Tuesday 21 February 2023

Diremukkan Tuhan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 24:18-25:21
Setahun : Bilangan 19–20

Diremukkan Tuhan
TB: Zedekia berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Hamutal binti Yeremia, dari Libna. | 2 Raja-raja 24:18 (TB)



Zedekia termasuk raja dalam akhir sejarah Yehuda. Karena memberontak terhadap Babel (24:20), Zedekia diserang Nebukadnezar (25:1-6), anak-anaknya dibunuh (25:7), dan dia sendiri dibunuh di Babel (25:21).

Alkitab menggambarkan kehancuran Yehuda secara menyeluruh. Perkakas dari Bait Allah dan semua orang penting diangkut ke Babel (25:13-21). Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Allah sendirilah yang meremukkan Yehuda (24:20).

Harapan masa depan dan hidup yang lebih baik hanya mungkin jika ada kesadaran akan dosa-dosa yang telah dilakukan. Itulah yang disuarakan oleh para nabi. Kesabaran dan pengampunan dari Tuhan tidak dapat dipermainkan. Yehuda tak bisa lagi mengelak dari kehancuran.

Berbagai tonggak kehancuran juga terjadi dalam sejarah umat manusia: Berlin, Auswitch, Stalingrad, Hiroshima dan Nagasaki. Kejahatan kemanusiaan dan kengerian sejarah akibat kejahatan hati manusia bukan hal yang asing dalam sejarah modern. Jika terus terjadi penyangkalan terhadap dosa-dosa sejarah, maka tidak mungkin ada masa depan dan kehidupan yang lebih baik.

Konsekuensi dosa bisa sangat menghancurkan, seperti yang kita baca pada sejarah Yehuda. Kenyataan hari-hari gelap harus dijalani di pembuangan di Babel.

Berbagai dosa dalam kehidupan kita juga sering menghasilkan tragedi, korban, dan kehancuran, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam keluarga kita. Betapa sering kita hidup dalam penyangkalan dosa-dosa tersebut. Namun, Tuhan terus hadir dan bekerja dalam kehidupan kita. Selalu ada harapan untuk masa depan jika kita berbalik dan mengarahkan hati kepada Tuhan.

Memang perubahan tidak terjadi seketika, sama seperti Israel yang harus menghidupi hukuman pembuangan. Meski demikian, Allah yang bekerja dan menyertai di Yerusalem juga ikut dan menyertai Israel di pembuangan di Babel. Menjalani hidup bersama Tuhan, baik dalam waktu susah, maupun waktu yang baik, itulah harapan dan kekuatan kita. [IHM]


No comments:

Post a Comment