Sunday 30 April 2023

PERHATIKAN LEBIH DAHULU

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 SAMUEL 15
Setahun : 1 Raja-raja 21–22

PERHATIKAN LEBIH DAHULU
Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan." (1 Samuel 15:22)

Sebagai staf pemasaran, saya sadar orang-orang yang saya ajak bicara seratus kali lebih memperhatikan diri mereka dan segala masalah mereka, dibandingkan masalah saya. Bulan-bulan pertama menjadi staf pemasaran, saya tidak mendengarkan dan memperhatikan maunya calon pembeli. Saya berusaha menawarkan produk-produk yang menurut saya mereka butuh. Hasilnya, mereka menolak. Saya belajar dan berubah. Saya mendengarkan dan memperhatikan apa yang mereka ucapkan, sehingga diperhatikan dan tahu maunya mereka. Hasilnya, saya berhasil menjual banyak.

Agar mengerti maunya Tuhan dan bisa melakukan dengan tepat apa perintah-Nya, kita harus memperhatikan dan mendengarkan perintah-Nya. Tuhan memilih Saul menjadi raja pertama Israel, pasti Tuhan tahu Saul mampu. Sayangnya, Saul tidak memperhatikan apa yang Tuhan mau (ay. 3), sehingga tidak melakukan perintah-Nya (ay. 9). Akibat perbuatannya, Tuhan menyesal menjadikan Saul sebagai raja. Memang setelah Tuhan menolak Saul (ay. 26), dia tetap menjadi raja selama beberapa tahun berikutnya. Tapi, Tuhan tidak pernah memperhatikan Saul, termasuk saat kondisi Saul sangat terjepit (1Sam. 28:15–18).

Saat kita menjadi pribadi yang selalu memperhatikan dan mendengarkan perintah Tuhan dan apa yang sesama mau, kita bisa melakukan sesuatu dengan tepat. Agar kita diperhatikan Tuhan, perhatikanlah setiap firman-Nya sehingga kita bisa melakukannya dengan tepat. Setiap kali melakukan percakapan dengan seseorang, perhatikanlah dia agar kita diperhatikan dan tahu kebutuhannya.



KITA MENDAPATKAN PERHATIAN DARI TUHAN DAN SESAMASAAT LEBIH DAHULU MAU MEMPERHATIKAN


Saturday 29 April 2023

Respons Anamnesis

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 26
Setahun : 1 Raja-raja 19–20

Respons Anamnesis
TB: "Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, dan engkau telah mendudukinya dan diam di sana, | Ulangan 26:1 (TB)



Di dalam gereja Katolik, ada satu liturgi yang disebut anamnesis, yang berarti tindakan mengingat kembali peristiwa-peristiwa lampau, terutama yang berkaitan dengan perbuatan Tuhan dalam hidup kita. Tujuannya adalah agar kita bisa merasakan kembali kehadiran Tuhan serta menguatkan kembali iman kita yang mungkin mulai kendor.

Umat Israel juga melakukan anamnesis dalam upacara keagamaan. Mereka akan mengucapkan perbuatan Tuhan yang telah menuntun mereka keluar dari Mesir (5-9). Kisah ini diteruskan turun-temurun agar generasi berikutnya tidak melupakan sejarah bangsa yang penting dan tetap menyembah Tuhan.

Anamnesis yang dilakukan oleh umat Israel tidak berhenti sebagai ucapan saja, melainkan juga menghasilkan tindakan-tindakan nyata. Umat Israel memberikan persembahan dari hasil panen yang pertama (1-11). Tindakan ini merupakan respons dari rasa syukur karena Tuhan telah memberikan kepada mereka Tanah Perjanjian, yakni tanah yang berlimpah susu dan madunya. Selain itu, umat Israel juga memberikan persembahan persepuluhan pada setiap tahun yang ketiga, untuk diberikan kepada orang Lewi, orang asing, anak yatim, dan janda (12-15).

Ada tiga hal yang dapat kita pelajari dari nas ini. Pertama, anamnesis sangat penting agar kita tetap kuat di dalam iman. Selain itu, anamnesis dapat menggugah hati kita untuk menghasilkan tindakan-tindakan yang nyata.

Kedua, salah satu respons dari anamnesis adalah memberikan persembahan. Ada berbagai macam bentuk persembahan yang dapat kita berikan, namun yang paling penting adalah mempersembahkan seluruh hidup kita untuk memuliakan Tuhan (Rm. 12:1).

Ketiga, kita perlu mengembangkan kebiasaan berbagi kepada orang yang kurang mampu. Jika gereja kita aktif dalam diakonia, kita bisa menyisihkan uang kita dan memberikannya melalui gereja. Atau, kita dapat memberikannya lewat donasi melalui lembaga sosial atau langsung kepada individu-individu yang sangat membutuhkan. [YGM]

Ulangan 26:1-12

Umat yang akan masuk ke negeri yang baru, yaitu tanah perjanjian, perlu dibekali banyak peraturan, baik tentang hukum-hukum sipil maupun aturan yang berhubungan dengan agama/peribadatan. Dalam Ulangan pasal 26, Tuhan memberikan peraturan tentang persembahan hasil pertama dari tanah yang mereka garap dan tentang persembahan persepuluhan.

Kedua bentuk persembahan ini diberikan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, dengan tujuan untuk memelihara kehidupan suku Lewi serta orang asing, anak yatim, dan janda, supaya mereka dapat hidup dengan layak.


Friday 28 April 2023

MELAYANI DENGAN KEKUATAN ALLAH

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 PETRUS 4:7–11
Setahun : 1 Raja-raja 16–18

MELAYANI DENGAN KEKUATAN ALLAH
Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Dialah yang punya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin. (1 Petrus 4:11)

Kehidupan orang percaya, yang telah diselamatkan melalui pengorbanan Kristus, sejatinya tak dapat dipisahkan dari pelayanan. Siapa pun orangnya, sebagai bagian dari komunitas orang percaya maupun gereja lokal tertentu, setiap orang percaya diharapkan dapat memberi kontribusi positif melalui tindakan pelayanan yang dilakukan, supaya melaluinya, nama Allah dimuliakan. Rick Warren, penulis buku terkenal berjudul The Purpose Driven Life, pernah berkata bahwa manusia dibentuk dan diciptakan untuk melayani Dia.

Petrus mendorong umat Tuhan agar mereka saling melayani sesuai karunia yang Tuhan berikan (ay. 10). Barang siapa diberi karunia untuk mengajar, hendaklah ia melayani dengan kesungguhan hati, karena ia sedang menyampaikan “pesan Allah” bagi para pendengarnya. Barang siapa yang diberi karunia melayani, hendaknya ia melakukan dengan segenap hati, karena Allah memberinya kekuatan. Prinsip yang sama dapat diterapkan dalam bidang pelayanan lainnya, atau apa pun yang kita lakukan bagi saudara seiman. Bukankah kesanggupan kita dalam melakukan segala sesuatu berasal dari Allah, bukan semata-mata karena kuat dan gagah kita? Pemahaman akan hal ini akan melahirkan tindakan yang disertai kesungguhan hati, juga keyakinan, “Apa pun yang saya lakukan, Allah pasti menyertai.”

Alangkah indahnya jika setiap orang yang ambil bagian dalam pelayanan melakukannya dengan kesungguhan hati. Bagaimana dengan kita? Masihkah kita memiliki kesungguhan hati dalam melayani Tuhan, karena kita ingin menyenangkan hati-Nya?



KEMAMPUAN KITA DALAM MELAYANI SESUNGGUHNYA BERASAL DARI DIA


Thursday 27 April 2023

Bangsa yang Beradab

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 24:6-22
Setahun : 1 Raja-raja 14–15

Bangsa yang Beradab
TB: "Janganlah mengambil kilangan atau batu kilangan atas sebagai gadai, karena yang demikian itu mengambil nyawa orang sebagai gadai. | Ulangan 24:6 (TB)



Kemiskinan dan kebodohan adalah kemunduran peradaban. Apalagi, jika kemiskinan itu didiamkan dan dieksploitasi, maka kita benar-benar menjadi bangsa yang tidak beradab.

Bangsa Israel yang baru saja keluar dari Mesir sudah sedemikian beradab. Hal itu karena Allah yang mengatur segala sesuatu dengan sangat baik.

Lihatlah bagaimana Allah mengatur tentang penggadaian. Kilangan tidak boleh diambil sebagai gadai, karena itu adalah alat mereka untuk tetap bisa hidup (6). Orang yang ingin mengambil gadai dari seorang peminjam tidak boleh masuk ke dalam rumah peminjam, melainkan pemilik gadailah yang harus membawanya keluar (10-11). Barang gadaian dari orang miskin tidak boleh disimpan sampai malam hari (12).

Lihat juga bagaimana Allah membela hak orang-orang lemah. Pemberian upah kepada orang miskin tidak boleh terlambat (15). Sisa hasil panen harus ditinggalkan bagi orang asing, anak yatim, maupun janda (19-21).

Semua peraturan ini dibuat bukan tanpa alasan. Musa sudah menuliskan alasan untuk melakukan itu semua, yaitu: "… engkau pun dahulu budak di (tanah) Mesir …" (18, 22). Karena dahulu mereka pernah merasakan derita perbudakan dan telah ditebus oleh Tuhan, kini mereka tidak sepatutnya memperbudak sesama.

Saat ini, peraturan-peraturan seperti itu tampaknya sudah diabaikan. Padahal, prinsipnya masih berlaku hingga sekarang. Kita adalah budak dosa yang telah ditebus oleh Tuhan. Karenanya, penebusan harus disyukuri dan diwujudkan dalam kehidupan hari demi hari.

Yesus-ketika datang ke dalam dunia-begitu peduli dengan orang-orang miskin. Ia adalah Guru Agung yang terhormat, tetapi Ia mau memerhatikan kesusahan orang miskin dan menolong mereka.

Hal ini berbanding terbalik dengan dunia, di mana orang kaya diperlakukan dengan baik, sedangkan orang miskin tidak dihiraukan. Di tengah lingkungan seperti inilah kita harus menghidupi teks hari ini. Hanya dengan demikianlah, kita menjadi individu-individu yang beradab dan niscaya peradaban kita makin maju. [YGM]


Wednesday 26 April 2023

TETAP PERGI KE RUMAH TUHAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 SAMUEL 1
Setahun : 1 Raja-raja 12–13

TETAP PERGI KE RUMAH TUHAN
Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan. (1 Samuel 1:7)

Tidak sedikit orang tidak mau lagi pergi ke rumah Tuhan (gereja) karena mendapat perlakuan yang kurang baik dan membuatnya tidak nyaman di gereja. Seorang remaja putri tidak pernah pergi ke gereja lagi; seniornya menegur saat dia bercanda padahal menurut pendapatnya, ia bercanda berempat dengan teman-temannya tetapi senior hanya menegur dia saja, tidak menegur teman-teman lain yang juga bercanda.

Berbeda dengan Hana, setiap kali Hana pergi ke rumah Tuhan, pada hari Elkana, suaminya, mempersembahkan korban kepada Tuhan semesta alam di Silo, diberikannyalah kepada Penina dan kepada semua anaknya yang laki-laki dan perempuan masing-masing sebagian, meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian; sementara itu madunya, Penina, selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar karena Tuhan telah menutup kandungannya, demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah Tuhan, Penina menyakiti hati Hana; walaupun demikian Hana tetap setia pergi ke rumah Tuhan dari tahun ke tahun (ay. 3–7).

Memang tidak mudah dan tidak nyaman untuk tetap setia pergi ke rumah Tuhan saat mendapat perlakuan kurang baik di sana, tetapi kesetiaan Hana dan kesungguhannya untuk mencurahkan isi hatinya di hadapan Tuhan dalam doa, akhirnya membuat Tuhan ingat kepadanya. Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya, “Aku telah memintanya dari pada Tuhan” (ay. 10, 15, 19, 20).



TUHAN INGAT DAN MEMBERI BERKAT KEPADA ORANG YANG SETIA PERGI KE RUMAH TUHAN WALAUPUN MENDAPAT PERLAKUAN YANG KURANG BAIK DI SANA


Tuesday 25 April 2023

Individual dan Komunal

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 23
Setahun : 1 Raja-raja 9–11

Individual dan Komunal
TB: "Orang yang hancur buah pelirnya atau yang terpotong kemaluannya, janganlah masuk jemaah TUHAN. | Ulangan 23:1 (TB)



Karakter menentukan perbuatan. Demikian juga Allah. Natur-Nya yang mahakudus menghasilkan peraturan-peraturan yang kudus bagi umat-Nya.

Ulangan 23 merupakan kumpulan peraturan tentang kehidupan keagamaan dan sosial. Semuanya diatur secara mendetail agar kehidupan umat Israel berbeda dari kehidupan bangsa-bangsa lain.

Ada dua macam peraturan yang diberikan, yaitu individual dan komunal. Peraturan individual berkaitan dengan kekudusan diri, seperti kelayakan seseorang untuk masuk ke dalam jemaah Tuhan (1-7), ketahiran perkemahan (9-14), persundalan (17-18), dan nazar (21-23). Sedangkan, peraturan komunal berkaitan dengan kekudusan dari komunitas secara keseluruhan, seperti perlindungan hak budak (15-16), hukum tentang riba (19-20), dan perlindungan terhadap orang miskin (24-25).

Allah itu mahakudus. Oleh karena itu, semua peraturan-Nya kudus. Karena itu juga, tidak ada seorang pun yang bisa mencapai standar Allah. Syukurnya, standar itu telah digenapi oleh Anak-Nya melalui karya penebusan-Nya, sehingga setiap orang yang percaya dalam nama-Nya bisa menjadi umat Allah yang kudus.

Namun, bukan berarti tidak ada prinsip yang dapat kita terapkan dari teks ini. Setidaknya, ada tiga poin yang dapat menjadi pembelajaran bagi kita. Pertama, kehidupan manusia tidak hanya berkaitan dengan keagamaan, namun juga kebajikan sosial. Kedua, peraturan dari Allah adalah sempurna. Jika kita menaatinya dengan setia, maka dunia akan terasa seperti surga. Ketiga, Allah peduli akan kekudusan individual maupun komunal.

Ada dua hal yang menimbulkan murka Allah dalam Perjanjian Lama, yaitu penyembahan berhala dan ketidakadilan sosial. Oleh karena itu, janganlah kita terlalu menitikberatkan kehidupan keagamaan pada ritual dan liturgi gerejawi. Kita juga harus menghidupi iman kita lewat keadilan di dalam keseharian.

Dengan begitu, kita bisa menjadi pribadi yang tak hanya spiritual, tetapi juga penuh belas kasihan. Dan ini terefleksi dalam kepedulian sosial. [YGM]


Monday 24 April 2023

PEMULIHAN DAN PERTOBATAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YOHANES 21:15–19
Setahun : 1 Raja-raja 8

PEMULIHAN DAN PERTOBATAN
... Petrus pun merasa sedih karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya, "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya, "Peliharalah domba-domba-Ku." (Yohanes 21:17)

Bukan hal mudah untuk bertemu, apalagi menjawab pertanyaan dari seseorang yang kepadanya kita pernah melakukan kesalahan. Ada perasaan takut, malu, waswas, khawatir, juga bingung. Jawaban apa yang tepat, sehingga tidak menimbulkan masalah baru, sekaligus dapat melegakan si penanya?

Petrus ada di posisi itu ketika Tuhan Yesus menanyainya. Sejak peristiwa penyangkalan yang dilakukan Petrus hingga kebangkitan Yesus, Alkitab mencatat percakapan antara Yesus dengan Petrus ini adalah yang pertama. Padahal sebelumnya, Petrus pernah menyombongkan diri dengan mengatakan bahwa kasihnya kepada Tuhan lebih besar dari murid yang lain (bdk. Mat. 26:33, Yoh. 13:37). Bukan tidak mungkin Yesus akan mengungkit penyangkalannya. Bisa saja Sang Guru merasa kesal sehingga akan memberikan teguran. Atau lebih dari itu, Yesus akan mencoret namanya dari daftar nama para murid dan memberikan hukuman, mungkin?

Namun ternyata yang terjadi adalah sebaliknya. Yesus tidak hanya mengampuni Petrus. Ia memulihkan, bahkan memercayakan sebuah pengutusan. Yesus tetap mengasihi Petrus seperti sebelumnya. Yesus memberikan lagi kesempatan bagi Petrus untuk menyatakan kasihnya kepada Tuhan.

Bersyukur karena Tuhan yang kita sembah senantiasa memberikan kesempatan kepada umat untuk beroleh pemulihan. Baiklah kita memanfaatkan kesempatan dengan menyatakan setiap penyesalan atas kesalahan dengan melakukan pertobatan. Kembali menyatakan iman dan kasih kepada Tuhan dengan kesungguhan dan ketulusan.



JIKA TUHAN BERKENAN MEMULIHKAN, RENDAH HATILAH.TERIMA DIDIKAN-NYA DAN ANDALKANLAH DIA DALAM SETIAP LANGKAH HIDUP KITA.


Sunday 23 April 2023

Jangan Berpura-pura

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 22:1-12
Setahun : 1 Raja-raja 5–7

Jangan Berpura-pura
TB: "Apabila engkau melihat, bahwa lembu atau domba saudaramu tersesat, janganlah engkau pura-pura tidak tahu; haruslah engkau benar-benar mengembalikannya kepada saudaramu itu. | Ulangan 22:1 (TB)



Ajakan untuk tidak berpura-pura sangat kental dalam bacaan hari ini.

Ayat 1-4 mengajak supaya orang tidak berpura-pura tak tahu ketika melihat milik sesamanya yang hilang atau binatangnya rebah di jalan, hanya supaya ia tidak perlu memberikan pertolongan.

Ayat 5 bisa ditafsirkan secara beragam, tetapi juga bisa dianggap sebagai ajakan untuk tidak berpura-pura. Perempuan dan laki-laki sama-sama diciptakan Tuhan, sehingga tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain, apalagi kalau hal itu dilakukan demi menghindari kewajiban.

Ayat 6-7 memberikan aturan mengenai burung yang mengajarkan supaya orang tidak berpura-pura tak tahu bahwa kelangsungan hidup burung tetap harus dipelihara. Demikian pula dengan ayat 8 yang mengajak supaya orang tidak pura-pura tak tahu bahwa sotoh tanpa tembok itu berbahaya.

Ayat 9-12 mengingatkan agar orang tidak pura-pura lupa mengenai kewajiban terhadap Tuhan melalui kebun anggur dan pakaian yang mengingatkan kepada hukum Allah.

Sikap berpura-pura bisa menjadi senjata ampuh untuk melepaskan diri dari suatu kewajiban atau tanggung jawab. Namun, aturan yang diberikan oleh Tuhan tidak memberi celah pada kepura-puraan. Berpura-pura bisa disejajarkan dengan kebohongan; pura-pura tidak tahu dan pura-pura lupa sama halnya dengan berbohong demi kepentingan, keinginan, atau kesenangan diri sendiri.

Pada masa kini, kita dapat menemukan kepura-puraan di berbagai tempat dan situasi. Orang berpura-pura ramah supaya mendapatkan apa yang dia inginkan. Orang berpura-pura sakit supaya tidak dihukum atas kesalahannya. Orang berpura-pura miskin supaya menerima santunan. Orang berpura-pura sibuk supaya tidak perlu melakukan pelayanan di gereja maupun masyarakat.

Kepura-puraan semacam itu tentu tidak membawa kebaikan. Mari kita belajar untuk jujur dalam hidup berelasi dengan sesama. Janganlah kita memilih untuk berpura-pura demi diri kita sendiri dan merugikan banyak orang! Hal itu bertentangan dengan panggilan kita sebagai pembawa berkat. [KRS]


Saturday 22 April 2023

TANDA KEHADIRAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 YOHANES 3:11–18
Setahun : 1 Raja-raja 2:26–4

TANDA KEHADIRAN
Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara seiman kita. Siapa yang tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. (1 Yohanes 3:14)

Para tetangga yang tinggal satu blok dengan saya, tahu persis tanda saya ada di rumah. Sepeda motor terparkir di depan, pintu rumah terbuka, dan lampu teras menyala di malam hari. Saya juga tahu tanda kehadiran bos saya di kantor, yaitu mobilnya parkir di depan kantor. Kita bisa tahu tanda-tanda kehadiran seseorang karena hafal kebiasaannya. Kita juga bisa tahu kehadiran Allah, karena ada banyak tandanya. Contoh, langit menceritakan kemuliaan Tuhan.

Lalu, apa tanda kehadiran Allah dalam hidup orang Kristen? Kasih kepada sesama. Kita boleh dengan lantang berkata aku Kristen. Aku percaya Yesus. Mungkin kita hafal banyak Firman Tuhan, kita bisa dengan sangat fasih mengajar orang tentang kebenaran Firman Tuhan. Tapi kalau kita tidak hidup di dalam kasih, sebetulnya kita menolak Tuhan hadir dalam hidup kita. Marilah kita mengasihi dengan perbuatan dan dalam kebenaran, bukan hanya sekadar bicara (ay. 18). Seribu perkataan kita tentang kasih Tuhan, tidak akan membuat orang merasakan kehadiran Allah dalam hidup kita, kalau kita tidak mengasihi mereka. Contoh, tahu tetangga menderita kekurangan, kita berlagak tidak tahu atau tidak mau tahu.

Mengasihi sesama bukanlah pilihan, melainkan keharusan bagi kita yang mengakui Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat kita. Kasih kita kepada sesama adalah tanda Yesus hadir dan tinggal dalam hidup kita. Barang siapa tidak mengasihi, ia tetap hidup dalam maut (ay. 14). Ekspresikan kasih Kristus kepada orang-orang sekitar melalui perbuatan kita kepada mereka.



KASIH KITA KEPADA SESAMA ADALAH TANDA YESUS HADIR DAN TINGGAL DALAM HIDUP KITA


Friday 21 April 2023

Keadilan bagi Perempuan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 21:10-17
Setahun : 1 Raja-raja 1–2:25

Keadilan bagi Perempuan
TB: "Apabila engkau keluar berperang melawan musuhmu, dan TUHAN, Allahmu, menyerahkan mereka ke dalam tanganmu dan engkau menjadikan mereka tawanan, | Ulangan 21:10 (TB)



Di tengah kondisi perang, pihak pemenang akan berpikir bahwa dia berhak melakukan apa saja terhadap pihak yang kalah. Maka, sangat mungkin seorang prajurit yang menyukai seorang perempuan dari antara tawanan akan memperlakukan perempuan itu sesuka hatinya.

Tetapi, Tuhan telah mengatur supaya jika ada orang Israel yang menyukai seorang perempuan dari antara tawanan, ia harus mengambilnya sebagai istri (11-14). Ia harus memberi ruang bagi perempuan itu untuk berkabung. Lalu, kalau suatu saat ia tidak suka lagi dengan perempuan itu, ia tidak boleh menjual atau memperbudaknya. Sekalipun mereka tawanan, Tuhan memerintahkan agar umat-Nya memperlakukan mereka secara adil.

Di tengah budaya yang masih melegalkan poligami, sangat mungkin seorang laki-laki berlaku tidak adil kepada istri-istri dan anak-anak mereka. Untuk itu, Tuhan memerintahkan supaya keadilan tetap dirasakan oleh istri yang tidak dicintai, dengan larangan bahwa hak sulung dari anak mereka tidak boleh dialihkan (15-17).

Tidak mudah untuk selalu berlaku adil, terlebih ketika pihak yang satu merasa dirinya lebih tinggi daripada pihak yang lain. Sampai saat ini, kesetaraan martabat perempuan masih terus diperjuangkan di tengah berbagai perlakuan seksis.

Seorang korban pelecehan seksual justru disalahkan karena bepergian sendirian. Seorang korban pemerkosaan justru disalahkan karena dianggap berpakaian tidak sopan. Pejabat perempuan lebih disorot karena kecantikannya, bukan karena kompetensinya. Semua itu menunjukkan ketidakadilan yang dialami seseorang semata-mata karena dia perempuan.

Sebagai umat Tuhan, kita diperintahkan untuk menegakkan keadilan bagi semua orang, termasuk mereka yang sering kali dicap sebagai pihak yang lemah. Perintah Tuhan kepada orang Israel menegaskan keadilan-Nya yang berlaku bagi semua manusia.

Siapakah yang selama ini kita pandang sebagai pihak yang lebih rendah daripada kita? Dengarkan perintah Tuhan dan wujudkan keadilan bagi mereka karena laki-laki dan perempuan sama di hadapan Tuhan. [KRS]


Thursday 20 April 2023

CINTA DAN HIDUP

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MIKHA 6:8–9
Setahun : 2 Samuel 23–24

CINTA DAN HIDUP
“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8)

Apakah yang kita cari dalam hidup, dan yang menjadi tujuan dalam hidup kita? Bila jawabannya adalah kepuasan dan kenikmatan, maka kita tidak akan pernah mendapatkannya. Di sisi yang lain, kita justru hanya akan memedulikan diri sendiri, bahkan kita akan berani melupakan Tuhan, hanya demi mengejar kepuasan hawa nafsu kita. Bisakah kita bahagia dengan cara hidup yang demikian?

Melalui perantaraan Mikha, Allah menunjukkan bahwa Dia telah memberikan segala yang baik bagi bangsa Israel. Semua itu Allah berikan karena cinta-Nya kepada mereka, dan tidak ingin mereka menderita dan binasa. Tetapi mereka justru mengingkari Allah dengan membiarkan diri mereka dikuasai nafsu, dan berbuat sewenang-wenang demi diri sendiri. Oleh karenanya, Allah menyatakan diri-Nya berdaulat atas manusia sehingga sudah seharusnya manusia takut kepada Allah. Dari rasa takut itulah maka seharusnya mereka bersikap bijaksana dengan tidak meninggalkan Allah. Sejatinya Allah tidak ingin umat-Nya setia kepada-Nya karena rasa takut, tetapi karena cinta dan kerendahhatian. Karena dari cinta dan kesetiaanlah, maka kebijaksanaan akan tumbuh dengan baik, sehingga cinta Allah dapat mereka rasakan.

Cinta adalah hal yang seharusnya kita cari, rasakan, dan berikan dalam hidup kita. Karena Allah telah terlebih dahulu mencintai kita, dan memberikan segala yang baik bagi kita.



HIDUPILAH CINTA, YANG MEMBERI SERTA MENJAGA KEHIDUPAN


Wednesday 19 April 2023

Congkak Bongak

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ratapan 4
Setahun : 2 Samuel 21–22

Congkak Bongak
TB: Ah, sungguh pudar emas itu, emas murni itu berubah; batu-batu suci itu terbuang di pojok tiap jalan. | Ratapan 4:1 (TB)



Sekuat apa Kota Yerusalem? Seperti kota-kota lainnya pada zaman itu, Yerusalem dilindungi dengan tembok kota dan menara pengintaian. Ditambah lagi, Yerusalem merupakan ibu kota kerajaan. Perlindungan yang dibangun pasti tidak dapat diremehkan.

Terlebih lagi, di dalam kota itu terdapat Bait Suci, yang menjadi representasi kehadiran Tuhan. Tak heran, orang-orang Yehuda berpikiran bahwa Yerusalem tidak akan bisa dikalahkan oleh bangsa-bangsa lain (12).

Nyatanya, yang terjadi adalah sebaliknya. Kondisi nyaman dan aman berubah menjadi kehinaan dan kelaparan hebat (3-8, 10). Bahkan, orang mati dianggap lebih beruntung daripada orang hidup (9).

Semua itu terjadi karena dosa umat. Para nabi dan para imam yang semestinya melayani Tuhan dalam kekudusan telah tercemar akibat dosa ketidakadilan sehingga mereka dinajiskan (13-16). Tembok kota dan menara pengintaian pun tidak dapat meluputkan mereka dari kekalahan dan kesengsaraan (17-19). Sungguh tak terbayangkan!

Hidup orang-orang Yehuda penuh dengan kesombongan. Sebagai umat pilihan Tuhan, mereka yakin bahwa bagaimanapun juga keadaan mereka, Tuhan tidak akan membiarkan mereka celaka. Pikir mereka, status mereka memberikan kekebalan terhadap penderitaan. Akibatnya, mereka lalai untuk setia kepada perintah Tuhan.

Kiranya kita belajar dari sejarah bangsa Yehuda. Sebagai orang Kristen, kita bisa membanggakan diri kita sebagai orang yang sudah diselamatkan. Pikir kita, tak perlu lagi kita repot-repot menjaga kekudusan hidup dan berbuat baik karena keselamatan sudah diberikan Tuhan. Itu salah! Memang keselamatan telah dianugerahkan, tetapi jangan sampai kita lalai untuk memelihara dan menghidupi keselamatan itu.

Hendaknya segenap hidup kita dipenuhi kekudusan, keadilan, dan kebaikan, sebagai wujud syukur kita atas keselamatan dari Tuhan, juga sebagai bukti kesetiaan kita kepada Tuhan. Jauhlah kiranya sikap congkak bongak (sangat congkak) dari diri kita. [KRS]


Tuesday 18 April 2023

DIBELA OLEH TUHAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MAZMUR 113
Setahun : 2 Samuel 19–20

DIBELA OLEH TUHAN
Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur. (Mazmur 113:7)

Pernah mengalami peristiwa dipandang sebelah mata oleh orang lain, dilihat mulai dari kepala sampai ujung kaki dengan mata sinis? Tidak enak bukan? Atau pernahkah kita dihina begitu rupa, bahkan oleh keluarga sendiri, hanya karena secara ekonomi kita dianggap tidak setara dengan mereka? Dianggap sebelah mata karena tidak punya mobil pribadi? Dipandang hina karena memiliki kekurangan secara fisik? Sakit! Tidak enak! Kecewa! Apakah lantas kita punya hak untuk membalas, atau untuk menuntut orang-orang seperti itu dengan mudah mengubah pandangannya terhadap kita? Tidak juga.

Mazmur yang terdiri dari 3 stanza (ay. 1–3, 4–6, dan 7–9) berisikan puji-pujian kepada Tuhan. Dua stanza pertama jelas berisikan hal ini. Pemazmur mengungkapkan betapa Tuhan patut dimasyhurkan dan ditinggikan di sepanjang kehidupan ini. Tuhan yang Agung dan Tinggi, justru adalah Tuhan yang menunjukkan rasa peduli dan perhatian yang tinggi kepada umat-Nya (ay. 6). Hal ini menunjukkan betapa Tuhan mengasihi umat-Nya. Tindakan nyata dari kasih Tuhan ini adalah membela mereka yang lemah, miskin, teraniaya, tersisihkan dan dipandang sebelah mata oleh sesamanya. Jelas hal ini bukanlah berarti Tuhan pilih kasih, tetapi Tuhan menunjukkan keberpihakan-Nya kepada yang lemah supaya keadilan dan damai sejahtera itu ditegakkan.

Jangan kecewa dan menjadi marah bila orang lain melihat kita sebelah mata, menghina kita bahkan memperlakukan tidak adil. Itu urusan mereka. Jangan menuntut balas, apalagi balik membenci mereka. Doakan mereka saja. Percayalah bahwa Tuhan Allah Yang Maha Agung itu tahu apa yang terjadi, dan Ia pasti membela kita dengan cara-Nya sendiri. Mengadulah kepada Tuhan dan memohon kesabaran untuk dapat menghadapi semuanya. Yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah memandang kita sebelah mata.



TUHAN TIDAK PERNAH MEMANDANG KITA SEBELAH MATA, SEBAB KITA BERHARGA DI MATA-NYA


Monday 17 April 2023

Terbukalah Belas Kasihan Allah

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ratapan 3:25-48
Setahun : 2 Samuel 17–18

Terbukalah Belas Kasihan Allah
TB: TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. | Ratapan 3:25 (TB)



Pada bagian ini, Yeremia menampilkan keyakinannya dalam belas kasihan Tuhan. Meski Tuhan marah kepada bangsa Yehuda, amarah-Nya tidak untuk selamanya (31).

Tuhan adalah Allah Yang Mahatinggi yang menghukum segala kejahatan. Ia berdaulat sehingga Ia dapat memastikan hukum-Nya diterapkan dan keadilan ditegakkan (34-37). Namun, Tuhan juga adalah Allah yang baik yang dapat menjadi sumber pertolongan (25-27). Ia selalu menyayangi umat-Nya bahkan ketika Ia menghukum mereka (32).

Sang nabi menyarankan sikap yang tepat ketika mereka harus menanggung hukuman Allah, yaitu menerimanya dengan ikhlas. Umat Allah harus tetap diam, bahkan merelakan diri untuk direndahkan (28-30). Pada waktu yang sama, mereka hendaknya memeriksa diri dan mengakui dosa-dosa mereka (40-42). Itulah tindakan yang berkenan kepada Allah.

Orang yang menyesali kejahatannya tidak akan banyak bicara selama pengadilan. Setelah vonis dijatuhkan, ia tertunduk malu. Sebaliknya, residivis yang terus mengulang kejahatannya, bisa saja ia meleter dan bersikap pongah; bagi orang seperti itu, pintu belas kasihan tidak dibukakan.

Apakah Anda sedang mengalami keadaan yang sama seperti bangsa Yehuda? Apakah Anda pernah atau tengah mengalami kesulitan yang begitu besar sehingga Anda merasa bahwa Anda sedang dihukum Tuhan dengan keras? Adakah masa-masa gelap ketika Anda merasa bahwa Tuhan tidak lagi menyertai Anda dan melupakan janji-Nya?

Bacaan hari ini meminta kita untuk kembali memandang kepada Tuhan dan merendahkan diri dalam menjalani pendisiplinan dari-Nya. Meski tidak mudah, ini adalah momen yang tepat untuk belajar memohon belas kasihan Tuhan.

Masih ada ucapan syukur yang dapat dinaikkan bahkan ketika kita menanggung hukuman dari Tuhan. Puji syukur, Dia masih menantikan pertobatan dan pengakuan kita. Selama kita hidup dan berharap kepada-Nya, pintu belas kasihan-Nya akan selalu dibukakan bagi kita, umat-Nya. [PHM]


Sunday 16 April 2023

TENTERAM BERSAMA-NYA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YESAYA 43:8–21
Setahun : 2 Samuel 15–16

TENTERAM BERSAMA-NYA
"Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara." (Yesaya 43:19)

Tidak menyerah setelah kafenya yang baru berjalan lima bulan di Bandung bangkrut karena pembatasan sosial akibat Covid-19, seorang pengusaha dengan didukung istrinya kemudian merintis usaha penjualan jahe merah karena dapat meningkatkan imunitas, bahkan untuk memperoleh yang murah dan berkualitas, dia langsung membelinya dari petani di pesisir. Dia kemudian meracik minuman jahe merah instan dan dengan bantuan media sosial, dia dapat menemukan pasarnya.

Ketika badai kehidupan menghantam kita, sering kali kita ingin menyerah begitu saja hingga menatap hari dengan suram, tetapi kalau pandangan kita terarah kepada Tuhan yang besar, masalah seberat apa pun niscaya kita akan menemukan solusi yang tepat, seperti janji-Nya kepada bangsa Israel yang akan menyaksikan kedahsyatan kuasa-Nya setelah sekian lama berada dalam pembuangan di Babel. Selalu ada harapan bagi kita yang percaya kepada Tuhan karena sungguh tidak ada yang mustahil bagi-Nya sehingga ketika kesuraman melanda, jiwa kita dapat tetap tenang untuk menantikan pertolongan-Nya.

Mari kita pandang Allah yang perkasa ketika kegelapan tak kunjung beranjak dan kita pun akan tenteram dalam naungan-Nya. Tekanan yang kita alami hari ini tidak akan berlangsung untuk seterusnya karena cepat atau lambat Tuhan akan menunjukkan kebesaran-Nya kepada kita yang hatinya selalu terarah kepada-Nya sehingga secara ajaib jalan akan terbuka untuk kita dan keselamatan-Nya berdentang dalam hidup kita.



TIDAK ADA YANG PERLU KITA TAKUTKAN MESKIPUN DUNIA BERGUNCANGKARENA KITA MEMPUNYAI TUHAN YANG BESAR


Saturday 15 April 2023

Lukisan yang Menyayat Hati

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ratapan 2:10-22
Setahun : 2 Samuel 13–14

Lukisan yang Menyayat Hati
TB: Duduklah tertegun di tanah para tua-tua puteri Sion; mereka menabur abu di atas kepala, dan mengenakan kain kabung. Dara-dara Yerusalem menundukkan kepalanya ke tanah. | Ratapan 2:10 (TB)



Di sebuah hotel di New York pada 1944, orang-orang mendapati Ernest Hemingway, seorang novelis yang terkenal maskulin, sedang menangis tersedu-sedu. Apa sebabnya? Rupanya ia menangis karena beberapa lukisan dinding (mural) yang dipajang di sana telah menyayat hatinya.

Penderitaan yang dirasakan penduduk Yerusalem sangat tragis. Seperti itulah lukisan yang dibentangkan oleh Nabi Yeremia, yang akan menyayat hati orang-orang yang peka.

Penduduk Yerusalem berkabung (10-11). Seorang ibu hanya bisa pasrah terhadap kematian anaknya (12). Pengepungan telah menimbulkan kelaparan yang hebat hingga sang ibu terpaksa memakan anaknya. Kehancuran yang terjadi begitu besar hingga imam-imam dibunuh di tempat ibadah (20). Mayat banyak orang, tua maupun muda, bergelimpangan di jalan (21).

Di samping itu, sang nabi menyertakan sebuah catatan penjelasan. Di bawah murka Tuhan pun, mereka terus disesatkan oleh nabi-nabi palsu. Nabi-nabi palsu itu memberikan penglihatan dan nubuat palsu yang tidak menegur dosa mereka (14).

Perhatikanlah kekristenan pada zaman sekarang! Adakah Anda melihat kemiripan dengan catatan Yeremia? Pernahkah Anda bertemu dengan pengajar yang memopulerkan penafsiran "mutakhir" yang melenceng dari firman Tuhan?

Tidaklah berlebihan bila kita senantiasa diingatkan akan bahaya penyesatan, terutama pada zaman media sosial ini. Penyesatan selalu membuahkan penghakiman Allah (Gal. 1:9). Maka, mari kita berjaga-jaga dan saling mengingatkan (Kis. 20:31).

Kita tidak menginginkan munculnya lukisan kehancuran yang baru pada zaman kita. Karena itu, berdoalah agar Tuhan membangkitkan dan menguatkan para pengajar Kristen yang sejati-yakni orang-orang yang berani memberitakan kebenaran dan menegur dosa.

Inilah yang menjadi tekad kita, yaitu agar orang-orang Kristen disadarkan dari mulut-mulut manis yang menyesatkan. Kritik yang pedas lebih baik daripada dusta yang manis. [PHM]

Ratapan 2:10-22

Siapakah yang dapat menahan murka Tuhan? Bangsa Yehuda, umat pilihan-Nya, dan Yerusalem, kota kediaman-Nya sekalipun, tidak sanggup menahan murka Tuhan karena dosa-dosa yang mereka lakukan. Tuhan menunggangbalikkan kota yang mereka banggakan. Kota yang seharusnya menjadi tempat di mana nama-Nya dimuliakan malah menjadi kota yang penuh dengan kenajisan.

Penulis Kitab Ratapan menyaksikan kehancuran kota dan kesedihan penduduknya yang tidak terkatakan.


Friday 14 April 2023

PERUBAHAN INSTAN?

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 KORINTUS 5:11–21
Setahun : 2 Samuel 10–12

PERUBAHAN INSTAN?
Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17)

Setiawan dikenal memiliki hati yang rindu melihat pertobatan dalam diri anak-anak muda di kotanya. Ia pun tak segan berbagi hidup, dengan cara mengizinkan beberapa orang untuk tinggal serumah dengan dia. Jim, salah seorang yang lantas dianggapnya sebagai “anak rohani”, bahkan cukup intens menghabiskan waktu bersama Setiawan. Momen yang dipakai Allah untuk membentuk karakter Jim hingga menjadi semakin dewasa secara rohani dan karakter.

Perubahan hidup manusia sejatinya tak berlangsung instan, tetapi memerlukan proses, dengan durasi waktu yang berbeda seorang akan yang lain. Ibarat proses metamorfosis yang akan berantakan ketika waktu perubahan setiap fasenya dipercepat, begitu pula proses yang Allah kerjakan dalam kehidupan orang percaya dapat berantakan ketika setiap prosesnya tidak dijalani. Demikian pula dengan harapan Allah agar setiap orang percaya menjadi “ciptaan baru” dalam Kristus, hal itu tidak berlangsung instan. Proses jatuh bangun dalam kegagalan sangat mungkin, sebelum akhirnya kualitas “manusia baru” itu mulai terlihat.

Masalahnya, ketika Allah terlihat cukup sabar dalam menantikan perubahan hidup seseorang, justru kitalah yang kurang sabar menanti. Inilah yang lantas menimbulkan frustrasi, putus asa, hingga kesimpulan terlalu dini: “Orang ini tidak akan berubah!” Ingatlah bahwa perubahan hidup para tokoh Alkitab juga tak berlangsung instan, tetapi menurut waktu Allah yang terbaik. Maukah kita cukup bersabar menantikan perubahan hidup, khususnya dari orang yang kita kasihi?



KETEKUNAN DAN KESABARAN MENJALANI PROSES ADALAH KUNCI JIKA INGIN MELIHAT PERUBAHAN HIDUP SECARA NYATA


Thursday 13 April 2023

Memenangkan Orang Lewat Empati

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ratapan 1:12-22
Setahun : 2 Samuel 6–9

Memenangkan Orang Lewat Empati
TB: Acuh tak acuhkah kamu sekalian yang berlalu? Pandanglah dan lihatlah, apakah ada kesedihan seperti kesedihan yang ditimpakan TUHAN kepadaku, untuk membuat aku merana tatkala murka-Nya menyala-nyala! | Ratapan 1:12 (TB)



Sebagai manusia, kita berempati terhadap penderitaan. Kadang empati itu sangat kuat sehingga kita seolah-olah mengalami langsung kesakitan yang dialami oleh makhluk lain. Misalnya, proses penyembelihan hewan kadang dapat membuat orang yang melihatnya pingsan.

Nabi Yeremia menunjukkan empati yang sangat tinggi terhadap penderitaan kaum Yehuda (12). Ia menempatkan dirinya sebagai Yerusalem yang sedang dihukum Allah. Hukuman itu terasa sangat berat, seperti api yang membakar sampai ke tulang, jaring yang memerangkap kaki, dan kuk yang merontokkan kekuatan (13-14). Dirinya hancur lebur tanpa ada yang mampu menolong ataupun menghiburnya (15-17).

Dengan berempati, Yeremia dapat memunculkan sebuah kesadaran yang tidak terpikirkan oleh orang-orang Yehuda. Ia menyadarkan mereka bahwa Tuhan itu benar dan merekalah yang salah (18). Mereka telah memberontak kepada Allah dengan melakukan "perselingkuhan rohani". Mereka menyembah ilah-ilah asing dan mengandalkan kekuatan manusia (19).

Nabi Yeremia kerap mengambil pendekatan yang berbeda dalam menjalankan tugas kenabiannya. Di sini ia menanggalkan pendekatan khotbah satu arah dengan berperan sebagai konselor. Meski demikian, tujuannya tidak berubah. Ia ingin menghasilkan pertobatan pada orang-orang berdosa.

Yeremia meninggalkan teladan yang baik untuk kita. Ia bersedia menyesuaikan metodenya demi menghasilkan pertobatan. Paulus memberikan teladan yang sama dalam memberitakan Injil. Ia menerapkan pendekatan yang berbeda terhadap kelompok yang berbeda, agar ia "sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka" (1Kor. 9:22).

Seberapa besar keinginan Anda untuk menyaksikan pertobatan teman-teman Anda? Jika keinginan itu sangat besar, tentu Anda tidak akan keberatan untuk menanggalkan ego dan mengubah cara pendekatan Anda, bukan?

Untuk memenangkan orang-orang kepada Kristus, marilah kita luwes dalam metode, tetapi teguh dalam kebenaran! [PHM]


Wednesday 12 April 2023

DIDUKUNG UNTUK MAJU

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KIS. PR. RASUL 17:16–34
Setahun : 2 Samuel 3–5

DIDUKUNG UNTUK MAJU
Tetapi beberapa orang menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka. (Kis. Pr. Rasul 17:34)

Untuk menambah penghasilan, beberapa waktu lalu saya berjualan tanaman. Beberapa tanaman di kebun, saya foto lalu tawarkan ke orang-orang yang saya kenal. Ada yang pro, ada yang kontra. “Memangnya laku? Kalau pun laku untungnya kecil, kamu tidak cocok jadi penjual tanaman karena kebunmu kecil,” itulah perkataan mereka yang kontra. Meski sempat kecewa, saya dikuatkan oleh dukungan istri. Beberapa tanaman laku, itu membuktikan bahwa saya bisa berjualan tanaman.

Apa pun yang kita perbuat, pasti ada pro dan kontra. Alangkah baiknya kita fokus kepada mereka yang mendukung kita, dan tetap berusaha. Paulus adalah salah satu rasul yang giat menginjil dan berhasil mendirikan jemaat di berbagai tempat. Banyak yang kontra dengan pelayanan Paulus. Ada yang mengusirnya, ada yang berusaha membunuhnya, ada yang memukulinya dan mengatakan berbagai hal buruk tentangnya. Di Atena, banyak orang mengejeknya waktu Paulus mengatakan tentang kebangkitan orang mati (ay. 32). Paulus tidak fokus kepada mereka yang menolaknya, dia memilih pergi (ay. 33). Usaha Paulus tak sia-sia, beberapa orang menjadi percaya dan menggabungkan diri dengan dia (ay. 34).

Kalau saat ini kita tidak didukung saat berbuat benar atau berbuat sesuatu demi kemajuan diri, tak perlu marah atau kecewa. Tinggalkan mereka yang menolak atau tak mendukung. Pasti ada orang yang mendukung usaha kita untuk melakukan apa yang benar. Melalui mereka yang mendukung, Tuhan menguatkan dan memampukan kita untuk tetap berusaha dan maju.



MELALUI ORANG YANG MENDUKUNG KITA BERBUAT BENAR,TUHAN MENGUATKAN DAN MEMAMPUKAN KITA


Tuesday 11 April 2023

Pesan Terakhir

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Matius 28:16-20
Setahun : 2 Samuel 1–2

Pesan Terakhir
TB: Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. | Matius 28:16 (TB)



Ketika seseorang berada di ujung akhir masa hidupnya, biasanya ia akan menyampaikan pesan terakhir yang sangat penting. Melalui pesan itu ia mengungkapkan harapannya yang terbesar bagi orang-orang yang masih hidup.

Demikian juga yang Yesus lakukan di bukit di Galilea sebelum Dia naik ke surga (16). Ia memberikan Amanat Agung kepada para murid. Ia meyakinkan mereka akan kuasa-Nya sebagai Allah (18). Dengan kuasa itulah Ia mengutus mereka untuk tugas yang sangat penting. Ia ingin supaya mereka memuridkan semua bangsa, membaptis orang-orang di dalam nama Allah Tritunggal, dan mengajar para murid baru untuk mengerti segala perintah Tuhan (19-20a).

Pada akhirnya, Yesus juga menjanjikan bahwa penyertaan-Nya akan terus nyata hingga akhir zaman (20b). Maka, walau para murid harus terus melayani tanpa kehadiran-Nya secara fisik, mereka tidak perlu takut sebab Yesus telah menaklukkan segala sesuatu di dalam kedaulatan-Nya.

Bagi para murid yang berasal dari Galilea dengan tingkat pendidikan yang terbatas dan hidup pas-pasan, pergi memberitakan Injil ke segala tempat dapat dipandang sebagai hal yang mustahil.

Mungkin pikiran mereka berkecamuk dengan keraguan dan ketakutan akan risiko dan tanggung jawab yang besar. Namun, tugas itu disertai dengan janji penyertaan yang terlebih besar. Mereka diutus untuk melakukan tugas yang mulia di dalam sejarah, dan bersama dengan mereka ada Allah Yang Mahamulia yang senantiasa menyertai mereka.

Tugas itu juga diteruskan kepada kita. Pada masa kini kita diyakinkan oleh firman-Nya bahwa segala kuasa di bumi dan di surga telah diserahkan kepada-Nya. Seperti kesebelas murid pada abad pertama, kita juga dapat mengambil bagian dalam tugas pemuridan bangsa-bangsa, pembaptisan, dan pengajaran firman Allah. Ke mana pun kita pergi untuk membawa kabar sukacita, janji penyertaan-Nya menjadi pegangan dalam hidup kita.

Mari kita kerjakan Amanat Agung yang Tuhan berikan sambil menantikan kedatangan-Nya kembali. [PMS]


Monday 10 April 2023

MEMPERMULIAKAN ALLAH DI BUMI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YOHANES 17:1–10
Setahun : 1 Samuel 28–31

MEMPERMULIAKAN ALLAH DI BUMI
"Aku telah memuliakan Engkau di bumi dengan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk Kulakukan." (Yohanes 17:4)

Mencermati kehidupan Yesus di dunia ini, sejak kelahiran sampai kematian-Nya di kayu salib, seperti yang tertulis dalam keempat kitab Injil sungguh menarik. Ada banyak hal yang bisa kita renungkan, pelajari, dan hikmat yang bisa kita peroleh. Salah satunya mencermati isi doa yang Yesus sendiri panjatkan tak lama sebelum menghadapi jalan salib, khususnya pada pengakuan di mana Yesus telah mempermuliakan Bapa Surgawi dengan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada Anak Daud tersebut.

“Aku telah memuliakan Engkau,” kata Yesus dalam doanya. Cara yang Yesus maksudkan adalah menuntaskan segala yang Bapa tugaskan kepada Yesus selama di dunia. Pengakuan yang juga menyiratkan pesan akan kesiapan Yesus menghadapi jalan salib, sebagai puncak penderitaan sekaligus misi pamungkas terkait kedatangan-Nya di bumi untuk menebus manusia. Tindakan yang juga dapat menginspirasi setiap orang percaya yang rindu untuk mempermuliakan Allah dalam kehidupan mereka dengan menyelesaikan kehendak Allah.

Cara memahami kehendak Allah yakni dengan membaca Alkitab, yang dapat menuntun kita memahami kehendak dan rencana-Nya, melalui pertolongan Roh Kudus. Allah pun dapat berbicara dalam hati kita, juga melalui mimpi atau cara-cara lainnya, seperti yang pernah dialami para tokoh di Alkitab jika Allah menghendakinya. Kita pun dapat meyakini bahwa tuntunan-Nya akan dinyatakan kepada kita yang rindu untuk mempermuliakan Dia, seperti kerinduan Yesus selama berada di bumi. Apakah kita sudah memiliki kerinduan itu?



BAGI MEREKA YANG RINDU MEMPERMULIAKAN DIA,AKAN DITUNTUN-NYA SUPAYA KERINDUAN ITU DAPAT TERPENUHI


Sunday 9 April 2023

Percaya, Bersukacita, dan Berbagi!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Matius 28:1-10
Setahun : 1 Samuel 25–27

Percaya, Bersukacita, dan Berbagi!
TB: Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. | Matius 28:1 (TB)



Hari Paskah kita rayakan setiap tahun. Namun, apakah kita merayakannya hanya sebagai rutinitas belaka atau sebagai kesempatan untuk mengalami lawatan Allah secara personal?

Maria Magdalena dan Maria yang lain mendapatkan hak istimewa untuk menjadi saksi pertama dari kebangkitan Yesus. Setelah fajar menyingsing, pada hari pertama minggu itu, mereka bergegas ke kubur Yesus untuk merempahi mayat-Nya (1). Hal ini biasa dilakukan agar tidak terjadi pembusukan. Namun, mereka tidak menemukan tubuh Yesus. Kubur itu kosong!

Di sanalah mereka bertemu dengan seorang malaikat, dan malaikat itu berkata kepada mereka: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya …" (5-6). Malaikat itu juga mengingatkan perkataan Yesus bahwa Ia akan mendahului mereka ke Galilea (7; Mat. 26:32).

Kedua perempuan ini datang dalam duka, tetapi kini pergi dalam sukacita besar. Mereka bukan hanya melihat kubur yang kosong, tetapi juga berjumpa secara langsung dengan Yesus. Mereka telah melihat bagaimana Dia mati dan dikuburkan, tetapi sekarang Dia berdiri di hadapan mereka dan mengucapkan salam damai sejahtera kepada mereka (9).

Dalam peristiwa kebangkitan Yesus, perempuan-perempuan ini didesak untuk memercayai apa yang mereka saksikan, apa yang malaikat katakan, dan apa yang Yesus pernah sampaikan kepada mereka. Bukan hanya itu, mereka juga didesak untuk membagikan berita sukacita ini kepada murid-murid yang lain.

Sama seperti perempuan-perempuan ini, kita juga didesak untuk percaya sepenuhnya kepada berita Injil. Sebagai orang percaya, kita pun diajak untuk turut bersukacita dalam perjumpaan secara personal dengan Sang Juru Selamat. Sama seperti kedua perempuan yang berbagi dengan para murid, dan seperti para murid yang berbagi kepada orang banyak, kita juga didesak untuk mengabarkan Kabar Baik kepada semua orang.

Yesus telah bangkit! Alami dan bagikanlah perjumpaan bersama dengan Dia! [PMS]


Saturday 8 April 2023

KEYAKINAN SI PENJAHAT

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : LUKAS 23:33–43
Setahun : 1 Samuel 22–24

KEYAKINAN SI PENJAHAT
Lalu ia berkata, "Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." (Lukas 23:42)

Melihat sebatang pohon buah yang tinggi nan kokoh serta berdaun lebat, kita dapat dengan yakin mengatakan, “Pada musimnya nanti aku akan menikmati buahnya.” Namun, bagaimana seandainya yang ada di depan kita hanya sebatang pohon gundul dengan ranting-ranting yang mengering? Masihkah kita berharap akan menikmati buah dari pohon itu?

Salah seorang dari penjahat yang disalibkan bersama Yesus mengatakan, “Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” Tidakkah kita berpikir bahwa perkataannya itu menarik? Faktanya, Yesus yang tampak di depan mata saat itu hanya seorang pribadi yang sudah tidak berdaya lagi! Tergantung di kayu salib, Dia bagaikan sebatang pohon gundul dengan ranting-ranting yang mengering, yang hanya menunggu waktu untuk menghilang lenyap dari dunia ini. Jelas bahwa penjahat itu melihat sesuatu di dalam diri Yesus yang luput dari pandangan orang banyak. Dan apa yang dilihatnya itu membuat ia berkeyakinan bahwa Seorang yang sekarat di sisinya akan datang kembali sebagai Raja.

Saat ini, ketika kita memandang kepada Yesus, diri-Nya sudah jauh berbeda dari Seorang yang penjahat itu dahulu saksikan. Yesus sudah bangkit dan menang melawan maut. Dia yang sebelumnya tidak berdaya, sekarang penuh kuasa, bahkan duduk memerintah sebagai Raja di atas segala raja. Perbuatan-Nya yang ajaib juga kerap kali kita rasakan dalam kehidupan kita. Dari segala apa yang sudah kita saksikan, betapa degil hati kita dan dungunya pikiran kita jika sampai sekarang kita masih suka meragukan Yesus.



IMAN: MELIHAT SEGALA SESUATUDENGAN MATA BATINIAH BUKAN DENGAN MATA LAHIRIAH


Friday 7 April 2023

Pandanglah kepada Yesus

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Matius 27:32-56
Setahun : 1 Samuel 19–21

Pandanglah kepada Yesus
TB: Ketika mereka berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. | Matius 27:32 (TB)



Dalam teologi kemakmuran, orang Kristen tidak akan hidup menderita. Ajaran ini telah menghipnotis dan melemahkan iman banyak orang Kristen. Ketika kita sedang berputus asa, teologi ini mengajarkan bahwa dengan mengikut Yesus kita akan selalu hidup makmur dan bahagia, seakan-akan Yesus sendiri tidak pernah menderita.

Pandanglah kepada Yesus. Penderitaan-Nya menjadi makin dahsyat saat Ia berada di atas kayu salib. Ketika Ia tergantung, ejekan dan hujatan datang dari orang-orang yang lewat (39-40), para pemuka agama (41-43), dan bahkan penyamun yang sudah selayaknya mendapatkan hukuman (44). Puncak dari penderitaan-Nya terdengar dalam suara nyaring ketika Ia berseru: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (46).

Penderitaan Yesus bukan suatu kecelakaan dalam sejarah atau suatu kesenangan aneh yang Ia cari. Ia rela mengalami penyiksaan karena itulah jalan yang harus ditempuh untuk menyelesaikan misi-Nya.

Orang-orang Yahudi melihat Mesias hanya sebagai pahlawan yang kuat, tetapi Yesus menunjukkan bahwa Mesias adalah Pribadi yang rela menderita. Mereka mengira bahwa Yesus akan turun untuk membuktikan kuasa-Nya. Tetapi, justru karena Ia tidak turun dan rela disalibkan, Ia membuktikan diri-Nya sebagai Sang Juru Selamat dan kita dapat percaya kepada-Nya.

Yesus menjalani penderitaan karena dosa yang telah kita lakukan. Dia menanggung segala derita yang amat berat itu untuk menggantikan kita. Seharusnya kitalah yang menerima umpatan, siksaan, bahkan kematian. Namun, melalui kematian-Nya kita ditebus dan diperdamaikan dengan Allah.

Penderitaan yang kita lalui di dunia ini tidak sebanding dengan apa yang telah Ia lalui. Ia telah melayani dan menderita dengan taat sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Maka, demikian juga dengan kita yang kini menjadi pengikut-Nya. Dalam penderitaan yang sedang kita alami hari ini, mari kita terus memandang kepada Yesus agar kita tidak putus asa dan takluk oleh penderitaan, tetapi mampu menyelesaikan misi kita sebagai orang Kristen di dunia ini. [PMS]