Tuesday 31 January 2023

Giat untuk Tuhan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 10:1-17
Setahun : Keluaran 40

Giat untuk Tuhan
TB: Ahab mempunyai tujuh puluh orang anak laki-laki di Samaria. Yehu menulis surat, dan mengirimnya ke Samaria, kepada pembesar kota itu, kepada para tua-tua dan kepada para pengasuh anak-anak Ahab, bunyinya: | 2 Raja-raja 10:1 (TB)



Marilah bersama-sama aku, supaya engkau melihat bagaimana giatku untuk TUHAN." Demikianlah perkataan Yehu kepada Yonadab (16).

Dialog itu menyimpulkan bagaimana Yehu menuntaskan misinya (17). Misinya adalah memunahkan keluarga Ahab (2Raj. 9:7-10). Ia memulai dari istri dan anak-anak Ahab (1-9; 2Raj. 9:24, 32-33), lalu semua orang yang pernah menikmati keistimewaan pada masa Ahab (11) sampai kepada kerabat jauh Ahab-Yoram adalah paman Ahazia-yang datang dari Yehuda (13-14).

Dialog itu juga menunjukkan bahwa ia memahami tindakannya secara teologis. Ia melakukan tindakan tersebut karena itulah misi khusus dari Allah baginya seperti yang telah dinubuatkan melalui Elia (10).

Sebagai umat Perjanjian Baru, kita perlu meneladan Yehu dalam bergiat menuntaskan misi khusus. Secara umum, misi orang percaya adalah memberitakan keselamatan di dalam Yesus Kristus. Orang percaya juga memiliki misi khusus untuk dikerjakan pada waktu dan tempat tertentu. Misi itu terkait dengan keunikan kita (minat, talenta, kepribadian, jabatan yang diemban) dan keadaan lingkungan yang menyedihkan hati Allah. Misi khusus kita adalah mengubah keadaan sekitar kita menjadi yang Allah inginkan sesuai dengan keunikan pribadi kita.

Allah menempatkan kita di sini dan kini untuk menghadirkan shalom, menciptakan kebaikan bersama, dan mewujudkan aspek-aspek Kerajaan Allah. Allah ingin kita melakukan tindakan yang bersifat menyelamatkan, mendamaikan, memelihara kehidupan, menjaga keadilan dan kebenaran, menghibur, menyembuhkan, menuntun, serta menggembalakan. Itulah tindakan-tindakan yang mencerminkan Allah.

Dengan demikian, dunia ini menjadi dunia yang tunduk kepada Kerajaan Kristus. Kita harus menemukan misi khusus kita di sini dan pada masa kini. Kita harus mengenali keadaan apa saja yang menyedihkan hati Allah baik di rumah, kampus, kantor, gereja, maupun masyarakat. Inilah yang akan menjadi alasan kita hidup dan berjuang. Inilah dasar untuk hidup bergiat bagi Tuhan. [JMH]


Monday 30 January 2023

SENANTIASA BERJAGA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 TAWARIKH 35:20–27
Setahun : Keluaran 38–39

SENANTIASA BERJAGA
Tetapi Yosia tidak berpaling dari padanya, melainkan menyamar untuk berperang melawan dia. Ia tidak mengindahkan kata-kata Nekho, yang merupakan pesan Allah, lalu berperang di lembah Megido. (2 Tawarikh 35:22)

Yosia menjadi raja ketika berumur delapan tahun. Meski masih sangat belia, ia melakukan hal benar di mata Tuhan. Yosia mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan, patung-patung tuangan dan mezbah para Baal. Yosia memperbaiki rumah Tuhan. Ia bahkan mengadakan perayaan Paskah lebih besar daripada yang dilakukan Hizkia, sebagai peringatan atas pembebasan Israel dari perbudakan Mesir.

Atas pencapaiannya, boleh dikata Yosia banyak memecahkan rekor pada masa mudanya. Namun, sangat disesalkan karena Yosia melakukan kesalahan di masa tuanya. Ia gagal memahami kehendak Tuhan, sehingga ia berusaha menghalangi tentara Nekho yang hendak memerangi Babel. Padahal, Israel tidak ada urusan dengan Mesir. Nekho pun telah memberikan peringatan—yang berasal dari Allah—supaya ia tidak ikut campur. Namun Yosia memaksakan diri, bahkan dengan melakukan penyamaran. Sebagai buah dari ketidakpekaannya Yosia pun harus mempertaruhkan nyawa. Ia mati dengan sia-sia.

Seiring bertambahnya usia, sebagian orang merasa tak perlu mengontrol diri karena sudah berpengalaman. Tak mungkin melakukan kesalahan, apalagi mengalami kekalahan. Namun kisah Yosia menunjukkan kepada kita bahwa pencapaian rohani pada masa lalu tidak menjadikan seseorang kebal terhadap dosa. Bergaul akrab dengan Tuhan harus dilakukan secara terus-menerus sebagai sarana berjaga. Menghindarkan kita dari dosa, serta mengasah kepekaan supaya mampu membedakan suara Tuhan dari suara ambisi diri sendiri.



PENCAPAIAN ROHANI HENDAKNYA MEMBUAT KITA LEBIH BERHATI-HATI SUPAYAJANGAN MENGABAIKAN TUHAN KARENA LEBIH MENGANDALKAN DIRI SENDIRI


Sunday 29 January 2023

Kecelakaan karena Salah Pergaulan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 9:16-29
Setahun : Keluaran 35–37

Kecelakaan karena Salah Pergaulan
TB: Kemudian Yehu naik kereta dan pergi ke Yizreel, sebab Yoram berbaring sakit di sana. Juga Ahazia, raja Yehuda, datang menjenguk Yoram. | 2 Raja-raja 9:16 (TB)



Seorang yang diperkenan Allah akan membawa berkat bagi orang di sekitarnya. Sebaliknya, orang yang tidak diperkenan Allah bisa membawa celaka kepada orang lain.

Yehu yang sudah diurapi menjadi raja, sekarang mau menjadikan dirinya raja dengan membunuh Yoram-raja Israel. Pada waktu itu Yoram sedang ada di Yizreel dalam keadaan terluka karena perang dengan Aram, dan Ahazia- raja Yehuda-juga datang menjenguk Yoram (16). Ketika mendengar Yehu datang, tanpa menyangka bahwa Yehu berencana membunuhnya, Yoram datang menemui Yehu di kebun Nabot (21).

Begitu tahu Yehu mau membunuhnya, Yoram dan Ahazia berusaha lari. Tetapi, Yehu memanah Yoram hingga terbunuh, lalu melemparkan mayatnya di kebun Nabot untuk menggenapi firman Tuhan tentang penghakiman terhadap keluarga Ahab (24-26). Ahazia juga terpanah dan akhirnya mati di Megido (27).

Mengapa Ahazia menjenguk Yoram, raja Israel? Ini karena Ahazia adalah anak dari Yoram, raja Yehuda yang menikah dengan anak Ahab. Dengan demikian, Ahazia adalah keponakan Yoram raja Israel. Sepertinya, Ahazia mempunyai hubungan cukup baik dengan keluarga ibunya, atau mungkin atas perintah ibunya, maka ia mengunjungi Yoram, pamannya. Ternyata hubungannya dengan pamannya tersebut akhirnya menyebabkan ia yang baru menjadi raja selama 1 tahun dan berusia 23 tahun (lih. 8:25-26) akhirnya mati terbunuh.

Dapat dikatakan bahwa Ahazia, raja Yehuda, mendapat celaka karena hubungannya dengan Yoram, raja Israel. Kita dapat melihat bahwa orang yang sedang dimurkai Allah akan mendatangkan celaka bagi orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya, orang yang diperkenan Allah seperti Yusuf akan membawa berkat bagi orang-orang di sekitarnya, seperti Potifar, bahkan menjadi berkat bagi seluruh Mesir dan bangsa-bangsa di sekitarnya.

Berhati-hatilah dengan siapa kita bergaul. Ketika kita bergaul dengan orang yang diperkenan Allah, kita bisa mendapat berkat. Sebaliknya, kita juga bisa mendapat celaka karena salah pergaulan. [INT]


Saturday 28 January 2023

TANGISAN YUSUF

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KEJADIAN 45:1–15
Setahun : Keluaran 32–34

TANGISAN YUSUF
Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia. (Kejadian 45:15)

Kapan terakhir kali Anda menangis? Mengapa Anda menangis? Tentu ada alasan mengapa kita menangis. Entah karena beban hidup atau tekanan yang mengimpit kita atau bahkan karena meluapnya rasa sukacita kita. Ketika tidak ada lagi kata-kata, air mata adalah pembawa pesan. Air mata adalah karunia Allah agar kita dapat meluapkan perasaan kita.

Yusuf pun menangis keras-keras karena ia tidak lagi mampu menahan hatinya saat melihat saudara-saudaranya yang telah menjualnya itu kini berdiri tepat di hadapannya. Karena kerinduan yang begitu dalam pada Benyamin, adik kandungnya, Yusuf memeluknya sambil menangis, demikian pula Benyamin kepadanya. Di kesempatan sebelumnya, Yusuf menangis tersedu-sedu karena melihat Yehuda memohon-mohon agar Benyamin tidak ditahan, supaya tidak menimbulkan penderitaan bagi Yakub ayahnya. Kini, ia menangis serta memeluk satu per satu saudaranya yang dahulu ingin menyingkirkannya itu. Yusuf menangis bukan karena mengingat kejahatan semua saudaranya itu, ia menangis karena menyaksikan kebaikan Tuhan di balik semua peristiwa pahit yang selama ini dilewatinya.

Yusuf sudah banyak menangis karena perbuatan jahat saudara-saudaranya. Namun ketika melewati beberapa peristiwa menyakitkan yang Tuhan izinkan, karakter Yusuf tertempa makin kuat. Yusuf tidak lagi menangis karena kemarahan, kecewa, keluhan, atau karena diperlakukan tidak adil. Tangisan Yusuf berubah makna menjadi ucapan syukur karena ia melihat kebaikan Tuhan di setiap peristiwa pahit yang ia alami. Ketika ia dimampukan melihat kebaikan Tuhan, maka hatinya terbebas dari luka hati. Tangisannya adalah tangisan pengampunan, pemulihan dan kebahagiaan.



SAAT MATA HATI KITA MAMPU MELIHAT KEBAIKAN TUHAN DI BALIK SEMUA PERISTIWA,TANGISAN LUKA HATI AKAN BERGANTI TANGISAN SUKACITA KEMENANGAN


Friday 27 January 2023

Bahaya Istri sebagai Penolong

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 8:16-29
Setahun : Keluaran 29–31

Bahaya Istri sebagai Penolong
TB: Dalam tahun kelima zaman Yoram, anak Ahab raja Israel--pada waktu itu Yosafat adalah raja Yehuda--Yoram, anak Yosafat raja Yehuda menjadi raja. | 2 Raja-raja 8:16 (TB)



Tuhan menetapkan istri sebagai penolong suami (Kej. 2:18). Sayangnya, menjadi penolong belum tentu menolong dalam arti yang baik, tetapi juga menolong dalam arti yang jahat seperti yang terjadi pada Yoram.

Yoram menjadi raja Yehuda menggantikan ayahnya. Sayangnya, ia hidup menurut kelakukan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi istrinya adalah anak Ahab (18). Ia melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (18). Namun, Tuhan tidak memunahkan Yehuda karena janji-Nya kepada Daud. Allah tetap memberikan keturunan kepada Yoram (Ahazia) untuk duduk di atas takhta Daud (25). Akan tetapi, bukan berarti Tuhan tidak menghukum. Kita diberi tahu bahwa Edom memberontak dan melepaskan diri dari kekuasaan Yehuda, dan Libna juga memberontak (20-22).

Kitab Tawarikh menambahkan bahwa setelah Yoram menjadi kuat, ia membunuh semua saudaranya dan beberapa pembesar Israel (2Taw. 21:4). Kejadian seperti ini belum pernah terjadi dalam sejarah Yehuda. Kemudian, Tuhan menggerakkan orang Filistin dan orang Arab untuk melawan Yehuda, bahkan mengambil anak-anak dan istri-istrinya sebagai jarahan, dan hanya ada satu anaknya, yakni Yoahas (nama lain dari Ahazia) yang tinggal bersamanya. Tuhan menulahi Yoram dengan penyakit usus dan ia mati dengan sangat menderita (2Taw. 21:16-19). Dengan demikian, jelas bahwa hidup Yoram menjadi hancur karena pengaruh istrinya yang jahat.

Istri sebagai penolong berarti menolong suami menjadi baik, tetapi juga dapat "menolong" suami menjadi jahat. Tidak mengherankan, Alkitab menekankan bahwa istri yang berakal budi adalah karunia Tuhan (Ams. 19:14). Karena itu, penting bagi orang percaya untuk berdoa supaya Allah memberikan seorang istri yang takut akan Tuhan, yang dapat membawa suami menjadi lebih mencintai Tuhan. Juga sangat penting, seorang istri mengerti betapa besarnya tugas yang Allah berikan sebagai seorang penolong, sehingga harus berupaya menolong suami melakukan apa yang diperintahkan Allah! [INT]


Thursday 26 January 2023

MEMILIH MENUTUP MULUT

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 PETRUS 3:8–12
Setahun : Keluaran 26–28

MEMILIH MENUTUP MULUT
Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi. (Amsal 10:19)

Kalau kita menghadiri pertemuan seperti pertemuan RT, arisan, atau rapat di gereja, kita pasti pernah bertemu orang yang banyak bicara tapi tidak ada isinya. Kita akan mendengar orang itu berbicara hal yang tidak perlu, berlebihan, atau memamerkan segala kebaikannya. Walau tak suka, inilah kenyataannya. Meski hati ini tergoda untuk menegur orang itu, atau mengatakan orang itu bodoh, lebih baik kita tetap menutup mulut. Kenapa? Karena kalau kita tidak bisa menahan bibir, itu adalah cara paling cepat membuat musuh jangka panjang.

Menjaga lidah terhadap yang jahat dan bibir terhadap ucapan-ucapan yang menipu, itulah yang sebaiknya kita lakukan kalau mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik. Kita tidak bisa mengontrol perkataan orang sekitar kita, termasuk segala omong kosong mereka, tapi kita bisa mengontrol hati dan respons kita. Tuhan tidak pernah ingin kita sebagai anak-anak-Nya memiliki banyak musuh karena tidak mampu menahan bibir. Kalau seseorang bicara kosong kepada kita, tidak perlu membalasnya, dia justru makin semangat bicara dan ujungnya malah bertengkar. Kalau kita bisa meninggalkannya, berpamitanlah baik-baik.

Jangan menjatuhkan seseorang di depan banyak orang, sekalipun segala perkataan yang dia ucapkan tidak penting atau berlebihan. Kita hendaknya menjadi pribadi yang berakal budi, yang tahu kapan waktunya diam dan kapan waktunya bicara. Kalau ada orang menegur atau menasihati karena kita terlalu banyak bicara yang tidak penting, koreksi diri dan bertobatlah.



JANGAN MENJATUHKAN SESEORANG DI DEPAN BANYAK ORANG


Wednesday 25 January 2023

Kasih Setia Allah kepada yang Setia

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 8:1-6
Setahun : Keluaran 23–25

Kasih Setia Allah kepada yang Setia
TB: Elisa telah berbicara kepada perempuan yang anaknya dihidupkannya kembali, katanya: "Berkemaslah dan pergilah bersama-sama dengan keluargamu, dan tinggallah di mana saja engkau dapat menetap sebagai pendatang, sebab TUHAN telah mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini tujuh tahun lamanya." | 2 Raja-raja 8:1 (TB)



Allah tidak akan melupakan kebaikan yang kita tunjukkan kepada umat-Nya yang setia. Pada waktunya Allah akan "membalas" kebaikan itu.

Dalam nas kita hari ini, Elisa menyarankan kepada perempuan Sunem untuk mengungsi sebelum kelaparan melanda Samaria (1). Hal ini karena perempuan itu, beserta suaminya, sering mengundang Elisa makan dan selalu menyediakan tempat tinggal bagi Elisa (4:8-10). Perempuan ini pun mengungsi selama tujuh tahun (2-3). Setelah ia pulang, ia menghadap raja untuk mengadukan perihal rumah dan ladangnya (3). Ternyata tepat pada waktu itu Gehazi, bujang Elisa, sedang menceritakan tentang bagaimana Elisa telah menghidupkan anak perempuan Sunem yang mati tersebut (4-5, bdk. 4:18-37). Kemudian, Gehazi memperkenalkan perempuan Sunem itu kepada raja, dan dengan segera raja mengabulkan permintaan perempuan Sunem itu (5-6).

Perempuan itu mengungsi selama tujuh tahun karena percaya kepada apa yang telah dinyatakan Elisa. Setelah ia kembali, ia dapat dengan cukup mudah mendapatkan kembali rumah dan ladangnya (yang mungkin sudah diambil pemerintah setelah perang selesai), karena kebetulan pada waktu itu Gehazi sedang menceritakan tentang mukjizat Elisa menghidupkan anaknya yang sudah mati.

Kita percaya bahwa apa yang terlihat "kebetulan" itu adalah pemeliharaan Allah yang terselubung. Allah menunjukkan kasih setia-Nya kepada perempuan yang telah berbuat baik kepada Elisa.

Allah kita adalah Allah yang selalu menunjukkan kasih setia-Nya kepada umat, bahkan pada saat umat tidak setia. Apalagi kepada umat yang setia. Karena itu, janganlah jemu-jemu berbuat baik. Memang seharusnya kita berbuat baik, bukan karena kita mengharapkan balasan, tetapi karena kebaikan yang telah terlebih dahulu Allah berikan kepada kita. Tidak mungkin kita dapat berbuat baik tanpa kebaikan Allah terlebih dahulu kepada kita. Oleh karena Allah penuh anugerah, seperti kata Paulus, pada waktunya nanti kita akan menuai hasil dari perbuatan baik kita (Gal. 6:9). [INT]


Tuesday 24 January 2023

BUKU CATATAN DOA

Sumber: RENUNGANHARIAN.NET




RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 RAJA-RAJA 19:8–19
Setahun : Keluaran 20–22

BUKU CATATAN DOA
Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN. (2 Raja-raja 19:14)

Dalam sebuah kelompok pemuridan, saya diajar memiliki buku catatan doa. Buku catatan ini saya bagi dalam dua kolom. Sebelah kiri kolom berisi daftar segala doa saya, dan sebelah kanan kolom saya isi dengan tanda centang dan tanggal di mana doa saya sudah dijawab oleh Tuhan. Bertahun-tahun mempraktikkannya, saya banyak melihat karya Tuhan dinyatakan. Melalui buku catatan doa, saya belajar untuk mengandalkan Tuhan dan berpetualang bersama-Nya dalam segala musim kehidupan.

Menuangkan isi hati melalui doa pun dilakukan oleh Hizkia. Ancaman raja Asyur untuk menghancurkan Yerusalem secara manusia memang dapat menggentarkan hatinya dan rakyatnya saat itu. Menyikapi hal tersebut, Hizkia sebagai seorang raja tidak langsung emosional dan menyerang balik melainkan ia membawa surat ancaman yang disampaikan padanya dan membentangkannya di hadapan Tuhan (ay. 14). Dalam doa, Hizkia berseru meminta pertolongan agar Allah berpihak pada Yerusalem dan menyelamatkan mereka. Maksud Hizkia, jika Tuhan bertindak, segala kerajaan di bumi tahu, bahwa Allah yang Yerusalem sembah adalah Allah yang hidup (ay. 19) sehingga kerajaan lain yang mengaibkan Allah menjadi sadar dan bertobat.

Saudara, dalam hidup ini ada banyak situasi yang tidak menentu. Kita belajar seperti Hizkia, ia tidak dipengaruhi oleh emosi, tetapi ia mau mengambil tindakan untuk mendoakannya pada Tuhan karena ia tahu bahwa sumber segala sesuatu datangnya dari Allah saja. Kita dapat membentangkan masalah kita melalui doa dan memercayai tuntunan Allah hari demi hari dalam menolong dan menenangkan hati kita.



BERDOA MEMBUAT KITA TENANG, OBYEKTIF MELIHAT PERMASALAHAN DANMEMBUAT KITA RENDAH HATI DALAM BERESPONS BENAR



 

Monday 23 January 2023

Pertolongan Allah yang Tidak Kelihatan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 6:8-23
Setahun : Keluaran 17–19

Pertolongan Allah yang Tidak Kelihatan
TB: Raja negeri Aram sedang berperang melawan Israel. Ia berunding dengan pegawai-pegawainya, lalu katanya: "Ke tempat ini dan itu haruslah kamu turun menghadang." | 2 Raja-raja 6:8 (TB)



Kita sering tidak menyadari betapa Allah selalu memelihara kita, bahkan Allah dapat mengirim tentara surgawi-Nya untuk hamba-Nya seperti pada nas hari ini.

Elisa tahu siasat raja Aram yang sedang berperang dengan Israel. Karena itu, dia membantu raja Israel agar tidak dihadang oleh raja Aram (8-10). Ketika raja Aram mengetahui bahwa itu semua adalah karena Elisa, ia pun mengirim pasukan kuda dan kereta, serta tentara yang besar untuk menangkap Elisa (14).

Pelayan Elisa yang melihat tentara datang mengepung menjadi takut. Lalu, Elisa berdoa supaya Tuhan membuka mata bujangnya, maka bujang itu pun melihat gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi dari Tuhan. Elisa juga meminta agar Tuhan membutakan mata orang Aram sehingga mereka dapat dengan mudah dibawa ke Samaria (18-20). Elisa melarang raja Israel membunuh orang-orang Aram tersebut. Sejak itu Aram tidak lagi berani memasuki wilayah Israel (21-23).

Kuda dan kereta berapi yang adalah barisan tentara Tuhan dikirim dalam jumlah yang begitu besar, bahkan melebihi jumlah tentara Aram yang banyak sekali itu (16). Namun, bujang Elisa sama sekali tidak dapat melihat semuanya itu sebelum Elisa berdoa. Ini menandakan betapa sering pertolongan Allah ada di sekitar kita, tetapi kita tidak menyadarinya.

Allah sudah berjanji akan menyertai dan memelihara kita. Karenanya, walau kadang sulit, bahkan kita tidak dapat melihat pertolongan Allah, bukan berarti pertolongan itu tidak diberikan. Kita sering hanya berfokus pada kesulitan yang kita hadapi. Seharusnya, kita perlu juga merenungkan tentang kelancaran yang Allah berikan dalam banyak hal. Mungkin sekali kelancaran-kelancaran itu terjadi bukan karena memang tidak ada masalah, tetapi karena Allah sudah mengirim malaikat-malaikat-Nya untuk membuka jalan dan meluruskan bagi kita sebelum kita menjalaninya, sehingga dengan lancar kita dapat menyelesaikannya.

Oleh karena itu, mari kita belajar bersyukur bukan hanya untuk pertolongan Allah yang kita lihat dan rasakan, melainkan juga untuk pertolongan Allah yang tidak kita ketahui dan tidak kita lihat. [INT]



Sunday 22 January 2023

API KECIL

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 SAMUEL 18:6–30
Setahun : Keluaran 14–16

API KECIL
Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. (1 Samuel 18:9)

Sekelompok pemuda berkemah di tengah hutan. Mereka menyalakan api unggun. Sewaktu pulang, mereka mematikan api, tetapi api belum sepenuhnya padam. “Apinya masih menyala,” seru seorang pemuda. “Tidak apa-apa,” sahut temannya, “Api kecil nanti padam sendiri.” Namun ternyata api kecil diterpa angin dan semakin berkobar. Terjadilah kebakaran hutan.

Saul berniat busuk hendak melenyapkan nyawa Daud. Ia menawarkan Merab, putri sulungnya untuk diperistri Daud. Saul menggunakan Merab sebagai alat untuk mengirim Daud ke medan pertempuran dengan harapan Daud tewas terbunuh saat berperang. Tetapi sekembali Daud dari medan pertempuran, Merab diberikan Saul kepada Adriel. Niat busuk kembali digarap saat Saul mendengar Mikhal, putrinya, jatuh cinta kepada Daud. Saul meminta Daud memberi mas kawin berupa seratus kulit khatan orang Filistin, dengan harapan Daud tewas terbunuh saat menghadapi mereka. Namun kedua niat busuk tidak terlaksana. Dengan amarah berkobar-kobar, Saul memburu Daud untuk membunuhnya. (1Sam. 19:1a). Saul lalai memadamkan “api kecil” yang menyala dalam hatinya, yakni iri hati, yang muncul saat Saul mendengar perempuan-perempuan Israel menyanyi, “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.”

Iri hati ibarat api kecil. Sebab iri hati, seseorang jadi membenci. Sebab membenci, seseorang dapat melakukan tindakan buruk terhadap sesamanya. Adakah “api kecil” menyala dalam hati kita? Sekiranya ya, lekas padamkan sebelum Iblis meniupkan angin yang membuatnya berkobar. Lekas singkirkan iri hati sebelum kita melakukan perbuatan yang menyakiti sesama, pula tidak berkenan di hadapan Tuhan!



LEKAS PADAMKAN “API” IRI HATI YANG MENYALA KECIL ITU SEBELUMBERKOBAR MENJADI KEBENCIAN DAN PERBUATAN-PERBUATAN DOSA!


Saturday 21 January 2023

Rendah Hati

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 5
Setahun : Keluaran 11–13

Rendah Hati
TB: Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta. | 2 Raja-raja 5:1 (TB)



Naaman adalah seorang yang terpandang dan sangat dikasihi oleh tuannya. Ia adalah seorang pahlawan yang memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi, di balik segala kehebatannya ia mempunyai satu kelemahan, yaitu ia sakit kusta. Ini adalah penyakit sangat menular yang dapat membuat dirinya dikucilkan dan bahkan bisa mengancam nyawanya.

Walaupun Naaman adalah seorang panglima besar, ia memiliki kerendahan hati. Ia mau mendengarkan saran dari pelayan istrinya untuk pergi ke Israel dan menemui nabi yang tentu dapat menyembuhkan penyakitnya (2-3). Ia percaya dan tidak memandang remeh informasi tersebut, padahal datangnya dari seorang pelayan.

Kerendahan hatinya juga terlihat saat ia berada di rumah Elisa. Saat itu Elisa tidak keluar untuk menemui dan menyambut kedatangan Naaman. Ia hanya menyuruh seorang utusannya untuk menyampaikan pesan kepada Naaman(10). Lalu, kerendahan hati Naaman benar-benar sangat diuji lewat jalan yang harus ia tempuh agar mendapatkan kesembuhan.

Elisa menyuruhnya untuk membenamkan diri di Sungai Yordan sebanyak tujuh kali. Mengapa harus Sungai Yordan, padahal lebih banyak sungai yang airnya lebih baik? Ia berpikir mungkin Elisa tidak tahu siapa dirinya? Hal ini tentu saja tidak membuatnya bergegas pergi dengan panas hati. Namun, kembali dengan kerendahan hatinya, ia mendengarkan nasihat dari para pegawainya. Naaman pun pergi mandi di Sungai Yordan dan pada akhirnya ia pun menjadi sembuh.

Sebagai seorang panglima besar, tentu saja ada banyak hal yang dapat membuat Naaman menjadi tinggi hati. Namun, ia lebih memilih untuk rendah hati. Karena itu, akhirnya ia menjadi sembuh dan dapat mengenal Allah Israel.

Dalam perjalanan kehidupan pun dibutuhkan kerendahan hati agar kita dapat menjalani setiap proses pembentukan dari Tuhan. Dengan sikap yang benar kita dapat mendengarkan setiap teguran dan menaati segala perintah-Nya. Milikilah kerendahan hati seperti Naaman agar kita dapat selalu berkenan di hati Tuhan. [SLM]

2 Raja-raja 6:1-7

Allah peduli kepada manusia atas segala keadaan yang mereka alami. Ia tidak menganggap remeh kesusahan-kesusahan kita sebagai manusia. Orang lain mungkin tidak terlalu peduli dengan pergumulan kita karena bagi mereka itu hanyalah perkara biasa. Tetapi, bagi kita yang menghadapinya, itu adalah perkara serius. Allah pun serius dan peduli dengan apa yang kita sedang hadapi.

Kepedulian Allah itu Dia tunjukkan dengan mendatangkan bantuan atau pertolongan melalui apa saja dan siapa saja.


Friday 20 January 2023

MENERIMA DIDIKAN TUHAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AYUB 5:17–27
Setahun : Keluaran 8–10

MENERIMA DIDIKAN TUHAN
“Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.” (Ayub 5:17)

Perjalanan hidup tentu tidak selalu mudah dan sesuai dengan kehendak kita, karena kita juga dapat mengalami berbagai halangan dan juga kegagalan. Berbagai hal yang terjadi dalam hidup kita ini, tentu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita. Tetapi bagaimana kita memandang dan menyikapi setiap hal yang terjadi dalam hidup kita? Karena sering kali kita memandang sebuah kegagalan sebagai hukuman yang menyakitkan, dan keberhasilan sebagai berkat atas penyertaan Tuhan.

Dalam hidupnya, Ayub dengan sungguh-sungguh percaya bahwa Allah menyertai hidupnya. Oleh karena itu, ia bersedia dibentuk oleh Allah melalui setiap hal yang terjadi dalam hidupnya. Saat ia merasakan kesesakan dalam hidupnya, di mana rentetan peristiwa yang menyakitkan hati terjadi dalam hidupnya, Ayub tidak lantas mengutuk Tuhan atas apa yang terjadi kepadanya. Ayub juga tidak memandangnya sebagai sebuah hukuman dari Tuhan. Ayub justru memandangnya sebagai cara Tuhan untuk mendidik, dan mengajaknya untuk semakin mendekat dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Dengan rendah hati, Ayub menerima didikan Tuhan karena Ayub percaya akan kasih setia Tuhan, bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan umat-Nya yang terluka. Tetapi, Tuhan akan mengobati dan menguatkan umat-Nya.

Menerima didikan Tuhan dengan rendah hati adalah cara bagaimana kita bisa memahami kasih setia Tuhan dalam hidup kita. Karena dengan demikianlah, maka kita bisa merasakan kebahagiaan dalam hidup kita.



PELAJARAN KEHIDUPAN ADALAH ILMU YANG TIDAK BISA DIDAPATKAN DI MANA PUN, SELAIN DALAM KEHIDUPAN ITU SENDIRI


Thursday 19 January 2023

Ketidaktahuan Itu Menghancurkan!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 4:38-41
Setahun : Keluaran 5–7

Ketidaktahuan Itu Menghancurkan!
TB: Elisa kembali ke Gilgal pada waktu ada kelaparan di negeri itu. Dan ketika pada suatu kali rombongan nabi duduk di depannya, berkatalah ia kepada bujangnya: "Taruhlah kuali yang paling besar di atas api dan masaklah sesuatu makanan bagi rombongan nabi itu." | 2 Raja-raja 4:38 (TB)



Seorang istri memutuskan meninggalkan suami dan anak-anaknya. Saat itu ia beralasan karena karakter buruk suaminya dan keadaan ekonomi. Beberapa tahun kemudian, anaknya bertanya: "Mengapa dulu Ibu meninggalkan kami?" Ia menjawab: "Dulu Ibu tak tahu bagaimana menjadi seorang istri yang baik." Ketidaktahuan itu merugikan dan sering kali menghancurkan kehidupan.

Saat itu terjadi kelaparan di Gilgal. Di hadapan Elisa duduk rombongan nabi Allah. Elisa tahu bahwa mereka membutuhkan makanan. Ia menyuruh bujangnya menyediakan makanan (38). Bujangnya mengambil tanaman sulur dan labu liar, lalu mengirisnya dan memasaknya (39).

Tampaknya ada bagian makanan yang mengandung racun mematikan. Berteriaklah mereka: "'Maut ada dalam kuali itu, hai abdi Allah!' Dan tidak tahan mereka memakannya." (40). Ada sebagian dari makanan itu yang mengandung racun dan tak boleh dimakan. Ini sebuah ketidaktahuan. Seseorang yang memasaknya barangkali tak memahami mana bagian tanaman yang boleh atau tidak boleh untuk dimasak.

Ada banyak ketidaktahuan kita juga yang dapat meracuni dan merusak kuali kehidupan kita. Barangkali kita sudah melakukan kebiasaan baik dengan berdoa, membaca Alkitab, bekerja dengan rajin, dan setia beribadah. Tetapi, sedikit saja ada hal negatif masuk ke dalam kehidupan kita, hal itu bisa merusak seluruh kehidupan kita. Seperti pepatah "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga". Hal-hal kecil yang masuk ke dalam kehidupan kita bisa berupa pemikiran negatif, kebiasaan buruk, atau hati yang dibiarkan penuh amarah.

Syukur kepada Allah yang mukjizat-Nya hadir pada waktu yang tepat. Hari itu Elisa menaburkan tepung ke dalam kuali yang beracun sehingga makanan pun dapat kembali dimakan. Demikian juga dengan kehidupan kita. Kontaminasi negatif dari luar yang merusak kehidupan kita dapat disingkirkan dan kita kembali dipulihkan. Allah selalu punya cara! Masukkan firman Allah ke dalam seluruh hidup kita! Firman akan meluruskan jalan kita dan membawa kita ke dalam seluruh kebenaran. [SLM]


Wednesday 18 January 2023

ALLAH YANG MEMULIHKAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YEREMIA 29:12–14
Setahun : Keluaran 1–4

ALLAH YANG MEMULIHKAN
“Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.” (Yeremia 29:13)

Adakah manusia yang tidak pernah membuat kesalahan sepanjang hidupnya? Tidak bisa dipungkiri bahwa kita pasti membuat berbagai kesalahan dalam hidup kita, dan tidak jarang juga kesalahan yang kita buat itu merugikan diri kita sendiri. Tetapi, banyak orang yang tidak mau belajar dari kesalahannya, bahkan justru terjatuh dalam penyesalan dan kesedihan karena melihat akibat yang ditimbulkan dari kesalahannya. Hal ini membuat mereka menjadi kesulitan untuk dapat melangkah kembali, karena merasa telah kehilangan harapan.

Perasaan terbuang dan kehilangan harapan ini juga dirasakan bangsa Israel ketika mereka harus berada di pembuangan sebagai hukuman Allah karena berbagai dosa dan kesalahan yang telah mereka perbuat. Karena keadaan tersebut, mereka merasa bahwa Allah telah meninggalkan mereka, kehilangan harapan, dan tenggelam dalam kesedihan. Sekalipun demikian, Allah tidak begitu saja meninggalkan mereka. Melalui Yeremia, Allah memberikan harapan bagi mereka dengan menyatakan kehadiran-Nya, dan bersedia untuk mendengarkan serta memulihkan keadaan mereka, supaya mereka dapat bangkit dan melanjutkan hidup. Semuanya itu Allah lakukan karena kemurahan hati-Nya ketika Israel bersedia datang dan berseru kepada-Nya dengan segenap hati.

Di tengah berbagai kesulitan dan kesedihan yang kita alami dalam hidup, Allah meminta kita untuk tetap percaya dan datang kepada-Nya dengan segenap hati. Karena Allah akan selalu hadir untuk memulihkan kita, dan memberikan harapan yang menguatkan kita untuk terus menjalani hidup.



BERJALANLAH DENGAN KESUNGGUHAN HATI SUPAYA KITA DAPAT TERUS MELANGKAH MAJU


Tuesday 17 January 2023

Percaya dan Bertindak

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 4:1-7
Setahun : Kejadian 49–50

Percaya dan Bertindak
TB: Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya." | 2 Raja-raja 4:1 (TB)



Kita tentu punya seseorang yang kita andalkan. Itu bisa orang tua, pasangan, sahabat, atau bahkan tetangga. Ketika ada masalah atau keluh kesah, dialah yang kita mintai bantuan. Tanpa ragu, kita datang kepadanya. Hal ini karena adanya hubungan yang erat dengannya dan menyebabkan kita memiliki paradigma yang khusus tentang dia. Dia lebih dewasa, lebih mampu, lebih bijaksana, dan lebih dari segalanya.

Salah seorang dari istri para nabi mengadukan tentang kesusahannya kepada Nabi Elisa. Semasa hidup suaminya, ia melihat bahwa suaminya takut akan Tuhan. Namun, sepeninggal suaminya, hidupnya susah. Penagih utang datang kepadanya dan berniat mengambil kedua anaknya bila ia tidak melunasi semua utangnya. Ia memang tidak punya apa-apa untuk membayar utangnya. Karena itu, ia datang kepada seseorang yang ia anggap bisa menolongnya.

Alih-alih langsung ditolong, Elisa malah memintanya untuk melakukan tiga hal kepadanya. Pertama, mengumpulkan bejana. Ia tidak meminjamkan uang melainkan meminta janda itu untuk berbuat sesuatu. Janda itu melakukan apa yang diminta Elisa meski ia tidak tahu tujuan Elisa. Janda itu hanya percaya saja. Kedua, menutup pintu dan menuang minyak. Dengan iman yang besar, janda itu menuang minyak ke bejana kosong sampai tidak ada lagi bejana. Di sini ia benar-benar menyadari bahwa dengan minyak itu ia dapat melunasi hutangnya. Namun, langkahnya tidak berhenti di sana. Ketiga, Elisa meminta janda itu untuk menjual bejana berisi minyak. Rupanya permasalahannya dapat diselesaikan, bahkan uang yang didapatnya berlebih.

Janda itu bukan hanya mengandalkan Elisa untuk meminta pertolongan, tetapi ikut ambil bagian menyelesaikan masalahnya. Teladan suaminya yang takut akan Tuhan semasa hidupnya membuat ia menjadi dewasa rohani dan percaya bahwa Tuhan yang sama sanggup menolongnya.

Tuhan akan menolong setiap umat-Nya yang percaya kepada-Nya, namun kita juga harus melakukan apa yang menjadi bagian kita dan tidak diam bermalas-malasan! [SLM]


Monday 16 January 2023

JURNAL SAAT TEDUH

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MAZMUR 30
Setahun : Kejadian 46–48

JURNAL SAAT TEDUH
Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai. (Mazmur 30:6)

Sejak lahir baru, saya mendisiplin diri untuk menulis jurnal saat teduh di sebuah buku khusus. Melalui disiplin tersebut, saya terlatih untuk menggali firman Tuhan, merefleksikannya dalam doa dan mempraktikkannya dalam keseharian. Sejak itu, saya merasa mulai berjalan dibimbing Allah. Saya mencatat tentang pesan, nasihat, janji, dan teguran Tuhan melalui ayat firman Tuhan yang saya renungkan. Teguran memang tidak nyaman, tetapi jika itu Tuhan nyatakan dalam firman-Nya, saya meyakini itu baik. Sungguh, pengalaman menulis jurnal saat teduh membuat saya bertumbuh.

Dari mazmur yang ia tulis, Daud suka menceritakan tentang pribadi Allah, ungkapan hatinya dan harapannya. Daud juga mengalami asam manisnya hidup. Mazmur 30 adalah mazmur ungkapan perayaan rasa syukur Daud akan perbuatan Allah. Daud menyaksikan bahwa Allah meluputkannya dari para musuh, menyembuhkan, dan menempatkannya pada posisi yang membuatnya bersukacita. Apa pun yang terjadi dalam hidupnya dituliskannya, saat ia meratap dan merasa tertekan maupun saat ia bersyukur.

Kita pun mengalami masa suka dan duka. Ada masa kita terluka dengan sesama kita dan ada masa kita berkemenangan meraih segala pencapaian gemilang bersama Tuhan. Inti dari semuanya, Tuhan baik dan Dia ada dalam segala peristiwa yang terjadi. Dia ada saat susah, dan Dia ada saat kita sedang bersukacita. Mari saudara, teruslah bersemangat menjalani hidup. Ingat, ada Tuhan yang setia mendampingi kita kapan saja, di mana saja dan dalam keadaan apa pun. Tuliskanlah apa yang terjadi dalam hidup ini, percayalah, jika dibaca lagi tulisan kita dapat memberkati kita dan orang lain untuk senantiasa ingat pada Tuhan.



PENGALAMAN BERSAMA TUHAN ITU MENYENANGKAN, ADA SUKA DAN DUKA.APA PUN YANG TERJADI, TUHAN TETAP BAIK.


Sunday 15 January 2023

Membuktikan Diri?

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 2:19-25
Setahun : Kejadian 43–45

Membuktikan Diri?
TB: Berkatalah penduduk kota itu kepada Elisa: "Cobalah lihat! Letaknya kota ini baik, seperti tuanku lihat, tetapi airnya tidak baik dan di negeri ini sering ada keguguran bayi." | 2 Raja-raja 2:19 (TB)



Menjadi seorang pengganti atau penerus tidaklah mudah, sebab dirinya akan selalu dibandingkan dengan orang yang terdahulu. Seakan orang terdahulu itu menjadi tolok ukur dalam menilai kepribadian ataupun kemampuan yang dimiliki sang pengganti. Terkadang, seorang pengganti harus melakukan berbagai cara demi membuktikan diri bahwa ia pantas berada di posisi tersebut.

Elisa menggantikan Elia setelah Elia terangkat naik ke surga. Tugas dan tanggung jawab sebagai seorang nabi saat itu ada di pundaknya. Mungkin ada kecemasan dan kekhawatiran dalam hati Elisa, apakah ia bisa sama seperti Elia dan mendapatkan kepercayaan penduduk di sana. Namun, Elisa belajar percaya bahwa Allah selalu menyertainya.

Pembuktian diri Elisa seakan diuji ketika penduduk Kota Yerikho mengeluhkan kalau air di kota tempat mereka tinggal itu tidaklah baik (19). Air yang tercemar merugikan penduduk di sana. Seindah apa pun sebuah kota atau wilayah, apabila airnya tidak baik, akan menyulitkan aktivitas penduduknya, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Elisa segera bertindak. Ia mengatakan kepada mereka untuk mengambil sebuah pinggan baru dan menaruh garam ke dalamnya. Tanpa meragukan Elisa, mereka melakukan apa yang diperintahkannya. Elisa bukan mau membuktikan diri, tetapi melakukan apa yang menjadi kewajibannya.

Elisa tanpa ragu bertindak karena percaya, Allah selalu besertanya. Ia yakin, kalau Allah yang memilihnya, maka Allah pun akan memampukannya. Karena itu Elisa berkata: "Beginilah firman Tuhan ..." (21). Tuhanlah yang menyehatkan air itu oleh kuasa firman-Nya yang disampaikan lewat Elisa. Tuhan bekerja memurnikan air itu lewat media garam. Kehidupan kita pun layaknya bisa menjadi garam bagi orang lain.

Tidak perlu takut akan ejekan dan cemoohan dari sekitar kita. Bila Tuhan yang memanggil dan mau memakai kita, Tuhan pulalah yang akan memampukan dan menyertai kita. Kalau sudah begitu, masihkah kita merasa perlu membuktikan diri dengan kekuatan sendiri? Percayakan saja kepada Tuhan! [SLM]


Saturday 14 January 2023

SELALU ADA HARAPAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : LUKAS 23:33–43
Setahun : Kejadian 40–42

SELALU ADA HARAPAN
Lalu ia berkata, “Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” (Lukas 23:42)

Ada orang suka berbuat jahat. Berkali-kali diperingatkan, tidak juga sadar, malah semakin jahat. Tampaknya tidak ada lagi harapan orang itu bertobat. Ada yang bersikeras tidak mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Sudah banyak orang menginjili dirinya, malah ia menghujat nama Yesus. Tampaknya tidak ada lagi harapan orang itu menerima keselamatan.

Saat Yesus disalib, ada dua penjahat turut disalib. Namanya penjahat, sudah pasti perbuatan mereka jahat. Sampai jatuh hukuman mati atas diri mereka. Saat tergantung di kayu salib, masih juga mereka berbuat jahat. Mereka mencela Yesus (Mat. 27:44). Namun tiba-tiba seorang dari penjahat itu bertobat. Hatinya berubah sehingga ia menegur temannya, “Tidakkah engkau takut kepada Allah, sebab engkau menerima hukuman yang sama?” (ay. 40). Penjahat itu menyadari kesalahannya dan rela hati menerima salib sebagai hukuman yang layak baginya (ay. 41). Lalu ia memohon keselamatan bagi jiwanya. Katanya kepada Yesus, “Yesus, ingatlah aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (ay. 42). Kisah penjahat itu menunjukkan bahwa selalu ada harapan bagi manusia yang jahat untuk bertobat. Selalu ada harapan bagi yang keras hati untuk menerima keselamatan.

Sekarang mungkin ada orang-orang di sekeliling kita yang masih suka berbuat jahat. Ada juga dari mereka bersikeras tidak mau menerima Injil keselamatan. Jangan lelah memperingatkan mereka, pula berbicara tentang Yesus kepada mereka. Karena ternyata selalu ada harapan bagi mereka. Yakini suatu hari mereka bertobat. Yakini suatu hari mereka menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.



SELAMA MASIH BERNAPAS, SELALU ADA HARAPAN BAGI SESEORANGUNTUK BERTOBAT DAN MENERIMA KESELAMATAN


Friday 13 January 2023

Meminta Petunjuk

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 1
Setahun : Kejadian 37–39

Meminta Petunjuk
TB: Sesudah Ahab mati, maka memberontaklah Moab terhadap Israel. | 2 Raja-raja 1:1 (TB)



Menjelang pergantian tahun, sering kali acara TV menampilkan peramal yang menyampaikan ramalannya. Entah mengapa keberadaan ramalan dengan probabilitasnya itu begitu menarik perhatian banyak orang, seolah-olah perjalanan hidup ini ditentukan oleh petunjuk ramalan.

Hal tak kalah menarik dilakukan oleh Raja Ahazia ketika sakit. Raja Israel ini lebih memilih meminta petunjuk berisi ramalan tentang nasib hidupnya ketimbang mengupayakan kesembuhannya. Ke mana ia meminta petunjuk? Kepada Baal-Zebub, allah orang-orang di Ekron (2). Hal ini sungguh ironis karena ia adalah raja Israel, umat pilihan Tuhan. Tindakan bodoh inilah yang kemudian mendatangkan malapetaka bagi sang raja. Bukan kesembuhan yang didapatkan, tetapi justru berita kematiannya yang terdengar.

Pesan sangat lugas disampaikan Malaikat Tuhan kepada Nabi Elia: "Sebab itu beginilah firman TUHAN: Engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, di mana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati" (4). Kesalahan meminta petunjuk bisa berakibat fatal. Itulah yang harus diterima Raja Ahazia. Sang raja seolah-olah lupa bahwa hidup seseorang itu berada di tangan Tuhan. Sudah semestinyalah orang percaya kepada penyelenggaraan kasih sayang Tuhan, bukan malah mengadu nasib kepada Baal-Zebub.

Kita mesti selalu ingat: hidup orang beriman tidak bergantung pada ramalan akan nasib. Sebaliknya, belas kasih Tuhanlah yang menjadi penopang kehidupan ini. Karena itu, menyandarkan diri kepada penyelenggaraan Tuhan yang penuh kasih dan perhatian selalu menjadi pilihan yang terbaik, pilihan yang seyogianya terus dipupuk dengan sikap penuh bakti. Itulah sikap yang mendatangkan perkenanan Tuhan dan bukan hukuman.

Bagaimana supaya hidup bakti berkembang demi merasakan penyelenggaraan Tuhan? Menikmati menu Santapan Harian adalah salah satu cara yang dianjurkan. Inilah menu santapan rohani yang bersumber dari Sabda Tuhan yang penuh belas kasih. Nikmatilah selalu hidup dalam perkenanan Tuhan. [SET]


Thursday 12 January 2023

AKIBAT TETAP BERKERUMUN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : NEHEMIA 9
Setahun : Kejadian 34–36

AKIBAT TETAP BERKERUMUN
“Tetapi begitu mereka mendapat keamanan, kembali mereka berbuat jahat di hadapan-Mu. Dan Engkau menyerahkan mereka ke tangan musuh-musuh mereka yang menguasai mereka. Kembali mereka berteriak kepada-Mu, dan Engkau mendengar dari langit, lalu menolong mereka berulang kali, karena kasih sayang-Mu.” (Nehemia 9:28)

Seorang warga marah saat ditegur ketua RT karena berkerumun dan tak pakai masker. Ketua RT menegurnya untuk kebaikannya dan orang-orang yang berkerumun bersamanya, karena saat itu pandemi Covid-19 sedang tinggi. Dia tak terima dan malah mengusirnya dengan perkataan yang kasar. Beberapa hari kemudian warga ini positif Covid-19, lalu minta tolong ketua RT mengantarnya ke rumah sakit. Bapak ketua RT tetap menolongnya, mengantar ke rumah sakit dan mengurus segala urusan di rumah sakit.

Kita mungkin dibenci atau ditolak seseorang yang kita peringatkan agar tidak celaka. Ketika akhirnya seseorang itu celaka, dia minta tolong kita. Meski tidak enak dan mungkin saja kita masih sakit hati, mari kita memiliki hati seperti Tuhan. Nehemia 9 mencatat dengan detail pengakuan dosa dan permintaan maaf orang Israel. Mereka mengakui sudah bertindak angkuh dan bersitegang leher, dan tidak patuh kepada perintah-perintah Tuhan (ay. 16). Respons Tuhan, sudi mengampuni, panjang sabar, berlimpah kasih setia, dan tidak pernah meninggalkan (ay. 17). Hal itu Tuhan lakukan berulang kali, meski bangsa Israel tidak menghiraukan (ay. 30).

Jika kita baru sekali, dua kali, atau tiga kali direpotkan orang yang kesusahan karena menolak peringatan kita, Tuhan sudah tak terhitung banyaknya tetap menolong dan mengasihi kita semua. Sabarlah menghadapi orang yang degil. Tetaplah mau menolong orang-orang yang mengalami kesusahan. Berdoalah agar mereka sadar, dan memiliki kerendahan hati. Sehingga kelak ketika ditegur lagi, mereka bisa menerima dengan hati terbuka.



TETAPLAH MAU MENOLONG ORANG YANG TERTIMPA MUSIBAH KARENA MENOLAK PERINGATAN KITA


Wednesday 11 January 2023

Kepada yang Tercinta

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kidung Agung 7:6-8:4
Setahun : Kejadian 31–33

Kepada yang Tercinta
TB: Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi. | Kidung Agung 7:6 (TB)



Kepada yang tercinta, sudah selayaknya yang terbaik diberikan. Karena begitu besar cinta kasih-Nya kepada ciptaan-Nya, Sang Putra Allah pun diberikan untuk dunia. Betapa bersyukurnya kita dapat mengenangkan kisah kasih ilahi itu. Cinta ilahi menjadi kisah sejarah keselamatan yang pantas dikenang melalui perayaan iman. Itulah tujuan diselenggarakannya perayaan Liturgi Gereja.

Kid. 7:6-8:4 dapat menjadi inspirasi bagaimana perayaan iman dalam liturgi gereja mesti terjadi dan dinikmati. Itulah kenikmatan cinta dari setiap perayaan iman karena ada gairah kebaktian umat. Gairah ini kemudian memancarkan perkenan Sang Ilahi.

Bagaikan mempelai laki-laki yang memuji kekasih hatinya: "Betapa cantik, betapa jelita engkau, hai tercinta di antara segala yang disenangi" (6). Kata-kata ini adalah pujian yang membuka jalan bagi kegairahan batin kepada Allah, yang kemudian mendapatkan afirmasi: "Kepunyaan kekasihku aku, kepadaku gairahnya tertuju" (10). Ini adalah pertemuan yang membuka kesempatan dialog batin, perjumpaan yang benar-benar menyukakan hati sehingga melahirkan kepenuhan kebahagiaan.

Begitulah hakikat liturgi gereja yang mementaskan hubungan sangat intim antara Sang Pencipta dan ciptaan-Nya. Keintiman yang mewujudkan manunggaling kawula-Gusti, menampakkan persekutuan cinta kasih manusia dan Tuhan. "Mari, kekasihku, kita pergi ke padang, bermalam di antara bunga-bunga pacar!" (11). Inilah persekutuan yang kemudian melahirkan kisah keselamatan dalam sejarah manusia yang ditandai dengan mekarnya nilai-nilai keadilan, perdamaian, persaudaraan, dan keutuhan ciptaan, yakni nilai-nilai yang mendendangkan madah tanda-tanda kehidupan yang berdaya memperindah tata kehidupan bersama. Itulah nilai-nilai yang terus relevan menjadi basis perjuangan gereja sebagai umat beriman.

Selamat memayu hayuning bawana. Selamat mempercantik keindahan kehidupan dunia dengan memanifestasikan dan memekarkan nilai-nilai cinta kasih yang bersumber hanya pada Allah. [SET]


Tuesday 10 January 2023

MENGENAL ALLAH SEUTUHNYA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : FILIPI 3:1–16
Setahun : Kejadian 28–30

MENGENAL ALLAH SEUTUHNYA
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. (Filipi 3:10–11)

Dalam diri setiap orang percaya sering kali ada kerinduan untuk mengenal Allah lebih dalam lagi seiring pengenalan-Nya akan Kristus. Namun sayangnya, tak jarang pengenalan yang diharapkan itu cenderung terfokus pada hal-hal yang baik, lewat kenyamanan hidup atau doa-doa yang dijawab sesuai keinginan. Padahal, ada sisi lain dari pengenalan akan Allah yang dapat kita pelajari dalam perjalanan kita mengiring Kristus, seperti yang dirindukan oleh Paulus.

Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, kerinduan Paulus terungkap bahwa ia ingin mengenal Allah dalam cara yang berbeda dari kerinduan orang secara umum. Paulus ingin mengenal kuasa kebangkitan Kristus, yang berarti ada pengalaman “kematian” yang perlu Paulus alami terhadap segala sesuatu yang bersifat duniawi. Paulus juga rindu bersekutu dalam penderitaan Kristus, yang tergenapi lewat berbagai penderitaan yang dialaminya sebagai rasul dan penginjil. Kerinduan yang “tak biasa” ini akhirnya melahirkan pengenalan akan Allah yang kuat dalam diri Paulus. Pengalaman rohani inilah yang lantas tertuang dalam surat-suratnya dan memberkati kita sampai hari ini.

Seberapa rindu Anda mengenal Allah? Bagaimana dengan pengalaman terkait penderitaan dan kematian? Apakah dua perkara yang terakhir juga menjadi perkara yang Anda rindukan, demi memperoleh pengenalan akan Allah yang semakin dalam? Jika seorang Paulus saja merindukan pengenalan yang semacam ini, bukankah seharusnya kita juga perlu mengembangkan kerinduan untuk mengenal Allah seperti yang Paulus rindukan?



DALAM MASA HIDUP YANG PALING KELAM SEKALIPUN, PENGENALAN AKAN ALLAHDAPAT BERTUMBUH JIKA KITA MERESPONS KEHIDUPAN DENGAN TEPAT


Monday 9 January 2023

Sang Surya Kehidupan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kidung Agung 6:4-11
Setahun : Kejadian 25–27

Sang Surya Kehidupan
TB: Cantik engkau, manisku, seperti kota Tirza, juita seperti Yerusalem, dahsyat seperti bala tentara dengan panji-panjinya. | Kidung Agung 6:4 (TB)



Kidung Jemaat no. 405 memiliki syair yang indah. Melalui syair ini kita memuja Tuhan sebagai Sang Surya Kehidupan. "Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku; asal Kau ada, yang lain tak perlu. Siang dan malam Engkau kukenang; di hadirat-Mu jiwaku tenang!"

Keindahan kidung ini makin menarik ketika ditempatkan dalam konteks Kid. 6:4-11, kidung yang menggemakan pujian mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan. "Siapakah dia yang muncul laksana fajar merekah, indah bagaikan bulan purnama, bercahaya bagaikan surya ..." (10).

Menarik bahwa mempelai laki-laki memuja sang perempuan dengan mengidentikkannya dengan keindahan cahaya sang surya. Cahaya yang diterima penuh oleh sang purnama dan dipantulkannya. Ilustrasi ini begitu sempurna karena antara bulan yang menguasai malam dan surya yang berkuasa atas siang tidak saling meniadakan. Ada relasi yang justru saling melengkapi di tengah semesta raya ini. Tidak mungkin ada purnama bila sang surya tidak memancarkan terang sukacitanya. Sang surya pun menemukan kesempurnaannya karena kehadiran rembulan pada waktu malam yang setia memantulkan cahaya sang surya.

Dengan cerdasnya, mempelai laki-laki memuja kekasihnya. Kecantikan yang bagaikan Kota Tirza, keelokan seperti Yerusalem, semua lahir dari pancaran cahaya Sang Surya Kehidupan. Keindahan kuntum bunga di lembah, pohon-pohon delima berbunga dan pohon anggur berkuncup, semua karena berkat Sang Surya Kehidupan. Pancaran keindahan ini membuat sang mempelai laki-laki dikuasai oleh kerinduan mendalam.

Alangkah beruntungnya kita yang menempatkan Tuhan sebagai Sang Surya Kehidupan. Dialah cahaya yang menerangi hidup kita secara sempurna. Cahaya yang menjadikan hidup kita indah bagai purnama. Selayaknyalah kita bersenandung:

"Bila saatnya kelak 'ku menang, t'rimalah daku di sorga cerlang! Apa pun kini hendak kutemu, Kaulah, ya Tuhan, Surya hidupku!" [SET]


Sunday 8 January 2023

MERENUNGKAN FIRMAN TUHAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MAZMUR 119:97–104
Setahun : Kejadian 22–24

MERENUNGKAN FIRMAN TUHAN
Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. (Mazmur 119:97)

Mayoritas kita masih mau membaca Alkitab, tetapi enggan untuk merenungkannya. Kita bertutur tidak punya waktu. Seolah tidak lagi ada menit tersisa untuk menelaah kata demi kata firman Tuhan sehingga kita menemukan pesan pribadi dari Tuhan. Padahal sebenarnya terlalu limpah waktu kita punya. Buktinya kita dapat “merenungkan” masalah. Setiap muncul masalah, kita tidak berhenti memikirkan atau mengkhawatirkannya.

Daud disebut sebagai seorang yang berkenan di hati Tuhan (Kis. 13:22). Tentu ada banyak alasan mendasari mengapa Daud mendapat predikat demikian. Salah satunya karena ia bijaksana menggunakan waktu. Menit-menit yang ada padanya tidak digunakan untuk merenungkan masalah, tetapi merenungkan firman Tuhan. Sepanjang hari Daud menelaah kata demi kata yang Tuhan tuturkan (ay. 97). Banyaklah pesan pribadi ia dapatkan dari Tuhan. Tidak heran Daud tidak merasa tawar hati, walaupun banyak persoalan harus ia hadapi. Dari merenungkan firman Tuhan, Daud beroleh akal budi (ay. 99) dan pengertian (ay. 104). Setiap muncul persoalan, seolah muncul pula hikmat dari Tuhan. Tidak heran pula ia tidak terlihat bimbang, walaupun ada banyak jalan di kehidupan ini yang memusingkan. Dari merenungkan firman Tuhan, mengertilah Daud manakah jalan kejahatan yang harus ia hindari dan manakah jalan kebenaran yang dapat ia tempuh (ay. 101).

Meneladani Daud, mulai hari ini, marilah kita menggunakan waktu dengan bijaksana. Janganlah lagi merenungkan masalah, sebaliknya, renungkanlah firman Tuhan! Karena masalah tidak untuk direnungkan, tetapi diatasi dengan petunjuk Tuhan. Dan petunjuk tersebut kita peroleh dari merenungkan firman Tuhan.



KITA AKAN SADAR BETAPA BANYAK WAKTU KITA PUNYA UNTUK MERENUNGKAN FIRMAN TUHAN JIKA KITA TIDAK LAGI SIBUK MERENUNGKAN MASALAH


Saturday 7 January 2023

Waktunya Terbatas

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kidung Agung 5:2-8
Setahun : Kejadian 19–21

Waktunya Terbatas
TB: Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!" | Kidung Agung 5:2 (TB)



Sebuah kalimat yang mengisyaratkan penyesalan berbunyi demikian: "Andaikan waktu bisa diputar kembali." Penyesalan terjadi karena orang telah melewatkan momen-momen penting dalam hidup, termasuk saat-saat bersama dengan orang-orang yang dicintai.

Penyair Kidung Agung menggambarkan kerinduan sang kekasih kepada mempelai perempuan. Namun, di saat sang kekasih memanggil dan sampai di muka pintu (2), sang perempuan justru dipenuhi dengan kebimbangan oleh karena keadaan dirinya dan kemalasannya (3). Alhasil, bukannya bertemu dengan sang kekasih, ia malah mendapati sang kekasih sudah pergi pada saat ia membuka pintu (5-6). Seakan-akan terlambat, apa pun usaha yang ia lakukan tidak membuahkan hasil (7). Bukannya meraih kebahagiaan, justru celaka yang kemudian menghampirinya (8).

Penyesalan selalu datang terlambat. Andai mempelai perempuan tidak sibuk memikirkan penampilannya dan segera membukakan pintu, kemungkinan besar ia tidak akan kehilangan sang kekasih hati. Bagi kita, jangan sia-siakan waktu, terutama waktu bersama orang yang kita kasihi.

Dalam relasi dengan Allah pun kita sering mengabaikan panggilan-Nya. Kita tahu bahwa Allah merindukan untuk dapat bersekutu dengan kita secara intim. Namun, kita kerap membiarkan diri terhalang oleh rutinitas kita sehari-hari. Kita sibuk memikirkan pekerjaan, masa depan, dan lain sebagainya. Alih-alih makin dekat dengan Allah, kita malah makin jauh dari-Nya. Jika dibiarkan, bisa saja kita kehilangan kesempatan untuk berjumpa dengan Allah.

Tak satu orang pun tahu apa yang akan terjadi pada waktu mendatang. Tidak ada yang tahu pula sampai kapan Allah memberi kita waktu dan kesempatan. Jadi, selagi Allah masih memberi kesempatan untuk kita melakukan kehendak-Nya, lakukanlah dengan antusias dan didasarkan pada kasih kepada Allah.

Pergunakanlah waktu yang ada dengan sangat baik. Nikmatilah setiap relasi bersama Allah dan juga bersama orang-orang yang kita kasihi. [MAR]

Kidung Agung 5:2-8

Dalam cinta murni yang Allah berikan kepada manusia, kepada laki-laki dan perempuan, akan selalu ada kerinduan yang mendalam. Ada keinginan yang kuat untuk selalu bersama-sama. Ketika ternyata kesempatan untuk bisa bersama-sama itu hilang, maka timbul kesedihan dan keresahan yang sangat dalam.

Begitu jugalah seharusnya kerinduan kita kepada Allah. Namun sebaliknya, kita justru sering mengabaikan kerinduan itu. Saat Allah datang menghampiri, seolah-olah kita tidak peduli. Ketika kehadiran Allah itu pada akhirnya tidak kita rasakan karena ulah kita sendiri, barulah kita menyadari dan menyesalinya.


Friday 6 January 2023

MENJADI SERUPA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KEJADIAN 1:26–28
Setahun : Kejadian 16–18

MENJADI SERUPA
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (Kejadian 1:27)

Apa yang paling dirasakan pasangan suami istri saat awal kelahiran bayinya? Kegembiraan dan kebahagiaan! Setelah itu? Kita acap kali berspekulasi memikirkan mirip siapakah dia? Mata, hidung, kaki, sifat ... semakin bertambah besar anak itu, semakin ia akan mirip dengan seseorang. Seperti harapan kebanyakan orang tua, tentu saja kita ingin anak memiliki kemiripan dengan kita.

Seperti seorang petani, akan berupaya keras agar benih yang ditanamnya dapat bertumbuh dan mampu mempertahankan karakteristik unik suatu tanaman itu dari generasi ke generasi. Jika tidak demikian, tanaman itu tidak akan berguna. Demi mempertahankan sifat atau karakter unggul sebutir benih, petani akan bekerja dengan hati-hati dan teliti agar benih itu menghasilkan kualitas yang sama persis dengan generasi sebelumnya.

Kita diciptakan serupa dengan Tuhan. Dengan Dialah kita memiliki banyak kemiripan. Pertama, seperti Bapa di surga yang merindukan hubungan yang akrab, demikianlah kerinduan hati kita. Kita terlahir dengan keinginan untuk dekat dengan Tuhan dan sesama. Kedua, kita, seperti Allah, memiliki kehendak bebas. Tuhan menggunakan kehendak-Nya untuk mengasihi kita sebagaimana diri kita. Ketiga, seperti Tuhan, kita pun mengalami emosi. Yesus menangis, mengungkapkan kemarahan, dan berduka. Dan keempat, sama seperti Tuhan, kita adalah makhluk rohani. Mematikan perbuatan daging dan hidup dalam roh adalah hal yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita. Periksalah kembali hidup kita hari ini. Apakah sifat, cara hidup, dan kualitas hidup kita semakin bertumbuh mirip dengan Tuhan Sang Pencipta kita?



SEBAB SEMUA ORANG YANG DIPILIH-NYA DARI SEMULA, MEREKA JUGA DITENTUKAN-NYA DARI SEMULAUNTUK MENJADI SERUPA DENGAN GAMBAR ANAK-NYA.—Roma 8:29a