Tuesday 24 October 2023

MENGELUH DENGAN JUJUR

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AYUB 7
Setahun : Lukas 8–9

MENGELUH DENGAN JUJUR
"Oleh sebab itu aku pun tidak akan menahan mulutku, aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, mengeluh dalam kepedihan hatiku." (Ayub 7:11)

Ketika kecil, saya dididik untuk selalu mengucap syukur atas semua hal yang terjadi dalam hidup. Ketika berdoa, saya diajari untuk fokus berterima kasih pada kebaikan-kebaikan Allah, dan cenderung untuk tidak menyebutkan hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup saya. Adalah sesuatu yang "pantang" jika saya mengeluh dalam doa. Ketika semakin dewasa, saya menyadari bahwa hal-hal buruk sama pentingnya dengan hal-hal baik yang terjadi dalam hidup saya.

Ketika Ayub mengalami hal terberat dalam hidupnya, setelah kehilangan seluruh harta benda dan keluarganya, ia juga berkeluh kesah kepada Allah. Ayub berkata bahwa ia tidak akan menahan mulutnya, dan akan berbicara dalam kesesakan jiwanya, dan mengeluh dalam kepedihan hatinya (ay. 11). Tapi Ayub hanyalah mengeluh atas kondisinya, ia menyesalkan keadaannya saat itu, namun tidak mengutuki Allah seperti yang diprediksikan oleh iblis.

Mengeluh dan mengutuk adalah dua hal yang berbeda. Jika kita mengeluh, secara tidak langsung kita mengakui kelemahan kita. Jika kita mengutuk, itu sama dengan menyalahkan pihak lain atas segala hal buruk yang terjadi pada kita. Ayub memilih untuk mengeluh pada Allah dalam kesendirian dan keterasingannya. Kita juga sebaiknya mengeluh hanya kepada Allah, bukan kepada manusia lain. Keluhan yang kita sampaikan pada Allah haruslah jujur. Allah mengenal kita dengan sangat baik. Ketika kita memutuskan untuk jujur kepada-Nya, itu akan menjadi kesenangan bagi-Nya. Tidak ada salahnya mengeluh dengan jujur pada Allah. Karena Allah tahu hidup juga bisa menjadi berat. Dan Ia sangat ingin kita datang kepada-Nya dalam situasi-situasi terberat hidup kita.



KEJUJURAN MEMBAWA KELEGAAN


No comments:

Post a Comment