Thursday 5 May 2022

Aspal: Serupa tapi Tak Sama

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yeremia 28
Setahun : 2 Raja-raja 11-13

Aspal: Serupa tapi Tak Sama
TB: Dalam tahun itu juga, pada permulaan pemerintahan Zedekia, raja Yehuda, dalam bulan yang kelima tahun yang keempat, berkatalah nabi Hananya bin Azur yang berasal dari Gibeon itu kepadaku di rumah TUHAN, di depan mata imam-imam dan seluruh rakyat: | Yeremia 28:1 (TB)



Produk "aspal" (asli tapi palsu) mengingatkan kita kepada kuis atau teka-teki "Serupa tapi Tak Sama". Ada banyak kemiripan, tetapi selalu didapati perbedaan. Dan menariknya, justru perbedaan itulah yang menjadi titik pembeda kualitas di antara dua barang.

Ketika menyampaikan peringatan Tuhan, Nabi Yeremia ditentang oleh Nabi Hananya yang mencoba membuktikan bahwa dia diutus oleh Tuhan (1-4, 10-11). Tuhan memakai Yeremia untuk menunjukkan keaslian dan kebenaran firman dari Tuhan (12-14).

Peringatan dari Tuhan yang disampaikan melalui Nabi Yeremia tentang kekuatan Kerajaan Babilonia mendapat tantangan dari Nabi Hananya-dengan klaim bahwa Tuhan berbicara kepadanya, bukan Yeremia. Tentu, tidak mudah bagi rakyat untuk memilih mana nabi yang sejati karena mereka tidak dapat melihat Tuhan.

Itulah sebabnya, Tuhan memerintahkan Nabi Yeremia untuk memperingatkan Nabi Hananya dengan keras bahwa Tuhan tidak mengutus Hananya, bahwa Hananya berdosa karena membawa rakyat memercayai dusta, dan bahwa Tuhan akan mengambil nyawa Hananya (15-16). Dua bulan kemudian, Nabi Hananya mati (17).

Sekali lagi kebesaran Tuhan ditunjukkan melalui kebenaran firman-Nya. Sungguh tidak bijaksana untuk mempermainkan firman Tuhan dan meremehkan utusan-Nya. Allah memanggil umat-Nya untuk tidak terjebak pada firman Tuhan yang "aspal" (terlihat asli, tetapi sebenarnya palsu). Kebenaran sejati akan mengarahkan kita kepada jalan kehidupan yang terarah kepada Tuhan, Allah kita.

Dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, Rasul Paulus mendorong mereka untuk menguji segala sesuatu dan memegang yang baik (1Tes. 5:1). Paulus juga mengingatkan kita untuk tidak mengikuti jalan dunia, melainkan untuk mengalami pembaruan budi, sehingga kita dapat menjadi cermat dan berhikmat dalam mengenali jalan kebenaran sejati (Rm. 12:1-2).

Sudahkah pikiran kita diperbarui oleh Allah untuk cermat dalam mengenali jalan kebenaran-Nya? Janganlah kita mengikuti jalur "aspal". [IBS]


No comments:

Post a Comment