Monday 29 April 2024

Perintah Baru tetapi Lama

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kejadian 9:1-17
Setahun : 2 Raja-raja 23-25

Perintah Baru tetapi Lama
TB: Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. | Kejadian 9:1 (TB)



Nas ini menggemakan kisah penciptaan. Ada kesinambungan antara masa sebelum air bah dan masa sesudah air bah.

Manusia tetap menyandang gambar Allah (6b; Kej. 1:26-27). Itulah sebabnya Allah memastikan bahwa manusia -yang cenderung melakukan kejahatan dan kekerasan karena adanya dosa -tidak boleh membunuh sesamanya (5b-6a). Semua manusia berada di bawah perlindungan Tuhan.

Manusia tidak boleh menumpahkan darah manusia lainnya seperti yang dilakukan Kain atau Lamekh. Sebaliknya, manusia harus menjadi penjaga sesamanya (bdk. Kej. 4:9).

Manusia juga diperintahkan untuk beranakcucu dan bertambah banyak agar mereka dapat memenuhi bumi (1, 7). Ditegaskan bahwa manusia diberi kuasa atas makhluk ciptaan lain (2), serta diberi tumbuhan dan hewan (kecuali darah) sebagai makanannya (3-4). Ini adalah kesempatan kedua bagi manusia untuk menjadi wakil Allah di bumi.

Namun, kesempatan kedua ini harus dimaknai sebagai kemurahan Allah bagi manusia. Allah telah mengikat diri-Nya dalam perjanjian dengan manusia dan semua makhluk ciptaan lainnya bahwa Ia tidak akan mendatangkan air bah yang membinasakan dan memusnahkan bumi (8-11). Janji itu ditandai dengan "busur-Ku" yang "Kutaruh di awan" (13). Artinya, seburuk apa pun manusia berkuasa atas bumi, Allah tidak akan memusnahkannya, melainkan tetap memeliharanya.

Dari nas ini tampak bahwa Allah memanggil kita untuk menjalankan perintah lama dengan perspektif baru.

Sebagai gambar Allah, kita tidak hanya harus menjaga sesama manusia, melainkan juga makhluk ciptaan lainnya. Manusia dan hewan hidup dalam satu komunitas ciptaan, bahkan sama-sama menantikan kemerdekaan dari kesia-siaan dan perbudakan kebinasaan yang kelak dialami di dalam Kristus (Rm. 8:19-22).

Karena itu, mari kita menjaga alam sehingga yang ada bukan lagi kematian dan pemusnahan, melainkan kehidupan dan keberlangsungan. Di situlah kemuliaan Allah tercermin dengan segala keindahan-Nya. [JMH]


No comments:

Post a Comment