Thursday 30 November 2023

INTERUPSI YANG MEMBERKATI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MARKUS 5:21–43
Setahun : 2 Korintus 9–13

INTERUPSI YANG MEMBERKATI
Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan. (Markus 5:25)

Yairus, kepala rumah ibadat, tersungkur di depan kaki Yesus. Ia memohon supaya Yesus datang ke rumahnya karena anaknya perempuan sakit dan hampir mati. Menilik situasi yang terjadi, tentu Yairus sedang terburu-buru. Ia lega karena Yesus bersedia. Ia berharap perjalanan lekas tiba, lalu Yesus lekas meletakkan tangan-Nya ke atas anaknya sehingga anaknya sembuh. Tetapi di tengah jalan, muncul interupsi.

Seorang perempuan menjamah jubah Yesus dari belakang. Selama dua belas tahun perempuan itu menderita pendarahan. Pikirnya, asal dijamahnya jubah Yesus, maka ia akan sembuh. Benar, sesudah jubah berhasil dijamah, seketika itu juga berhentilah pendarahannya. Yesus merasakan ada tenaga keluar dari diri-Nya. Lalu Dia pun "menginterogasi" orang banyak di sekelilingnya. Takut dan gemetar, perempuan itu tersungkur di depan Yesus. Ia mengaku segala yang telah diperbuatnya. Sebenarnya, Yairus dapat menjadi gusar karena banyaknya waktu dihabiskan untuk interupsi dari perempuan tadi. Apalagi ia lalu dikabari kalau anaknya sudah mati. Menarik, Yairus tetap tenang. Karena Yesus memberinya pesan, "Jangan takut, percaya saja!" Pula matanya telah melihat interupsi yang memberkati. Seorang perempuan sembuh dari pendarahan karena menjamah jubah Yesus. Itu berarti anaknya pun akan selamat.

Mungkin kehidupan kita saat ini sedang "diinterupsi". Tidak perlu menjadi tawar hati. Karena ternyata interupsi dapat memberkati. Melalui persoalan, kita dapat semakin mengenal besar kasih dan kuasa Tuhan. Oleh besar kasih-Nya, Tuhan selalu sedia menolong kita. Oleh besar kuasa-Nya, tiada persoalan yang kita hadapi tidak mampu untuk Tuhan tangani.



SEGALA INTERUPSI YANG TUHAN IZINKAN TERJADI ADALAH BERTUJUAN UNTUK MENDATANGKAN KEBAIKAN BAGI KITA


Wednesday 29 November 2023

Memberi yang Terbaik

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Tawarikh 3:15-5:1
Setahun : 2 Korintus 5–8

Memberi yang Terbaik
TB: Di depan rumah itu dibuatnya dua tiang, yang tingginya tiga puluh lima hasta, dengan ganja di kepalanya masing-masing setinggi lima hasta. | 2 Tawarikh 3:15 (TB)



Mari kita renungkan keberadaan kita di dunia ini. Rasanya tanpa pertolongan serta kuasa Tuhan, tidak mungkin kita bisa menjalaninya dengan baik. Allah tak pernah berhenti menyatakan anugerah-Nya bagi kita. Namun, kita selalu saja mengecewakan Dia. Anugerah keselamatan yang diberikan oleh-Nya melalui pengorbanan Kristus justru kita tanggapi dengan ketidaktaatan. Bukankah seharusnya kita memberikan yang terbaik bagi kemuliaan-Nya?

Keinginan untuk memberi yang terbaik bagi kemuliaan Tuhan tampak melalui upaya Raja Salomo di dalam pembangunan Bait Allah. Kini kita melihat berbagai macam perabot yang mengisi Bait Allah.

Dua tiang penyangga Bait Allah terpampang begitu kokoh; masing-masing dinamakan Yakhin dan Boas (3:15-17). Beragam perlengkapan untuk persembahan kurban dibuat, yaitu mazbah tempat membakar kurban, bejana untuk membasuh, kandil emas, pelita, meja tempat menaruh roti sajian, kuali, garpu penyodok, bokor penyiraman, pisau, cawan, dan kereta penopang (4:1-22). Benda-benda mulia seperti emas, perak, dan tembaga digunakan dengan berlimpah sampai tidak terhitung jumlahnya (5:1).

Semua perabot tersebut menunjukkan betapa seriusnya Salomo dalam ibadah kepada Tuhan. Ia mengupayakan yang terbaik bagi pembangunan Bait Allah agar melalui gemerlap emas, kilau perak dan permata, serta lengkapnya peralatan persembahan kurban, maka kekudusan, kemuliaan, keagungan, dan kebesaran Allah terpancar di tengah-tengah bangsa Israel.

Saat ini kita diundang untuk membangkitkan semangat yang serupa dalam memuji kebesaran Allah. Salomo memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Marilah kita juga memberikan yang terbaik.

Mungkin kita tidak punya harta seperti Salomo, tetapi mari kita persiapkan dan persembahkan apa saja yang berharga dalam hidup kita, mulai dari waktu dan tenaga, hingga karya dan karakter kita. Ketika kita melayani dan menjalani kehidupan, mari kita upayakan yang terbaik. Bagi kemuliaan nama-Nya, jangan berikan yang tersisa! [WDN]


Tuesday 28 November 2023

MERENDAHKAN DIRI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : EFESUS 5:15–21
Setahun : 2 Korintus 1–4

MERENDAHKAN DIRI
Dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. (Efesus 5:21)

Dua ekor kambing berpapasan di sebuah jembatan di atas jurang yang dalam. Jembatan itu hanya berupa sebatang kayu panjang. Di bawahnya terdapat sungai kecil dengan bebatuan tajam. Kedua kambing itu nyaris berada tepat di tengah jembatan. Kondisi jembatan yang sempit tidak memungkinkan mereka untuk berbalik arah. Melihat ada yang menghalangi jalannya, kambing-kambing itu marah. Keduanya berlaga dan saling menanduk. Alhasil, keduanya terjatuh ke jurang dan mati. Di kesempatan berbeda, dua kambing lain juga berhadapan dengan situasi yang sama. Lalu salah satu kambing menekukkan kakinya serta meniarap. Ia mengizinkan kambing di depannya terus berjalan dengan menginjak tubuhnya. Hasilnya, mereka berdua dapat menyeberang dengan selamat.

Banyak orang berpikir bahwa merendahkan diri akan membuat mereka terlihat rendah atau hina. Itu sebabnya banyak orang cenderung ingin menonjolkan dirinya agar mendapat pengakuan dari orang lain. Padahal, merendahkan diri adalah salah satu sifat yang Tuhan inginkan dari kita. Merendahkan diri berbeda dengan rendah diri. Ini bukan sikap minder, malu-malu, atau tidak percaya diri. Ini adalah tanda kerendahhatian. Rela mengesampingkan kehebatan pribadi serta menjalin relasi yang harmonis dengan orang lain.

Sikap inilah yang hendaknya dimiliki setiap orang percaya. Dikembangkan secara tulus sebagai buah pengenalan kita akan Kristus. Bukan tindakan pura-pura atau karena ada motif tersembunyi. Inilah salah satu cara kita untuk mencerminkan teladan Kristus kepada dunia.



MERENDAHKAN DIRI ADALAH TANDA KERENDAHHATIAN,YANG LAHIR DARI PENGENALAN AKAN KRISTUS YANG SEJATI


Monday 27 November 2023

Buah Relasi yang Baik

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Tawarikh 2
Setahun : 1 Korintus 14–16

Buah Relasi yang Baik
TB: Salomo memerintahkan untuk mendirikan suatu rumah bagi nama TUHAN dan suatu istana kerajaan bagi dirinya sendiri. | 2 Tawarikh 2:1 (TB)



Tuhan mempertemukan kita dengan berbagai macam orang; dan kita diundang untuk membangun relasi yang baik serta penuh kasih dengan semua orang. Tujuannya adalah supaya kita bisa saling membangun satu sama lain. Kita tidak pernah tahu kapan kita membutuhkan kehadiran orang lain, dan pada saat yang sama kita juga menyediakan diri untuk membantu orang lain.

Salomo, raja yang terkenal bijaksana itu, hendak memulai pembangunan Bait Allah beserta istana kerajaan (1). Bait Allah adalah simbol kehadiran Allah yang senantiasa menyertai Israel. Menariknya, Salomo turut melibatkan raja dari kerajaan tetangga dalam proses pembangunan tersebut.

Sosok itu adalah Huram, raja negeri Tirus yang disurati oleh Salomo agar ia memberi bantuan sejumlah material dan tenaga ahli dalam pembangunan Bait Allah (3-10). Rupanya relasi antara Israel dan Tirus sudah terbangun sejak lama, bahkan semenjak Daud bertakhta. Ada relasi persahabatan yang sudah terbangun antara kedua bangsa ini. Hubungan baik yang sudah dimulai dan senantiasa dijaga itu sangatlah indah. Relasi tersebut terbukti dari kesediaan Huram untuk membantu segala proses pembangunan Bait Allah serta memenuhi apa yang diminta oleh Raja Salomo (13-16).

Bukan hanya itu, Huram juga turut memanjatkan syukur dan puji-pujian kepada Allah atas ditegakkannya pemerintahan Raja Salomo (11-12). Dari sini kita melihat adanya hasrat untuk turut membangun relasi yang sama yang dahulu dibangun dengan Daud, agar terjadi pula dengan Salomo. Hubungan yang baik antara kedua kerajaan tentu saja akan mendatangkan lebih banyak manfaat dibandingkan apabila mereka menaruh kecurigaan satu sama lain. Selanjutnya, kita melihat bahwa terjadi kolaborasi yang baik dalam pembangunan Bait Allah tersebut.

Jadi, marilah kita juga berupaya membangun relasi yang baik serta persahabatan yang tulus dengan sebanyak mungkin orang. Hidup tentu akan menjadi jauh lebih nyaman jika tercipta relasi yang penuh damai dan saling membangun dengan orang-orang di sekitar kita. Bukankah demikian yang kita harapkan? [WDN]


Sunday 26 November 2023

TUHAN MENGERTI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 TAWARIKH 30
Setahun : 1 Korintus 10–13

TUHAN MENGERTI
TUHAN mendengar Hizkia dan membiarkan bangsa itu selamat. (2 Tawarikh 30:20)

Tuhan mengerti situasi manusia. Kebenaran ini tecermin dari pengalaman Raja Hizkia saat merayakan Paskah. Menurut peraturan hukum Taurat, Paskah dirayakan pada bulan pertama (Im. 23:5). Namun, Hizkia bersama rakyat merayakannya pada bulan kedua karena belum mencukupi jumlah imam yang telah menguduskan diri dan rakyat belum terkumpul di Yerusalem (ay. 2‒3). Lagi menurut peraturan, Paskah hanya boleh dimakan oleh orang-orang yang tahir. Namun, sebagian besar rakyat, terutama dari Efraim, Manasye, Isakhar dan Zebulon turut memakan Paskah padahal mereka belum tahir (ay. 18a). Faktanya, perayaan Paskah di hari itu berkenan kepada Tuhan. Pula Tuhan membiarkan selamat orang-orang yang tidak tahir, yang turut memakan Paskah. Alasannya ialah karena mereka kembali kepada Tuhan (ay. 6, 9), merendahkan diri di hadapan Tuhan (ay. 11), melakukan firman Tuhan (ay. 12, 14), dan sungguh-sungguh berhasrat mencari Dia (ay. 19) dan Tuhan mengerti. Yang Tuhan lihat adalah hati. Karena itu, Tuhan mengabulkan doa Hizkia mengenai perayaan Paskah yang tidak sesuai peraturan hukum Taurat.

Bukan berarti peraturan tidak penting. Bukan berarti ketetapan tidak lagi berguna atau dapat diabaikan. Bukan berarti kita boleh bersikap seenaknya saat datang kepada Tuhan. Hanya ketahuilah dibanding tata cara, terlebih penting bagi Tuhan hati yang sungguh berhasrat mencari Dia dan kembali kepada-Nya. Karena itu Tuhan mengerti. Bukankah ini anugerah bagi kita? Karena siapakah manusia dapat menghampiri Tuhan secara sempurna, tiada bercacat dosa?



PATUTLAH KITA MENGUCAP SYUKUR KARENA TUHAN MAU MEMAHAMI AKAN KETIDAKSEMPURNAAN YANG KITA MILIKI


Saturday 25 November 2023

Semua Berakhir Indah

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Daniel 12
Setahun : 1 Korintus 5–9

Semua Berakhir Indah
TB: "Pada waktu itu juga akan muncul Mikhael, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan akan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu. | Daniel 12:1 (TB)



Akhir zaman menjadi pembahasan tanpa henti hingga hari ini. Hal itu sudah dinyatakan Allah kepada Daniel melalui penglihatannya dalam nas ini.

Akan ada waktu di mana kesesakan besar terjadi, tetapi bangsanya akan terluput (1). Selain itu, akan ada kebangkitan orang-orang mati; sebagian akan menerima hidup kekal dan sebagian lagi akan menerima penghukuman (2).

Kembali Allah memberikan penglihatan kepada Daniel, kali ini sesuatu yang membuat dia tidak mengerti (8). Meski demikian, Allah menjelaskan bahwa semua penglihatan itu akan dinyatakan pada akhir zaman (9).

Kapan hal itu terjadi? Alkitab mencatat, saat semua kuasa yang menindas dan merusak umat Allah berakhir.

Apa yang akan terjadi pada saat itu? Orang-orang akan dimurnikan dan diuji (10). Orang fasik tidak akan pernah memahami rencana Tuhan sedikit pun. Mereka akan hidup dalam kefasikan sampai akhir. Namun, orang bijaksana akan memahami kehendak Tuhan, dan mereka yang setia sampai akhir akan mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni kehidupan yang kekal (12-13).

Apa yang diperlihatkan Allah kepada Daniel memberi harapan baru. Di tengah penderitaan, tekanan, dan pergumulan yang dialami bangsanya, Allah justru memperlihatkan akhir dari segala sesuatu. Allah memang tidak menceritakan dan memperlihatkan secara mendetail apa dan bagaimana akhir dari segalanya. Namun, satu hal yang Allah janjikan adalah Daniel dan bangsanya yang setia kepada Allah akan memperoleh hidup yang kekal.

Saat ini mungkin kita belum dapat melihat akhir dari segala penderitaan maupun pergumulan hidup kita. Namun, satu hal yang perlu kita yakini adalah pada akhirnya nanti akan ada kelepasan dan kemenangan.

Jadikanlah semua pergumulan dan tekanan hidup kita sebagai bagian dari ujian menuju kemurnian hidup di dalam Kristus. Yakinlah bahwa Allah tidak meninggalkan kita. Berpeganglah pada janji-Nya. Allah akan membangkitkan kita serta memberi kelepasan dan kemenangan bagi kita. [MAR]


Friday 24 November 2023

TEGURAN DAN HAJARAN KASIH

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : WAHYU 3:14–22
Setahun : 1 Korintus 1–4

TEGURAN DAN HAJARAN KASIH
"Siapa yang Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu, bersungguh-sungguhlah dan bertobatlah!" (Wahyu 3:19)

Ketika kanak-kanak, saya sering protes kepada ibu. Sebab, setiap ada keributan saat bermain dengan teman, sayalah yang kena tegur. Terlebih jika saya berusaha membenarkan diri. Ibu malah memarahi saya. Tentu saya jengkel. Namun, di akhir kemarahannya ibu selalu mengatakan, "Ibu marah sama kamu karena kamu anak Ibu. Ibu peduli sama kamu! Ibu marah karena Ibu sayang kamu!"

Jemaat Laodikia menjadi sombong karena merasa memiliki segalanya. Mereka menganggap kekayaan dan kemakmuran sebagai bukti bahwa Allah berkenan dan memberkati kehidupan mereka. Mereka menilai diri terlalu tinggi. Mereka membangun kepercayaan diri di atas kekuatan manusia. Karena itu, Kristus merasa muak dengan sikap mereka yang merasa diri tidak kekurangan apa-apa. Kristus bahkan akan memuntahkan mereka. Namun demikian, Kristus tetap menunggu pertobatan mereka. Karena itulah, Kristus memberikan peringatan yang didasari oleh dorongan yang kuat dan penuh rahmat. Teguran dan hajaran-Nya adalah pernyataan kasih-Nya guna membawa pertobatan yang menyelamatkan.

Hardikan firman Allah mungkin tampak sebagai kata-kata yang keras dan teguran-teguran yang berat. Namun, itu adalah pertanda kehendak baik-Nya yang timbul dari kasih. Sebelum emosi negatif menguasai, baiklah kita sadari betapa malangnya orang yang menolak setiap teguran dan hajaran dalam kasih ini. Akui saja kelemahan diri, lalu datanglah kepada Kristus dengan kemiskinan dan kehampaan. Sebab inilah yang memungkinkan kita beroleh kekayaan rohani dan kepuasan sejati.



TEMPAAN YANG KERAS MEMBENTUK BESI MENJADI SAMURAI, KERASNYATEGURAN DAN HAJARAN TUHAN MEMBENTUK KITA KUAT DI DALAM IMAN


Thursday 23 November 2023

Proses Pemurnian

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Daniel 11:20-35
Setahun : Roma 14–16

Proses Pemurnian
TB: Menggantikan dia akan muncul seorang yang menyuruh seorang pemungut pajak menjalani bagian yang terindah dari kerajaan itu, tetapi beberapa hari kemudian ia akan dibinasakan, bukan oleh kemarahan atau oleh peperangan. | Daniel 11:20 (TB)



Bagaikan emas, iman yang murni tidak akan ada tanpa proses pemurnian. Untuk memurnikan dan menguduskan iman umat-Nya, Allah punya banyak cara, seperti yang Dia nyatakan kepada Daniel.

Di dalam penglihatan Daniel, kerajaan terus bergulir dan berganti, tetapi keadaan tidak membaik. Ada penguasa yang memberlakukan pajak, tetapi kekuasaannya tidak berlangsung lama (20). Ia digantikan oleh penguasa baru yang hina dan tidak memiliki martabat raja (21).

Tercatat bahwa ia adalah penguasa yang licik, yang merampas dan menjarah banyak daerah (22-24). Tidak ada maksud baik di dalam hatinya (27-28). Bahkan, tentaranya menajiskan tempat kudus hingga menggiring umat Allah menjadi murtad (31-32). Orang-orang bijaksana pun mengalami penderitaan dan penindasan (33-34).

Setelah itu semua, Allah menyatakan bahwa tujuan dari semua peristiwa itu adalah untuk menguji, menyaring, dan memurnikan umat (35). Segala kesusahan tidak akan berakhir pada kebinasaan, melainkan pemulihan umat Allah.

Maka, makin jelaslah rangkaian rencana Allah bagi umat-Nya. Melalui sejarah yang panjang, Allah mengizinkan umat-Nya berada di bawah kekuasaan manusia berdosa. Allah mengizinkan umat-Nya mengalami berbagai macam pergumulan dan penderitaan. Seperti yang Allah ungkapkan kepada Daniel, semuanya bukan tanpa tujuan, tetapi untuk menuntun umat-Nya kepada pemurnian dan pengudusan.

Pemurnian membutuhkan proses yang panjang supaya kita bersih dari berbagai macam dosa. Pemurnian membawa kita kepada pengudusan sebagai anak-anak Allah yang tidak bercacat dan tak bernoda. Satu hal utama yang Allah inginkan adalah keselamatan umat yang dikasihi-Nya.

Apa pun yang kita alami di sepanjang kehidupan kita, sesungguhnya itu bagian dari pemurnian yang dilakukan Allah bagi kita, umat yang dikasihi-Nya. Allah ingin agar kita makin serupa dengan-Nya. Itulah mengapa kita harus tetap bersyukur dan bertahan di tengah segala keadaan. Kiranya Roh Kudus menolong dan menguatkan kita. [MAR]


Wednesday 22 November 2023

MENGHADAPI PENENTANGAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : BILANGAN 16:1–35
Setahun : Roma 11–13

MENGHADAPI PENENTANGAN
"Sungguh, engkau tidak membawa kami ke negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ataupun memberikan kepada kami ladang-ladang dan kebun-kebun anggur sebagai milik pusaka. Masakan engkau dapat mengelabui mata orang-orang ini? Kami tidak mau datang." (Bilangan 16:14)

Salah satu tantangan bagi pemimpin ialah ketika otoritasnya dipertanyakan, bukan hanya oleh mereka yang dipimpinnya, melainkan juga oleh rekan pemimpin lainnya. Wibawanya dirongrong, perintahnya sengaja dilanggar, dan itu ditunjukkan di depan umum. Bagaimana jika kita berada dalam posisi itu?

Korah, seorang Lewi mengajak 250 pemimpin terkemuka bersamanya untuk menentang Musa. Mereka menuduh Musa sendirilah yang meninggi-ninggikan dirinya atas mereka. Mereka tidak mengakui bahwa Musa adalah pemimpin pilihan Tuhan. Artinya, mereka menuduh Musa, bahkan Tuhan sendiri, sebagai pendusta. Mereka juga tidak percaya terhadap janji-janji Allah, termasuk mengenai hidup berkelimpahan di Tanah Perjanjian.

Lalu, apa tanggapan Musa? Ia bersujud, menundukkan wajahnya ke tanah, menunjukkan kesedihannya. Ia menjelaskan bahwa Allah sendiri yang memberi mereka tanggung jawab yang berbeda. Orang-orang Lewi bahkan diberi keistimewaan untuk melayani di Kemah Suci. Lalu Musa memanggil mereka untuk bersama-sama mendengarkan ketetapan Tuhan, tetapi lagi-lagi mereka menolak. Jelaslah bahwa sebenarnya Tuhan sendirilah yang mereka tentang. Akibatnya, mereka ditimpa penghukuman mengerikan dari Allah.

Seperti Musa, kita hendaknya membawa setiap penentangan yang kita hadapi kepada Tuhan, serta memastikan bahwa kita berjalan sesuai kehendak-Nya. Tidak perlu reaktif dan bertindak emosional. Namun kita tetap berupaya menyelesaikannya dengan baik. Jika penentangan itu sebenarnya karena ketidaksediaan mereka menaati Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan beperkara dengan mereka.



KITA TIDAK PERLU BERKECIL HATI BERHADAPAN DENGAN PARA PENENTANG,ASALKAN KITA MELANGKAH DALAM KETAATAN DI JALAN ALLAH


Tuesday 21 November 2023

Tetaplah Kuat!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Daniel 10:15-11:1
Setahun : Roma 8–10

Tetaplah Kuat!
TB: Ketika dikatakannya hal ini kepadaku, kutundukkan mukaku ke tanah dan aku terkelu. | Daniel 10:15 (TB)



Setiap penglihatan yang diterima Daniel pasti memberikan kesan dan makna tersendiri. Begitu pula penglihatan Daniel kali ini.

Apa yang dinyatakan kepada Daniel sebelumnya sudah membuatnya tertunduk dan kelu (10:15). Yang ia rasakan hanyalah kesakitan dan kehilangan kekuatan, bahkan kekuatan untuk berbicara. Satu hal yang Daniel sadari adalah ia menjadi lemah tak berdaya saat ia mendapat penglihatan itu (10:16-17). Daniel baru bisa berbicara dan menjadi kuat kembali setelah sosok yang menyerupai manusia itu menyentuh dirinya (10:18-19).

Tidak hanya memberi kekuatan, sosok itu juga menyatakan tujuan kedatangannya, dan juga menyatakan apa yang akan terjadi (10:20-11:1). Ternyata belum berakhir masa penderitaan yang harus dialami oleh bangsa Israel. Belum selesai dengan bangsa Persia, diperlihatkan bahwa akan ada bangsa lain yang datang, yaitu bangsa Yunani. Kedua bangsa ini akan berkuasa dengan kekuatan mereka, lalu dengan sombong mereka akan terus berperang. Meski demikian, semua ini masih berada dalam rangkaian rencana Allah untuk memulihkan umat-Nya.

Janji Allah untuk menyertai umat-Nya bukanlah kata-kata biasa semata. Hal ini dibuktikan oleh Allah bahkan pada saat umat-Nya tidak setia kepada-Nya. Di satu sisi, kita melihat bagaimana Allah mengizinkan bangsa lain menindas dan menekan umat-Nya. Namun di sisi lain, Allah jugalah yang berperang bagi umat-Nya. Allah pula yang membawa mereka kepada kemenangan yang kekal, yang memimpin mereka kepada keselamatan di dalam Allah.

Di balik semua peristiwa yang kita alami di dunia ini, Allah turut bekerja dan berperang bagi kita. Bahkan, pada saat kita merasa bahwa Allah menghukum kita, kebenarannya adalah Allah berperang bagi kita dan siap memberikan kemenangan kepada kita.

Apa pun keadaan kita saat ini, ingatlah, bahwa di balik setiap keadaan selalu ada anugerah keselamatan Allah bagi orang-orang yang dikasihi-Nya. Jangan takut, tetaplah kuat di dalam Dia! [MAR]


Monday 20 November 2023

KRITIK YANG CANTIK

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KELUARAN 18:13–27
Setahun : Roma 4–7

KRITIK YANG CANTIK
Tetapi mertua Musa menjawabnya: "Tidak baik seperti yang kaulakukan itu." (Keluaran 18:17)

Kritik diartikan sebagai kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Umumnya, kita tidak suka dikritik, apalagi jika kritik itu bernada menjatuhkan, merendahkan dan melemahkan semangat. Sejujurnya, kita lebih suka mengkritik, walaupun penilaian yang kita berikan belum tentu baik dan benar.

Ketika Yitro melihat bagaimana cara Musa sepanjang hari menangani persoalan umat Israel, sang mertua menilainya sangat buruk, baik bagi Musa maupun bagi seluruh umat itu. Tidak efektif dan tidak efisien. Lalu Yitro memberikan solusi, dengan mengusulkan agar Musa mengangkat pemimpin-pemimpin untuk mengepalai 10, 50, 100 dan 1.000 orang. Pemimpin ini diangkat dengan kualifikasi yang ketat, baik dari keterampilan, kesaksian hidup, maupun ketaatannya kepada Tuhan. Setiap orang membawa masalahnya terhadap sang pemimpin, dan hanya masalah-masalah yang tak bisa mereka selesaikanlah yang akan dibawa kepada Musa. Hasilnya, semua bangsa itu puas dan bersukacita.

Kritik yang disampaikan dengan motivasi, cara dan tujuan yang baik tentulah sangat berharga. Apalagi jika disampaikan dengan alternatif solusi yang jitu, serta selaras dengan firman Tuhan (ay. 23). Itulah kritik yang cantik. Itulah hendaknya yang kita harapkan dari orang lain. Itu pulalah yang sepatutnya kita berikan ketika kita menilai atau mengkritik sesuatu atau seseorang. Dan tentunya, itu adalah buah hikmat yang lahir dari pengenalan kita yang benar terhadap Allah.



"MASALAH DENGAN KEBANYAKAN DARI KITA ADALAH KITA LEBIH SUKA DIHANCURKANOLEH PUJIAN DARIPADA DISELAMATKAN OLEH KRITIK."—Norman Vincent Peale


Sunday 19 November 2023

Di Balik Jawaban Doa

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Daniel 9:20-27
Setahun : Roma 1–3

Di Balik Jawaban Doa
TB: Sementara aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel, dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku bagi gunung kudus Allahku, | Daniel 9:20 (TB)



Sering kali kita ingin Allah memahami apa yang kita mau saat kita berdoa. Tidak hanya itu, kita merasa bahwa Allah begitu mengasihi kita jika permohonan kita dikabulkan-Nya. Maka, tak mengherankan jika apa yang kita baca hari ini bertolakbelakang dengan ekspektasi kita.

Alkitab mencatat bahwa sementara Daniel berdoa, malaikat Gabriel kembali datang kepadanya (20-21). Gabriel memberikan penglihatan terkait dengan doa permohonan Daniel. Tujuannya bukan hanya agar Daniel tahu apa jawaban Allah, melainkan supaya ia memahami apa tujuan Allah atas semua yang akan Dia lakukan kepada umat-Nya (22-23).

Allah telah menetapkan waktu bagi bangsa Israel, untuk melenyapkan kefasikan, mengakhiri dosa, dan menghapus kesalahan (24). Allah juga menyatakan bahwa akan ada pemulihan bagi Yerusalem (25). Sampai akhir, Allah akan tetap menjalankan keadilan-Nya dan membinasakan penguasa yang keji (26-27).

Secara sekilas jawaban Allah tidak seperti apa yang diharapkan Daniel. Bukannya menghapuskan hukuman, Allah justru menetapkan masa yang akan dilalui oleh bangsa Israel dalam rangka usaha Allah menyelamatkan dan memulihkan umat-Nya. Daniel tidak akan memahaminya jika Allah tidak menyatakannya melalui Gabriel yang diutus-Nya. Allah ingin Daniel mengetahui apa yang menjadi isi hati-Nya dan tujuan dari rencana-Nya.

Allah pasti menjawab setiap doa yang dinaikkan oleh umat-Nya. Namun, jawaban Allah bukanlah berdasarkan apa yang kita kehendaki, melainkan apa yang menjadi kehendak-Nya. Kasih Allah bukan didasarkan pada dikabulkannya atau tidak apa yang kita inginkan. Kasih Allah sudah dibuktikan melalui keselamatan yang Ia berikan melalui pengurbanan Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya.

Berdoalah kepada Allah. Mintalah apa pun kepada Allah dalam doa dan permohonan Anda. Hanya saja, kita harus ingat bahwa kita melakukannya bukan untuk dikabulkannya semua keinginan kita, melainkan untuk mengetahui isi hati serta rencana Allah bagi kita dan bagi seluruh orang percaya. [MAR]


Saturday 18 November 2023

MASUK AKAL

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 RAJA-RAJA 19:1–18
Setahun : Kisah Para Rasul 26–28

MASUK AKAL
Firman TUHAN kepadanya: "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram." (1 Raja-raja 19:15)

Seorang pria pulang dari gereja dalam keadaan marah. Tadi ia bercerita kepada Pak Pendeta kalau sedang banyak masalah dalam keluarganya. Bisnisnya macet, istrinya terlihat akrab dengan pria lain, putra-putrinya pun terlibat pergaulan bebas. Disangkanya, ia akan dikasihani dan dihibur. Namun Pak Pendeta justru mendorongnya turut melayani Tuhan di gereja. "Anjuran tidak masuk akal," katanya geram.

Tampak tidak masuk akal anjuran melayani Tuhan saat banyak masalah menimpa kehidupan. Namun dipikir-pikir lagi, anjuran itu sangat masuk akal. Dengan melayani Tuhan, pikiran tidak terfokus pada persoalan. Faktanya, jika melulu memikirkan persoalan, dapat muncul kecemasan dan kegelisahan. Pula ketakutan yang berlebihan, seperti dialami Nabi Elia. Jauh ia berlari masuk ke padang gurun, lalu berkata ingin segera mati. Elia sampai bertindak demikian karena berfokus pada perkataan Izebel. Dalam pikiran terus terbayang perempuan itu mencabut nyawanya. Ia lupa baru saja menang bertanding melawan 450 nabi Baal (lih. 1Raj. 18:20‒40). Menanggapi ketakutan Elia, Tuhan memberinya tugas pelayanan. Elia diminta mengurapi Hazael menjadi raja Aram, Yehu menjadi raja Israel dan Elisa menjadi nabi menggantikannya (ay. 15‒16). Menarik setelah itu tidak terlihat Elia ketakutan.

Bukan berarti kita mengabaikan persoalan atau tidak berupaya menangani masalah. Hanya jangan biarkan pikiran terfokus ke sana. Saat melayani, fokus pikiran teralihkan dari persoalan pada pekerjaan Tuhan. Mungkin masalah tetap ada, tetapi kita menjadi kuat menghadapinya karena kita disadarkan bahwa Tuhan yang kita layani terlebih besar dari segala persoalan.



"TETAPI CARILAH DAHULU KERAJAAN ALLAH DAN KEBENARANNYA, MAKASEMUANYA ITU AKAN DITAMBAHKAN KEPADAMU."—Matius 6:33, TB


Friday 17 November 2023

Kunci Jawaban

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Daniel 8:15-27
Setahun : Kisah Para Rasul 23–25

Kunci Jawaban
TB: Sedang aku, Daniel, melihat penglihatan itu dan berusaha memahaminya, maka tampaklah seorang berdiri di depanku, yang rupanya seperti seorang laki-laki; | Daniel 8:15 (TB)



Setelah mengerjakan ujian, sering kali para siswa kebingungan apakah mereka sudah menjawab semua soal dengan benar atau belum. Satu-satunya cara untuk memastikan hal itu adalah dengan mendapatkan kunci jawaban.

Daniel menerima penglihatan dari Tuhan, tetapi ia butuh penjelasan tentang bagaimana ia dapat memahami penglihatan itu. Maka, melalui Gabriel, Allah memberikan jawabannya kepada Daniel (15-16).

Di samping penjelasan tentang domba dan kambing yang merujuk kepada kerajaan tertentu, penafsiran berfokus pada "seorang raja dengan muka yang garang dan yang pandai menipu" (23), yang membinasakan, tetapi yang akan dikalahkan oleh Raja segala raja (24-25). Gabriel menegaskan bahwa penglihatan ini adalah tentang akhir zaman, ketika Sang Mesias datang, dan bahwa semuanya ini akan terjadi (17-19, 26).

Penglihatan itu begitu berat bagi Daniel hingga dia jatuh pingsan, bahkan menjadi lelah dan jatuh sakit selama beberapa hari (18, 27). Ia berempati dengan penderitaan umat Tuhan. Namun, semua pergumulan ini tidak membuat dia meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya.

Bagaimana dengan kita yang membaca tentang penglihatan ini melalui Alkitab? Kunci jawaban sudah diberikan kepada kita. Tanda-tanda akhir zaman sudah begitu nyata di sepanjang sejarah, bahkan sekarang ini di sekitar kita. Namun, kita tidak dipanggil untuk meramalkannya.

Allah mau supaya kita memahami peringatan-Nya dan menjalankan tugas kita di dunia ini dengan bertanggung jawab kepada-Nya, sebagai ungkapan iman kita dalam menanti kedatangan Sang Mesias.

Banyak orang yang merasa bahwa menjelang kedatangan Kristus mereka tidak perlu lagi memedulikan pekerjaan sehari-hari mereka. Padahal, Daniel jelas tidak mendorong apalagi mendukung pemahaman seperti ini. Ia tetap kembali memenuhi tugasnya dalam urusan kerajaan. Karena itu, sudahkah Anda mempersiapkan diri dan memenuhi tanggung jawab Anda dengan baik dalam menyambut kedatangan Kristus? [IBS]


Thursday 16 November 2023

MENCICIP

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 KORINTUS 8:1–15
Setahun : Kisah Para Rasul 20–22

MENCICIP
Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. (2 Korintus 8:12)

"Ini, sedikit untuk dicicip," begitulah kalimat pengantar yang kami sampaikan, mengiring pemberian yang kami bawa. Mungkin bukan sesuatu yang "wah". Namun, membagikan sedikit dari yang kami miliki sudah menjadi budaya. Ada rasa bahagia ketika dapat berbagi. Bukan supaya dikenal sebagai orang baik, toh semua juga saling berbagi. Mengasihi selayaknya keluarga, adalah dasar kami bergantian berbagi sesuai dengan yang kami miliki. Jangankan sesuatu yang tidak dijual, hasil sawah dan ladang yang menjadi sumber penghasilan pun sengaja disisihkan supaya tetangga ikut mencicipi.

Iman dan kasih kepada Kristus tidak cukup hanya dinyatakan melalui pertobatan yang menyangkut perilaku moral, melainkan juga perlu dinyatakan dalam hubungan sosial dan komunal. Karena itu, kasih yang nyata dalam kepedulian terhadap sesama pun harus diwujudkan sebagai buah iman. Dan mengingat bahwa kesempatan untuk berbagi/menolong sesama juga merupakan anugerah dari Allah, maka kerelaan memberi harus disertai usaha yang tulus.

Allah menerima setiap rencana baik, serta usaha yang sesuai dengan kemampuan. Allah menerima pemberian dari yang kita miliki, dari sesuatu yang dapat kita lakukan. Sebaliknya, Allah tidak akan menolak kita karena sesuatu yang tidak kita miliki, tidak kita kuasai dan yang tidak dapat kita lakukan. Namun demikian jangan berpikir bahwa memiliki niat atau maksud baik itu cukup. Pun mengutip ayat "sepadan dengan kerelaan" sebagai dasar untuk mempersembahkan semampunya, bukan sekenanya.



KESEMPATAN UNTUK BERBAGI ADALAH ANUGERAH, SEKALIGUS PENGUJI KETULUSAN KASIH KITA KEPADA ALLAH


Wednesday 15 November 2023

Kalah tetapi Tidak Takluk

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Daniel 7:19-28
Setahun : Kisah Para Rasul 17–19

Kalah tetapi Tidak Takluk
TB: Lalu aku ingin mendapat penjelasan tentang binatang yang keempat itu, yang berbeda dengan segala binatang yang lain, yang sangat menakutkan, dengan gigi besinya dan kuku tembaganya, yang melahap dan meremukkan dan menginjak-injak sisanya dengan kakinya; | Daniel 7:19 (TB)



Kata "perang" (Ing. war) dan "pertempuran" (Ing. battle) memiliki perbedaan makna. Perang mencakup berbagai pertempuran. Satu pihak dapat memenangkan satu (atau lebih) pertempuran, tetapi belum tentu akan memenangkan perang.

Penglihatan Daniel menunjukkan binatang keempat yang sangat menakutkan, dengan sepuluh tanduk dan satu tanduk yang tumbuh lebih tinggi daripada yang lain (19-20). Mengapa penglihatan ini begitu mengganggu bagi Daniel?

Dalam penjelasan yang diberikan, Daniel memahami bahwa binatang yang keempat adalah kerajaan besar yang mengalahkan semua kerajaan lainnya. Sepuluh tanduk adalah raja-raja yang memerintah atas kerajaan itu, sedangkan tanduk yang besar adalah seorang raja yang sangat kuat dan kejam. Ia menyombongkan dirinya, menentang Yang Mahatinggi, dan menindas orang benar. Dengan kekuasaannya yang besar, ia merasa bahwa ia dapat berbuat sesuka hati tanpa ada yang bisa menghentikannya (23-25).

Lalu, bagaimana dengan "orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi"? Dalam penglihatan itu, mereka akan dikalahkan dan dianiaya oleh tanduk yang besar (21, 25). Namun, pada akhirnya justru orang-orang kudus inilah yang akan memegang pemerintahan yang kekal (22). Bagaimana yang kalah dapat menjadi penguasa?

Umat Allah bisa saja kalah dalam beberapa pertempuran, tetapi pada waktu yang telah ditetapkan mereka akan memenangkan perang. Raja itu akan ditaklukkan dan bahkan dihancurkan oleh Majelis Pengadilan, sedangkan orang-orang kudus akan diangkat dan ditinggikan (26-27).

Tuhan telah mengungkapkan kepada Daniel bagaimana umat-Nya akan mengalami penderitaan, tetapi Ia akan memberikan kemenangan kekal kepada mereka.

Di kala berbagai kekacauan dan kekejaman dunia begitu mengganggu kita, firman-Nya sungguh menghiburkan. Di tengah tekanan sekalipun kita tetap berjuang untuk hidup sebagai orang kudus, sebab Tuhanlah yang memegang kekuasaan tertinggi dan memenangkan peperangan. [IBS]


Tuesday 14 November 2023

DUKACITA ILAHI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : NEHEMIA 2:1–10
Setahun : Kisah Para Rasul 14–16

DUKACITA ILAHI
Jawabku kepada raja: "Hiduplah raja untuk selamanya! Bagaimana mukaku tidak akan muram, kalau kota, tempat pekuburan nenek moyangku, telah menjadi reruntuhan dan pintu-pintu gerbangnya habis dimakan api?" (Nehemia 2:3)

Apa yang tampak pada raut muka kerap menunjukkan apa yang ada di hati. Ketika kita melihat seseorang dengan raut wajah muram dan sedih, kita bisa menyimpulkan bahwa hatinya sedang diliputi kesedihan. Raut wajah seseorang terlihat muram karena berbagai alasan. Salah satunya karena keprihatinan terhadap seseorang atau sebuah keadaan yang sedang menghadapi masalah. Apa yang ada di hati, tampak jelas pada raut muka dan ia tidak mungkin menyembunyikannya.

Selama bertugas sebagai juru minuman kerajaan, Nehemia tidak pernah memasang raut wajah sedih di hadapan Raja Artahsasta. Tetapi hari itu Nehemia tidak mampu menyembunyikan kesedihannya di hadapan raja karena itu terlihat jelas di wajahnya. Perubahan itulah yang memaksa raja untuk bertanya kepadanya. Dan Nehemia pun memberitahukan bahwa ia sedih karena menyaksikan kota nenek moyangnya telah habis menjadi reruntuhan karena dimakan api. Nehemia juga mengutarakan keinginannya untuk diperkenan pulang ke Yehuda dan membangun kotanya kembali.

Kepedihan hati Nehemia terhadap kondisi bangsanya adalah dukacita Ilahi yang begitu dalam. Ia pun jujur mengakuinya dan ingin melakukan sesuatu demi pemulihan bangsanya. Hati seorang yang diliputi dukacita Ilahi tidak akan merasa tenang saat melihat kondisi negaranya dalam impitan masalah. Ia dengan jujur mengutarakan keprihatinannya itu kepada Tuhan dan berdoa memohon perkenanan-Nya. Apakah hati kita juga diliputi dukacita Ilahi terhadap keadaan yang sedang menimpa bangsa kita hari ini? Apakah hati kita tergerak berdoa untuk pemulihan bangsa kita?



SEORANG YANG MEMILIKI HATI ALLAH PRIHATIN DAN BERDOA AKAN KETERPURUKANBANGSANYA DAN BERUSAHA MELAKUKAN SESUATU UNTUK PEMULIHANNYA


Monday 13 November 2023

Pemegang Kendali Kehidupan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Daniel 6:19-28
Setahun : Kisah Para Rasul 11–13

Pemegang Kendali Kehidupan
TB: (6-20) Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; | Daniel 6:19 (TB)



Atlas adalah nama tokoh dalam mitologi Yunani yang dihukum untuk memikul bumi pada pundaknya sebagai cara untuk mempermalukan dia atas pemberontakannya yang gagal. Namun, kisah ini tidak menjelaskan siapa yang menciptakan bumi dan memelihara kehidupan di atasnya.

Kegalauan Darius mendorongnya segera pergi ke gua singa saat fajar menyingsing (20). Pada saat itulah terjadi peristiwa yang mengungkapkan beberapa hal menarik.

Pertama, Darius berseru kepada Daniel dengan suara yang penuh kecemasan (21). Tindakan ini menyingkapkan sedikit keyakinan Darius kepada Allah Daniel. Sebab, jika seseorang dilemparkan ke gua singa, pastilah dia mati. Seruan itu mengungkapkan pengharapannya.

Kedua, jawaban Daniel menegaskan fakta bahwa Tuhan adalah pengendali kehidupan manusia, dan bahwa Tuhan memiliki cara yang melampaui maklumat raja (22). Tuhan tidak menyingkirkan singa-singa itu, melainkan Ia mengirim malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa sehingga tidak mencederai Daniel (23).

Darius bersukacita dan segera mengeluarkan Daniel dari dalam gua singa. Sebagai gantinya, ia melemparkan mereka yang mendakwa Daniel ke dalam gua itu (24-25).

Sang pemegang kendali kehidupan telah menunjukkan kuasa-Nya. Maka, Raja Darius merespons dengan mengeluarkan surat kepada seluruh bangsa di bawah kuasanya supaya mereka takut dan gentar kepada Allah Daniel.

Alkitab menegaskan bahwa Tuhan adalah sang pengendali kehidupan. Penyertaan Tuhan atas Daniel mengingatkan kita kepada keadaan manusia di Taman Eden ketika Adam dan Hawa hidup bersama binatang dengan aman. Sebagaimana Tuhan mampu melakukan mukjizat di langit dan bumi, demikian juga Ia berkuasa untuk melakukan hal-hal yang tak terbayangkan oleh umat-Nya.

Apabila Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya mengalami ujian iman yang tak terpikirkan, tetapi siap untuk menjalaninya di dalam Tuhan dan menyaksikan kuasa penyelamatan Tuhan, bagaimana dengan Anda? [IBS]


Sunday 12 November 2023

BERBAKTI PADA ORANG TUA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : EFESUS 6:1–3
Setahun : Kisah Para Rasul 9–10

BERBAKTI PADA ORANG TUA
Hormatilah ayahmu dan ibumu—ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: Supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. (Efesus 6:2–3)

Seorang pria paruh baya dalam kesaksiannya mengingatkan agar para pendengarnya dapat membaktikan diri pada orang tua mereka selagi masih hidup. "Apa pun yang Anda lakukan, sebaik dan sebanyak apa pun pemberian yang Anda lakukan, semuanya takkan lagi berarti ketika orang tua Anda sudah tidak ada di dunia ini," ujar sang hamba Tuhan dengan nada mengingatkan. Hasil perenungan yang diperolehnya dari pengalaman pribadi, juga penyesalannya karena kurang memperlakukan orang tua dengan baik selagi masih ada kesempatan yang Tuhan berikan.

Mengikuti nasihat agar anak-anak menaati orang tua di dalam Tuhan, Rasul Paulus meneruskan dengan perintah agar mereka juga menghormati ayah dan ibu mereka. Nasihat yang sejatinya merupakan suatu perintah yang penting—karena penting, jadi sebaiknya jangan sampai diabaikan—dan mengandung janji berkat yang luar biasa: Orang yang melakukan akan berbahagia dan panjang umur di bumi. Dua perkara yang kini sedang diburu oleh banyak orang, tetapi mereka tidak tahu caranya. Hari ini rahasia itu dibukakan oleh kebenaran firman-Nya, yakni ketika kita memperlakukan orang tua kita dengan seharusnya, yakni dengan cara menaati dan menghormati mereka.

Nah, bagi kita yang masih memiliki orang tua, kiranya nasihat firman Tuhan hari ini mendorong semangat kita untuk memperlakukan orang tua dengan baik. Bagi kita yang tak lagi memiliki orang tua, kita dapat mempraktikkan firman ini terhadap figur otoritas terdekat yang Tuhan tempatkan dalam hidup kita. Lakukanlah dengan setia karena berkat yang menantinya sangat berharga untuk diperjuangkan.



BAKTI TERBAIK BAGI SEORANG ANAK HANYA DAPAT DIRASAKAN KETIKA ORANG TUA MASIH ADA


Saturday 11 November 2023

Perangkap Tanpa Pikat

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Daniel 5:31 - 6:11
Setahun : RH Elektronik

Perangkap Tanpa Pikat
TB: (6-1) Darius, orang Media, menerima pemerintahan ketika ia berumur enam puluh dua tahun. | Daniel 5:31 (TB)



Bermain dengan cicak yang bertengger di dinding rumah jadi hiburan masa kecil dulu. Dengan menempelkan sebutir nasi pada lidi, cicak bisa dipikat untuk bergerak ke mana kita mau.

Jatuhnya Kerajaan Babel di tangan Kerajaan Persia menempatkan Darius, orang Media, sebagai pemegang tampuk kekuasaan Babel (1). Ia membagi administrasi pemerintahan dalam berbagai jenjang, di bawah kendali tiga pejabat tinggi-salah satunya adalah Daniel (2-3).

Ketegangan dimulai ketika Darius ingin menjadikan Daniel sebagai orang kedua dalam pemerintahan (4). Niat ini menimbulkan iri hati para pejabat tinggi dan para wakil raja, sehingga mereka berikhtiar untuk mencari kelemahan Daniel. Lalu, mereka mendapatkannya, yaitu iman dan kesalehan Daniel kepada Allahnya (5-6).

Darius diminta untuk mengeluarkan larangan bahwa semua orang tidak boleh mengajukan permohonan kepada siapa pun selain raja (7-10). Mereka segera memantau kehidupan doa Daniel dan mereka mendapati bahwa Daniel tetap menjalankan kehidupan iman dan kesalehannya (11-12). Maklumat yang dikeluarkan oleh Darius jelas menjadi perangkap tanpa pikat untuk menjebak Daniel sekaligus Darius. Tidak ada solusi lain kecuali Daniel harus dilempar ke dalam gua singa sesuai dengan sanksi peraturan yang telah dibuat.

Adakah cara untuk keluar dari keadaan itu? Agaknya semua jalan sudah tertutup. Namun, justru dari situasi inilah pembaca diajak untuk merenungkan tindakan Daniel.

Pertama, ia mengerjakan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik mungkin. Kedua, ia menjaga kehidupannya sedemikian rupa hingga tidak ada cacat atau keluhan yang dapat didakwakan kepadanya. Ketiga, sekalipun ia tahu tentang maklumat Darius, ia tetap menjalankan apa yang perlu dikerjakannya sebagai bagian dari kehidupan iman dan kesalehannya kepada Tuhan.

Tuhan yang membawa Daniel ke Babel dan memeliharanya di sana adalah Tuhan yang berkuasa atas kehidupan. Adakah kita beriman kepada-Nya? [IBS]

Daniel 5:31 - 6:11

Dalam menjalankan pemerintahannya, Darius sebagai pemimpin yang baru membutuhkan orang-orang yang berdedikasi tinggi untuk membantunya mengurus kerajaan, khususnya yang berhubungan dengan penghasilan/pajak agar raja tidak dirugikan.

Daniel terpilih sebagai satu dari tiga orang yang diangkat oleh raja untuk menjadi pejabat tinggi yang bertanggung jawab langsung kepada raja. Dedikasi Daniel kali ini diuji, bukan kepada raja Babel, tetapi kepada Raja di atas segala raja, yaitu Allah Israel.


Thursday 9 November 2023

Tujuan Pelajaran dari Allah

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Daniel 4:28-37
Setahun : Kisah Para Rasul 1–3

Tujuan Pelajaran dari Allah
TB: Semuanya itu terjadi atas raja Nebukadnezar; | Daniel 4:28 (TB)



Allah tentu tidak sembarang memberikan hukuman. Salah satu tujuan-Nya adalah supaya manusia dapat memahami apa yang Allah ingin ajarkan kepada mereka. Hukuman terhadap Nebukadnezar juga memiliki tujuan yang sama.

Setelah 12 bulan sejak mimpinya, Nebukadnezar memegahkan diri dengan memuji dirinya sebagai raja yang telah membangun Babel, kerajaan yang begitu hebat, demi kemuliaan dirinya (29-30).

Seketika itu juga ada suara dari langit yang menegurnya, yang berkata bahwa kerajaan akan beralih darinya (31), dan ia akan tinggal di antara binatang di padang, diberi makan rumput seperti lembu, dan akan berlaku demikian selama tujuh masa, yaitu sampai Nebukadnezar mengakui bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan Dia berkuasa untuk memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya (32).

Seketika itu juga hukuman terlaksana dan Nebukadnezar hidup seperti lembu (33). Akhirnya, setelah lewat waktu yang ditentukan, Nebukadnezar memuji Yang Mahatinggi bahwa "kekuasaan-Nya ialah kekuasan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun" (34). Allah berkuasa atas segala makhluk hidup, tidak ada yang dapat menolak tangan-Nya dan menentang-Nya (35).

Nebukadnezar baru dipulihkan setelah ia belajar untuk menyadari bahwa bukan dia yang terhebat, melainkan semuanya berasal dari Allah yang melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. Setelah ia pulih, ia memuji, meninggikan, dan memuliakan Allah sebagai Raja Surga, dan mengakui bahwa segala perbuatan Allah benar dan jalan-jalan-Nya adil, juga bahwa Ia sanggup merendahkan mereka yang congkak.

Ketika Allah menghukum kita, hal itu karena ada yang Allah kehendaki untuk kita pelajari dan taati. Karena itu, belajarlah untuk menerima hukuman yang Allah berikan sebagai ganjaran dan makin berhati-hati untuk tidak terlena dengan keberhasilan kita.

Dengan demikian, kita dapat dipulihkan untuk menjadi pribadi yang tetap rendah hati dan makin diperkenan oleh Allah. [INT]


Wednesday 8 November 2023

SEBATAS OMONGAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YAKOBUS 1:19–27
Setahun : Yohanes 19–21

SEBATAS OMONGAN
Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri. (Yakobus 1:22)

Dua pria terlibat perang mulut dengan perkataan kotor dan kasar karena mobil mereka saling menyerempet tanpa sengaja. Tragisnya itu terjadi di tempat parkir gereja selesai ibadah Minggu, setelah mendengarkan khotbah tentang kasih dan pengampunan. Mengapa bisa terjadi? Alkitab mengingatkan, "Ia memandang dirinya lalu pergi dan segera lupa bagaimana rupanya" (ay. 24).

Kata "hendaklah" pada nas di atas merupakan perintah Tuhan yang memerlukan upaya dan perjuangan kita untuk menaatinya, bukan sesuatu yang datang dengan sendirinya tanpa upaya. Allah menghendaki kehidupan kita berjuang melakukan firman, tidak berhenti hanya mendengar dan mencatatnya saja. Hati yang lemah lembut yakni hati yang mudah diajar, bersedia menerima teguran dan nasihat adalah kunci untuk menjadi pelaku firman (ay. 21). Sehingga semakin mengenal kebenaran, semakin kita berusaha melakukannya.

Sering kali kita membaca firman Tuhan dengan sikap hati dan pikiran yang keras, tidak bersedia diubah. Ada penghakiman terhadap orang lain, tidak murah hati, membangun kubu pembenaran diri sendiri, perkataan kotor, kekhawatiran dan ketakutan. Kita harus berjuang membereskan hal-hal demikian agar hati kita menjadi tanah yang subur untuk firman itu bertumbuh dan berbuah. Bukan berapa banyak firman yang kita catat atau ketahui, namun berapa banyak kita hidup dalam ketaatan di dalamnya. Sehingga kita tidak hanya sebatas omongan atau "omdo" alias omong doang, tapi kita benar-benar menjadi pelaku firman.



KUASA ALLAH BEKERJA SAAT KITA MELAKUKAN FIRMAN TUHAN,BUKAN SAAT KITA MENDENGAR ATAU MENCATAT SAJA


Tuesday 7 November 2023

Allah Merendahkan Orang Sombong

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Daniel 4:8-18
Setahun : Yohanes 17–18

Allah Merendahkan Orang Sombong
TB: Pada akhirnya Daniel datang menghadap aku, yakni Daniel yang dinamai Beltsazar menurut nama dewaku, dan yang penuh dengan roh para dewa yang kudus. Lalu kuceritakan kepadanya mimpi itu: | Daniel 4:8 (TB)



Salah satu dosa yang dibenci Allah adalah dosa kesombongan (Ams. 6:16-17). Karena itulah, dalam pengajaran gereja, dosa kesombongan dikategorikan sebagai satu dari tujuh dosa yang mematikan.

Dalam mimpinya, Raja Nebukadnezar melihat di tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi. Pohon itu makin lama makin besar dan kuat, bahkan tingginya sampai ke langit; pohon itu dapat dilihat dari mana saja, bahkan sampai di ujung-ujung bumi. Pohon itu sangat indah dan subur, dan padanya ada makanan bagi segala jenis binatang (10-12).

Kemudian, seorang kudus turun dari langit dan berseru agar pohon itu ditebang, dahan-dahannya dipotong, daun-daunnya digugurkan, dan buah-buahnya dihamburkan, supaya binatang-binatang lari darinya (13-14). Namun, tunggulnya akan dibiarkan tinggal di dalam tanah, terikat dengan rantai dari besi dan tembaga, dan akan dibasahi dengan embun dari langit dan hidup bersama dengan binatang (15). Akhirnya, hati manusianya diubah dan diberikan kepadanya hati binatang (16).

Di bagian berikutnya dijelaskan bahwa pohon itu merupakan gambaran dari Raja Nebukadnezar yang kekuasaannya sampai ke ujung bumi. Namun, ketenarannya membuat dirinya menjadi sangat sombong, sehingga Tuhan akan menghukumnya sampai ia menyadari bahwa semua yang dimilikinya berasal dari Yang Mahatinggi.

Kita kadang merasa sombong karena kita berpikir bahwa kita memiliki alasan kuat untuk bermegah diri. Karena kita berhasil melakukan hal-hal yang hebat dan mengagumkan banyak orang, kita merasa bahwa kehebatan kita akan tetap selamanya. Namun, rupanya sehebat apa pun kita, tidak ada alasan bagi kita untuk menyombongkan diri, karena semua itu adalah anugerah Allah semata (bdk. 1Kor. 15:10). Supaya kita tidak jatuh ke dalam dosa kesombongan, ingatlah bahwa tidak ada apa pun yang baik yang dapat kita lakukan dengan kekuatan kita sendiri (bdk. Rm. 3:10-12).

Mintalah kerendahan hati kepada Tuhan supaya kita mampu mengelola segala yang Dia berikan kepada kita. [INT]


Monday 6 November 2023

DISIPLIN SEORANG MURID

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 TIMOTIUS 2:1–13
Setahun : Yohanes 13–16

DISIPLIN SEORANG MURID
Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga. (2 Timotius 2:5)

Seorang pelatih berkata, "Menjadi tugas saya melatih, menggembleng para atlet melakukan apa yang tidak ingin mereka lakukan supaya mereka mencapai apa yang mereka impikan." Disiplin fisik dan mental yang diberikan pelatih kepada atlet harus dijalani dengan sangat ketat dalam pemusatan latihan. Hal ini agar atlet mempunyai kesiapan yang prima menghadapi suatu pertandingan atau kompetisi.

Alkitab menjelaskan disiplin rohani seperti yang dijalani oleh seorang atlet. Atlet dengan keras dan disiplin diri harus melatih diri sedemikian rupa agar ia dapat memperoleh kemenangan saat pertandingan. Atlet tidak dapat mempersiapkan diri dengan seenaknya lalu berharap memenangkan kompetisi. Ia harus tunduk dengan arahan dan disiplin dari pelatih, meskipun itu pasti tidak nyaman baginya. Yesus adalah pelatih kehidupan kita. Yesus tahu persis disiplin dan latihan yang kita perlukan untuk mengejar keserupaan dengan-Nya.

Disiplin merenungkan firman Tuhan, berpuasa mencari Tuhan, disiplin bergerak melayani orang lain, disiplin mengendalikan perkataan, disiplin memberi, disiplin kerendahan hati dan masih banyak disiplin rohani lainnya. Motif kita melakukan disiplin rohani adalah mengejar keserupaan dengan Kristus. Sering kali kita lebih menuruti keinginan hawa nafsu daripada tunduk kepada disiplin rohani. Disiplin rohani pasti tidak nyaman bagi kita. Namun ketahuilah disiplin rohani adalah harga yang harus dibayar seorang murid Kristus.



DISIPLIN BERTUMBUH DALAM TUHAN MEMBAWA KITA MENCAPAI APA YANG TUHAN INGINKAN