Friday 7 June 2024

Ketika Manusia Melawan Allah

Sumber : alkitab.mobi



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kejadian 11:1-9
Setahun : Ayub 21-23

Ketika Manusia Melawan Allah
TB: Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. | Kejadian 11:1 (TB)



Allah sudah mengadakan permusuhan antara dua garis keturunan manusia (keturunan ular dan keturunan perempuan) (Kej. 3:15). Dengan demikian, kesatuan manusia belum tentu hal yang positif.

Nas bacaan kita hari ini dimulai dengan menekankan kesatuan manusia (1) di tanah Sinear yang sepertinya dipimpin oleh Nimrod, keturunan Ham, keturunan ular (2; Kej. 10:6-10). Mereka mendirikan menara supaya mereka tidak terserak ke seluruh bumi (4-5), yang jelas melawan perintah Allah untuk memenuhi bumi (Kej. 9:1).

Penulis menunjukkan betapa tidak tahu dirinya manusia yang begitu sombong, yang berpikir bahwa mereka dapat melawan Allah. Dengan sindiran, penulis mengatakan bahwa "TUHAN turun untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu" (5). Manusia berpikir bahwa mereka mendirikan menara yang "puncaknya sampai ke langit" (4), tetapi ternyata untuk melihat saja Tuhan perlu "turun" (5), karena menara itu masih jauh dari langit.

Kesatuan manusia dapat membuat kejahatan menjadi berlipat ganda. Supaya kejahatan mereka tidak menjadi sejahat-jahatnya, Tuhan mengacaukan bahasa mereka (6-7). Manusia itu pada dasarnya penuh kecurigaan, maka dengan tidak mengerti bahasa kelompok-kelompok lain, mereka memisahkan diri. Akhirnya, mereka diserakkan Tuhan ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu (8).

Kita sebagai manusia terbatas sering bersikap tidak tahu diri dan berpikir seolah-olah kita dapat melawan Allah. Nas hari ini mengingatkan kita bahwa tidak mungkin manusia dapat melawan Allah. Pada akhirnya, dengan rela ataupun tidak, kita pasti melakukan apa yang Allah kehendaki. Karena itu, daripada harus dipaksa untuk berubah, jauh lebih baik bila kita belajar untuk mengenal kehendak Allah dan taat kepada-Nya. Ketika Allah "memaksa" kita untuk melakukan apa yang benar, ini juga perlu kita lihat sebagai berkat pimpinan-Nya.

Mintalah kepada Tuhan ketaatan dan kerendahan hati untuk mengerti betapa berharganya kehendak-Nya. [INT]


 

No comments:

Post a Comment