Thursday 30 June 2022

PENGARUH ALLAH

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : EZRA 1
Setahun : Mazmur 31-35

PENGARUH ALLAH
“Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda.” (Ezra 1:2)

Seorang wanita kehabisan bensin di tengah perjalanan. Ia bingung karena tempat itu sepi dan asing baginya. Sementara ia hanya seorang diri. Ia semakin khawatir ketika seorang berpakaian lusuh mendekatinya. Degup jantungnya bertambah kencang, takut jika orang itu berlaku jahat kepadanya. Namun ternyata gelandangan itu menolongnya, membelikannya bensin menggunakan sebuah jeriken.

Israel beroleh kebebasan dari Babel. Mereka diperbolehkan kembali ke Yerusalem. Hal ini sesuai dengan janji Allah kepada Israel yang menyatakan bahwa pembuangan itu hanya akan berlangsung selama tujuh puluh tahun. Namun siapa sangka jika kebebasan ini mereka peroleh atas maklumat Raja Koresh? Koresh adalah seorang raja Persia yang berhasil menaklukkan Babel. Sebagai raja baru Babel, tindakan pertamanya adalah mendorong bangsa Yahudi kembali ke Yerusalem dan membangun kembali puing-puing rumah Allah. Koresh merestui dan mencukupi persiapan, persediaan dan perjalanan mereka. Ia mengembalikan perlengkapan rumah Tuhan yang dulu dirampas. Padahal, Koresh adalah seorang yang tak mengenal Allah. Bagaimana hal ini terjadi? Tak lain karena pengaruh Allah sebagai pemegang kedaulatan. Dialah yang menggerakkan hati Koresh.

Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dia dapat memakai siapa pun menjadi alat-Nya. Sebab Allah berdaulat penuh dalam memerintah dunia, dengan meletakkan pemikiran yang seturut kehendak-Nya dalam diri manusia. Karena itu bukan kepada manusia kita harus menaruh harapan, melainkan hanya kepada Allah saja.



LETAKKAN PENGHARAPAN KEPADA ALLAH,KARENA DIA BERDAULAT PENUH DALAM MEMERINTAH DUNIA


Wednesday 29 June 2022

Jangan Main-main dengan Dosa

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Roma 6:1-14
Setahun : Mazmur 23-30

Jangan Main-main dengan Dosa
TB: Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? | Roma 6:1 (TB)



Setelah menjadi orang percaya, hidup tidak boleh dijalani dengan sembarangan. Ada aturan yang harus ditaati. Allah Yang Mahakudus menuntut kita untuk hidup sepadan dengan kehendak-Nya.

Hidup dalam kekudusan merupakan kewajiban yang harus dijalani oleh orang percaya. Ini tidak berarti kasih karunia Allah yang berlimpah-limpah menjadi kesempatan bagi kita untuk bertekun di dalam dosa (1). Ketika kita telah mati bagi dosa dan hidup bagi kebenaran, seharusnya dosa tidak berkuasa lagi dalam hidup kita. Kehidupan di dalam dosa telah mati dan dikuburkan, sedangkan sukacita kehidupan yang baru telah kita terima di dalam Kristus (2-4).

Manusia lama kita telah disalibkan bersama dengan Kristus, dan kita tidak menghambakan diri lagi kepada dosa (6-7). Ketika kita dibenarkan oleh Kristus, kita tidak secara otomatis memiliki kehidupan yang sesuai dengan standar Allah. Kadang-kadang kita masih bisa jatuh ke dalam dosa, namun perbedaannya adalah kita tidak lagi menghidupi kehidupan di dalam dosa. Kita tidak menghambakan diri lagi kepada natur berdosa kita. Sekarang kita diperhadapkan dengan pilihan untuk mengasihi Allah di dalam kehidupan yang kita jalani (Gal. 2:20).

Karena kematian Kristus dan kebangkitan-Nya, kita tidak perlu takut kepada kematian. Jaminan telah diberikan-Nya bagi kita untuk menikmati relasi dengan Dia dan melakukan kehendak-Nya dengan penuh sukacita.

Kita tidak lagi hidup dengan mengejar hasrat dan hawa nafsu yang sia-sia, melainkan rindu untuk memuliakan Dia (11). Di tengah dunia ini, Roh Kuduslah yang akan menolong kita untuk hidup sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Kristus bagi kita.

Maka dari itu, mengasihi Allah dengan hak istimewa yang telah diberikan kepada kita untuk hidup dalam kebenaran, melalui keterbukaan dalam relasi yang penuh sukacita bersama Dia, harus menjadi hasrat terdalam dari jiwa kita. Tinggalkanlah dosa, jangan bermain-main dengan kasih karunia Allah. Kiranya Roh Kudus memampukan kita untuk hidup bagi Allah! [PMS]


Tuesday 28 June 2022

DUA TALENTA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MATIUS 25:14-30
Setahun : Mazmur 18-22

DUA TALENTA
“Lalu kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam hal yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam hal yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Matius 25:23)

Seorang ibu mengadakan kebaktian pengucapan syukur di rumahnya pada gang sempit. Lebih dari tiga puluh orang undangan duduk berjejal memenuhi teras hingga tepi jalan. Selesai khotbah singkat pendeta, ibu itu mengeluarkan masakannya satu demi satu dan meminta beberapa jemaat untuk turut membagikan makanan. Rumah yang sempit tidak memungkinkan jemaat masuk mengambil makanannya sendiri. Karena sendok dan garpu kurang, jemaat diminta untuk tetap memegang sendok garpunya untuk menu berikutnya. Terlepas dari keterbatasan ini, sang ibu tetap melayani dengan gembira. Dirinya ingin memaksimalkan segenap kemampuannya untuk mengucap syukur.

Ketika membaca perumpamaan Yesus tentang talenta, biasanya kita terpaku pada hamba yang mendapat dan menghasilkan paling banyak, yakni lima talenta. Sorotan juga lebih terarah pada hamba dengan satu talenta, sebab dialah yang mendapat hukuman dari tuannya. Namun ada hal yang menarik mengenai hamba yang menghasilkan dua talenta. Ia memperoleh pujian yang sama dari tuannya sebagaimana hamba dengan lima talenta. Kisah ini mengajarkan bahwa Tuhan menghargai hamba yang menggarap secara maksimal berapa pun talenta yang Tuhan percayakan.

Agaknya karya pelayanan sebagian orang terhambat oleh pola pikir yang salah. Sebagaimana hamba yang memendam talentanya, kita sering tidak menghasilkan apa-apa karena merasa tidak mampu melakukan apa pun. Sesungguhnya kita perlu belajar pada ibu yang mendayagunakan segenap kemampuannya untuk melayani.



TUHAN MENGHARGAI UPAYA MAKSIMAL KITA MENGEMBANGKAN SEGENAP TALENTA YANG DIA KARUNIAKAN


Monday 27 June 2022

Tujuan-Mu dalam Penderitaanku

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Roma 5:1-11
Setahun : Mazmur 10-17

Tujuan-Mu dalam Penderitaanku
TB: Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. | Roma 5:1 (TB)



Penderitaan hadir bukan untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi. Mengapa Allah yang berdaulat mengizinkan penderitaan hadir dalam kehidupan orang percaya? Apa sebenarnya tujuan Allah? Paulus menolong kita memaknainya.

Hidup kita diperdamaikan dengan Allah dalam Kristus Yesus Tuhan kita (1). Namun, sebagai orang percaya, kita diperhadapkan pada realitas untuk bertumbuh dalam Kristus dan menjadi serupa dengan Dia. Tuhan mengizinkan masalah hadir dalam kehidupan untuk membentuk kita, agar kita tetap berharap sepenuhnya kepada-Nya (4-5). Di satu sisi, kita mengalami sukacita karena kita telah diperdamaikan dengan Allah. Namun, di sisi lain kita berteriak karena tekanan dosa yang begitu mengimpit kita.

Orang-orang percaya mula-mula mengalami kesengsaraan sebagai hal yang tak terelakkan. Paulus mengajar orang percaya untuk bermegah dalam kesengsaraan bukan karena ia menyukainya, melainkan karena ini adalah kesempatan bagi Allah untuk membentuk karakter kita (2-3). Kesengsaraan menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji, lalu tahan uji menimbulkan pengharapan, dan pengharapan tidak mengecewakan (3-5). Setiap kita tidak pernah sendiri karena kasih-Nya dicurahkan melalui Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita melalui karya pendamaian Kristus.

Sebagai orang percaya, sukacita karena pendamaian yang telah Allah kerjakan harus menuntun kita untuk masuk ke dalam pertumbuhan ke arah Kristus. Realitas penderitaan atau kesengsaraan merupakan hal yang tidak terhindarkan dalam dunia yang telah jatuh. Namun, tujuan Allah menghadirkannya adalah untuk membentuk karakter setiap kita, agar orang percaya dapat terus bertumbuh dalam pengharapan sesuai dengan kehendak-Nya.

Hadapilah kesengsaraan yang hadir dalam hidup kita. Izinkan Allah untuk membentuk kita melalui hal-hal yang pahit sehingga hidup kita dapat berpadanan dengan standar Kerajaan Surga. Kasih yang dicurahkan-Nya melalui Roh Kudus akan menolong kita untuk makin memaknai karya pendamaian Kristus. [PMS]


Sunday 26 June 2022

PENGORBANAN-NYA BAGIKU

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : ROMA 5:1-11
Setahun : Mazmur 1-9

PENGORBANAN-NYA BAGIKU
Akan tetapi, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dalam hal ini: Ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita. (Roma 5:8)

Aksi heroik Aipda Joel Bolang dengan menyelam selama puluhan menit di tengah jarak pandang yang terbatas dan derasnya arus pusaran air akhirnya berhasil menemukan Leonard, anak yang hilang di Sungai Baleno, Kupang sehari sebelumnya, dalam keadaan selamat. Pencarian yang baru membuahkan hasil setelah 3 kali menyelam tersebut mendapatkan apresiasi dari kepala kepolisian setempat serta pihak keluarga Leonard yang sangat mencemaskan sang anak.

Kasih Yesus yang menjangkau kita, orang berdosa jauh melebihi sikap rela berkorban yang ditunjukkan oleh Aipda Joel Bolang. Kita yang sudah tersesat dalam kegelapan tidak dibiarkan-Nya begitu saja, melainkan Yesus memberikan nyawanya ganti kita agar pada hari ini kita dapat memperoleh hidup yang berkemenangan. Anugerah-Nya sudah menanti kita saat kita masih belum mengenal-Nya dan begitu kita membuka hati bagi Kristus, keselamatan-Nya akan bergema, di mana perubahan dahsyat terjadi dalam hidup kita yang sebelumnya telah terpuruk.

Dosa yang sangat menumpuk dalam keseharian kita sering kali membuat kita enggan untuk mendekat kepada takhta kasih karunia-Nya. Seseorang yang terbelenggu dosa tidak mungkin bisa bertobat, dan berbalik dari dosanya, tanpa Yesus mencari, menemukan dan memberikan anugerah agar dia tersadar dan berbalik pada Allah. Dengan mengingat kembali pengorbanan Yesus bagi kita, dengan hati yang hancur kita dapat datang kepada-Nya untuk beroleh kelepasan atas maut yang telah dijanjikan kepada mereka yang percaya kepada-Nya. Sukacita dan damai-Nya pun akan mengiringi langkah kita yang telah ditebus menjadi milik-Nya.



KEMATIAN YESUS DI KAYU SALIB ADALAH ANUGERAH TERINDAH BAGI KITA YANG PERCAYA KEPADA-NYA


Saturday 25 June 2022

Dibenarkan karena Perbuatan?

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Roma 3:21-31
Setahun : Ayub 41-42

Dibenarkan karena Perbuatan?
TB: Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, | Roma 3:21 (TB)



Sering kali beberapa orang Kristen berpikir bahwa Allah menuntut usahanya agar ia dapat dibenarkan. Misalnya, dengan melakukan amal dan memberi persembahan, ia akan diperkenan oleh Allah. Dengan perbuatan baik, ia pasti akan masuk surga. Padahal, Kitab Suci menegaskan hal yang berbeda.

Kondisi manusia secara universal tidak ada yang benar; semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (21). Perbuatan baik tidak menambah apa-apa dalam usaha untuk mendapatkan pembenaran di hadapan Allah. Kristus Yesuslah yang telah ditetapkan Allah untuk menjadi jawaban bagi pembenaran manusia (25). Manusia dibenarkan karena iman, bukan dengan usahanya dalam melakukan Taurat (28).

Sejatinya, dibenarkan karena iman akan menyingkirkan kesombongan manusia serta mendatangkan pengakuan bahwa semua terjadi karena anugerah. Hal ini juga akan membawa kita pada sebuah kesadaran akan kebutuhan kita akan Allah.

Jadi, tidak ada dasar bagi kita untuk bermegah dalam keselamatan; kita tidak bisa mengatakan bahwa perbuatan baik kita bisa menyelamatkan dan karena perbuatan baik itulah kita diselamatkan. Tidak!

Kekristenan mengajarkan bahwa perbuatan baik tidak diperlukan untuk kita bisa dibenarkan di hadapan Allah. Sebanyak apa pun perbuatan baik manusia tidak akan pernah dapat disandingkan dengan tuntutan Allah dalam kekudusan dan kesempurnaan.

Perbuatan baik memang penting, namun tidak akan membawa kita kepada kehidupan kekal. Keselamatan dan kehidupan kekal hanya dapat diperoleh dalam iman kepada karya Allah di dalam Kristus Yesus Tuhan kita, sedangkan perbuatan baik kita lakukan sebagai cerminan bahwa kita adalah anak-anak terang yang telah menerima anugerah keselamatan dengan cuma-cuma.

Mari kita bersyukur atas anugerah Allah yang dilimpahkan bagi kita. Perbuatan baik kita tidak menambah apa-apa bagi keselamatan sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk memegahkan diri di hadapan saudara-saudara seiman. [PMS]

Roma 3:21-31

Orang baik akan masuk surga. Ini logika sederhana. Maka, ketika seseorang ingin selamat, ia akan berbuat baik sebanyak-banyaknya. Orang Yahudi pun demikian. Mereka berusaha menaati hukum Taurat dengan sebaik mungkin. Sayangnya, konsep ini tetap ada sewaktu mereka menjadi Kristen.

Ketika orang non-Yahudi menjadi Kristen, mereka pun dituntut untuk bersunat, dengan alasan bahwa itulah syarat untuk bergabung dalam umat Tuhan. Jadi, haruskah kita berbuat baik untuk selamat?


Friday 24 June 2022

RELASI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YOHANES 17:24-26
Setahun : Ayub 38-40

RELASI
“Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.” (Yohanes 17:24)

Seorang teman pernah berkata bahwa doa mengandung keyakinan iman di dalamnya. Dari doa yang dipanjatkan seseorang, kita bisa menduga pemahaman iman apa yang diyakininya dan bagaimana relasinya dengan Allah. Pandangan ini tentu saja perlu disikapi secara hati-hati, agar kita tidak lantas mudah menilai dan menghakimi iman seseorang melalui doa yang dipanjatkannya.

Di sisi lain pernyataan tersebut ada benarnya juga. Dari doa Tuhan Yesus (ps. 17), kita dapat melihat pemahaman iman yang terkandung di dalamnya. Terlihat bagaimana relasi-Nya dengan Bapa, relasi Tuhan Yesus dengan para murid, dan bahkan dengan orang-orang yang nanti akan percaya melalui para murid. Kita bisa melihat Tuhan Yesus dan Bapa saling mengasihi sejak dunia belum dijadikan. Tuhan Yesus juga mengundang para murid untuk masuk dalam relasi yang intim dengan-Nya dan bersifat kekal, seperti relasi Tuhan Yesus dengan Allah Bapa, agar mereka dapat mengenal-Nya secara pribadi, sehingga orang lain melihat Kristus melalui mereka. Relasi Tuhan Yesus dengan Bapa menjadi dasar dalam relasi-Nya dengan para murid, dan relasi-Nya dengan para murid menjadi dasar relasi para murid dengan sesama.

Allah adalah Allah yang berelasi, dan kita diundang untuk masuk dalam relasi yang intim dengan-Nya dan relasi ini bersifat kekal. Mari kita renungkan, bagaimana kondisi relasi kita dengan Allah, dan bagaimana pengaruhnya terhadap relasi kita dengan sesama. Sekalipun aktivitas kita mungkin terbatas, kita tetap dapat mendoakan sesama kita.



SEPERTI TUHAN YESUS YANG MENDOAKAN PARA MURID,SEJAUH MANA KITA MENDOAKAN SESAMA KITA?


Thursday 23 June 2022

Jangan Anggap Remeh

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Roma 3:1-8
Setahun : Ayub 34-37

Jangan Anggap Remeh
TB: Jika demikian, apakah kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat? | Roma 3:1 (TB)



Orang Yahudi memiliki hak istimewa untuk menjadi umat pilihan Tuhan. Mereka memiliki hukum Taurat, dan lewat garis keturunan mereka, Yesus Kristus, Sang Juru Selamat lahir. Namun, semua itu bukan berarti mereka lebih unggul daripada bangsa-bangsa lain. Sebaliknya, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan.

Paulus menasihatkan agar orang Yahudi menyadari tanggung jawab mereka sebagai umat pilihan Tuhan. Sebab, saat itu banyak orang Yahudi yang berpikir: karena mereka adalah umat Tuhan dan keturunan Abraham, mereka menjadi spesial dalam penghakiman. Mereka berpikir bahwa Allah itu pengampun, penuh kasih, dan hanya akan menghukum orang-orang bukan Yahudi. Maka, banyak di antara mereka yang berpikir bahwa tidak apa-apa berbuat dosa sebab Tuhan pasti akan mengampuni mereka (7-8).

Pemikiran ini sangatlah sesat. Melalui bagian ini Paulus mengingatkan bahwa Tuhan itu adil bagi semua. Justru mereka yang adalah umat Tuhan dituntut lebih karena mereka telah mengenal kebenaran. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi mereka untuk membenarkan dosa yang mereka lakukan (8b).

Hari ini tidak jarang orang Kristen berpikir: "Karena saya sudah Kristen, saya bebas berbuat apa saja yang saya mau. Nanti pada hari Minggu saya akan mengaku dosa, dan Tuhan pasti mengampuni saya." Pemikiran demikian jelas salah dan sesat. Memang benar bahwa Tuhan adalah pengampun dan penuh kasih, tetapi Ia tidak akan membiarkan diri-Nya dipermainkan. Mereka yang meremehkan anugerah keselamatan akan menerima konsekuensinya.

Mari kita mengevaluasi hidup kita dan bertanya, "Sudahkah saya sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, ataukah saya menjadi orang Kristen ala kadarnya?" Mereka yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan tidak akan menganggap remeh keselamatan. Justru mereka akan berusaha hidup menuruti firman Tuhan untuk menyenangkan-Nya. Kiranya setiap kita menjadi orang-orang yang sungguh-sungguh menghormati Tuhan dan menghargai anugerah keselamatan-Nya. [STG]


Wednesday 22 June 2022

SATU JALAN KE SURGA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KIS. PR. RASUL 4:1-22
Setahun : Ayub 30-33

SATU JALAN KE SURGA
“Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis. Pr. Rasul 4:12)

Saya kaget ketika melihat tulisan di sebuah buku yang dijual dan diletakkan di etalase toko buku yang berbunyi demikian: “Banyak jalan menuju Roma tapi hanya ada satu jalan ke Surga”. Saya pikir ini adalah usaha penginjilan yang sangat kreatif di saat banyak orang mengatakan semua agama sama dan banyak jalan dapat membawa manusia ke surga. Siapa tahu mereka yang membeli buku tersebut mulai berpikir bagaimana caranya masuk surga.

Petrus dan Yohanes berada dalam posisi yang tidak aman saat itu (ay. 3, 5-6). Namun hasrat mereka untuk terus memberitakan Injil tidak dapat dibendung lagi. Selama itu membawa kebaikan bagi orang, mengapa tidak dilakukan, pikir mereka (ay. 8-10). Pengalaman rohani yang dirasakan mereka bersama Tuhan membuat mereka berani untuk menyatakan kebenaran meski kondisi mereka terjepit (ay. 19-20). Mereka sadar bahwa keselamatan hanya ada dalam Yesus dan tidak ada yang lain. Yesus juga berkata, “Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6).

Kabar baik keselamatan itu perlu dibagikan kepada orang lain di sekitar kita. Hanya ada satu jalan ke surga dan itu melalui Yesus. Bagaimana orang lain dapat mengenal Yesus? Ya, melalui diri kita yang harus memberitakan-Nya dengan berani. Kita dapat memikirkan cara yang kreatif untuk membawa pesan Injil seperti tulisan dalam buku tersebut.



SAMPAIKAN KEPADA BANYAK ORANG BAHWA HANYA ADA SATU JALAN KE SURGA, ENTAH LEWAT CARA APA PUN, SAMPAIKANLAH


Tuesday 21 June 2022

Aku Tidak Lebih Baik

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Roma 2:1-16
Setahun : Ayub 25-29

Aku Tidak Lebih Baik
TB: Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. | Roma 2:1 (TB)



Teguran di dalam perikop sebelumnya ditujukan kepada orang-orang non-Yahudi yang menolak Allah. Hal ini mungkin membuat orang-orang Kristen Yahudi saat itu merasa bahwa teguran itu pantas, sebab orang non-Yahudi adalah orang kafir yang layak dihukum.

Tetapi, dalam perikop ini Paulus mengingatkan orang-orang Kristen Yahudi untuk tidak menghakimi mereka yang non-Yahudi sebab mereka juga hidup dalam dosa yang sama (1).

Paulus menegur mereka untuk tidak berpikir bahwa mereka aman dari hukuman Tuhan hanya karena mereka adalah umat pilihan. Mereka juga orang berdosa sama seperti orang bukan Yahudi.

Paulus juga mengingatkan bahwa Allah itu adil dan tidak memandang bulu (11). Mereka yang hidup di luar kehendak Allah akan mendapat hukuman sekalipun mereka adalah orang-orang Yahudi, bangsa pilihan Tuhan. Bahkan, hukuman yang mereka terima bisa jauh lebih berat karena mereka adalah bangsa pilihan yang telah menerima hukum Taurat. Karena itu, mereka punya tanggung jawab yang lebih besar untuk hidup seturut dengan kehendak Tuhan.

Pada kenyataannya, hidup mereka tidak demikian. Mungkin saja di luar mereka terlihat lebih saleh daripada orang-orang non-Yahudi. Tetapi, Tuhan melihat hati dan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi (16). Karena itu, tidak ada seorang pun yang lebih baik daripada yang lain, dan tidak ada seorang pun yang luput dari penghakiman Tuhan.

Peringatan ini juga berlaku bagi kita hari ini. Karena kita menjadi orang Kristen, bukan berarti kita lebih baik daripada mereka yang bukan Kristen. Kita sama berdosanya di hadapan Tuhan. Sekalipun kita terlihat baik di luar, tetapi Tuhan melihat sampai ke kedalaman hati kita.

Berhati-hatilah ketika kita mulai merasa diri lebih baik dan menghakimi orang lain. Ingatlah bahwa ketika kita menunjuk orang lain dengan satu jari, tiga jari yang lain mengarah ke diri kita sendiri. Oleh sebab itu, kita perlu wawas diri dengan senantiasa mengevaluasi hidup kita dan menjaga hati kita, agar hati kita tetap senada dengan hati Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita. [STG]


Monday 20 June 2022

MEMANUSIAKAN SI LEMAH

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AMSAL 14:31
Setahun : 

MEMANUSIAKAN SI LEMAH
Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia. (Amsal 14:31)

Amsal 14:31 mengingatkan bahwa kaum lemah—orang-orang miskin, sakit, tertindas, terpinggirkan, dll.— adalah fokus keprihatinan Tuhan, sehingga sikap kita terhadap mereka Tuhan perhitungkan sebagai sikap kita kepada Tuhan sendiri (menghina Sang Pencipta, atau memuliakan-Nya). Semua bentuk penindasan terhadap kaum lemah adalah tindakan yang tidak memanusiakan kaum lemah, dan itu adalah tindakan menghina Sang Pencipta.

Memang, tidak sedikit orang yang dengan tulus mengasihi kaum lemah. Para budiman ini melihat si lemah sebagai sesama yang rindu dikasihi, dan sungguh berupaya untuk menolong si lemah. Namun, tidak sedikit juga orang yang melihat kaum lemah sebagai bukan sesama, sebagai bukan manusia, melainkan sebagai peluang untuk dimanfaatkan, lahan untuk dieksploitasi, alat untuk dikorbankan demi keinginan. Praktik human trafficking, memeras para pekerja migran, mengabaikan hak kaum marginal, mempermainkan harga sembako, adalah sedikit contoh dari itu.

Memang, ketika si lemah dipandang sebagai alat untuk meraih keinginan, mereka dianggap bukan manusia, diperlakukan bagai bukan manusia, hingga mereka seakan menjadi bukan manusia. Namun, ketika si lemah dilihat sebagai sesama yang rindu dicintai, sikap kepada si lemah menjadi manusiawi: penuh hormat dan cinta. Ketika si lemah dimanusiakan, diperlakukan manusiawi, mereka mengalami menjadi benar-benar manusia.

Amsal 14:31 mengajak kita untuk tulus menghormati dan mengasihi kaum lemah, memperlakukan mereka secara manusiawi, memanusiakan mereka.



KETIKA SI LEMAH DIMANUSIAKAN, DIPERLAKUKAN MANUSIAWI,MEREKA MENGALAMI MENJADI BENAR-BENAR MANUSIA


Sunday 19 June 2022

Bangga Akan Injil

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Roma 1:16-17
Setahun : Ayub 17-20

Bangga Akan Injil
TB: Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. | Roma 1:16 (TB)



Pemberitaan Injil di Roma menjadi sesuatu yang sangat sulit dan menakutkan bagi orang-orang Kristen saat itu.

Injil diidentifikasikan dengan seorang tukang kayu Yahudi yang miskin dan mati tersalib, sedangkan bangsa Romawi tidak pernah menghargai bangsa Yahudi dan penyaliban merupakan hukuman mati yang paling hina untuk penjahat pada masa itu. Oleh sebab itu, berita Injil sangat diremehkan, dan hal ini menciutkan nyali orang-orang Kristen untuk memberitakan Injil.

Melalui suratnya, Paulus mengingatkan dan menguatkan jemaat untuk tidak malu memberitakan Injil. Mengapa?

Pertama, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (16). Orang Roma sangat sombong akan kelebihan mereka. Tetapi, apa yang dianggap membanggakan bagi mereka tidak dapat menyelamatkan mereka.

Kedua, karena Injil menyatakan kebenaran Allah (17a). Kehebatan orang Roma tidak dapat menolong mereka untuk hidup benar, tetapi sebaliknya mereka makin terjerumus dalam dosa dan tidak dapat lepas darinya. Sedangkan

Injil bukan hanya menuntun orang kepada keselamatan, melainkan juga menuntun orang untuk hidup dalam kebenaran.

Ketiga, karena perbuatan baik sebanyak apa pun tidak dapat menyelamatkan mereka. Hanya mereka yang beriman kepada Kristus-yang adalah pusat pemberitaan Injil-dapat hidup benar dan diselamatkan (17b). Betapa berharganya Injil sehingga kita tidak perlu malu untuk memberitakannya.

Bagaimana kita memandang Injil hari ini? Apakah kita menganggapnya sebagai sesuatu yang berharga atau memalukan? Jika orang Roma saat itu mengagungkan kaisar sehingga perkataannya didengarkan dan didengungkan dengan segera, bukankah kita seharusnya lebih menghargai Injil dan bersemangat untuk menyampaikannya kepada sesama kita? Sebab, perkataan yang kita dengar, baca, dan pelajari datang dari Tuhan dan lebih berkuasa dari pemimpin dunia ini. Perkataan Allah adalah benar dan memberikan hidup yang kekal. Oleh sebab itu, mari kita bersyukur untuk Injil yang telah kita terima dan tidak malu untuk memberitakannya. [STG]


Saturday 18 June 2022

KETIKA BERKAT MELIMPAH

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 RAJA-RAJA 10:14-29
Setahun : Ayub 13-16

KETIKA BERKAT MELIMPAH
Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat. (1 Raja-raja 10:23)

Salomo adalah seorang raja yang sangat sukses dan tersohor. Diberkati dengan hikmat, kekayaan, dan kejayaan oleh Tuhan.

Namun di tengah berkat kesuksesan, hatinya kepada Tuhan berubah. Dia jatuh pada penyembahan berhala. Dalam 1 Raja-raja 11 dikatakan bahwa adapun Raja Salomo mencintai banyak perempuan asing. Di samping anak Firaun, ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon dan Het. Padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada allah-allah mereka." Sikap hati Salomo yang berubah, dan berpaling dari Tuhan membuat Tuhan murka. Ia tidak lagi mengikuti perintah Tuhan, justru berbalik mengkhianati dan menyakiti hati Tuhan. Salomo bukannya mempermuliakan Allahnya, tapi malah jatuh ke dalam dosa di saat berkat Tuhan sedang ia nikmati.

Ketika berkat melimpah, bagaimana sikap hati kita di hadapan Tuhan? Apakah kita semakin mengasihi Tuhan, atau sebaliknya melupakan-Nya? Betapa banyak Tuhan telah memberkati, namun terkadang kita tidak menyadari hati kita sering berubah. Sebelum diberkati, kita rajin berdoa, ibadah, bersikap rendah hati dengan siapa pun. Ketika berkat Tuhan sudah kita terima, kita menjadi orang yang berbeda. Lupa berdoa, lupa ibadah, menjadi sombong, bermegah dan bangga dengan apa yang kita miliki. Hati kita tidak lagi terfokus pada Tuhan, melainkan pada berkat materi yang kita miliki. Ketika berkat melimpah, mari tetap rendah hati, pautkan hati dengan Tuhan, Sang Pemberi Berkat.



KITA DIBERKATI AGAR SEMAKIN MEMPERMULIAKAN, MENYENANGKAN HATI TUHAN SERTA MENJADI BERKAT UNTUK SESAMA


Friday 17 June 2022

Misi (Umat) Allah

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Roma 1:1-7
Setahun : Ayub 9-12

Misi (Umat) Allah
TB: Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah. | Roma 1:1 (TB)



Dalam pembukaan suratnya ini, Paulus mendeskripsikan tiga hal dengan baik.

Pertama, dirinya sendiri. Paulus menyebut dirinya sebagai hamba Kristus Yesus, yang oleh kasih karunia dipanggil menjadi rasul dan dikhususkan untuk memberitakan Injil (1, 5).

Kedua, Injil Allah. Injil itu adalah Injil Yesus Kristus, Anak Allah yang berkuasa, yang telah dijanjikan dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yang menjadi manusia dan bangkit dari antara orang mati (2-4). Yesus inilah yang menetapkan Paulus sebagai rasul (5).

Ketiga, jemaat Roma. Jemaat ini adalah orang-orang yang telah mengalami janji Allah (6-7). Mereka telah dikasihi, dipanggil, dan dijadikan orang-orang kudus milik Kristus.

Ketiga deskripsi itu menegaskan misi Allah. Ia ingin menyelamatkan dan memberkati bangsa-bangsa. Dalam PL, Allah telah memulainya dengan Abraham dan keturunannya (Kej. 12:1-3). Puncaknya ialah Yesus Kristus. Yesus yang bangkit inilah yang memanggil Paulus untuk meneruskan berita keselamatan itu agar disampaikan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi (bdk. Kis. 9:15-16; Gal. 3:28-29).

Deskripsi ini menegaskan identitas umat Allah. Umat Allah adalah orang-orang yang menikmati kasih karunia Allah. Ia telah mengasihi, memanggil, dan menjadikan orang-orang non-Yahudi sebagai umat-Nya, bukan karena apa yang dilakukan manusia, melainkan karena Allah sendiri.

Seiring dengan identitas itu, ada tugas yang baru. Umat Allah adalah pemberita Kabar Baik. Sama seperti Paulus yang memberitakan Injil Allah, kita pun harus memberitakan Yesus Kristus kepada orang-orang sehingga mereka percaya dan taat kepada-Nya.

Sebagai penerima kasih karunia Allah, kita harus meneruskan kasih karunia itu kepada orang lain. Kita adalah misionaris yang ditempatkan Allah di dalam keluarga, tempat kerja, masyarakat, dan dunia. Karena itu, kita memiliki misi memproklamasikan dan mendemonstrasikan kuasa Injil Yesus Kristus kepada orang lain. Dengan demikian, kita sedang berpartisipasi dalam misi Allah. [JMH]


Thursday 16 June 2022

MENGGAPAI IMPIAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 TAWARIKH 22:2-19
Setahun : Ayub 5-8

MENGGAPAI IMPIAN
“Tetapi firman TUHAN datang kepadaku, demikian: Telah kautumpahkan sangat banyak darah dan telah kaulakukan peperangan yang besar; engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku .…” (1 Tawarikh 22:8)

Sebuah Dorama (drama TV Jepang) berjudul Mare mengisahkan seorang gadis bernama Mare yang mempunyai impian menjadi pâtissier (pembuat kue) terbaik sedunia. “Kapan Ibu menjadi pâtissier terbaik sedunia?” Pertanyaan dari anak kembarnya sejenak membuat Mare terdiam. Meski sampai akhir cerita Mare belum menjadi pâtissier terbaik, ia boleh dikatakan berhasil. Mengapa? Karena keahliannya membuat kue berkembang jauh lebih baik.

Berbicara mengenai impian, Raja Daud pernah berkeinginan mendirikan rumah kediaman bagi nama Tuhan. Namun, Tuhan seolah tidak mengizinkannya menggapai impian itu. Dia berfirman, “… engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku.” (ay. 8). Sebagai gantinya, Tuhan menunjuk Salomo merealisasikan impian ayahnya (ay. 9-10). Apakah Daud menyerah? Rupanya tidak. Daud justru giat membantu Salomo menyediakan bahan-bahan kebutuhan bagi pembangunan rumah Tuhan. Pada akhirnya, rumah Tuhan yang merupakan impian Daud berhasil didirikan (2Taw. 6:10-11). Jika demikian, apakah Daud berhasil menggapai impiannya? Tentu saja! Bukankah melalui upaya Daud, pembangunan Bait Allah dapat diselesaikan dengan semakin baik?

Hari ini kita diingatkan untuk tidak menyerah atas sebuah impian. Tidak perlu memikirkan apakah impian itu akhirnya menjadi kenyataan atau tidak. Faktanya, sekalipun tidak mencapai ujung langit, setidaknya kita telah berani mengepakkan sayap lalu terbang melihat keindahan dunia. Ingatlah, impian akan tetap menjadi impian kalau kita tidak berani melangkahkan kaki ke depan. Jadi apabila kita mempunyai impian, berusahalah menggapainya bersama dengan Tuhan.



IMPIAN ADALAH MILIK SETIAP ORANG YANG MEMPUNYAI TANGAN IMAN DAN KEBERANIAN UNTUK MENGGAPAINYA


Wednesday 15 June 2022

Saling Jaga

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yudas 1:17-23
Setahun : Ayub 1-4

Saling Jaga
TB: Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus. | Yudas 1:17 (TB)



Sejak awal Yudas sudah menasihatkan kepada jemaatnya untuk mempertahankan iman.

Hal itu diulangnya dalam teks ini (17). Yudas meminta jemaat untuk melakukan tiga hal: berdiri di atas dasar iman, berdoa dalam Roh Kudus, dan menjaga diri (20-21). Ketiga hal itu harus dilakukan di tengah banyaknya pengejek yang akan memecah belah gereja karena mereka hidup menurut hawa nafsu kefasikan dan keinginan dunia (18-19). Artinya, jemaat harus memiliki pendirian yang kuat dalam iman dan mengandalkan Roh Kudus agar tidak terpengaruh dengan pengajaran dan kehidupan orang fasik.

Yudas juga meminta jemaat untuk menjaga saudara yang lain. Jemaat harus menolong mereka yang belum memiliki pendirian iman yang teguh agar tidak terjerumus kepada kefasikan. Itu harus dilakukan secara konsisten (22-23).

Kedua pesan itu tidak hanya untuk jemaat asuhan Yudas. Keduanya relevan bagi kita saat ini. Kita harus mempertahankan iman kita dengan terus melandaskannya pada kebenaran firman Tuhan. Kita perlu terus memohon pertolongan Roh Kudus agar kita bisa menang terhadap godaan orang fasik.

Selain itu, kita harus menjadi penjaga saudara kita. Setiap kita adalah bagian tubuh Kristus. Kita saling terikat dengan orang percaya lainnya. Oleh karena itu, kita bertanggung jawab untuk mengingatkan mereka agar tidak menyangkal Yesus Kristus. Kita juga perlu mendorong mereka untuk mencerminkan hidup yang sesuai firman Tuhan.

Kita perlu melatih diri untuk mengasihi mereka yang bebal. Kita harus sabar untuk menuntun mereka agar hidup sesuai kebenaran. Kita harus dengan rendah hati menegur mereka sehingga kita bisa menyelamatkan mereka dari murka Allah.

Dengan menjaga sesama saudara, kita menjaga diri sendiri. Itu berlaku sebaliknya. Ketika kita secara konsisten menghidupi kebenaran, kita menuntun saudara yang lain untuk menghidupi kebenaran. Dengan demikian, benarlah kata Amsal, "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya" (Ams. 27:17). [JMH]


Tuesday 14 June 2022

PENGARUH RASA TAKUT

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YESAYA 51:7-16
Setahun : Ester 8-10

PENGARUH RASA TAKUT
Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati, terhadap anak manusia yang dibuang seperti rumput? (Yesaya 51:12)

Perasaan takut dapat memengaruhi cara kita bertindak. Sebagai contoh, penduduk asli Amerika tidak ingin mendengar cemoohan dari orang lain. Untuk menghindari pandangan negatif itu, mereka menggunakan cemoohan itu untuk mengajarkan aturan kemasyarakatan. Aturan itu dipakai oleh para orang tua saat mengajar anak-anaknya tentang apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Mereka tidak mengancam dengan hukuman bila mereka melanggar aturan itu. Sebaliknya mereka hanya mengingatkan si anak, "Seluruh orang di desa ini akan membicarakan banyak hal tentangmu jika kamu melanggar aturan itu." Ketakutan memengaruhi perilaku seseorang.

Namun tidak semua ketakutan dapat membentuk kehidupan seseorang menjadi baik. Apa yang menimpa orang-orang Israel menjadi contohnya. Tuhan mengingatkan umat-Nya untuk tidak takut jika orang lain mengaibkan atau menista mereka. Bahkan Tuhan berjanji akan membela mereka. Sayangnya umat Tuhan tidak percaya. Kata-kata buruk yang diucapkan orang membuat mereka takut dan membuat mereka berkompromi dalam kejahatannya dan melupakan Tuhan (ay. 12).

Kitab Amsal 29:25 mengingatkan kita bahwa "takut akan manusia" hanya akan mendatangkan jerat untuk kita. Bukankah acap kali kita “terpaksa” berkompromi dengan dosa karena ancaman dari orang-orang di sekitar kita? Apa pun alasannya, Tuhan tidak pernah melihat umat pilihan-Nya berkompromi dengan dosa. Tuhan menghendaki agar kita hanya takut kepada-Nya. Tunduk dan lakukanlah firman-Nya, siapa yang percaya kepada Tuhan, dilindungi.



KETAKUTAN PADA MANUSIA BERUJUNG KOMPROMI AKAN DOSA, RASA TAKUT KEPADA TUHAN AKAN BERUJUNG PADA KEHIDUPAN


Monday 13 June 2022

Pesan bagi Para Pemimpi(n)

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yudas 1:8-13
Setahun : Ester 4-7

Pesan bagi Para Pemimpi(n)
TB: Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga. | Yudas 1:8 (TB)



Di dalam gereja asuhan Yudas, ada para pemimpi. Mereka mengeklaim bahwa mereka memiliki pesan dari Allah. Merekalah pemimpin gereja yang mengajar jemaat.

Sayangnya, para pemimpi ini bukan berasal dari Allah (bdk. Ul. 13:1-5; Yer. 23:16; Zak. 10:2). Alih-alih menghargai anugerah Allah, orang-orang ini mencemarkan tubuh mereka, menghina kekuasaan Allah, serta menghujat semua yang mulia di surga (8, 10). Seperti Kain, mereka tidak tunduk kepada ketetapan Allah (Kej. 4:5-8). Seperti Bileam, mereka melawan kekuasaan Allah (Bil. 22:21-33; 31:16). Seperti Korah, mereka mengajak orang lain untuk menghujat orang-orang pilihan Allah (Bil. 16:1-35).

Ini adalah masalah kemunafikan dan kerakusan (12). Mereka bertindak seolah-olah menghormati Allah, padahal menghormati diri sendiri. Mereka berlaku seolah-olah sedang mengajar hukum Allah, padahal sudah mengubahnya demi kepuasan diri sendiri.

Apa yang para pemimpin ini tidak sadari ialah mereka menabur kesia-siaan dan menggali kuburan mereka sendiri (12-13). Seperti Kain, Bileam, dan Korah, mereka akan dihukum. Kemunafikan dan kerakusan mereka akan dihentikan Allah. Kebinasaan akan menjadi upah mereka.

Sebagai jemaat, kita harus waspada dengan kehadiran para pemimpin lalim ini. Kita tidak boleh terbuai dengan klaim mereka bahwa mereka berasal dari Allah, menyuarakan pesan-Nya, dan bertindak sesuai pimpinan-Nya. Kita harus memerhatikan pesan yang mereka sampaikan dan bagaimana mereka hidup. Dari itulah kita tahu apakah mereka berasal dari Allah atau tidak.

Wahai pemimpin jemaat, ingatlah bagaimana Kain, Bileam, dan Korah dihukum Allah karena tindakan mereka. Karena itu, awasilah ajaran dan hidupmu. Bersungguh-sungguhlah dalam mempelajari firman Allah. Janganlah memalsukan firman Allah demi popularitas dan kebanggaan diri. Semua itu adalah kesia-siaan.

Janganlah berpura-pura, melainkan hiduplah secara autentik. Kepura-puraan adalah kepalsuan yang sia-sia, yang hanya akan menuntun jemaat menuju kehancuran. [JMH]


Sunday 12 June 2022

MENGALAH UNTUK MENANG

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 RAJA-RAJA 18:26-37
Setahun : Ester 1-3

MENGALAH UNTUK MENANG
Tetapi rakyat itu berdiam diri dan tidak menjawab dia sepatah kata pun, sebab ada perintah raja, bunyinya: “Jangan kamu menjawab dia!” (2 Raja-raja 18:36)

Celaan yang dilontarkan oleh utusan raja Asyur saat bangsa itu sedang mengepung Yerusalem semakin membuat segenap bangsa putus asa, apalagi dengan lantangnya mereka mengatakan bahwa allah-allah bangsa lain tidak dapat berbuat apa-apa saat Asyur menyerang dan hal yang sama juga akan terjadi pada bangsa Israel. Namun, dengan tidak membalas caci maki tersebut dan berharap sepenuhnya kepada Tuhan, akhirnya Tuhan sendiri yang mengalahkan Asyur serta membuat Sanherib terbunuh.

Adakalanya ingin sekali kita membalas dengan telak hal menyebalkan yang menyerang kita, tetapi kisah bangsa Israel yang tidak tertarik untuk beradu mulut dengan juru minuman agung raja Asyur, melainkan memilih untuk berdiam diri di hadirat Tuhan, malah akhirnya memberikan kemenangan besar atas bangsa yang kuat itu. Meskipun kita merasa tidak diperlakukan dengan adil, memaksakan diri untuk menang atas orang lain yang menghina kita hanya akan menguras habis energi kita dan tidak akan ada perubahan yang berarti sampai kita menyerahkan permasalahan kita ke dalam tangan Tuhan.

Mari di bawah hikmat Tuhan dengan sabar kita menanggung cercaan yang bertujuan untuk melemahkan iman kita karena kalau kita membiarkan Dia yang mengatasi persoalan kita, niscaya “serangan” mereka tidak akan menggoyahkan kita sama sekali dan pada waktu-Nya, Tuhan sendiri yang akan menunjukkan kebesaran-Nya.



SABAR MENANGGUNG DERITA UNTUK SESAAT BERARTI MEMBIARKAN TUHAN BEKERJA DENGAN DAHSYATNYA


Saturday 11 June 2022

Dibuang tetapi Disayang

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yeremia 52:31-34
Setahun : Nehemia 13

Dibuang tetapi Disayang
TB: Kemudian dalam tahun ketiga puluh tujuh sesudah Yoyakhin, raja Yehuda, dibuang, dalam bulan yang kedua belas, pada tanggal dua puluh lima bulan itu, maka Ewil-Merodakh, raja Babel, dalam tahun ia menjadi raja, menunjukkan belas kasihannya kepada Yoyakhin, raja Yehuda, dengan melepaskannya dari penjara. | Yeremia 52:31 (TB)



Yoyakhin adalah raja Yehuda keturunan Daud yang memerintah di usia 18 tahun. Sangat disayangkan bahwa ia menjadi pemimpin yang jahat.

Ketika Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yerusalem, Yoyakhin menyerah, sehingga bersama ibu, pegawai, dan ribuan prajuritnya ia ditawan ke Babel (bdk. 2Raj. 24:8-17).

Setelah 37 tahun ditawan, Ewil-Merodakh, sebagai raja Babel, menunjukkan belas kasihan dengan menjadikan Yoyakhin sebagai tahanan istana (31). Tak pernah terduga bahwa Yoyakhin akan dikeluarkan dari penjara dan tak mengenakan pakaian tawanan lagi. Ia diberi kedudukan yang lebih tinggi (32). Ia juga diberi anggaran belanja kebutuhan sehari-hari yang ditanggung raja (33-34).

Kisah Yoyakhin ini menjadi penutup Kitab Yeremia. Pada bagian sebelumnya, kepada kita diperlihatkan sikap raja-raja Babel yang kejam, tetapi kini yang diperlihatkan adalah sikap belas kasihan yang muncul dari seorang raja yang tidak menyembah Allah sebagai Tuhannya. Sisi kebaikannya muncul dalam tindakan menghargai dan menghormati seorang tawanan. Kitab Yeremia memperlihatkan dua sisi karakter raja Babel. Ada kebengisan dan kekejaman, namun juga ada sisi kebaikan dan belas kasih.

Sebagai tahanan dan orang buangan, Yoyakhin mungkin tak pernah memikirkan hal itu. Ia diperlakukan secara manusiawi, walau tetap sebagai tahanan. Yoyakhin dibuang Allah sebagai hukuman, tetapi tetap disayang dan dipelihara melalui Babel.

Hal ini sejajar dengan sikap Tuhan yang bisa memakai siapa saja untuk menghukum umat-Nya atau juga menghukum Babel. Demikian juga, Tuhan bisa memakai siapa saja untuk mewujudkan dan menyalurkan kebaikan-Nya bagi kita, bahkan teguran atau hukuman-Nya.

Allah dapat memakai siapa saja dan apa saja untuk memperingatkan atau memelihara hidup kita. Marilah kita selalu peka terhadap apa yang terjadi dalam hidup kita, sehingga kita bisa bersyukur atas setiap detail pemeliharaan Tuhan. Jangan pernah berhenti berharap untuk Tuhan menyatakan pertolongan-Nya yang tak dapat dibatasi oleh apa pun. [MKD]

Yeremia 52:31-34

Keberhasilan pada usia muda tidak menjamin hidup yang mulus. Seorang raja yang menyalahgunakan kejayaannya bisa dikejutkan oleh penghukuman Tuhan dan ditawan ke dalam pembuangan. Sepertinya segala sesuatu habis sudah. Tidak ada kekayaan, kenyamanan, kekuasaan, ataupun hak untuk membela diri.

Pada kondisi demikian, wajar bila seseorang berputus asa. Ia pasrah dalam deritanya dan tidak lagi menantikan kebaikan. Namun, ternyata belas kasih datang melalui tokoh yang tak disangka.


Friday 10 June 2022

TEGUH MEMEGANG KEJUJURAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : GALATIA 4:16-17
Setahun : Nehemia 11-12

TEGUH MEMEGANG KEJUJURAN
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu? (Galatia 4:16)

Kejujuran tentu adalah sebuah sikap yang sudah sepantasnya dilakukan dalam hidup kita. Tetapi banyak orang yang tidak menyukai kejujuran karena kejujuran sering kali justru menyakitkan hati. Hal ini karena kebenaran yang terungkap sering kali tidak sesuai dengan apa yang dipercaya, sehingga menimbulkan rasa sakit hati. Terlebih bila kejujuran itu diungkapkan dengan tujuan untuk menegur orang lain atas kesalahan yang mereka lakukan, maka bukan hanya akan menghasilkan sakit hati, tetapi juga dapat menghancurkan sebuah relasi pertemanan.

Kejujuran ini pulalah yang menjadi sikap Paulus ketika menegur dan mengingatkan jemaat di Galatia, karena mereka terhasut kepada ajaran yang menyesatkan. Paulus mengatakan bahwa ajaran sesat tersebut sesungguhnya tidak akan membawa keselamatan kepada mereka, tetapi hanya akan membelenggu mereka. Paulus menyadari, bahwa kejujurannya untuk mengungkapkan kebenaran tersebut dapat menghancurkan hubungannya dengan jemaat Galatia, bahkan dapat membuat mereka justru memusuhi Paulus. Tetapi Paulus teguh memegang kebenaran untuk tetap jujur kepada mereka, sekalipun risiko dari kejujurannya tersebut cukup berat. Hal tersebut dilakukannya supaya mereka sadar akan kesalahan mereka, sehingga mereka mau berbalik kembali kepada Kristus.

Keteguhan hati untuk tetap jujur dan mengungkapkan kebenaran seperti yang dilakukan oleh Paulus inilah yang patut kita teladani dan harus kita lakukan dalam hidup kita, sekalipun ada risiko yang harus ditanggung. Dengan senantiasa jujur terhadap sesuatu, kita mendapatkan kedamaian dalam hidup.



KEJUJURAN TERKADANG MENYAKITKAN, TETAPI LEBIH MENYAKITKAN LAGI APABILA KITA HIDUP DALAM KEBOHONGAN


Thursday 9 June 2022

Sembunyi di Balik Kejayaan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yeremia 51:36-64
Setahun : Nehemia 9-10

Sembunyi di Balik Kejayaan
TB: Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku akan memperjuangkan perkaramu, dan akan melakukan pembalasan untukmu: Aku akan mengeringkan lautnya dan akan menggersangkan sumber airnya; | Yeremia 51:36 (TB)



Allah menyerukan pengumuman kepada penduduk Yerusalem bahwa Allah akan memperjuangkan perkara umat-Nya dan membalas perbuatan-perbuatan musuh. Itulah bentuk hukuman pembalasan yang akan ditanggung oleh Babel.

Kemakmuran, kemegahan, dan kejayaan akan berubah menjadi kengerian dan ketandusan. Tuhan akan menghancurkan tembok Babel yang kokoh untuk mengeluarkan umat-Nya. Babel yang jahat telah merusak dan membunuh banyak orang di segenap penjuru bumi, dan Tuhan akan membalas hal itu. Tuhan berseru kepada orang-orang yang masih hidup dan terlepas dari Babel untuk mengingat-Nya (43-50).

Bagian ini diakhiri dengan malapetaka yang akan menimpa Babel, di mana kejayaannya akan tenggelam seperti kitab yang digantungi batu dan dilemparkan ke Sungai Efrat (59-64).

Babel merupakan negara adikuasa yang penuh kejayaan, kokoh, dan menakutkan bagi bangsa-bangsa lain. Kebengisan dan kekuatannya menjadi kegentaran banyak bangsa. Namun, kejayaan dan kehebatan itu, yang dikisahkan dalam bagian ini, hanya akan menjadi kenangan. Bahkan, tak akan ada lagi tempat untuk bersembunyi baginya.

Tak ada yang bisa dibanggakan dari kejayaan. Israel pernah jaya, tetapi kemudian hancur. Babel jaya, namun juga runtuh. Jangan bangga dengan kejayaan karena kelak ada masa pudar bagi kejayaan itu. Tak ada yang dapat dibanggakan selain hanya cerita akan kejayaan itu.

Jangan menjadikan kejayaan sebagai tempat bersembunyi paling aman, karena kejayaan hanya menempatkan kita selangkah dari kehancuran. Allah memorakporandakan kejayaan bangsa-bangsa karena di dalamnya selalu ada kecongkakan.

Apakah kejayaan kita? Pangkat, kedudukan, uang, aset, atau hal-hal lain? Firman Tuhan hari ini memberi pesan bagi kita untuk melihat bahwa kejayaan adalah berkat Allah, dan bukan untuk digunakan melawan-Nya. Jangan memburu kejayaan sampai mengorbankan ketaatan sebagai umat Tuhan. Berjayalah jika kita selalu berlindung pada-Nya. [MKD]


Wednesday 8 June 2022

NARSISISME ROHANI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : LUKAS 15:11-32
Setahun : Nehemia 7-8

NARSISISME ROHANI
“Tetapi ia menjawab ayahnya: Lihatlah, telah bertahun-tahun aku melayani Bapa … tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.” (Lukas 15:29)

Seorang pemuda hidup setia kepada Tuhan. Namun, ia berubah kecewa dan marah. Sambil menunjuk teman-temannya yang belum mengenal Tuhan atau belum bersungguh-sungguh di dalam Tuhan, ia berkata, "Mengapa mereka mendapat hal-hal yang lebih baik dariku?"

Sikap pemuda tersebut merupakan gejala narsisisme rohani. Yohan Candawasa dalam bukunya Merupa Hidup Dalam Rupa-Nya menuliskan: "Narsisisme rohani terjadi jika manusia dalam hubungannya dengan Allah menganggap bahwa mereka telah beribadah dengan tekun kepada Tuhan—membicarakan tentang Allah, mencari wajah Allah siang dan malam, berdoa kepada Allah, bermeditasi, mengabdi dan melayani Allah, ... tetapi kenyataannya bukan mengembalikan hak Allah, melainkan memakai Allah untuk menikmati diri sendiri." Seorang narsis rohani selalu mengaitkan segala yang sudah dilakukannya dengan upah. Gejala serupa dialami si anak sulung. Mengetahui bapanya menyembelih anak lembu tambun demi menyambut kepulangan sang adik yang baru memboroskan uang—sementara ia menganggap dirinya yang sudah setia bertahun-tahun bekerja belum pernah menerima upah—ia menjadi marah.

Narsisisme rohani merupakan kesalahpahaman makna ibadah, di mana manusia tidak lagi mengutamakan Allah, tetapi diri sendiri dan kepuasannya. Lagi pula, seorang narsis rohani tidak menyadari bahwa segala yang terbaik dari Allah adalah miliknya. Tuhan tidak menghendaki kita menjadi narsis rohani. Sebaliknya, Dia ingin diutamakan dan dirindukan anak-anak-Nya. Benar-benar menjadi rohani atau sekadar narsis rohani, manakah diri kita di hadapan Allah?



TANPA PERLU BERSIKAP NARSIS ROHANI DI HADAPAN ALLAH, DIA TAHU APA YANG KITA BUTUHKAN DAN PASTI SELALU MEMENUHKANNYA


Tuesday 7 June 2022

Tangan Tak Terlihat

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yeremia 50:33-46
Setahun : Nehemia 4-6

Tangan Tak Terlihat
TB: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Orang Israel tertindas bersama-sama dengan orang Yehuda. Semua orang yang menawan mereka tetap menahan mereka, tidak mau melepaskan mereka. | Yeremia 50:33 (TB)



Sepak terjang Babel selalu menghebohkan bangsa-bangsa. Sebagai negara besar Babel memiliki pengaruh yang luar biasa. Namun, kali ini Babel akan meratap.

Kesombongan akan kekuatan yang seolah-olah tiada banding dijungkirbalikkan oleh Tuhan. Jika Babel merasa sebagai yang paling berkuasa, Tuhan menunjukan kekuatan-Nya sebagai Pencipta alam semesta. Kengerian akan menghinggapi Babel (33-38). Ia akan menjadikan Babel seperti Sodom dan Gomora (40).

Tuhan adalah Penebus (34). Ini adalah ikrar akan Pribadi Allah yang secara aktif dan berinisiatif melakukan penebusan atas umat-Nya.

Ini bukan kali pertama Allah menebus umat-Nya. Kita bisa mengingat bagaimana Allah telah menebus Israel dari Mesir, mengeluarkan mereka dari perbudakan, dan memperlihatkan kekuatan tangan-Nya yang tak pernah lelah. Kali ini pun Allah memperlihatkan kembali kekuatan tangan-Nya, yakni tangan yang penuh kasih atas Israel, namun sekaligus tangan yang mengerikan bagi Babel.

Firman-Nya mengingatkan kembali bahwa Tuhan adalah Allah Pencipta alam semesta. Tangan-Nya selalu nyata memberi pertolongan untuk umat-Nya. Ia akan selalu memperjuangkan perkara umat milik-Nya. Ia menebus umat dari perbudakan Mesir dan Babel, juga menebus kita dari perbudakan dosa.

Identitas dan karya Tuhan sebagai Penebus menjadi penghiburan bagi setiap kita. Ia akan selalu membebaskan kita dari lilitan masalah atau pergumulan hidup, karena Ia selalu memperjuangkan perkara anak-anak-Nya.

Semestinya, kita tidak perlu menjadi anak-anak yang takut terhadap berbagai ancaman. Sebaliknya, kita perlu belajar untuk selalu melihat tangan Tuhan yang senantiasa terulur menyatakan kasih-Nya.

Juga, kita perlu waspada sebab tangan Tuhan pun dapat menghukum kita karena dosa dan pelanggaran kita. Mari kita jalani hidup dengan merendahkan hati kepada Penebus kita dan membiarkan tangan-Nya selalu berkarya dalam setiap langkah perjalanan hidup kita. [MKD]


Monday 6 June 2022

TIDAK SEBATANG KARA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YOHANES 14:15-31
Setahun : Nehemia 1-3

TIDAK SEBATANG KARA
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yohanes 14:27)

Rasa kesepian sangatlah menyiksa bagi yang sedang ataupun pernah mengalaminya. Ingin mencurahkan isi hati, namun tidak ada yang peduli. Butuh pertolongan, tetapi tidak seorang pun memahami maksud hati dan kebutuhan kita yang sesungguhnya. Kita seolah ditinggal sendirian. Bahkan hak kita sebagai manusia pun mungkin terabaikan. Sejumlah penelitian di negara maju beberapa tahun terakhir memperlihatkan kesepian sebagai gangguan yang melanda jutaan orang.

Yesus mengetahui arti kesepian yang murid-murid-Nya alami saat Dia tidak lagi hadir secara fisik di dunia ini. Pasti ada rasa ngeri dan seolah tidak terlindung ketika para murid kehilangan guru, pemimpin, sekaligus pembela dan pelindung mereka tidak berapa lama kemudian. Sebab itu, Yesus menenteramkan mereka dengan berjanji tidak akan meninggalkan mereka sebatang kara (ay. 18). Roh Kudus mengajar dan mengingatkan segala hal yang pernah Yesus katakan kepada mereka (ay. 26). Damai sejahtera yang Yesus karuniakan akan menyertai mereka (ay. 27) sekalipun mereka menghadapi berbagai ancaman dan mara bahaya.

Yang Yesus katakan kepada para murid berlaku juga bagi kita yang mengasihi-Nya (ay. 23). Adapun tanda kasih adalah taat pada firman-Nya. Dengan demikian, kita niscaya dipenuhi oleh damai sejahtera yang tak tergantikan oleh apa pun juga. Sebab Allah Tritunggal menyertai dan menjadi pembela kita. Sekalipun demikian, kita tetap dituntut untuk tidak gelisah dan gentar (ay. 27b). Kita diminta untuk percaya penuh akan janji dan firman-Nya.



TATKALA KESEPIAN MELANDA, PEGANGLAH DAN TAATI FIRMAN TUHAN SAMBIL MENGINGAT BAHWA ROH KUDUS SENANTIASA MENYERTAI ANDA


Sunday 5 June 2022

Dibimbing Roh Kebenaran

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yohanes 16:12-15
Setahun : Ezra 10

Dibimbing Roh Kebenaran
TB: Masih banyak hal yang harus Kukatakan kepadamu, tetapi sekarang kamu belum dapat menanggungnya. | Yohanes 16:12 (TB)



Hari Pentakosta sebagai bagian sejarah kekristenan yang sangat penting mengingatkan akan pencurahan Roh Kudus bagi para murid dan lahirnya persekutuan orang percaya (gereja). Teks ini merupakan janji kedatangan Roh Kudus yang akan melanjutkan pelayanan Yesus dalam mendampingi dan membimbing para murid.

Yesus menyampaikan bahwa ada Roh Kebenaran yang akan memimpin para murid ke dalam seluruh kebenaran, dan Roh itu akan memuliakan Yesus Kristus (13-14). Roh Kebenaran yang dijanjikan-Nya akan memberitakan apa yang diterima dan didengar-Nya. Sumber berita itu adalah Tuhan Yesus sendiri yang adalah Kebenaran (bdk. Yoh. 14:6).

Dengan demikian, berita yang disampaikan Roh Kudus adalah benar. Bimbingan yang diberikan akan selalu didasarkan pada Sang Kebenaran dan menuju kepada kebenaran. Maka, setiap orang percaya yang menerima Roh Kebenaran pasti akan menghasilkan buah kebenaran.

Jika kita melihat kembali, hari Pentakosta sungguh merupakan hari spesial yang menjadi titik perubahan luar biasa dalam diri para murid. Contohnya Petrus; dahulu ia menyangkal Yesus, tetapi kemudian dengan lantang ia memberitakan kebenaran Yesus Kristus dan membawa ribuan orang bertobat.

Sungguh kita bersyukur dan memuji Allah, bahwa kita telah dipimpin Roh Kudus kepada Kebenaran, yaitu Kristus Yesus. Roh Kudus itu selalu mengajar dan membimbing kita untuk hidup dalam kebenaran.

Perjalanan hidup menawarkan beragam pilihan jalan kepada kita. Hargailah pemberian Tuhan dengan mengupayakan cara hidup yang benar sebagai orang yang telah percaya. Ini menjadi satu bukti nyata bahwa Roh Kudus ada pada kita. Seorang yang dibimbing Roh Kebenaran tidak mungkin hidup dalam ketidakbenaran. Inilah tanda bahwa kita adalah milik Bapa, yaitu jika kita berupaya sekuat tenaga dan sepenuh hati untuk tinggal dan hidup dalam kebenaran.

Marilah kita mengikuti bimbingan Roh Kudus untuk selalu berada dalam kebenaran dengan memiliki cara hidup yang benar. [MKD]


Saturday 4 June 2022

KAGUM DENGAN TUHAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MAZMUR 19:1-7
Setahun : Ezra 8-9

KAGUM DENGAN TUHAN
Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya. (Mazmur 19:2)

Tuhan mengizinkan saya kuliah teologia di daerah Lawang selama 4 tahun. Lawang adalah satu daerah yang termasuk bagian dari kabupaten Malang. Selama saya tinggal di sana saya banyak menyaksikan keindahan alam yang membuat saya kagum akan karya Tuhan. Saya dapat memandang gunung yang indah di depan kamar saya setiap saat, saya juga menikmati hamparan kebun teh yang indah dekat kampus, dan sebagainya. Itulah yang membuat saya selalu kagum akan Penciptanya, sungguh Pencipta yang kreatif.

Di tengah banyaknya keluhan yang terucap dari mulut Daud, akhirnya keluar suatu pujian akan alam semesta yang diciptakan Tuhan begitu indahnya. Pemazmur memakai bahasa antropomorfis untuk menjelaskan alam semesta, "langit menceritakan kemuliaan Allah, cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya, malam menyampaikan pengetahuan" (ay. 2, 3). Tuhan menciptakan alam semesta begitu kreatif dan tidak ada seorang seniman pun yang dapat menandingi-Nya. Ia menciptakan semua ini untuk manusia. Terpesonakah manusia dengan ini semua atau masih saja memikirkan pergumulan yang melanda?

Saat hari yang baru datang, lihatlah alam semesta. Tuhan menciptakannya dengan sungguh kreatif dan indah. Mahakarya yang luar biasa, bukan? Dialah yang layak menerima segala pujian dan kekaguman itu. Apakah kita sudah mensyukurinya dan menjaganya tetap lestari? Kagum akan karya Tuhan juga hendaknya terwujud dengan hati dan komitmen penuh yang mau menjaga dan melestarikannya.



KAGUM AKAN CIPTAAN ALLAH MEMBUAT PIKIRAN KITADISEGARKAN KEMBALI UNTUK TIDAK LUPA MENGUCAP SYUKUR