Thursday 23 February 2023

Kedaluwarsa

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Raja-raja 25:27-30
Setahun : Bilangan 23–25

Kedaluwarsa
TB: Kemudian dalam tahun ketiga puluh tujuh sesudah Yoyakhin, raja Yehuda dibuang, dalam bulan yang kedua belas, pada tanggal dua puluh tujuh bulan itu, maka Ewil-Merodakh, raja Babel, dalam tahun ia menjadi raja, menunjukkan belas kasihannya kepada Yoyakhin, raja Yehuda, dengan melepaskannya dari penjara. | 2 Raja-raja 25:27 (TB)



Setelah 37 tahun menjalani masa pembuangan, Yoyakhin mendapat belas kasihan dari raja Babel (27).

Dia diberi kedudukan yang lebih tinggi daripada raja-raja lain (28). Dia pun tidak lagi mengenakan pakaian penjara dan boleh makan di hadapan raja Babel (29). Bahkan, dia mendapatkan uang belanja setiap hari (30). Tidak disebutkan alasan mengapa raja Babel mengubah sikapnya. Tidak pula disebutkan berapa lama hal itu terjadi. Apakah itu hanya sementara atau sampai Yoyakhin meninggal dunia? Namun yang jelas, penderitaan Yoyakhin sebagai raja yang kalah terpenjara telah berakhir.

Kiranya demikian juga kita bisa memandang kehidupan kita. Ada masa-masa berat yang membuat kita merasa tidak ada lagi harapan. Ada pula kejadian-kejadian buruk yang membuat kita merasa tak lagi berharga. Namun, semua masa berat itu tidak berlaku selamanya.

Tidak selamanya hidup akan berduka. Tidak ada penderitaan tanpa akhir. Tidak ada orang yang tidak pernah mengalami kebahagiaan. Hidup selalu memiliki masanya sendiri, baik suka maupun duka, baik ringan maupun berat.

Kalau makanan ada waktu kedaluwarsanya, artinya ada waktunya makanan itu tidak lagi layak dikonsumsi. Meminjam hal itu, hidup pun bisa kedaluwarsa. Artinya, masa-masa dalam kehidupan silih berganti. Duka dan penderitaan akan kedaluwarsa pada waktunya.

Oleh karena itu, kita bisa menjalani penderitaan dengan tetap berpengharapan. Namun, pada saat yang sama, suka pun ada kedaluwarsanya. Dengan demikian, kita tidak menjadi jemawa dan lupa daratan. Ketika bersuka, kita tetap ingat akan siapa kita dan tidak merendahkan orang yang sedang menderita.

Sebagaimana kita tidak tahu alasan mengapa raja Babel mengasihani Yoyakhin, kita pun bisa jadi tidak tahu segala alasan di balik suka duka yang terjadi dalam hidup kita. Tak semua hal dapat dijelaskan. Tak semua hal tampak jelas penyebabnya. Maka, kita harus siap untuk menerima suka dan duka, ringan dan berat, yang silih berganti datang dalam hidup, hingga masa kedaluwarsanya. [KRS]


No comments:

Post a Comment