Wednesday 13 September 2023

Tapi Kamu kok Selingkuh?

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yehezkiel 16:15-34
Setahun : Yehezkiel 43–45

Tapi Kamu kok Selingkuh?
TB: "Tetapi engkau mengandalkan kecantikanmu dan engkau seumpama bersundal dalam menganggarkan ketermasyhuranmu dan engkau menghamburkan persundalanmu kepada setiap orang yang lewat. | Yehezkiel 16:15 (TB)



Pasti menyakitkan, bukan, jika kita diselingkuhi?

Umat Israel digambarkan sebagai istri yang berselingkuh. Setelah dirawat dan dikasihi Allah, Israel menjadi begitu termasyhur dan cantik (15).

Mereka tidak lagi mengandalkan Allah, melainkan mengandalkan kecantikannya sendiri. Dengan modal yang diberikan oleh Allah, dia memikat semua laki-laki yang lewat. Bahkan, Israel digambarkan sebagai seorang perempuan bersundal yang mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya (33-34).

Alkitab menggambarkan Allah sebagai suami yang cemburu. Kecemburuan ini wajar sebab hubungan tersebut bersifat eksklusif, tidak boleh ada pihak ketiga.

Allah ingin diprioritaskan oleh umat-Nya. Bukan tanpa alasan, sebab Allahlah yang telah menciptakan, memelihara, dan menebus umat-Nya. Oleh karena itu, wajar, Dia ingin dikasihi secara eksklusif. Selain itu, Allah tahu bahwa tidak ada allah lain yang dapat menjamin kehidupan umat-Nya. Semua allah lain adalah palsu dan hanya akan membawa manusia kepada kebinasaan.

Celakanya, kerap kali manusia lupa akan hal itu, lalu berselingkuh dengan berhala-berhala yang lain. Manusia bahkan mengandalkan hal-hal lahiriah, seperti kecantikan (15) dan kecakapan. Semua hal yang pada awalnya adalah pemberian Tuhan, malah dipakai dan dijadikan berhala. Sehingga, manusia lupa akan jati dirinya yang sesungguhnya (22). Dalam dunia masa kini, berhala mengambil berbagai bentuk. Ironisnya, bentuk berhala masa kini justru kebanyakan bermula dari berkat Allah. Misalnya, berkat uang, berkat kekuasaan, dan berkat pasangan hidup. Berkat-berkat tersebut pada awalnya berasal dari Allah, namun banyak manusia malah mengganti posisi pemberi berkat dengan berkat itu sendiri.

Kita harus menyadari bahwa secara rohani kita bisa berselingkuh dari Allah. Kita bisa menggantikan-Nya dengan ilah lain, seperti uang, kekuasaan, dan prestasi. Karena itu, kita harus terus menelisik ke dalam lubuk hati kita mengenai siapa atau apa sesungguhnya yang menjadi realitas tertinggi dalam kehidupan kita. [YGM]


No comments:

Post a Comment