi sesama dengan benar.

Hikmat Allah hanya ada dalam diri orang yang takut akan Allah. Takut akan Tuhan menjadi sumber dan dasar kehidupan dan perlindungan yang tenteram (26-27). Dengan adanya kesabaran dan kerendahan hati kita dapat mengasihi sesama (29-30). Dengan hati yang takut akan Allah, kita dimampukan untuk merencanakan kebaikan bagi sesama dengan penuh kesabaran, sikap hati yang penuh kerendahan hati, dan belas kasihan. Hikmat Allah akan memampukan kita mempraktikkan kasih Allah dengan benar kepada sesama.

Mengasihi adalah sebuah tindakan yang membutuhkan perjuangan besar: perjuangan untuk melawan dosa dan perjuangan untuk menaati Allah. Jika kita masih sulit mengasihi sesama dengan benar, rendahkanlah hati kita dan berdoalah kepada Allah. Mintalah hikmat Allah agar kita mampu mengasihi sesama dengan benar sesuai kehendak-Nya. [MAR]


Saturday 20 August 2022

HARGAI PIMPINAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AMSAL 11:14
Setahun : 

HARGAI PIMPINAN
Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada. (Amsal 11:14)

Seorang pendeta dan pakar kepemimpinan dari Amerika, John C. Maxwell berkata bahwa segala sesuatu naik dan turun berdasarkan kepemimpinan. Kehadiran seorang pemimpin mutlak diperlukan dalam segala aspek kehidupan. Firman Tuhan berkata bahwa tanpa pimpinan, sebuah bangsa akan jatuh. Tanpa pemimpin, kita bisa berjalan tanpa arah, bisa bebas berbuat sesuai kehendak masing-masing, dan besar kemungkinan perpecahan terjadi. Apabila perpecahan terjadi, tidak ada kemajuan yang bisa dicapai.

Karena itu, kita patut bersyukur bila Tuhan hadirkan seorang pemimpin baik dalam konteks negara, gereja, usaha, atau keluarga kita. Namun ingatlah, pasti tidak ada pemimpin yang sempurna. Bukankah kita gampang menemukan celah kekurangan seseorang ketimbang kelebihannya? Jangan kita banyak memberikan kritik kepada pemimpin, bila tidak memberikan dukungan yang cukup diperlukannya. Jangan pula karena didorong rasa tidak puas, kita lekas mengganti dengan pemimpin yang baru.

Sadarilah, pemimpin yang baru pun belum tentu lebih baik daripada yang ada sekarang. Kalimat bijak berkata: Rumput bisa hijau, karena disirami. Pemimpin yang Tuhan berikan kepada kita akan berhasil bila kita secara aktif memberikan dukungan positif.

Terkadang ada pemimpin yang merasa diri paling benar dan menolak nasihat orang lain. Padahal sehebat-hebatnya pemimpin, mereka tetap butuh orang lain untuk menajamkan mereka. Bila kita ada di posisi kepemimpinan, jangan biarkan telinga kita tertutup untuk nasihat!



PEMIMPIN AKAN BERHASIL BILA MAU BERUBAHSEMAKIN BAIK DAN MENDAPAT DUKUNGAN POSITIF


Friday 19 August 2022

Dimulai dari Keluarga

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 13:1-25
Setahun : Yeremia 19-22

Dimulai dari Keluarga
TB: Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan. | Amsal 13:1 (TB)



Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik anaknya. Orang tua harus mendidik anak-anaknya agar mereka senantiasa hidup menurut firman Tuhan. Didikan orang tua itu penting agar anak tahu bagaimana seharusnya dia hidup dengan benar dan dengan siapa dia harus bergaul. Melalui didikan orang tua, anak juga belajar berkata benar. Maka, didikan orang tua harus selalu diindahkan, meskipun mungkin orang tua keras dalam mendidik.

Amsal 13 ini dengan jelas memperlihatkan bahwa seorang anak yang memiliki hati yang bijaksana dan cakap adalah hasil pendidikan keluarga (1a). Isi pasal ini memang menunjukkan tradisi pendidikan anak di lingkungan orang Yahudi. Pendidikan dimulai dari keluarga. Orang tua memiliki peran besar dalam mendidik anaknya. Di rumah anak dilatih disiplin menaati aturan-aturan atau hukum-hukum orang Yahudi. Anak akan ditegur atau diberi peringatan jika dia melakukan kesalahan. Anak juga diajar tentang berkata yang benar, bekerja sesuai dengan yang dikehendaki Allah, perilaku dalam pergaulan dan hal-hal lain yang membuat seseorang dihargai dalam hidupnya.

Penyebutan kata tongkat (24), tidak harus diartikan sebagai penggunaan kekerasan dalam mendidik. Yang dimaksud adalah koreksi, karena kata Ibrani dari tongkat dapat diartikan sebagai koreksi. Orang tua mengoreksi dan mendisiplinkan anaknya agar mereka tahu mana yang benar dan mana yang salah agar tidak mendapat cemoohan (18). Tanpa koreksi dan disiplin, anak akan hidup menurut pikirannya sendiri dan bisa saja melanggar firman Tuhan. Demikian juga, anak harus mau dididik dan didisiplinkan oleh orang tuanya.

Kitab Amsal mengingatkan orang tua agar tidak menyerahkan pendidikan anak hanya kepada orang lain, khususnya kepada guru di sekolah. Orang tua bertanggung jawab membangun karakter anak yang baik sesuai dengan iman Kristen. Hal itu dimulai di rumah sejak usia dini anak. Didiklah anak dengan benar agar mereka tumbuh sebagai anak-anak orang beriman yang takut akan Tuhan, mengerti didikan yang benar dan mampu melakukannya. [MTH]


Thursday 18 August 2022

BEBAS

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KEJADIAN 3
Setahun : Yeremia 15-18

BEBAS
Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17)

Seorang pemuda menceritakan kegelisahannya kepada Pak Pendeta. “Ayah dan kakek saya dahulu suka melakukan praktik okultisme. Semasa kecil saya bahkan “diserahkan” ke penghulu kegelapan. Akankah semua itu mendatangkan kutuk keturunan dalam kehidupan saya?” Pak Pendeta menangkap maksud pemuda itu. Dengan tatapan tajam beliau berkata, “Tidak, Nak, karena kau sekarang adalah ciptaan baru di dalam Kristus!”

Dimulai dari kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, kutuk masuk ke kehidupan manusia. Oleh karena ketidaktaatan, terkutuklah laki-laki dan perempuan.

Syukur kepada Allah, pada saat itu juga Dia merancangkan upaya pembebasan bagi umat manusia. Firman-Nya, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kej. 3:15). “Keturunannya” yang dimaksud Allah adalah Putra-Nya, Yesus Kristus, yang akan datang ke dunia mengambil rupa seorang manusia, mati menanggung dosa. Melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, Yesus menebus kita dari kutuk dengan jalan menjadi kutuk (Gal. 3:13). Segala kutuk telah dipatahkan begitu Yesus mengatakan, “Sudah selesai” (Yoh. 19:30). Ditebus oleh darah Yesus, kita sekarang adalah ciptaan baru. Kita bukan lagi anak-anak perhambaan, melainkan anak-anak Bapa di Surga.

Mulai hari ini, jangan lagi teperdaya oleh dusta iblis yang mengatakan kalau hidup kita masih terbelenggu. Ingat, harga pembebasan kita telah lunas dibayar. Bagian kita adalah bertobat dan meninggalkan segala jalan kejahatan. Kemudian, berjalanlah dalam jalan kemenangan yang disediakan Yesus!



PENGORBANAN KRISTUS MENGUBAH KITA DARI MANUSIA TERKUTUK MENJADI ORANG-ORANG YANG DIBERKATI


Wednesday 17 August 2022

Sungguh-sungguh Bekerja

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 12:1-14
Setahun : Yeremia 11-14

Sungguh-sungguh Bekerja
TB: Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu. | Amsal 12:1 (TB)



Dapat memiliki pekerjaan yang bisa dikerjakan dengan tangan sendiri, meskipun pekerjaan itu hanya kecil, adalah sebuah kebahagiaan. Karena, sungguh membahagiakan jika orang bisa makan dari hasil kerja tangannya sendiri.

Penulis Amsal mengingatkan, kalau orang sudah memiliki pekerjaan yang bisa memberinya makan, jangan mengejar barang yang sia-sia (11). Itu hanya dilakukan oleh orang tidak berakal budi. Sebuah pekerjaan, baik besar ataupun kecil, baik yang hasilnya banyak ataupun sedikit, adalah berkat Tuhan. Pekerjaan itu diberikan agar orang bisa makan dari hasil kerja tangannya sendiri. Maka dari itu, setiap orang harus bersyukur atas setiap pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Amsal hari ini mengingatkan kita agar jangan karena ingin menjadi orang besar dengan pekerjaan yang besar, orang malu menjadi orang kecil dan tidak mau mengerjakan pekerjaan yang ada. Akibatnya, dia menjadi kekurangan makanan (9). Hal yang perlu adalah komitmen atas pekerjaan itu. Meskipun pekerjaan kecil atau sederhana, kerjakanlah agar bisa menjadi berkat, agar bisa makan.

Seperti kata pepatah, "Mengharap hujan di langit, air di tempayan dicurahkan". Demikian juga kita diingatkan agar jangan karena ingin mengejar sesuatu yang sia-sia, kita tidak mau melakukan pekerjaan yang ada, yang sebenarnya bisa membuat kita makan dengan kenyang. Janganlah kita kehilangan akal budi! Seperti petani yang mempunyai tanah untuk dikerjakan, meskipun luasnya kecil, tetapi dia akan mengolahnya untuk menghasilkan makanan bagi dirinya dan keluarganya.

Sebagai orang beriman, kita diingatkan agar selalu mensyukuri pekerjaan yang telah Tuhan berikan kepada kita. Bersyukurlah atas pekerjaan kita! Bekerjalah dengan syukur dan sungguh-sungguh serta hasilkanlah makanan untuk diri sendiri dan keluarga dari pekerjaan itu. Jangan menjadi orang yang tidak berakal budi dan menyia-nyiakan pekerjaan yang ada. Jangan lelah dan lesu. Jangan patah semangat jika kita diejek karena pekerjaan yang kita lakukan. [MTH]


Tuesday 16 August 2022

SEMANGAT BAMBU RUNCING

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 TIMOTIUS 1:3-18
Setahun : Yeremia 7-10

SEMANGAT BAMBU RUNCING
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. (2 Timotius 1:7)

Monumen bambu runcing yang banyak ditemukan di sejumlah kota di Indonesia merupakan refleksi semangat keberanian dalam upaya berjuang demi merebut kemerdekaan. Meskipun penjajah memiliki peralatan militer yang lengkap dan canggih, senjata sederhana yang berada di tangan ini tidaklah membuat nyali para pejuang ciut, melainkan semangat mereka selalu berapi-api dan dapat menggetarkan sang musuh hingga akhirnya kemerdekaan menjadi milik negeri ini.

Dalam perjalanan iman kita kepada Tuhan, semangat bambu runcing ini menyatakan bahwa kita hendaknya maju terus dalam nama-Nya untuk menuntaskan kehendak-Nya bagi kita, sebagaimana Paulus yang bergiat demi Injil-Nya (ay. 11-12). Mungkin hari ini kita memiliki banyak kelemahan yang terasa mengganggu kita untuk berkarya bagi Tuhan; Selain itu, banyak hal di sekitar kita yang merintangi sehingga semangat kita menjadi kendur bahkan ingin mundur, namun kalau kita menyerahkan kegundahan hati kita tersebut ke dalam tangan-Nya, roh kita akan selalu menyala-nyala untuk memberikan yang terbaik untuk-Nya.

Karena kita mempunyai Roh Kudus dalam hati kita yang senantiasa menguatkan dan meneguhkan langkah kita, mari kita bertekun dalam pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita sehingga ketakutan yang tadinya mengadang sampai mematahkan semangat akan berubah menjadi antusias yang tinggi dan tak dapat dipadamkan untuk menyenangkan hati-Nya dan berarti bagi sesama dengan kemampuan terbaik yang kita miliki.



TIDAK ADA YANG DAPAT MEMBUAT KITA MUNDUR JIKA KITA MENYADARIBAHWA HAL YANG KITA TEKUNI ADALAH PANGGILAN TUHAN


Monday 15 August 2022

Harta atau Kebenaran?

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 11:1-15
Setahun : Yeremia 4-6

Harta atau Kebenaran?
TB: Neraca serong adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat. | Amsal 11:1 (TB)



Ada lagu Sekolah Minggu yang liriknya: "Apa yang dicari orang? Uang. Apa yang dicari orang siang malam pagi petang? Uang. Uang, bukan kes'lamatan, bukan Yesus." Lagu itu mengingatkan kita bahwa banyak orang lebih memprioritaskan harta benda daripada nyawa, kebahagiaan sejati, atau bahkan keselamatan.

Dalam Amsal tertulis, "Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut" (4). Kebenaran itu jauh lebih penting daripada harta. Banyak orang berpikir bahwa sumber kebahagiaan adalah harta, padahal harta hanyalah salah satu sarana. Demi harta, orang bisa menghalalkan segala cara, berlaku tidak jujur sehingga merusak kehidupan dan persaudaraan. Mereka kurang menyadari bahwa kejujuran bisa menolong mereka karena ada kebenaran di dalamnya (6).

Ada banyak pasangan dan anak yang kesepian dan tidak bahagia karena suami, istri, atau orang tuanya sibuk bekerja mengejar harta. Bahkan, ada anak-anak yang terjerat narkoba dan pergaulan tidak baik karena merasa diabaikan oleh orang tua mereka. Sementara itu, orang tua tidak menyadari bahwa mereka telah salah memilih prioritas hidup. Mereka terjebak dalam rutinitas yang kadang tidak disadari telah merusak keluarga, bahkan dirinya sendiri.

Saat ini kita diingatkan untuk menyadari semua itu dan menentukan pilihan kita: harta atau kebenaran? Orang bisa bahagia bukan karena harta, tetapi karena kebenaran. Ada pun kebenaran diperoleh dari iman kepada Tuhan Yesus dan dari firman-Nya. Dari iman, kita percaya kepada Tuhan Yesus Sang Jalan dan Kebenaran dan Hidup (lih. Yoh. 14:6). Dalam iman ada tuntunan Roh Kudus yang menolong kita memilih dan menetapkan pilihan-pilihan yang benar, yaitu pilihan yang diperkenan Tuhan. Dalam pengetahuan akan firman Tuhan, jalan-jalan hidup kita akan menjadi terang.

Mari kita bersyukur karena memiliki dan dimiliki Tuhan Yesus, apa pun kondisi hidup kita kini, miskin ataupun kaya. Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak menambahinya. Teruslah memprioritaskan dan melakukan kebenaran! [MTH]


Sunday 14 August 2022

KEDAHSYATAN NAMA YESUS

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KIS. PR. RASUL 16:16-24
Setahun : Yeremia 1-3

KEDAHSYATAN NAMA YESUS
Hal itu dilakukannya selama beberapa hari. Tetapi ketika Paulus tidak tahan lagi akan gangguan itu, ia berpaling dan berkata kepada roh itu, “Dalam nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.” Seketika itu juga keluarlah roh itu. (Kis. Pr. Rasul 16:18)

Seorang pedagang menceritakan temuannya soal bunga, tanah kuburan, dan beberapa benda lain yang mendadak tersebar di sekitar kios usahanya di pasar. “Tampaknya ada yang tidak suka saya berjualan di sini, Pak Pendeta, sehingga menggunakan cara-cara klenik untuk menghancurkan usaha saya,” ceritanya kepada gembala gerejanya. Mendengar itu, sang hamba Tuhan bergegas menengok keadaan kios tersebut, lalu bersama-sama berdoa untuk mematahkan setiap upaya dan niat jahat menggunakan kuasa gelap tersebut di dalam nama Tuhan Yesus. Kuasa doa pun dapat dirasakan secara nyata, ketika usaha yang dijalankan bukannya semakin sepi, melainkan semakin ramai didatangi oleh para pembeli.

Kita meyakini bahwa kuasa nama Yesus sungguh dahsyat. Nama yang sanggup mematahkan praktik kuasa kegelapan yang mencoba mengganggu kehidupan umat Allah. Hal ini pun dialami Rasul Paulus dalam pelayanannya, ketika seorang wanita mengganggu dengan roh tenungnya, dengan perkataan yang tampak seperti sanjungan (ay. 17). Namun, Paulus yang mengenali tipu daya iblis lewat wanita itu, lalu memakai otoritas nama Yesus untuk mengusir roh yang ada dalam diri wanita petenung itu. Tak butuh waktu lama, roh itu seketika keluar meninggalkan tubuh wanita itu (ay. 18).

Dalam realitas kehidupan, terkadang orang dunia menggunakan kuasa kegelapan yang dianggap dapat memuluskan niatnya, sekalipun itu merugikan atau membahayakan orang. Namun, kita tak perlu takut karena ada kuasa nama Yesus yang dapat kita andalkan untuk melawan setiap praktik kuasa kegelapan.



NAMA YESUS MASIH BERKUASA SAMPAI HARI INI, DAPAT KITA ANDALKAN UNTUK MELAWAN PRAKTIK KUASA KEGELAPAN


Saturday 13 August 2022

Bibir Sumber Kehidupan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 10:1-16
Setahun : Yesaya 64-66

Bibir Sumber Kehidupan
TB: Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya. | Amsal 10:1 (TB)



Salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup seseorang adalah bibir. Bibir merupakan alat untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Bibir juga menjadi sarana komunikasi. Dari bibir keluar kata-kata berkat yang bisa memotivasi orang lain untuk melakukan kebaikan, menghibur, dan menguatkan. Namun, dari bibir pula bisa keluar kata-kata kutuk yang menyakitkan, bahkan yang menggerakkan orang lain untuk melakukan tindakan kejahatan.

Dari mulut orang benar bisa diharapkan keluar kata-kata baik dan benar yang membawa damai dan sukacita bagi orang yang mendengarnya. Karena itulah sumber kehidupan (11a).

Semua orang ingin hidup bahagia. Kebahagiaan bukan ditentukan semata-mata oleh harta atau tiadanya masalah. Itu ditentukan oleh sikap hati yang kemudian keluar melalui bibir. Ada ungkapan yang mengatakan, bukan bahagia yang membuat bersyukur, tetapi bersyukur menjadikan orang bahagia. Dan, ucapan syukur itu keluar dari bibir orang benar yang memiliki pengertian dan di dalamnya terdapat hikmat (13a).

Bahagia itu tidak hanya terkait dengan diri sendiri, tetapi juga terkait dengan orang lain di sekitar kita. Kita tidak akan mungkin bahagia ketika orang di sekitar kita tidak bahagia. Oleh karena itu, pilihan dan sikap hati saja belum cukup. Diperlukan juga ucapan-ucapan bibir yang menjadikan orang lain bisa bahagia. Oleh Amsal dikatakan, hati dan bibir yang mendatangkan kebahagiaan adalah sumber kehidupan, sumber yang terus mengeluarkan energi positif yang mendatangkan kebahagiaan, apa pun kondisinya.

Untuk menjadi orang yang sungguh-sungguh benar, kita butuh Sang Kristus karena setiap kita berdosa. Kita butuh Tuhan Yesus untuk terus menyucikan hati kita dari dosa sampai Ia datang lagi ke dunia menyempurnakan semua itu. Ia menganugerahkan Roh Suci yang menolong kita menjadi orang benar. Mari kita terus percaya dan bersandar pada Tuhan Yesus agar bibir kita menjadi sumber kehidupan yang senantiasa mendatangkan kebahagiaan, untuk kita dan orang lain. [MTH]

Amsal 7:1-5

Bagaimana pun seringnya sang ayah mengajar anaknya, jika si anak tidak mau berusaha keras untuk menaati dan menjalankannya, maka semua nasihat akan berlalu sia-sia. Nas hari ini menekankan pentingnya tanggung jawab agar anak dapat melakukan ajaran orang tuanya.

Sang anak harus berpegang pada perintah yang diberikan. Selain berpegang, ia juga harus menyimpan perintah itu seperti biji matanya sendiri. Biji mata merupakan bagian tubuh yang sangat berharga, tetapi juga rapuh, karenanya harus dijaga dengan hati-hati. Artinya, perintah itu harus diperlakukan seperti barang yang sangat bernilai, yang harus disimpan dengan baik.

Terakhir, sang ayah menasihati si anak untuk membangun relasi yang intim dengan hikmat. Tujuan membangun relasi yang intim dengan hikmat adalah supaya sang anak terhindar dari relasi dengan perempuan jalang.


Friday 12 August 2022

PERLU RASA TAKUT

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : ROMA 11:11-24
Setahun : Yesaya 58-63

PERLU RASA TAKUT
Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak dalam iman. Janganlah sombong, tetapi takutlah! (Roma 11:20)

Masuk dalam tiga besar membuat seorang kontestan merasa sangat bangga. Ia terharu sekaligus bersyukur, karena tidak menyangka akan mendapat kesempatan itu. Alih-alih menjadi sombong, ia justru dihantui rasa takut. Ia takut jika pada pertandingan berikutnya tidak dapat membuktikan kualitas yang selayaknya ditampilkan oleh seorang tiga besar. Karenanya, sejak saat itu ia semakin giat mengasah kemampuan guna melayakkan diri.

Israel adalah bangsa pilihan Allah. Namun mereka tidak setia kepada Allah. Karena itu Israel harus menanggung konsekuensi, yakni kebinasaan. Sebaliknya, bangsa-bangsa bukan Yahudi berkesempatan menerima anugerah besar dari Allah. Meski demikian, Paulus mengingatkan agar kesempatan ini tidak membuat mereka menjadi sombong. Mereka justru harus merasa takut, seandainya mereka pun “dipangkas”. Rasa takut dicampakkan Allah ini perlu guna mendorong umat bertekun menjaga anugerah-Nya melalui hidup yang taat. Sebab, jika Tuhan tidak menyayangkan bangsa Israel yang notabene merupakan bangsa pilihan-Nya sendiri, terlebih terhadap orang di luar Israel!

Sekalipun bermurah hati membuka anugerah bagi bangsa non-Israel, Allah tetap memegang prinsip dalam ketetapan, keadilan dan kebenaran-Nya. Bukan hanya iman mula-mula yang diharapkan-Nya dari kita, melainkan iman yang berkelanjutan. Iman yang terus bertumbuh, bahkan menghasilkan buah. Karena itu jangan sampai anugerah Tuhan menjadikan kita sombong. Sebaliknya, kita terus memperjuangkan kekudusan karena rasa takut akan Dia.



BUKAN PERGUMULAN BERAT, BUKAN PULA HARAPAN AKAN MASA DEPAN.ORANG KRISTEN HANYA PERLU MERASA TAKUT DICAMPAKKAN OLEH TUHAN.


Thursday 11 August 2022

Dapat Hikmat, Dapat Semua

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 8:22-36
Setahun : Yesaya 52-57

Dapat Hikmat, Dapat Semua
TB: TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. | Amsal 8:22 (TB)



Ungkapan, "sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui" menyingkapkan keinginan untuk melakukan satu hal, namun mendapatkan hasil-hasil yang lain sekaligus.

Dalam bacaan hari ini, hikmat dikatakan sebagai permulaan segala pekerjaan Allah (22). Hikmat sudah ada sebelum segala sesuatu ada (29). Bahkan, bukan hanya ada sebelum segala sesuatu, hikmat disebut juga sebagai anak kesayangan Tuhan yang ikut bersama-sama dalam menjadikan segala sesuatu (30-31). Oleh karena itu, mendengarkan dan menerima Sang Hikmat merupakan sebuah alasan yang paling logis untuk bisa menerima segala hal yang baik.

Hal itu dipertegas oleh penulis Amsal yang menyatakan "siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan akan dia. Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya" (35-36). Pernyataan itu tidak berlebihan, malahan sangat terjamin. Pasalnya, Sang Hikmat adalah pemilik segala sesuatu. Oleh karena itu, ketika dia mengatakan "mendapatkan aku, mendapatkan hidup" hal itu merupakan sebuah kalimat dengan jaminan yang pasti.

Oleh karena itu, ketika sudah mendapatkan Sang Hikmat, maka kita tidak boleh melepaskannya dengan alasan apa pun. Justru sebaliknya, kita harus melepaskan banyak hal lain agar bisa memiliki Sang Hikmat. Pasalnya, tak ada lagi yang dapat memberikan jaminan seperti itu. Hanya Sang Hikmat yang memiliki legitimasi paling kuat dan paling logis.

Ada satu frasa dalam lagu Mandarin yang jika diterjemahkan, artinya "berkat terindah dalam hidup ini adalah dapat mengenal Yesus". Ada pula frasa dalam salah satu kidung pujian yang berbunyi "Kaulah Tuhanku surya hidupku, asal Kau ada, yang lain tak perlu". Dua buah frasa itu mengungkapkan rasa syukur yang begitu mendalam karena telah mengenal Sang Hikmat. Pasalnya, Sang Hikmat telah memberikan jaminan yang indah bahwa mendapatkan Dia berarti mendapatkan segala yang baik.

Oleh karena itu, mari kita bersama bersyukur karena telah memiliki Yesus, Sang Hikmat Allah. [YGM]


Wednesday 10 August 2022

MURAH HATI ATAU KEJAM?

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AMSAL 11:17
Setahun : 

MURAH HATI ATAU KEJAM?
Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri, tetapi orang yang kejam menyiksa badannya sendiri. (Amsal 11:17)

Dahulu saya agak malas mengenakan jas hujan ketika berkendara dalam kondisi hujan. Kecuali hujan cukup lebat, saya akan bertahan dengan prinsip tersebut. Sampai suatu ketika saya menyadari bahwa tindakan tersebut kurang tepat. Ya, sebenarnya dengan berkendara menembus hujan tanpa mengenakan jas hujan, berarti saya sedang menyiksa diri sendiri. Saya sedang membiarkan tubuh saya lebih rentan terhadap penyakit karena hujan yang langsung menerpa tubuh saya. Akhirnya, saya pun mulai belajar untuk mengubah kebiasaan tersebut setelah menyadari kekeliruan saya.

Menurut Salomo, penilaian apakah seseorang murah hati atau kejam sangat sederhana, yakni dengan melihat cara orang tersebut memperlakukan dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang membiasakan sarapan sebelum beraktivitas pagi, orang itu sedang berbuat baik kepada dirinya, dengan memberi asupan makanan bergizi. Begitu pula ketika ia sedang dalam kondisi kurang fit atau lelah, lalu memberi waktu istirahat buat tubuhnya, ia pun sedang berbuat baik terhadap dirinya. Selain dua contoh di atas, kita tentu dapat menambahkan contoh lainnya menurut pengalaman pribadi kita.

Allah menghendaki agar kita sebagai orang percaya semakin cakap dalam mengasihi dan memedulikan diri sendiri, sebagai wujud nyata dari menghargai tubuh sebagai Bait Roh Kudus. Bagaimana dengan kecenderungan sikap dan perlakuan kita terhadap diri sendiri? Sudahkah kita bermurah hati kepada diri sendiri, supaya dalam kondisi tubuh yang baik dan sehat dapat kita pergunakan untuk memuliakan Tuhan?



ORANG YANG BERMURAH HATI KEPADA DIRINYA, SEBENARNYAIA SEDANG MENGASIHI ALLAH YANG MENCIPTAKAN TUBUHNYA


Tuesday 9 August 2022

Orang Bodoh yang Terbelenggu

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 7:6-27
Setahun : Yesaya 43-46

Orang Bodoh yang Terbelenggu
TB: Karena ketika suatu waktu aku melihat-lihat, dari kisi-kisiku, dari jendela rumahku, | Amsal 7:6 (TB)



Secara sederhana, belenggu adalah sesuatu yang dipakai untuk mengikat seseorang. Belenggu biasa digunakan oleh orang-orang yang melakukan suatu kejahatan agar dia tidak dapat melarikan diri. Dengan demikian, terbelenggu merupakan suatu keadaan di mana seseorang tidak bebas karena kaki atau tangannya sedang terikat oleh sesuatu.

Penulis Amsal menggambarkan anak muda yang menikmati dosa perzinaan seperti orang bodoh yang terbelenggu (21). Mengapa disebut bodoh? Karena mereka dengan sengaja menghampiri godaan tersebut (7-8). Kita tidak tahu apa motifnya, namun yang jelas anak muda lugu itu sedang menjerumuskan dirinya sendiri. Apalagi, si perempuan licik tersebut bukan sosok yang mudah menyerah. Dia menggunakan berbagai trik dan rayuan mautnya, sehingga anak muda bodoh tersebut akhirnya jatuh ke dalam godaan (10-21).

Bahkan, Amsal menyebut anak muda itu seperti lembu yang akan dibawa ke pejagalan (22), seperti burung yang masuk perangkap, namun tidak sadar hidupnya sedang terancam (23).

Penulis Amsal dengan serius menasihati agar anak muda tidak masuk dalam perangkap perempuan tersebut (25). Pasalnya, banyak orang yang telah mati dibunuh dan akhir dari semua itu adalah masuk ke dalam dunia orang mati (26-27).

Senada dengan Amsal, Rasul Paulus juga pernah menulis hal serupa dalam Roma 6:15-23. Paulus menuliskan tentang kemerdekaan seorang anak Tuhan, yaitu ketika terbebas dari belenggu dosa. Satu-satunya yang dapat membebaskan dari belenggu dosa adalah Tuhan Yesus Kristus.

Selama masih hidup, kita akan menemukan "perempuan-perempuan" licik seperti itu. Jangan terjebak! Penulis Amsal telah mengingatkan kita akan konsekuensi-konsekuensinya yang sangat mengerikan. Bersyukur kita mengenal Yesus Kristus yang telah membebaskan kita dari belenggu dosa. Oleh karena itu, akuilah bahwa kita adalah anak muda bodoh yang terbelenggu. Kita membutuhkan Tuhan Yesus untuk melepaskan diri kita dari belenggu dosa yang menjerat kita. [YGM]


Monday 8 August 2022

MENYERGAP DALAM SENYAP

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AMSAL 14:21
Setahun : Yesaya 38-42

MENYERGAP DALAM SENYAP
... berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita. (Amsal 14:21b)

“Makan di rumah saja ya,” kata ibu itu kepada anaknya. “Uang kita habis untuk beli tiket kereta. Sisanya cuma cukup untuk naik angkutan kota.” Sambil menangis, balita itu mengangguk. Melihat itu, Nino membatalkan niatnya untuk makan di warung. “Terimalah, Ibu, saya mohon. Sekadar untuk makan siang,” kata Nino seraya mengulurkan selembar seratus ribuan.

Turun dari kereta, dengan perut kosong, Nino harus berjalan kaki hampir dua kilometer untuk sampai di rumah. Sisa uangnya tak lagi cukup untuk naik ojek. Meski begitu, ia merasa bahagia.

Pengalaman Nino tak asing buat kita: Melihat sesama menderita, hati kita tergerak oleh belas kasihan, dan menuntut agar kita berusaha menolong. Tuntutan hati itu begitu kuat hingga terasa sebagai kewajiban yang tak bisa ditolak.

Tuhan bersabda, “Berbahagialah orang yang menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita.” Tuhan berjanji, jika kita menaruh belas kasihan kepada orang yang menderita—yakni ketika tuntutan hati untuk menolong sesama sungguh kita wujudkan— kita akan diliputi kebahagiaan. Kebahagiaan yang berbeda, yang kita alami bukan karena mendapatkan yang kita ingini, bukan karena kita mengharap apalagi mengejarnya, melainkan karena kita mengusahakan kebahagiaan sesama begitu rupa hingga justru lupa kebahagiaan sendiri. Kebahagiaan ini menyergap diam-diam, menyelinap senyap tak terduga, dan tahu-tahu sudah memenuhi hati.

Tahukah Anda bagaimana rasanya disergap kebahagiaan seperti itu? Anda benar, itu sangat indah. Sungguh sangat indah.



KETIKA DORONGAN HATI UNTUK MENOLONG SESAMASUNGGUH KITA REALISASIKAN, KITA AKAN DILIPUTI KEBAHAGIAAN


Sunday 7 August 2022

Jangan Sok Kuat

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 6:20-35
Setahun : Yesaya 32-37

Jangan Sok Kuat
TB: Hai anakku, peliharalah perintah ayahmu, dan janganlah menyia-nyiakan ajaran ibumu. | Amsal 6:20 (TB)



Ada ungkapan, "Lelaki lemah terhadap tiga hal, yaitu harta, takhta, dan wanita." Di antara ketiganya, jelas wanita merupakan kelemahan pria yang paling besar. Bahkan, tak jarang kita mendengar tokoh-tokoh besar, termasuk pendeta, jatuh ke dalam jerat dosa perzinaan. Dengan kata lain, tak ada seorang pun yang kebal terhadap godaan perzinaan.

Penulis Amsal menggambarkan godaan tersebut dengan personifikasi perempuan jahat, perempuan asing, perempuan sundal, dan perempuan zina yang merupakan istri sesama. Perempuan-perempuan itu menjerat laki-laki muda untuk kepentingan perutnya sendiri (26). Namun, di balik pesona yang memikat, dosa perzinaan memiliki konsekuensi yang sangat serius. Konsekuensinya adalah tidak akan luput dari hukuman, membayar tujuh kali lipat dan harta seisi rumahnya harus diserahkan, merusak diri sendiri, mendapatkan siksa dan cemooh, serta malu yang tidak terhapuskan (29-34).

Selain adanya berbagai konsekuensi tersebut, penulis Amsal juga memberikan nasihat agar memelihara perintah ayah dan tidak menyia-nyiakan ajaran ibu (20). Ketaatan terhadap orang tua tidak dapat diabaikan, bahkan harus diingat dalam segala aspek kehidupan. Pasalnya, perintah dan ajaran orang tua ibarat lampu dan cahaya yang menerangi, memimpin, melindungi, dan menjaga anak-anak muda dari jeratan dosa perzinaan (21-23).

Dosa perzinaan begitu memikat dan tidak pandang bulu. Siapa pun bisa terjerat olehnya. Karena itu, penting bagi kita untuk memikirkan konsekuensi yang harus terjadi. Selain itu, seperti nasihat Amsal, kita harus menyimpan dan mengingat perintah Tuhan. Pasalnya, Iblis menggunakan berbagai trik untuk membuat kita jatuh. Dengan demikian, firman Tuhan adalah satu-satunya perisai kita.

Kita harus belajar dari seorang tokoh Alkitab, yaitu Yusuf, yang melarikan diri dari godaan dosa perzinaan ketika dihadapkan pada istri Potifar. Mari kita belajar dari penulis Amsal dan Yusuf; tak seorang pun kuat terhadap godaan zina. Karena itu, jangan sok kuat! [YGM]


Saturday 6 August 2022

ANDAI PUNYA SAYAP

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MAZMUR 55
Setahun : Yesaya 27-31

ANDAI PUNYA SAYAP
Pikirku: “Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang.” (Mazmur 55:7)

Sebuah lagu yang dilantunkan Diva Idola Cilik berjudul “Andai Aku Punya Sayap” membuat saya terharu dan berpikir bahwa si pengarang lagu ini ingin mengajak seseorang tahu tentang dunia yang sangat indah, sampai-sampai ia ingin mengajak keluarganya terbang dan melihat ada kebaikan di luar sana yang bisa dinikmati. Ya, tatkala manusia merasakan banyaknya tekanan, ia bisa berandai-andai punya sayap dan terbang mencari tempat yang dapat membuatnya tenang.

Tekanan yang dialami pemazmur (ay. 9-15) membuatnya juga ingin terbang menjauh hendak menyingkir dan mencari perlindungan (ay. 7-9). Ia jujur mengatakan bahwa hatinya gelisah, takut dan gentar (ay. 5-6)—sungguh perasaan yang tidak menyenangkan. Meski mengalami perasaan tertekan yang sedemikian besar, ia tetap melihat Allah yang berdaulat atas kehidupannya. Ia berseru kepada Tuhan (ay. 17) dan dia merasakan ada pertolongan Tuhan (ay. 18-19) sehingga ia menasihatkan kita untuk menyerahkan semua permasalahan pada Tuhan (ay. 23) karena ia sudah mengalami pemeliharaan Tuhan.

Memercayakan hidup pada Tuhan merupakan sebuah bentuk latihan. Kita bisa saja berandai-andai memiliki sayap dan ingin terbang menjauhi permasalahan yang ada, tetapi ketika Tuhan ingin kita bertahan, ya bertahanlah! Dan mulai belajar untuk berserah pada maksud dan kehendak Tuhan. Tidak gampang karena kita butuh memercayakan hidup kita pada Tuhan secara total, tetapi kita juga dapat merasakan pemeliharaan-Nya.



PERCAYAKAN DIRI KEPADA TUHAN MAKA DIA AKAN MEMELIHARA HIDUPMU,JANGAN CEPAT-CEPAT INGIN TERBANG MENJAUH


Friday 5 August 2022

Hidup dalam Kekudusan Keluarga

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 5:7-23
Setahun : Yesaya 22-26

Hidup dalam Kekudusan Keluarga
TB: Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, janganlah kamu menyimpang dari pada perkataan mulutku. | Amsal 5:7 (TB)



Pernikahan itu kudus, karena terjadinya pernikahan merupakan karya dan berkat Tuhan. Oleh sebab itu, setiap anggota keluarga, terutama suami dan istri, mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kekudusan keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai tanggung jawab agar tidak sampai melanggar perintah Tuhan. Pelanggaran perintah-Nya menyebabkan keluarga kehilangan ketenteraman dan kebahagiaan.

Salomo yang telah menunjukkan betapa jahatnya perzinaan memberikan beberapa penangkal. Ia menasihatkan agar umat menikmati dan memuaskan diri dengan penghiburan dalam pernikahan sah yang telah ditetapkan (7-13). Orang muda dinasihati agar menikah dan tidak terbakar oleh hawa nafsu. Orang yang sudah menikah dinasihati agar bersenang-senang dengan pasangan hidupnya sendiri dan mensyukuri bahwa pasangannya itu adalah pemberian Allah.

Sudah sepantasnya hidup berbahagia dijalani dengan pasangan hidup yang dicintai (14-19), saling menyayangi dan mengasihi dengan mendalam, serta saling memuaskan hasrat, tidak mencarinya dari orang lain yang bukan pasangan hidupnya. Dengan demikian, kebahagiaan hidup bersama keluarga akan terus dirasakan.

Kunci hidup kudus dalam keluarga adalah takut dan hormat kepada Allah. Hal itu akan terwujud bila kita meyakini bahwa Allah senantiasa melihat semua tindakan manusia, termasuk apa yang ada di dalam hati dan pikiran. Allah akan meminta pertanggungjawaban atas segala yang dipikirkan dan dilakukan manusia.

Pernikahan adalah sebuah persekutuan yang dikuduskan oleh Allah dan perwujudan janji setia di hadapan Allah. Pernikahan kudus bermakna kelanggengan, keharmonisan, kedamaian, dan kesejahteraan. Maka, keluarga perlu dijaga kekudusannya dan suasana persekutuan dalam keluarga perlu diisi dengan cinta murni yang mau saling berbagi, saling menguatkan lahir dan batin, sehingga terjalin kesatuan hati.

Berdoalah agar Tuhan mengaruniakan hikmat sehingga kita mampu membina keluarga yang kudus dan bahagia. [CHR]