Sunday 26 December 2021

Melakukan Pekerjaan Tuhan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Hagai 1:1-15
Setahun : Wahyu 9-11

Melakukan Pekerjaan Tuhan
TB: Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya: | Hagai 1:1 (TB)



Untuk apa kita berada di dunia ini? Mungkin ada yang menjawab untuk menjadi orang yang sukses, menjadi kaya dan terkenal. Puaskah kita ketika segala kesuksesan diraih? Tidak ada yang bisa menjamin. Apalagi, kepuasan sejati itu ada setelah manusia mati, yakni dalam hidup yang kekal. Karena itu, lebih bijak bila tenaga diarahkan untuk meraih makna hidup.

Kisah pembangunan Bait Suci pada masa Nabi Hagai memberi pembelajaran tentang makna hidup. Ketika bangsa Yahudi enggan melanjutkan pembangunan Bait Suci, mereka mengalami gagal panen, kekurangan makanan, dan kelelahan (6-7). Langit menahan embunnya dan bumi pun menahan hasilnya. Apa yang mereka harapkan tidak didapatkan karena mereka mengabaikan pekerjaan pembangunan Bait Suci (9-10). Hal ini merupakan gambaran tentang kekeringan hidup, ketika manusia mengabaikan relasi dengan Penciptanya.

Sebaliknya, ketika mereka bergegas melakukan pekerjaan Tuhan, dengan segera mengambil kayu untuk membangun rumah bagi Allah, kemuliaan Tuhan pun dinyatakan (8). Bahkan, tidak berhenti di situ; ketika mereka berbalik kepada-Nya, Tuhan pun menyertai dan membangkitkan semangat mereka (13-14).

Sedemikian pentingnya hidup yang selalu terkoneksi dengan Sang Ilahi. Hanya dalam keterhubungan yang tidak terpisahkan, manusia dapat menemukan makna hidupnya yang sejati. Saat itulah manusia akan merasakan dorongan kuat dan semangat tinggi untuk turut berpartisipasi dalam pekerjaan Tuhan. Itulah yang dikehendaki Tuhan, supaya umat-Nya mau ambil bagian dalam pekerjaan-Nya, dengan cara membangun Bait Suci. Mereka berada di dunia ini bukan hanya untuk hidup mewah dengan rumah besar, tetapi untuk beribadah kepada Tuhan semesta alam di dalam rumah-Nya yang suci.

Makna hidup kita ada di dalam relasi kita-sebagai ciptaan-dengan Tuhan semesta alam sebagai Pencipta. Dalam rangka hadirnya kemuliaan Tuhan, firman diwartakan, dan akhirnya diketahui untuk dilaksanakan. Dengan melakukan pekerjaan-Nya, kita sadar bahwa kita hidup di dunia ini untuk selalu berada dalam keterhubungan dengan Sang Ilahi dan tinggal di dalam rahmat-Nya yang kekal. [SZR]


No comments:

Post a Comment