Friday 8 September 2023

CUKUP SEKEPING ROTI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : HAKIM-HAKIM 7:1–15
Setahun : Yehezkiel 25–28

CUKUP SEKEPING ROTI
Ketika Gideon sampai ke situ, kebetulan ada seorang menceritakan mimpinya kepada temannya, katanya: "Aku bermimpi: tampak sekeping roti jelai terguling masuk ke perkemahan orang Midian; setelah sampai ke kemah ini, dilanggarnyalah kemah ini, sehingga roboh, dan dibongkar-bangkirkannya, demikianlah kemah ini habis runtuh." (Hakim-hakim 7:13)

Konon, selain dikenal sebagai tentara yang tangguh, dan ganas, tentara Kasdim juga dikenal karena kekejamannya. Bangsa-bangsa menjadi takut. Bangsa Kasdim menjadi sombong, mereka begitu mengagung-agungkan kekuatan tempurnya. Alkitab bahkan menyebut bahwa mereka telah "mendewakan kekuatannya sendiri" (Hab. 1:11). Begitu pun Midian dan Amalek. Siapa yang tak gentar menghadapi jumlah kekuatan perang yang tak terhitung itu (ay. 12)?

Tetapi Tuhan meminta Gideon memimpin Israel untuk maju menghadapinya. Bukan dengan jumlah kekuatan yang banyak, tetapi cukup dengan tiga ratus orang yang berani dan taat kepada-Nya. Gideon, mungkin saja berpikir mana mungkin kekuatan tiga ratus orang mampu menghadapi kekuatan musuh yang tak terhitung jumlahnya. Tuhan menjawabnya melalui sebuah mimpi dari seseorang yang melihat bahwa ada sekeping roti jelai yang terguling masuk perkemahan Midian dan meluluhlantakkannya (ay. 13)! Gideon memahami bahwa bahkan Tuhan bisa saja tidak membutuhkan seorang pun untuk menaklukkan segala kekuatan yang penuh kesombongan. Tuhan bisa memakai "sekeping roti jelai" untuk menunggangkan kekuatan musuh.

Gideon belajar apa arti hidup mengandalkan kekuatan Tuhan. Tuhan membenci hati yang mendewakan kekuatan diri, Ia mengasihi orang yang rendah hati. Kita diajar untuk tidak fokus kepada kekuatan diri, sebaliknya fokus dan bersandar kepada Tuhan. Tuhan tidak membutuhkan kekuatan manusia, Ia hanya membutuhkan iman, cukup sekeping roti jelai saja untuk menyelesaikan persoalan kita.



SELURUH KEKUATAN KITA PUN DILUCUTI-NYA DAN MENJADI TIDAK BERARTI AGAR KITA BELAJAR RENDAH HATI, PERCAYA, DAN HANYA BERSANDAR KEPADA TUHAN


No comments:

Post a Comment