Monday 27 March 2023

Ruang bagi yang Terbatas

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Matius 24:36-51
Setahun : Hakim-hakim 12–14

Ruang bagi yang Terbatas
TB: Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri." | Matius 24:36 (TB)



Pada era modern, pengetahuan yang rasional dan objektif menjadi yang terutama bagi manusia. Agama atau iman hanyalah keyakinan subjektif yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Dalam pemikiran ini manusia telah terbiasa untuk mengandalkan pengetahuannya, bahkan ketika beriman.

Jemaat mula-mula yang sedang menderita pasti ingin sekali mengetahui kapan Yesus datang kembali untuk memulihkan dunia. Mungkin mereka berpikir bahwa dengan mengetahui kapan hari itu akan tiba, mereka dapat bertahan dengan lebih baik di dalam masa-masa sukar.

Tetapi, Yesus menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tahu (36). Hari kedatangan-Nya adalah rahasia Bapa. Jadi, kita tidak perlu memprediksi kedatangan Kristus dengan cara apa pun. Biarlah rahasia tetap menjadi rahasia.

Yang Tuhan inginkan dari umat-Nya adalah tetap setia kepada-Nya di dalam keseharian (37-41). Tuhan mau agar umat-Nya selalu berjaga-jaga setiap saat, kapan pun kedatangan Tuhan nanti (42).

Inilah ciri-ciri dari seorang hamba yang setia. Masa sekarang dapat dikatakan sebagai masa pengujian. Hamba yang baik akan mempersiapkan dirinya dan mencari ruang untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sedangkan, hamba yang jahat tidak akan bertahan di dalam ketidaktahuan. Mereka akan sibuk membuat perhitungan waktu dan mencari ruang untuk berbuat jahat sepuasnya sebelum Tuhan datang. Hal ini sungguhlah sangat jahat.

Ketidaktahuan menunjukkan keterbatasan manusia. Iman mengonfirmasi hal ini. Pengetahuan itu baik, namun terbatas. Pengetahuan juga adalah anugerah Tuhan yang perlu dimiliki dan dikembangkan, tetapi pengetahuan saja tidak dapat meraih kebenaran yang sepenuhnya. Dengan iman, kita dapat memberi ruang bagi misteri Allah yang melampaui batas pengetahuan kita. Ruang inilah yang membuat kita mampu berfokus pada panggilan kita dan terus setia setiap harinya, sehingga di dalam diri kita yang terbatas tersedia ruang bagi Dia yang tidak terbatas. [JHN]


No comments:

Post a Comment