Wednesday 30 November 2022

TINDAKAN TEGAS

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 RAJA-RAJA 2:13-27
Setahun : 2 Korintus 9-13

TINDAKAN TEGAS
“Oleh sebab itu, demi TUHAN yang hidup, yang menegakkan aku dan mendudukkan aku di atas takhta Daud, ayahku, dan yang membuat bagiku suatu keluarga seperti yang dijanjikan-Nya: pada hari ini juga Adonia harus dibunuh.” (1 Raja-raja 2:24)

Hubungan kedekatan dengan mereka yang dianggap pernah berjasa menjadi alasan bagi kita untuk tidak berani bertindak tegas. Kita memilih bertindak abai ketika melihatnya menyimpang dari firman Tuhan. Karena keluarga dekat, kita acapkali hanya diam tatkala melihatnya jelas-jelas berbuat salah.

Salomo mungkin mengalami dilema yang sama. Adalah Adonia, putra sulung Daud yang merasa lebih berhak menduduki takhta Daud. Adonia tahu bahwa kegagalannya menduduki takhta Daud adalah peran Batsyeba, ibu Salomo. Ia menyangka bisa memakai “jasa” Batsyeba untuk mewujudkan ambisinya. Dengan dalih minta izin memperistri Abisag (istri Salomo), ia meminta bantuan Batsyeba untuk “memohonkannya” kepada Salomo. Adonia berpikir Salomo akan mengabulkan permintaan ibunya. Tapi ia salah! Salomo dengan tegas menolak permintaan itu karena ia tahu bahwa Adonia sesungguhnya hendak merebut takhta dan itu menentang kehendak Allah. Memperistri istri raja sama halnya dengan menduduki takhta raja. Apa jadinya jika Salomo menuruti permintaan ibunya dan membiarkan Adonia hidup?

Dengan dalih kasih, kedekatan, atau balas jasa, kita sering kali menjadi lemah dengan bersikap tidak tegas saat menghadapi seseorang yang jelas hidup dalam dosa. Memilih bersikap lunak atau abai tidak hanya membuat seseorang jatuh semakin dalam dan jauh dari Tuhan, diri kita pun tidak luput dari akibat sikap kompromi. Kiranya Tuhan terus menerangi hati kita untuk bertindak bijaksana dan berani tegas terhadap dosa apa pun risikonya.



MEMILIH KOMPROMI PADA TIPU DAYA DOSA AKAN MENYERET KITA PADA KESUKARAN YANG LEBIH DALAM


Tuesday 29 November 2022

Hormati Pemimpin Kita!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 16:18-20, 17:8-13
Setahun : 2 Korintus 5-8

Hormati Pemimpin Kita!
TB: "Hakim-hakim dan petugas-petugas haruslah kauangkat di segala tempat yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu, menurut suku-sukumu; mereka harus menghakimi bangsa itu dengan pengadilan yang adil. | Ulangan 16:18 (TB)



Seorang pemimpin memiliki peran yang krusial dalam kehidupan bermasyarakat. Pemimpin yang buruk akan membawa bencana, sedangkan pemimpin yang adil akan mendatangkan berkat.

Allah mengingatkan bangsa Israel melalui Musa agar mereka mengangkat hakim-hakim dan petugas-petugas sebagai pemimpin dalam ruang lingkup yang kecil. Mereka yang diangkat haruslah orang-orang yang berlaku adil (18-20).

Orang Israel yang memiliki perkara yang sulit diselesaikan dapat mencari mereka dan meminta pertolongan (8-9). Lalu, setiap keputusan yang telah mereka nyatakan harus dijalankan dengan penuh kesetiaan (10). Jika ada orang yang terlalu berani dan tidak mendengarkan perintah yang mereka kemukakan, maka orang tersebut harus mendapat hukuman mati (12). Bangsa Israel harus menunjukkan rasa hormat dan takut kepada pemimpin-pemimpin yang setia kepada kebenaran (13).

Jikalau suatu bangsa dipimpin oleh pemimpin yang adil, rakyat akan menerima berkat dari kepemimpinannya. Namun, jika pemimpin bangsa berlaku curang, rakyat akan menerima dampak yang buruk. Pemimpin adalah representasi kehadiran Allah di tengah-tengah umat.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Tuhan menempatkan pemimpin-pemimpin yang akan membawa kesejahteraan kepada masyarakatnya, baik itu mereka yang ada di level eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Penting bagi kita sebagai orang percaya untuk memilih orang-orang yang terjaga kredibilitasnya, misalnya melalui mekanisme pemilihan umum yang diikuti dengan jujur. Namun, tidak jarang orang percaya mengabaikan kehidupan bernegara ini.

Pemimpin-pemimpin yang Tuhan hadirkan dalam lingkup keluarga, sekolah, gereja, dan pekerjaan harus menjadi pemimpin yang adil serta berupaya secara maksimal untuk bertanggung jawab atas setiap kepercayaan yang telah mereka terima. Sebaliknya, kita wajib mendoakan mereka! Ingat, pemimpin berasal dari Tuhan. Hormatilah mereka dalam tugas yang mereka jalankan. [PMS]


Monday 28 November 2022

PENGEMUDI PIKIRAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : FILIPI 4:2-9
Setahun : 2 Korintus 1-4

PENGEMUDI PIKIRAN
Jadi, akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (Filipi 4:8)

Seorang pria mengajak putranya jalan-jalan naik bus. “Ayah, aku akan duduk di kursi paling depan,” kata putranya. “Jangan!” cegahnya. “Itu kursi pengemudi. Kita penumpang duduk di belakang.” Besoknya pria itu mengantar putranya ke sekolah naik mobil pribadi. “Ayah mau duduk bersamaku di belakang?” tanya putranya. “Tidak Nak!” ia tersenyum, “Karena ayah mengemudi.”

Peran kita: penumpang dan pengemudi. Kapan kita sebagai penumpang dan kapan sebagai pengemudi? Untuk perjalanan kehidupan sehari-hari, peranan kita sebagai penumpang. Sang Pengemudi ialah Tuhan. Biarkan Tuhan membawa kita melintasi rute yang Dia inginkan. Tetapi untuk pikiran, kita sang pengemudi. Kita bertugas mengarahkan ke mana pikiran itu pergi. Segala yang melintas di pikiran kita ialah tanggung jawab kita sendiri. Rasul Paulus menuturkan nasihat untuk membantu kita menjadi pengemudi pikiran yang baik. Pertama, pergi menghindari jalur yang salah, yakni pikiran mengenai kekhawatiran. Alih-alih khawatir, kita dapat menyatakan keinginan kepada Tuhan (ay. 6). Kedua, melaju melintasi jalur yang benar. Caranya? Berpikir mengenai hal-hal yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, disebut kebajikan dan patut dipuji (ay. 8).

Adakalanya kita menjadi lengah. Seharusnya mengemudikan pikiran, malah duduk santai di kursi penumpang. Segera kemudi diambil alih oleh iblis! Diarahkannya kita menuju jalur kekhawatiran. Alhasil kita kerap diliputi perasaan takut, cemas dan gelisah. Saat ini, ambil kembali kendali itu! Duduklah di kursi pengemudi yang memang Tuhan tetapkan untuk kita. Selanjutnya, putar kembali pikiran ke jalur benar, yaitu berpikir mengenai hal-hal yang Paulus tuturkan.



JANGAN ABAIKAN KURSI KEMUDI PIKIRAN YANG ADA DI POSISI PALING DEPAN KARENA DI SITULAH TEMPAT DUDUK KITA!


Sunday 27 November 2022

Uluran Tangan Kita Dibutuhkan!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 15
Setahun : 1 Korintus 14-16

Uluran Tangan Kita Dibutuhkan!
TB: "Pada akhir tujuh tahun engkau harus mengadakan penghapusan hutang. | Ulangan 15:1 (TB)



Manusia sering kali bersikap egois dan tidak peduli kepada sesamanya. Apa yang ia miliki hanya dipakai untuk memuaskan hasrat diri. Bagi kita, pernahkah kita menyadari keberadaan orang-orang yang kekurangan yang mengharapkan uluran tangan kita?

Sekali lagi Allah mengajarkan kepada bangsa Israel, yang akan masuk ke negeri perjanjian, agar mereka memiliki kepedulian kepada sesama, baik dengan memberikan pinjaman dan menolong mereka yang miskin (1-11), maupun dengan membebaskan budak yang mereka miliki (12-18). Rasa kemanusiaan menjadi hal yang harus ditumbuhkan dan dikembangkan di antara mereka.

Allah mengingatkan bahwa orang miskin akan selalu ada di antara mereka, sehingga mereka harus membuka tangan dengan lebar untuk memberikan pertolongan (11). Dalam hal memerdekakan seorang budak, si budak tidak dilepaskan begitu saja dengan tangan kosong, melainkan sang tuan harus memperlengkapi mereka agar si budak dapat melanjutkan hidup sebagai orang merdeka (13-14). Sebab, mereka dahulu juga adalah budak yang telah ditebus oleh Allah (15). Melalui kesadaran sebagai orang-orang yang telah menerima kebaikan dari Allah, mereka pun melakukan perbuatan baik.

Pada masa kini, kita mendapati kenyataan bahwa tidak semua umat Allah diberkati dengan berkat secara jasmani. Dalam kehidupan bergereja, kita menemukan ada saudara-saudara seiman yang hidup dalam kekurangan. Mereka telah bekerja keras, namun hasil yang didapatkan pas-pasan atau bahkan tidak mencukupi.

Terkadang beberapa orang menyimpulkan bahwa orang-orang itu menjadi miskin karena kesalahan mereka. Bisa jadi itu alasan mereka untuk menutup hati dan tangan dari menolong sesama yang membutuhkan.

Mari kita lihat ke sekeliling kita, adakah saudara seiman yang membutuhkan pertolongan kita? Ulurkanlah tangan kita kepada sesama yang membutuhkan dengan kesadaran bahwa kita telah menerima anugerah Allah yang berlimpah. Kiranya Allah melihat ketulusan hati kita dan memberkati kita dengan berlimpah. [PMS]


Saturday 26 November 2022

KETIKA SUSU DIBALAS TUBA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MAZMUR 35
Setahun : 1 Korintus 10-13

KETIKA SUSU DIBALAS TUBA
Sampai berapa lama, Tuhan, Engkau memandangi saja? Selamatkanlah jiwaku dari perusakan mereka, nyawaku dari singa-singa muda! (Mazmur 35:17)

Peribahasa “air susu dibalas air tuba” adalah peribahasa yang menggambarkan keadaan seseorang yang sudah dengan tulus berbuat kebaikan, tetapi ujung-ujungnya kebaikan itu dibalas dengan kejahatan. Pernahkah Anda mengalami keadaan seperti demikian? Anda terus-menerus menunjukkan kesabaran dan berbuat baik kepada seorang yang “melukai” Anda tetapi di kemudian hari Anda justru mendapat kerugian sebagai balasannya?

Pemazmur mungkin mewakili sosok seperti ini. Ia menunjukkan kesabaran dan tetap berbuat baik kepada orang-orang yang berbuat jahat kepadanya. Ia pun berkali-kali memilih sikap mengalah kepada orang-orang yang bertindak tidak adil. Hingga pada batas kesabarannya, pemazmur menunjukkan kegeraman hatinya. Ia bereaksi atas kenyataan yang terjadi, namun ia tidak membalas. Ia memilih untuk mengadu kepada Tuhan yang sanggup membela dan menyatakan keadilan. Ia tetap belajar berserah kepada Tuhan yang berkuasa membalas kejahatan para musuhnya. Itu sebabnya pemazmur menyatakan bahwa dirinya akan tetap tegak bertahan dan memuji Tuhan dengan ucapan syukur karena keadilan yang ditunjukkan-Nya.

Tak jarang terjadi, ketika berhadapan dengan orang-orang yang selalu membalas kebaikan kita dengan kejahatan, dalam batas kekuatan kita berseru, ”Sampai berapa lama Tuhan, aku harus bertahan?” Mungkin ada niat untuk membalas, tetapi seperti pemazmur, mari belajar mengingat kepedulian Tuhan betapa pun hebat tekanan hidup. Berharap kepada Tuhan akan memberi kita kekuatan untuk bertahan dan percaya kepada-Nya.



DI TENGAH KETIDAKADILAN DUNIA, PENGHARAPAN KEPADA TUHANMEMBERI KITA KEYAKINAN AKAN KEADILAN YANG PASTI DINYATAKAN-NYA


Friday 25 November 2022

Kenali Identitasmu!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 14:1-21
Setahun : 1 Korintus 5-9

Kenali Identitasmu!
TB: "Kamulah anak-anak TUHAN, Allahmu; janganlah kamu menoreh-noreh dirimu ataupun menggundul rambut di atas dahimu karena kematian seseorang; | Ulangan 14:1 (TB)



Identitas merupakan hal yang signifikan dalam kehidupan. Shelley Hendrix, seorang penulis buku-buku bisnis, pernah berkata, "Jika kamu tahu siapa dirimu, kamu akan tahu apa yang kamu lakukan." Identitas sangatlah penting, begitu juga dalam kehidupan beriman.

Tata cara kehidupan bangsa Israel diatur oleh Tuhan sedemikian rupa. Hal itu terjadi dalam aspek peribadahan semata dan dalam hal-hal yang spesifik. Misalnya, ketika umat Allah berkabung (1-2), cara berkabung mereka harus berbeda dari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Lalu, Allah menekankan identitas mereka dengan berkata "kamulah anak-anak Tuhan, Allahmu ..."

Dalam kehidupan sehari-hari mengenai makanan, Allah telah mengatur binatang mana saja yang boleh dan tidak boleh mereka makan, baik yang ada di darat, air, dan udara (3-19). Allah juga menekankan identitas mereka sebagai umat yang telah dikuduskan bagi-Nya (21)

Bangsa Israel memiliki identitas yang membedakan mereka dari bangsa-bangsa di sekitar mereka. Allahlah yang telah memilih mereka dari antara bangsa-bangsa dan menjadikan mereka umat pilihan-Nya. Dia juga yang menyebut mereka sebagai anak-anak-Nya dan yang menguduskan mereka. Maka, Dia menetapkan sebuah standar yang berbeda dari bangsa-bangsa yang bukan umat-Nya.

Demikian juga halnya dalam kehidupan kita sebagai orang percaya. Kita hidup sebagai umat Allah bukan dalam cakupan aspek spiritual saja, tetapi seluruh bidang kehidupan yang dipersembahkan hanya kepada Allah. Tuntutan untuk tidak menjadi serupa dengan dunia (bdk. Rm. 12:2) menjadi konsekuensi logis dari penebusan yang telah Allah kerjakan. Allah telah menjadikan kita imamat yang rajani, umat kepunyaan-Nya sendiri, maka kita dapat memanggil-Nya sebagai Bapa.

Identitas diri kita sebagai anak-anak Allah yang hidup harus menjadi penggerak dalam sinergi kita dengan Roh Kudus supaya hidup kita makin serupa dengan Kristus dan menjadi perwujudan kasih Allah bagi dunia. [PMS]


Thursday 24 November 2022

DIMULAI DARI TITIK

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : FILIPI 1:3-11
Setahun : 1 Korintus 1-4

DIMULAI DARI TITIK
Mengenai hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus. (Filipi 1:6)

Seorang ibu mengajari anaknya menggambar. Melihat anaknya terlalu lama diam, ia berkata, “ Jika kamu bingung, mulailah dengan titik.” Titik adalah awal dari gambar apa pun. Kita bisa membuat garis lurus, garis lengkung, pohon, atau gedung-gedung hanya dari sebuah titik. Ibu itu tahu bahwa anaknya akan menemukan ide dan bisa meneruskan gambarnya setelah ia mulai dengan menggambar satu titik kecil.

Paulus memanjatkan doa dan ucapan syukur dengan sukacita karena jemaat Filipi. Jemaat di Filipi mulai membangun persekutuan mereka dan bertekun dalam Berita Injil dari hari pertama sampai sekarang ini. Paulus mengungkapkan keyakinannya, “Mengenai hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (ay. 6). Ia pun berdoa supaya jemaat Filipi memiliki kasih yang semakin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga pada akhirnya dapat memilih apa yang baik serta suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus (ay. 9-10). Tuhan telah memulai pekerjaan-pekerjaan yang baik dalam hidup kita. Lalu, apakah respons kita?

Kita harus berani memulai untuk menjawab panggilan-Nya. Jauhkanlah rasa enggan, malas, dan tidak percaya diri. Melangkahlah dengan iman. Sebab, Tuhan akan meneruskan pekerjaan baik yang telah Ia mulai sampai pada akhirnya kelak. Jika kita tidak mengerti bagaimana caranya untuk memulai, kita perlu datang pada Tuhan dan berdoa. Ingatlah bahwa segala sesuatu dimulai dari titik kecil sebagai langkah kita menjawab panggilan Tuhan.



SAAT KITA MULAI MENJAWAB PANGGILAN-NYA, KITA AKAN DITUNTUN UNTUK MELIHAT PEKERJAAN-PEKERJAAN BAIK SELANJUTNYA


Wednesday 23 November 2022

Prinsip Hidup yang Tak Dapat Ditawar

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 12:29-32
Setahun : Roma 14-16

Prinsip Hidup yang Tak Dapat Ditawar
TB: "Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan dari hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya, | Ulangan 12:29 (TB)



Orang Kristen sering kali harus siap menjadi berbeda dari orang atau dunia di sekelilingnya. Prinsip-prinsip hidup yang dilahirkan dari iman kepada Allah menempatkan kita menjadi orang yang senantiasa membawa terang di tengah-tengah kegelapan. Demikianlah identitas kita sebagai umat percaya.

Tugas perutusan tersebut tidaklah mudah, terlebih bila kita melihat dunia di sekeliling kita. Rasanya begitu banyak orang yang justru dengan bebasnya serta tanpa beban melakukan apa yang kita hindari. Tepat di sinilah ujian kita sebagai umat Tuhan. Apakah kita mampu mempertahankan prinsip di tengah-tengah dunia yang berkompromi dengan dosa?

Komitmen untuk hidup dalam prinsip seturut firman Tuhan menjadi fokus pembahasan dalam Ulangan 12:29-32 hari ini. Tuhan memperingatkan bangsa Israel bahwa bilamana Ia telah membawa mereka menuju ke Tanah Perjanjian, maka haruslah mereka waspada terhadap cara hidup bangsa-bangsa lain yang ada di tanah tersebut (29-30).

Bangsa-bangsa yang ada di Timur Tengah kuno pada masa itu memiliki kepercayaan yang berbeda dari bangsa Israel. Allah Israel adalah Allah yang esa dan tidak disembah melalui berhala-berhala. Sementara itu, bangsa-bangsa lain memiliki banyak allah yang direpresentasikan dalam serangkaian berhala. Belum lagi prinsip hidup serta pengajaran yang amat berbeda dengan iman bangsa Israel. Allah tidak ingin umat Israel menduakan-Nya dan mengikuti cara hidup yang tidak diperkenan oleh-Nya. Allah ingin bangsa Israel tetap mengikat perjanjian dengan-Nya dan setia menaati-Nya.

Sebagai umat-Nya, kita pun senantiasa diikat oleh perjanjian dengan Tuhan. Selama kita mengaku percaya, kita adalah umat-Nya dan Tuhan adalah Allah kita, maka kita hidup di dalam prinsip dan ketetapan dari Tuhan. Oleh sebab itu, orang Kristen haruslah berbeda dari dunia. Saat dunia menormalisasi kecurangan dan ketidakadilan, maka kita harus hadir menyatakan keadilan. Apabila dunia tidak mengenal kasih, maka kita harus hadir mewartakan dan melakukan kasih! Itulah prinsip yang tak dapat lagi ditawar [WDN]


Tuesday 22 November 2022

WAWASAN BARU

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AYUB 42:1-6
Setahun : Roma 11-13

WAWASAN BARU
“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” (Ayub 42:5)

“Dulu, bisa makan sendiri dipuji pintar. Terus, harus ambil sendiri dan makan tanpa berceceran baru dipuji pintar. Eh, sekarang tambah, harus mencuci piring sendiri kalau mau dipuji pintar!” celoteh anak saya ketika ia berusia tujuh tahun. “Hehe, iya dong! Semakin tambah umur harus bertambah juga kemampuannya!” ujar saya.

Alkitab mencatat Ayub sebagai laki-laki saleh dan jujur. Ia seorang yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Luar biasa karena label untuk Ayub berasal dari pengakuan Allah sendiri (Ayb 1:8). Namun bukan berarti Ayub sudah lolos seleksi dan bebas godaan. Nyatanya Allah mengizinkan iblis menguji kesalehan Ayub. Ayub harus berjuang lagi: menjalani proses yang sulit dan rumit sebelum akhirnya berhasil memenangkannya, sehingga ia memiliki wawasan baru terhadap Allah. Melalui proses itu, Ayub yang dahulu mengenal Allah dan menerima-Nya sebagai tradisi, kini melihat dan mengalami sendiri rahasia Tuhan.

Kecenderungan manusia adalah menyukai kenyamanan. Mereka lebih memilih untuk berhenti pada titik yang dianggap aman, enggan melakukan perjuangan dan perubahan karena melelahkan. Sementara di sisi lain, Tuhan rindu kita memiliki iman yang dinamis. Iman yang terus bertumbuh dan berkembang bahkan menghasilkan buah-buah bagi kemuliaan-Nya. Karena itu Ia mengizinkan proses yang rumit terjadi, supaya pada akhirnya kita beroleh wawasan baru tentang Allah. Memahami kehendak dan kedaulatan Allah atas hidup kita dan melihat kebesaran, keajaiban, kesetiaan serta kemurahan-Nya.



SETIAP PROSES YANG TUHAN IZINKAN TERJADI MERUPAKAN KESEMPATANMENERIMA WAWASAN BARU TENTANG KEBESARAN DAN KEDAULATAN-NYA


Monday 21 November 2022

Tak Henti Beribadah kepada-Nya

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 12:1-14
Setahun : Roma 8-10

Tak Henti Beribadah kepada-Nya
TB: "Inilah ketetapan dan peraturan yang harus kamu lakukan dengan setia di negeri yang diberikan TUHAN, Allah nenek moyangmu, kepadamu untuk memilikinya, selama kamu hidup di muka bumi. | Ulangan 12:1 (TB)



Kesungguhan untuk memercayai dan menyembah Allah tampak dari cara kita berkomitmen dan beribadah kepada-Nya. Ibadah yang baik dan benar bukanlah sekadar formalitas atau kewajiban belaka, melainkan sebuah kerinduan untuk berjumpa dengan-Nya dan bersyukur atas segala kebaikan-Nya.

Ibadah adalah komitmen pribadi kepada Tuhan yang diwujudkan setiap waktu dalam kondisi apa pun. Kondisi pandemi telah membuat kita harus beribadah secara daring di rumah masing-masing. Itulah wujud komitmen kita beribadah kepada-Nya.

Bangsa Israel diingatkan oleh Tuhan agar setibanya di tanah yang dijanjikan mereka tetap beribadah dan menyembah kepada-Nya. Bangsa itu harus waspada agar tidak terpengaruh oleh cara-cara ibadah bangsa Kanaan yang menyembah beragam dewa dan tiang-tiang berhala (2-4). Perintah itu menjadi penting karena bangsa itu baru saja membangun relasinya bersama Allah dan rentan terpengaruh oleh cara-cara beribadah yang tak seturut kehendak Allah.

Selanjutnya, Tuhan akan menentukan sebuah tempat di mana bangsa Israel dapat beribadah kepada Tuhan dan mempersembahkan kurban bakaran (13-14). Dari hal itu, tampak upaya sentralisasi peribadahan agar bangsa Israel dapat bersama-sama beribadah dengan dituntun oleh kaum Lewi. Dengan begitu, mereka sama-sama melaksanakan pola peribadahan yang seragam dan benar di mata Allah.

Melalui penghayatan terhadap bacaan kali ini, kita kembali diingatkan akan pentingnya ibadah dalam kehidupan orang beriman. Masing-masing kita mungkin memiliki alur atau cara yang berbeda dalam beribadah tergantung dari aliran gereja di mana kita menjadi anggotanya. Meskipun demikian, esensi dari sebuah peribadahan pada akhirnya tetaplah sama. Ibadah adalah sarana perjumpaan dan ucapan syukur kepada Allah, bukan sebuah upaya agar kita diberkati. Maka dari itu, beribadahlah dengan sungguh-sungguh kepada Allah dengan penghayatan yang benar agar terwujudlah damai sejahtera dalam hidup kita! [WDN]


Sunday 20 November 2022

SULIT NAMUN MENOLONG

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KIS. PR. RASUL 6:1-7
Setahun : Roma 4-7

SULIT NAMUN MENOLONG
“Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik dan penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu.” (Kis. Pr. Rasul 6:3)

Majalah National Geographic Indonesia edisi Agustus 2021 memberikan judul “Krisis Kelaparan Amerika”. Berita yang disajikan tentang orang yang kekurangan pangan di Amerika semakin meningkat. Namun dalam situasi seperti itu, tetap ada dermawan dan tetangga yang menjadi tali penyelamat hidup dengan memberikan makanan kepada yang berkekurangan.

Kisah Para Rasul 6:1-7 menuliskan tentang pelayanan para rasul yang terus berkembang tapi para rasul dinilai alpa memperhatikan para janda yang mengalami kekurangan ekonomi. Ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan karena kekristenan saat itu belum serapi gereja saat ini. Saat itu kekristenan termasuk sekte yang dimusuhi, namun justru mereka rela menjual harta mereka untuk dibagikan kepada komunitas dan sesama. Sekalipun dalam situasi seperti itu, pelayanan untuk para janda tetap dipedulikan. Karena itu, tujuh orang ini harus memenuhi persyaratan: terkenal baik, penuh Roh dan hikmat. Agar apa yang dipercayakan pada tujuh orang ini diberikan sepenuhnya kepada para janda yang membutuhkan dan mereka dilayani dalam pengajaran para rasul dalam pertumbuhan rohani.

Kisah ini mengajarkan kita sebagai anak Tuhan dan organisasi gereja untuk tidak abai dalam pelayanan diakonia di tengah situasi yang tidak mudah saat ini. Pelayanan diakonia dilakukan bukan karena anak Tuhan maupun gereja memiliki kelebihan keuangan tapi kita menyadari bahwa masih banyak orang yang mengalami kekurangan untuk memenuhi kebutuhan keseharian mereka. Di situlah kita hadir untuk menolong dan menyatakan bahwa Tuhan senantiasa memelihara hidup anak-anak-Nya.



KITA MEMBERIKAN BANTUAN BAGI SESAMA KARENA KITA TELAH DIPELIHARA OLEH TUHAN


Saturday 19 November 2022

Antara Kasih dan Keadilan-Nya

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 11:1-7
Setahun : Roma 1-3

Antara Kasih dan Keadilan-Nya
TB: "Haruslah engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya. | Ulangan 11:1 (TB)



Allah menganugerahkan akal budi agar kita, dengan segenap kebebasan dan kesadaran, memilih untuk menaati Tuhan dan menyembah-Nya seumur hidup kita. Sayangnya, kita lebih sering memilih untuk tidak menaati-Nya. Sering kali kita lupa akan segala kebaikan Tuhan yang telah kita terima. Pada akhirnya, kita jatuh ke dalam dosa ketidaktaatan kepada-Nya.

Tuhan sungguh-sungguh menginginkan agar hal tersebut tidak terjadi. Melalui Musa, Tuhan mengingatkan bangsa Israel akan segala tindakan nyata yang telah diperbuat-Nya demi membebaskan mereka dari tanah Mesir (3-4). Atas segala kebaikan Tuhan itu, maka sudah sepantasnya umat sungguh-sungguh mengasihi-Nya serta berpegang pada segala ketetapan, peraturan, dan perintah-Nya (1).

Penyertaan Tuhan bahkan terus berlanjut, terutama pada saat mereka harus mengalami perjalanan berat di padang gurun. Itulah demonstrasi kasih Tuhan kepada umat-Nya. Pada sisi lain, kasih itu juga disertai dengan keadilan Tuhan bagi semua orang.

Perikop kali ini menyebut Datan dan Abiram sebagai dua orang yang harus menerima keadilan Tuhan, melalui bumi yang terbelah dan menelan mereka bersama keluarga (6). Datan dan Abiram memberontak karena tidak percaya terhadap Musa dan penyertaan Tuhan melalui Musa (lih. Bil. 16). Mereka meragukan kedaulatan Tuhan sehingga menerima konsekuensi dari-Nya.

Marilah kita juga menjalani kehidupan di dunia ini dengan penuh kehati-hatian sekaligus ketakjuban akan kasih Tuhan. Dia memberikan kehendak bebas kepada kita agar kita sungguh-sungguh menyembah dan taat kepada-Nya. Kiranya kita dapat berhati-hati agar tidak menjadi seperti "Datan dan Abiram" yang meragukan kuasa Allah dan harus menemui kebinasaan.

Selalu ada pilihan yang terbentang di hadapan kita! Pilihlah jalan yang menyatakan ketaatan kita kepada-Nya dan bukan pemberontakan serta ketidaktaatan. Tuhan adalah Allah yang penuh kasih, sekaligus Allah yang tak segan-segan memperlihatkan keadilan-Nya. [WDN]

Ulangan 11:1-7

Musa memberikan perintah kepada bangsa Israel supaya mereka mengasihi Tuhan dan menjalankan segala perintah-Nya. Perintah ini tidak dapat mereka bantah, sebab bangsa Israel sendiri telah mengalami dan menyaksikan secara langsung campur tangan Tuhan yang menolong mereka keluar dari Mesir dan menyertai mereka selama berada di padang gurun hingga masuk ke tanah Kanaan.

Bangsa Israel telah makan manna dan daging di padang gurun, melihat tiang api dan tiang awan, minum air dari batu, menang tanpa berperang, dan sebagainya. Mereka mengetahui keagungan dan kedahsyatan Tuhan. Mereka telah mengalami secara langsung perbuatan-perbuatan besar Tuhan. Mereka pun menyaksikan penghukuman yang dilakukan oleh Tuhan terhadap bangsa-bangsa lain, seperti Mesir, dan kepada Datan dan Abiram. Bangsa Israel tidak bisa lagi berdalih tidak mengenal Allah dan kuasa-Nya.


Friday 18 November 2022

MELUNAKKAN HATI TUHAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : ZAKHARIA 7
Setahun : Kisah Para Rasul 26-28

MELUNAKKAN HATI TUHAN
“Beginilah firman TUHAN semesta alam: Laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada masing-masing!” (Zakharia 7:9)

Apa yang biasa dilakukan anak-anak kepada orang tua ketika mereka menginginkan sesuatu? Mendadak baik dan rajin. Membuatkan minuman kesukaan sang ayah. Memijat punggung tanpa diminta. Membantu melakukan pekerjaan rumah tangga dan lain sebagainya. Mereka rela melakukannya demi melunakkan hati orang tua supaya keinginannya dikabulkan.

Hukum Allah mewajibkan orang Yahudi berpuasa pada bulan ketujuh, tepatnya pada hari raya Pendamaian (Im. 23:27). Namun mereka menambahkan sebuah puasa pada bulan kelima guna memperingati pembinasaan Bait Suci oleh pasukan Nebukadnezar. Rupanya, hal itu dilakukan untuk melunakkan hati Tuhan! Karena itu setelah Bait Suci dibangun kembali mereka ingin tahu, apakah masih perlu meratapi kehancuran Rumah Tuhan dengan berpuasa? Umat Yahudi di Betel pun mengutus Sarezer dan Regem-Melekh untuk menanyakan hal ini kepada imam-imam dan para nabi. Malang, bukan memperoleh jawaban yang sesuai harapan, mereka malah ditegur Tuhan karena kemunafikannya. Tuhan menolak puasa yang dilakukan dengan cara dan tujuan yang tidak benar.

Apakah ibadah kita tertuju bagi kemuliaan Tuhan atau hanya mencari kepentingan sendiri? Sekalipun keduanya terwujud dalam tindakan lahiriah yang sama, Dia tidak akan mudah terkecoh dengan kesalehan yang palsu. Karena itu hendaklah kiranya kita sunggguh-sungguh merasa lapar dan dahaga akan Dia dan kebenaran-Nya. Biarlah segala bentuk ibadah kita lakukan bagi Tuhan dengan memandang firman-Nya, sebagai upaya untuk menyenangkan hati-Nya dan mendapatkan perkenan-Nya.



TUHAN TIDAK TERKECOH DENGAN KESIBUKAN KITA MELAKUKAN RITUS.DIA MAMPU MELIHAT SEBERAPA LAPAR DAN DAHAGANYA KITA AKAN KEBENARAN-NYA.


Thursday 17 November 2022

Wujud Kasih-Nya

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 10:1-11
Setahun : Kisah Para Rasul 23-25

Wujud Kasih-Nya
TB: "Pada waktu itu berfirmanlah TUHAN kepadaku: Pahatlah dua loh batu yang serupa dengan yang mula-mula, naiklah kepada-Ku ke atas gunung, dan buatlah sebuah tabut dari kayu; | Ulangan 10:1 (TB)



Barangkali banyak orang Kristen yang kurang menyadari bahwa penulisan firman Tuhan dalam loh batu terjadi sebanyak dua kali. Pada kali pertama loh batu itu dihancurkan oleh Musa saking geramnya ia saat bangsa Israel didapati menyembah patung lembu emas. Lantas, Musa memohon agar Tuhan kembali berfirman dan menuntun umat Israel dengan ketetapan-Nya. Maka, terjadilah untuk kedua kalinya penulisan loh batu, dan itulah yang ada dalam teks bacaan kita kali ini.

Allah sendirilah yang memerintahkan Musa untuk menuliskan kembali firman-Nya (1-2). Penulisan kembali dua loh batu itu menegaskan komitmen Allah untuk menjalin relasi dengan manusia. Musa dalam kemarahannya telah merusak loh batu itu, tetapi Allah dalam kasih-Nya berkenan untuk memulihkannya. Allah hendak memastikan bahwa firman-Nya itu tidak hanya tertulis dalam loh batu, melainkan juga dilakukan oleh segenap umat-Nya. Itulah sebabnya, suku Lewi ditunjuk untuk melayani Tuhan di tengah-tengah bangsa itu agar firman Tuhan sungguh-sungguh dihidupi (8-9). Demikianlah pernyataan kasih Tuhan kepada umat-Nya.

Tidak sekalipun Tuhan memikirkan yang buruk atas umat-Nya. Betapapun buruknya perbuatan bangsa Israel, bahkan juga kita pada saat ini. Janji Tuhan tetaplah abadi, yakni Ia tidak akan memusnahkan kita (10).

Sering kali kita memaknai ketetapan dan firman Tuhan sebagai sesuatu yang sangat memberatkan. Kita begitu terbeban untuk membaca bahkan melakukan firman itu. Akhirnya, sering kali muncullah pemakluman bila kita jatuh dalam dosa. Mungkin selama ini cara pandang kita keliru terhadap firman-Nya.

Perikop kita hari ini mengingatkan bahwa sesungguhnya firman Allah adalah bentuk perjanjian kasih Allah kepada kita, umat-Nya. Ia ingin kita hidup dengan baik dan berelasi terus dengan-Nya. Firman-Nya akan memandu kita untuk mewujudkan hal itu dalam hidup kita. Sebab itu, hiduplah dengan penuh syukur kepada-Nya. Taatilah firman-Nya karena dengan demikianlah kita belajar untuk sungguh-sungguh mengasihi-Nya. [WDN]


Wednesday 16 November 2022

UJUNG-UJUNGNYA RUWET

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KEJADIAN 12:10-20
Setahun : Kisah Para Rasul 20-22

UJUNG-UJUNGNYA RUWET
Firaun menyambut Abram dengan baik-baik, karena ia mengingini perempuan itu, dan Abram mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta. (Kejadian 12:16)

Karena merasa mampu, kadang saya berusaha untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan tanpa melibatkan orang lain. “Saya bisa menyelesaikannya seorang diri!” pikir saya. Walau berulang kali gagal, saya berusaha menolak ketika beberapa orang menawarkan bantuan. Dan hasil akhirnya pun jelas, bukannya terselesaikan, ujung-ujungnya justru bertambah ruwet.

Abram pun punya pengalaman serupa. Ketika bencana kelaparan melanda, ia memilih untuk mengikuti jalan pikirannya sendiri daripada bertanya dan meminta petunjuk Tuhan. Di mata Abram, Mesir limpah dengan makanan, tetapi ia buta terhadap keruwetan lebih besar yang bakal terjadi. Tanpa diduga, istrinya yang cantik itu mengundang perhatian orang Mesir. Abram memutar otak mencari cara menyelamatkan diri. Ia meminta Sarai mengaku sebagai adiknya jika ditanya orang Mesir. Rupanya cara ini justru membawanya pada masalah baru. Firaun ingin memperistri Sarai! Sampai-sampai Tuhan harus menulahi istana Firaun.

Kita sering tergoda membuat keputusan tanpa pertimbangan ketika melihat sebuah ancaman. Kita merasa kuat dan mampu mengatasinya tanpa perlu melibatkan orang lain, bahkan Tuhan. Tidak jarang situasi tidak terduga itu justru terjadi ketika kita menjalankan strategi yang kita pikir jitu. Bukannya teratasi, kita malah terjebak dalam sebuah tragedi. Bukannya terurai, masalah justru menjadi semakin ruwet. Keangkuhan membuat diri kita terlalu percaya diri dan tidak lagi melibatkan Tuhan. Keangkuhan akan membawa kita pada masalah.



SAYA ADALAH ORANG YANG ANGKUH KETIKA SAYA TIDAK LAGIMELIBATKAN TUHAN DALAM SETIAP PERENCANAAN SAYA


Tuesday 15 November 2022

Menerima Berkat Kemurahan Tuhan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 9:1-6
Setahun : Kisah Para Rasul 17-19

Menerima Berkat Kemurahan Tuhan
TB: "Dengarlah, hai orang Israel! Engkau akan menyeberangi sungai Yordan pada hari ini untuk memasuki serta menduduki daerah bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu, yakni kota-kota besar yang kubu-kubunya sampai ke langit-- | Ulangan 9:1 (TB)



Ketika mendapat berkat Tuhan kerap kali tanpa sadar kita merasa lebih beruntung daripada orang lain. Bahkan, tidak jarang kita merasa diri kita lebih istimewa di hadapan Tuhan. Akan tetapi, bagaimana seharusnya sikap seorang percaya dalam merespons berkat yang diterimanya?

Sebelum bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian, Musa mengingatkan mereka akan keberadaan bangsa-bangsa yang akan mereka hadapi (1-2). Peringatan itu diberikan oleh Musa agar mereka sadar bahwa mereka dapat mengalahkan bangsa-bangsa itu bukan semata-mata karena kekuatan dan jasa mereka (4-5). Jikalau Tuhan menghalau bangsa-bangsa itu, hal itu bukan karena Tuhan lebih membela bangsa Israel, melainkan karena kefasikan bangsa-bangsa itu di hadapan Tuhan.

Musa menekankan bahwa kalaupun bangsa Israel dapat menduduki tanah perjanjian, hal itu merupakan berkat kemurahan Tuhan semata-mata. Tuhanlah yang memberikannya kepada mereka (6). Tidak ada alasan bagi umat Israel untuk membanggakan diri dan merasa berjasa di hadapan Tuhan.

Ketika kita mendapat segala kebaikan dan keberhasilan, kita perlu menyadari bahwa hal itu merupakan berkat kemurahan Tuhan. Hal itu bukan karena jasa-jasa kita sehingga Tuhan wajib memberkati hidup kita. Berkat Tuhan diberikan bukan berdasarkan pencapaian kita di hadapan-Nya. Bahkan, ketika kita selamat dari orang-orang yang bermaksud jahat kepada kita, itu pun karena Tuhan sendiri. Tuhan akan menumpas orang-orang fasik di sekitar kita karena kefasikan mereka, bukan karena kita lebih istimewa dibandingkan orang-orang lain.

Jadi, untuk setiap kebaikan yang kita terima, kita harus mensyukurinya sebagai berkat kemurahan Tuhan. Janganlah merendahkan orang-orang di sekitar kita karena kita merasa lebih dikasihi Tuhan, namun kita harus menjaga hidup kita agar tidak jatuh kepada kefasikan. Hendaknya kita juga tidak menjadikan berkat Tuhan untuk membandingkan hidup kita dengan orang lain. Mari kita gunakan setiap berkat Tuhan semata-mata untuk memuliakan nama-Nya. [RGD]


Monday 14 November 2022

HIKMAT DAN AKAL BUDI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AYUB 28
Setahun : Kisah Para Rasul 14-16

HIKMAT DAN AKAL BUDI
“Tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.” (Ayub 28:28)

Seorang siswa yang dikenal nakal mendadak berubah. Tidak lagi suka membolos atau menyontek saat ulangan. Rupanya kedatangan seorang guru baru membawa dampak baginya. Ternyata guru baru itu adalah pamannya, adik dari ibunya. Ia begitu takut dan hormat kepadanya. Ia tidak mau kenakalannya menyakiti dan mempermalukan pamannya.

Jika keberadaan orang lain dapat memberi dampak yang cukup besar pada diri seseorang, terlebih panggilan Tuhan atas hidup manusia. Panggilan Ilahi untuk keluar dari dosa dan kesengsaraan menuju berkat dan perjanjian baru merupakan sebuah perkenanan besar. Karena itu panggilan Allah ini semestinya mendorong orang percaya memiliki rasa takut dan hormat kepada Allah. Rasa takut dan hormat kepada Allah inilah yang memungkinkan manusia beroleh hikmat. Takut akan Allah juga mendorong manusia menjauhi kejahatan, yang merupakan buah dari akal budi. Hikmat dan akal budi yang demikian inilah yang merupakan landasan hubungan orang percaya dengan Allah.

Manusia tidak mungkin memperoleh hikmat dengan kekuatannya sendiri. Keahlian, ilmu dan teknologi yang memungkinkan manusia menggali potensi bumi dan membangun dunia pun tak dapat menemukannya. Faktanya, Ayub justru menemukan hikmat melalui penderitaannya. Karena hikmat adalah perkenanan Tuhan. Hikmat merupakan harta karun yang tersembunyi di dalam Tuhan, dinyatakan oleh firman, diterima dengan iman, melalui Roh Kudus. Dengan hikmat yang nyata di dalam rasa takut dan hormat akan Allah saja, karunia penebusan-Nya atas kita mampu bertahan terhadap uji waktu dan pencobaan.



TAKUT AKAN TUHAN DAN MENJAUHI KEJAHATAN MEMUNGKINKAN KITA BEROLEH HIKMAT DAN AKAL BUDI


Sunday 13 November 2022

Ketaatan Mendatangkan Berkat

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 7:12-26
Setahun : Kisah Para Rasul 11-13

Ketaatan Mendatangkan Berkat
TB: "Dan akan terjadi, karena kamu mendengarkan peraturan-peraturan itu serta melakukannya dengan setia, maka terhadap engkau TUHAN, Allahmu, akan memegang perjanjian dan kasih setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu. | Ulangan 7:12 (TB)



Setiap orang ingin hidupnya diberkati, tetapi sayangnya tidak semua orang menginginkan berkat di dalam Tuhan.

Tuhan berjanji akan mengasihi, memberkati, dan membuat bangsa Israel banyak (13). Tuhan akan memberkati mereka dengan hasil bumi yang melimpah serta menjauhkan mereka dari sakit penyakit dan musuh-musuh mereka (15). Untuk itu, mereka tidak boleh menyembah allah bangsa-bangsa asing.

Tuhan juga akan berperang melawan musuh-musuh bangsa Israel. Meskipun bangsa-bangsa yang akan mereka hadapi jauh lebih banyak, kuat, dan perkasa, tetapi Tuhan sendiri akan menghalau mereka. Bangsa Israel tidak perlu takut dan gentar sebab Tuhan akan memberikan kemenangan kepada mereka (17-24). Untuk itu, mereka juga harus memusnahkan semua patung sesembahan bangsa-bangsa itu. Bangsa Israel tidak boleh membawa masuk kekejian ke dalam rumah mereka (25-26).

Jika umat Tuhan mendengar dan melakukan peraturan-peraturan Tuhan, maka Tuhan akan memberkati mereka. Ketika mereka sudah menerima berkat dan kemenangan, mereka harus menjaga agar tidak mengikuti allah lain dan tidak tertarik dengan patung-patung sesembahan mereka. Jadi, Tuhan akan memberkati bangsa Israel jika mereka tetap beribadah kepada Tuhan.

Nas bacaan kita hari ini menunjukkan janji Tuhan bagi umat-Nya. Kehidupan yang penuh berkat akan terjadi jika umat-Nya hidup dalam ketaatan. Jadi, berkat dari Tuhan tidak terlepas dari ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan. Kita pun tidak boleh mengharapkan berkat dari sumber di luar Tuhan. Janganlah juga kita meminta berkat Tuhan tanpa kerinduan untuk makin taat kepada-Nya. Bagi kita, berkat Tuhan diberikan agar kita makin mengenal Dia dan makin setia kepada Dia.

Apakah kita mengharapkan berkat tertentu dari Tuhan belakangan ini? Apakah keinginan itu disertai dengan kerinduan untuk makin taat kepada Tuhan? Mintalah berkat dari Tuhan disertai tekad untuk selalu setia kepada-Nya. Taat dan setialah kepada Tuhan! [RGD]


Saturday 12 November 2022

MATA RANTAI YANG HILANG

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KOLOSE 3:18-25
Setahun : Kisah Para Rasul 9-10

MATA RANTAI YANG HILANG
Hai bapak-bapak, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. (Kolose 3:21)

Andai kata Adolf Hitler tidak mengalami masa kecil yang suram, genosida terhadap jutaan orang Yahudi mungkin tak akan pernah tercatat dalam lembaran hitam sejarah umat manusia. Fase awal dalam hidup Hitler, terutama yang menyangkut hubungan dengan sang ayah, tidak berjalan sebagaimana mestinya. Tahapan kelam tersebut dapat dianggap sebagai satu mata rantai yang hilang dari tahapan pertumbuhan dirinya sebagai manusia.

Sosok ayah dalam keluarga memegang peranan yang tak dapat dipandang sebelah mata bagi perkembangan kepribadian anak-anaknya. Untuk itulah, Rasul Paulus mengingatkan para ayah agar mereka dapat menjalankan peran secara optimal. Sebagai kepala keluarga, mereka harus mengasihi dan tidak berbuat kasar terhadap para istri (ay. 19), serta tidak melontarkan kata-kata yang menyakiti hati anak-anak (ay. 21).

Perkataan dan perbuatan mereka yang menyukakan hati para anggota keluarga berperan besar dalam membentuk keluarga sebagaimana yang dikehendaki Allah. Anak-anak mereka pun akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang berkenan di hadapan-Nya. Pertumbuhan pribadi yang sanggup menunjukkan jati diri sebagai anak-anak Allah, yang senantiasa berbuat kebenaran dalam hidup mereka (1Yoh. 3:10).

Hidup manusia dapat dimaknai sebagai mata rantai yang saling berkaitan. Peran seorang ayah menjadi penting dalam memastikan tidak ada mata rantai yang hilang dari setiap tahapan pertumbuhan anak-anaknya. Berpegang pada prinsip kebenaran firman Tuhan adalah penentu kesuksesan peran yang harus dimainkannya.



TAK BAKAL ADA MATA RANTAI YANG HILANG, DARI SETIAP TAHAPAN PERTUMBUHANANAK-ANAKNYA, MERUPAKAN JANJI SEORANG AYAH YANG TAKUT AKAN TUHAN


Friday 11 November 2022

Mengingat Perbuatan Tuhan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 6:10-25
Setahun : Kisah Para Rasul 7-8

Mengingat Perbuatan Tuhan
TB: Maka apabila TUHAN, Allahmu, telah membawa engkau masuk ke negeri yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepadamu--kota-kota yang besar dan baik, yang tidak kaudirikan; | Ulangan 6:10 (TB)



Secara psikologis, manusia lebih mengingat peristiwa negatif atau menyakitkan daripada peristiwa positif atau menyenangkan. Manusia cenderung mudah melupakan hal-hal baik yang dilakukan oleh orang lain kepadanya. Tampaknya hal itu juga berlaku pada perbuatan Tuhan bagi manusia.

Sebelum umat Tuhan sampai di tanah Kanaan, Tuhan mengingatkan melalui Musa agar umat senantiasa mengingat perbuatan Tuhan yang menyelamatkan mereka (10-12). Umat Tuhan harus mengingat tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat yang dilakukan Tuhan untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir (20-23). Respons atas perbuatan Tuhan adalah takut akan Tuhan dan beribadah kepada-Nya (13); berpegang pada perintah, peringatan, dan ketetapan Tuhan (17, 24); serta setia kepada Dia dengan tidak berpaling kepada allah lain (14, 25).

Ibadah dan ketaatan kepada Tuhan bukan didasarkan pada perbuatan umat Tuhan, tetapi pada perbuatan tangan Tuhan. Ketika anak-anak bertanya mengapa mereka mengikut Tuhan, orang tua harus dapat menceritakan perbuatan Tuhan.

Mengikut dan beribadah kepada Tuhan landasannya adalah perbuatan Tuhan yang menyelamatkan. Bagi setiap orang Kristen berlaku hal yang sama; kita mengikut Tuhan dan beribadah kepada-Nya karena perbuatan Tuhan yang sudah menyelamatkan kita dari dosa.

Demikianlah, kita harus senantiasa mengingat perbuatan tangan Tuhan dalam hidup kita. Mengingat perbuatan tangan-Nya menjadi dasar bagi kita untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya. Dengan mengingat perbuatan tangan-Nya, kita diingatkan juga untuk menjaga kesetiaan dan tidak berpaling kepada allah lain.

Dalam hidup keseharian, kita dapat mengingat perbuatan Tuhan melalui nyanyian, doa, dan secara khusus mengarahkan pikiran kepada Tuhan. Ketika kita beribadah berfokuslah pada perbuatan Tuhan, bukan pada perbuatan kita! Motivasi ibadah kita bukan usaha supaya kita diberkati, melainkan respons kita kepada Tuhan yang sudah memberkati kita. Jadi, ibadah adalah bentuk bakti kita kepada Tuhan. [RGD]


Thursday 10 November 2022

ALLAH, SANG PAHLAWAN PERANG

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KELUARAN 15:1-21
Setahun : Kisah Para Rasul 4-6

ALLAH, SANG PAHLAWAN PERANG
“TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya.” (Keluaran 15:3)

Kisah penenggelaman besar-besaran yang Allah perbuat terhadap Firaun dan segenap pasukan kereta berkudanya di Laut Teberau menjadi salah satu kisah paling luar biasa yang tercatat dalam Alkitab. Kita pun tentunya sudah tak asing dengan cerita itu, karena sejak Sekolah Minggu sudah kerap mendengarnya. Namun, mencermati nyanyian kemenangan yang mereka lantunkan seketika setelah mengalami perbuatan Allah yang ajaib itu, ada ungkapan yang menarik perhatian saya ketika disebutkan: TUHAN itu pahlawan perang!

Tak berlebihan rasanya jika sebutan “pahlawan perang” itu muncul, melihat betapa luar biasanya pengalaman bangsa Israel, yang bermula dari tersibaknya air laut dan menyisakan bagian yang kering untuk dilalui bangsa Israel. Setelah itu, mereka melihat secara langsung air laut kembali dan menenggelamkan Firaun dan pasukannya, tanpa ada satu pun yang selamat! Peristiwa yang membuktikan bahwa Allah sendirilah yang memimpin dan memenangkan peperangan itu bagi umat pilihan-Nya … karena hanya Allah yang dapat melakukan hal yang semacam itu!

Hari ini kita tentu saja tidak mengalami peperangan secara fisik, tetapi dalam hidup ini ada banyak “perang” yang perlu dimenangkan, baik atas penyakit, masalah yang dapat mengancam nyawa, atau pergumulan yang akan mendatangkan dampak fatal jika gagal kita menangkan. Jika Anda sedang mengalaminya, jangan berkecil hati karena “Sang Pahlawan Perang” itu siap menolong Anda. Berserulah kepada-Nya dan biarkanlah Dia memimpin dan memenangkan peperangan itu bagi Anda.



PERANG YANG DIPIMPIN OLEH MANUSIA BISA SAJA KALAH, TETAPI JAMINANKEMENANGAN ADA KETIKA ALLAH SENDIRI YANG BERPERANG BAGI KITA


Wednesday 9 November 2022

Takutlah akan Allah

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 5:23-33
Setahun : Kisah Para Rasul 1-3

Takutlah akan Allah
TB: "Ketika kamu mendengar suara itu dari tengah-tengah gelap gulita, sementara gunung itu menyala, maka kamu, yakni semua kepala sukumu dan para tua-tuamu, mendekati aku, | Ulangan 5:23 (TB)



Takutlah akan Allah merupakan firman yang sering Allah katakan kepada umat. Pentingnya firman itu juga ditekankan dalam nas hari ini.

Ketika Tuhan menampakkan diri kepada umat dari tengah api, sesungguhnya itu adalah peristiwa yang besar dan menakutkan. Oleh karena itu, umat kemudian sangat takut dan gemetar. Mereka meminta supaya Tuhan jangan lagi berbicara dengan mereka, melainkan Musa saja berbicara dengan mereka (27). Tuhan sendiri berkata bahwa siapa yang memandang wajah-Nya tidak akan hidup (lih. Kel. 33:20). Oleh karena itu, nas kita hari sengaja menekankan, "... Pada hari ini telah kami lihat, bahwa Allah berbicara dengan manusia dan manusia itu tetap hidup" (24). Juga Musa menyatakan "Sebab makhluk manakah yang telah mendengar suara dari Allah yang hidup yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti kami dan tetap hidup?" (26).

Mengapa Allah dengan sengaja menampakkan Diri kepada umat dengan demikian? Itu karena Allah mau umat-Nya takut akan Dia, dan dengan demikian berpegang pada segala perintah-Nya (28-29).

Ternyata kita manusia sulit untuk dapat taat melakukan apa yang Allah perintahkan. Oleh karena itu, Tuhan Allah sengaja menampakkan diri dengan cara yang menakutkan supaya umat menjadi takut akan Dia. Allah tahu bahwa hal itu adalah cara yang paling baik supaya umat mau melakukan perintah-Nya. Hal itu juga terlihat dalam firman mengenai berkat dan kutuk (lih. Im. 26 & Ul. 28), di mana jauh lebih banyak ancaman kutuk daripada janji berkat. Itu artinya Allah tahu bahwa umat akan lebih berupaya melakukan yang benar jika mereka takut akan Allah dan hukuman-Nya.

Masalah dari orang Kristen sekarang adalah kurangnya rasa takut akan Allah. Kita terlalu menekankan kasih Allah dan kurang menekankan betapa Ia juga adalah Allah yang menakutkan yang dapat menghukum umat-Nya dengan sangat berat. Oleh karena itu, kita harus belajar untuk lebih takut akan Allah, takut akan hajaran-Nya (lih. Ibr. 12:5) apabila kita tidak taat. Dengan takut akan Allah semoga kita belajar untuk lebih menaati firman-Nya. [INT]


Tuesday 8 November 2022

HALANG RINTANG

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : EZRA 4
Setahun : Yohanes 19-21

HALANG RINTANG
Maka setelah salinan surat raja Artahsasta dibacakan kepada Rehum, dan Simsai, panitera, serta rekan-rekan mereka, berangkatlah mereka dengan segera ke Yerusalem mendapatkan orang-orang Yahudi, dan dengan kekerasan mereka memaksa orang-orang itu menghentikan pekerjaan itu. (Ezra 4:23)

Permainan halang rintang tentu bukan sesuatu yang asing di telinga kita, bukan? Dalam permainan ini, kita diperhadapkan dengan banyak rintangan. Lolos dari rintangan pertama tidak boleh menjadikan kita lengah. Kita bahkan harus bersiap menyambut rintangan berikutnya yang kemungkinan akan lebih sulit lagi.

Seperti peserta halang rintang, begitu pula yang dialami Yehuda dan Benyamin. Kembali dari pembuangan bukan berarti bahwa mereka telah menang dari pertandingan. Mereka masih harus terus berjuang dan berjuang. Mereka harus menghadapi banyak hambatan ketika hendak membangun kembali Bait Allah. Tidak hanya sekali, hambatan itu terjadi baik pada masa pemerintahan Koresh, Ahasyweros, Artahsasta hingga Darius. Godaan yang menghambat mereka pun bermacam-macam. Awalnya, musuh berusaha membujuk mereka untuk bersekutu. Kedua, secara terang-terangan musuh melemahkan semangat orang Yehuda. Ketiga,musuh membuat surat aduan palsu, menyogok penasihat untuk melawan Yehuda.

Di masa kini, kita pun tak boleh mengharapkan kehidupan yang mudah. Bahkan label Kristen akan membawa kita kepada berbagai tantangan kehidupan. Berani menolak tawaran dunia bukan berarti bahwa kita telah memenangkan pertandingan iman. Tantangan akan terus datang silih berganti dalam rupa yang berbeda. Namun, dengan tetap mengenakan identitas Kristen sejati yang mengandalkan pertolongan Allah, kita akan dapat memenangkan setiap rintangan dalam kehidupan.



SEJARAH MENCATAT TIDAK ADA PEKERJAAN TUHAN YANG BEBAS DARI GANGGUAN IBLIS.KARENA ITU, SEBAGAI ANAK TUHAN KITA HARUS BERANI BERJUANG.


Monday 7 November 2022

Perlindungan Allah

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 4:41-49
Setahun : Yohanes 17-18

Perlindungan Allah
TB: Lalu Musa mengkhususkan tiga kota di seberang sungai Yordan, di sebelah timur, | Ulangan 4:41 (TB)



Suku Lewi melayani Tuhan, maka mereka tidak diberi tanah. Namun, karena Lewi juga butuh rumah untuk tinggal, Tuhan memerintahkan kedua belas suku untuk memberikan kota-kota untuk bani Lewi. Kota-kota yang diberikan kepada Lewi terdiri dari 6 kota perlindungan dan 42 kota yang lain.

Kota-kota perlindungan merupakan kota yang unik. Musa mengkhususkan tiga kota di seberang Sungai Yordan yang ada di sebelah timur (41), dan tiga kota perlindungan lain yang ada di Kanaan. Tujuan kota perlindungan adalah supaya orang yang membunuh sesamanya dengan tidak sengaja tanpa memusuhinya terlebih dahulu, dapat melarikan diri ke sana, sehingga ia dapat tetap hidup (42).

Untuk mengerti pentingnya kota perlindungan, kita perlu mengerti konsep keluarga orang Israel. Setiap orang mempunyai penebus yang merupakan kerabat paling dekat. Tujuan penebus adalah untuk menjaga kerabatnya, misalnya menebusnya jika ia dijual sebagai budak. Salah satu tugas/hak penebus adalah boleh membunuh orang yang menyebabkan kerabatnya mati, tanpa perlu mengetahui sebabnya, dan tanpa peduli apakah pembunuhan itu disengaja atau tidak. Karena itu, supaya seseorang yang menyebabkan kematian orang lain dengan tidak sengaja dapat tetap hidup, Tuhan menyediakan kota-kota perlindungan supaya orang tersebut dapat lari ke kota itu dan tidak dibunuh oleh penebus. Pembunuhan yang tidak sengaja adalah tanpa rasa benci, seperti jika dua orang pergi menebang pohon, tanpa sengaja salah satu kapak terlepas dan membunuh temannya (lih. Ul. 19:4-5).

Kota perlindungan dapat dilihat sebagai cara Tuhan untuk melindungi umat-Nya ketika melakukan kesalahan yang tidak disengaja walaupun konsekuensinya sangat besar. Hal itu menunjukkan betapa Allah mengerti bahwa kadang kita dapat melakukan kesalahan yang besar tanpa sengaja, dan Ia menyediakan sarana supaya kita dapat tetap terlindung dari akibat kesalahan tersebut.

Bersyukurlah karena kita mempunyai Allah yang mengerti dan melindungi kita. [INT]


Sunday 6 November 2022

PARADOKS

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MAZMUR 118:10-25
Setahun : Yohanes 13-16

PARADOKS
Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. (Mazmur 118:22)

Sesuatu yang dianggap sampah oleh sebagian orang, bisa merupakan harta karun bagi orang lain. Yang dibuang oleh seseorang, bisa merupakan hal yang diidam-idamkan orang lain. Yang jelek di mata seseorang, justru bisa sangat indah di mata orang lain. Perkara sepele bagi seseorang, malahan sangat penting bagi orang lain. Dalam hidup ini, kita dapat menemukan hal-hal yang bersifat paradoksal. Bertentangan.

Sang Pemazmur juga mengalami paradoks ini. Ia ditolak serta disingkirkan oleh manusia, namun ia justru ditolong dan dipakai Allah menjadi alat-Nya untuk menceritakan perbuatan-perbuatan-Nya. Ia seperti sebuah batu yang dibuang para ahli bangunan, namun Tuhan mengambilnya dan menjadikannya batu penjuru, yakni batu utama yang ditempatkan oleh tukang di sudut sebuah bangunan yang hendak didirikan. Ia menjadi fondasi, serta menjadi patokan penempatan material lainnya dalam konstruksi bangunan tersebut. Dengan mengutip ayat inilah Yesus menggambarkan diri-Nya yang ditolak oleh orang-orang Israel (Mat. 21:42). Rasul Petrus juga menegaskan kebenaran ini. Namun sekalipun Dia ditolak, Yesus Kristus sesungguhnya adalah jalan keselamatan satu-satunya (Kis. 4:11-12; 1Ptr. 2:7).

Apa yang menjadi alat ukur kita dalam menilai sesuatu? Apakah hanya berdasarkan penilaian atau selera kita sendiri? Kiranya kita tidak memandang rendah atau hina terhadap sesuatu yang dianggap Allah berharga. Karenanya kita memerlukan hikmat dan pengertian dari Allah, agar penilaian kita tidak bertentangan dengan kehendak-Nya, melainkan berjalan seturut firman-Nya.



KEMAMPUAN INDRAWI KITA SANGAT TERBATAS DALAM MENILAI SESUATU,KITA MEMERLUKAN HIKMAT ALLAH AGAR BEROLEH PENGERTIAN YANG BENAR


Saturday 5 November 2022

Tetap Setia walau Dihukum

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Ulangan 4:21-29
Setahun : Yohanes 11-12

Tetap Setia walau Dihukum
TB: Tetapi TUHAN menjadi murka terhadap aku oleh karena kamu, dan Ia bersumpah, bahwa aku tidak akan menyeberangi sungai Yordan dan tidak akan masuk ke dalam negeri yang baik, yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu. | Ulangan 4:21 (TB)



Umat yang setia adalah umat yang seharusnya dapat menerima hukuman apa pun yang Allah berikan karena mengerti Allah bukan saja adil, tetapi juga penuh anugerah, bahkan dalam hukuman-Nya.

Musa menyatakan bahwa Tuhan menjadi murka terhadap dirinya karena umat, dan karenanya, ia tidak dapat masuk tanah perjanjian dan akan mati sebelum umat menyeberangi Sungai Yordan (21-22). Kemudian, Musa melanjutkan dengan menasihati umat untuk berhati-hati agar tidak melupakan perjanjian Tuhan dengan mereka dan tidak menyembah berhala (23). Alasannya adalah karena Tuhan adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu (24). Musa juga menekankan bahwa Tuhan akan menghukum umat dengan keras dan menyerakkan mereka di antara bangsa-bangsa jika mereka melakukan apa yang jahat dan menimbulkan sakit hati-Nya (25-28).

Musa menunjukkan bahwa Allah mereka adalah Allah yang adil dan kudus yang akan menghukum umat dengan berat jika mereka terus melakukan apa yang jahat. Secara tersirat Musa dapat mengerti bahwa jika ia dihukum tidak boleh masuk ke tanah Kanaan, hal itu karena ia memang telah melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Sangatlah menarik bahwa walau Musa tentunya sedih karena ia tetap tidak diperbolehkan menyeberangi Sungai Yordan sekalipun ia telah memohon, ia tidak sakit hati terhadap Tuhan. Musa tetap memberikan nasihat kepada umat untuk taat kepada Tuhan supaya mereka tidak dihukum nantinya.

Sikap Musa yang dapat menerima hukuman Tuhan dengan baik, dan tidak menjadi sakit hati, perlu dijadikan teladan. Allah kita adalah Allah yang adil dan kudus. Karena itu, tidak mungkin Ia menghukum dengan tidak adil. Bahkan, hukuman Allah biasanya jauh lebih ringan daripada apa yang seharusnya kita terima karena dalam memberikan hukuman Ia juga penuh kasih sayang (bdk. Hab. 3:2). Karena itu, walau dihukum, kita tetap harus setia kepada Allah yang tidak pernah memperlakukan kita dengan tidak adil, dan tetap melayani Dia dengan setia. Dialah Allah yang setia. [INT]

Ulangan 3:23-29

Musa memohon supaya Tuhan mengizinkan dirinya menyeberang Sungai Yordan. Akan tetapi, perkara permohonan Musa itu dilarang oleh Tuhan untuk dibicarakan lagi. Walau demikian, Musa masih diberi kesempatan untuk memandang tanah Kanaan dari puncak Gunung Pisga. Di sana Musa diminta oleh Tuhan untuk mempersiapkan penggantinya, yaitu Yosua. Selanjutnya, Yosua menggantikan Musa. Yosualah yang membawa bangsa Israel masuk ke tanah Kanaan. Peristiwa permohonan Musa dan soal penggantinya itu terjadi di lembah tentangan Bet-Peor.


Friday 4 November 2022

KEPRIHATINAN YESUS

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : LUKAS 13:1-5
Setahun : Yohanes 9-10

KEPRIHATINAN YESUS
“‘Tidak!’ kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa dengan cara demikian.” (Lukas 13:5)

Dunia ekonomi, politik, sosial, dan budaya saat ini sungguh kacau dan memprihatinkan. Pandemi berkepanjangan membuat banyak orang menderita. Saling ancam dan peperangan terjadi di berbagai belahan bumi. Aneka bencana alam, kecelakaan, kasus kriminal, dan konflik keluarga sedang kita alami. Lalu bagaimanakah sikap kita?

Andai saja masalah pelik ini disodorkan kepada Yesus, bagaimanakah reaksi-Nya? Pernah, ada yang memberitakan kepada Yesus bahwa Pilatus mencampur darah beberapa orang Galilea dengan darah korban yang mereka persembahkan (ay. 1). Orang Yahudi menantikan tanggapan Yesus agar Ia dapat dipersalahkan berdasarkan komentar-Nya. Sebab perisitiwa itu terkait masalah politik, sosial, dan agama saat itu. Di luar dugaan semua orang, Yesus justru mengaitkannya dengan dosa para pendengar-Nya. Yesus menuntut agar mereka bertobat. Tuntutan ini bahkan diulang kembali tatkala Yesus menyebut bencana lain yang tak kalah mengerikan (ay. 4).

Kita menaruh keprihatinan besar atas berbagai malapetaka yang saat ini kita hadapi. Bencana masih akan terus melanda hingga akhir zaman. Tentu kita tidak boleh berpangku tangan jika kita dikaruniai kemampuan dan kesempatan untuk menolong. Meskipun demikian, kita wajib memusatkan perhatian kepada masalah terbesar diri kita sendiri, yakni dosa. Yang terpenting adalah bahwa kita bertobat sungguh-sungguh dari dosa dan menerima pengampunan serta penebusan dari Yesus Kristus. Dengan demikian, kita terhindar dari kematian kekal yang jauh lebih mengerikan.



DI TENGAH KEPRIHATINAN BESAR ATAS BERBAGAI MALAPETAKA, KITA WAJIB PRIHATIN ATAS DOSA KITA, MELAKUKAN PERTOBATAN, DAN MENERIMA PENEBUSAN YESUS KRISTUS