Wednesday 25 January 2023

Kasih Setia Allah kepada yang Setia

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 8:1-6
Setahun : Keluaran 23–25

Kasih Setia Allah kepada yang Setia
TB: Elisa telah berbicara kepada perempuan yang anaknya dihidupkannya kembali, katanya: "Berkemaslah dan pergilah bersama-sama dengan keluargamu, dan tinggallah di mana saja engkau dapat menetap sebagai pendatang, sebab TUHAN telah mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini tujuh tahun lamanya." | 2 Raja-raja 8:1 (TB)



Allah tidak akan melupakan kebaikan yang kita tunjukkan kepada umat-Nya yang setia. Pada waktunya Allah akan "membalas" kebaikan itu.

Dalam nas kita hari ini, Elisa menyarankan kepada perempuan Sunem untuk mengungsi sebelum kelaparan melanda Samaria (1). Hal ini karena perempuan itu, beserta suaminya, sering mengundang Elisa makan dan selalu menyediakan tempat tinggal bagi Elisa (4:8-10). Perempuan ini pun mengungsi selama tujuh tahun (2-3). Setelah ia pulang, ia menghadap raja untuk mengadukan perihal rumah dan ladangnya (3). Ternyata tepat pada waktu itu Gehazi, bujang Elisa, sedang menceritakan tentang bagaimana Elisa telah menghidupkan anak perempuan Sunem yang mati tersebut (4-5, bdk. 4:18-37). Kemudian, Gehazi memperkenalkan perempuan Sunem itu kepada raja, dan dengan segera raja mengabulkan permintaan perempuan Sunem itu (5-6).

Perempuan itu mengungsi selama tujuh tahun karena percaya kepada apa yang telah dinyatakan Elisa. Setelah ia kembali, ia dapat dengan cukup mudah mendapatkan kembali rumah dan ladangnya (yang mungkin sudah diambil pemerintah setelah perang selesai), karena kebetulan pada waktu itu Gehazi sedang menceritakan tentang mukjizat Elisa menghidupkan anaknya yang sudah mati.

Kita percaya bahwa apa yang terlihat "kebetulan" itu adalah pemeliharaan Allah yang terselubung. Allah menunjukkan kasih setia-Nya kepada perempuan yang telah berbuat baik kepada Elisa.

Allah kita adalah Allah yang selalu menunjukkan kasih setia-Nya kepada umat, bahkan pada saat umat tidak setia. Apalagi kepada umat yang setia. Karena itu, janganlah jemu-jemu berbuat baik. Memang seharusnya kita berbuat baik, bukan karena kita mengharapkan balasan, tetapi karena kebaikan yang telah terlebih dahulu Allah berikan kepada kita. Tidak mungkin kita dapat berbuat baik tanpa kebaikan Allah terlebih dahulu kepada kita. Oleh karena Allah penuh anugerah, seperti kata Paulus, pada waktunya nanti kita akan menuai hasil dari perbuatan baik kita (Gal. 6:9). [INT]


No comments:

Post a Comment