Saturday 23 December 2023

Anak yang Baik

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 Tawarikh 29
Setahun : Wahyu 1–2

Anak yang Baik
TB: Hizkia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Abia, anak Zakharia. | 2 Tawarikh 29:1 (TB)



Pepatah "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" tidak selamanya benar. Sifat Hizkia sangat bertolak belakang dengan Ahas, ayahnya.

Ahas menjadi raja yang sangat keji dan menyembah ilah-ilah lain. Sedangkan, Hizkia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, seperti Daud, leluhurnya (2). Mengapa sifat ayah dan anak bisa bertolak belakang?

Salah satu kuncinya adalah melakukan refleksi terhadap apa yang dahulu dilakukan oleh orang tuanya. Hizkia tidak menangkap mentah-mentah dan meniru perbuatan ayahnya. Ia justru mengakui bahwa itu semua adalah kesalahan yang mendatangkan murka Tuhan dan harus segera dihentikan (6-9). Ia sadar bahwa untuk menghindari kesalahan yang sama, mereka harus menguduskan diri dan kembali menyembah Tuhan di Bait Suci (3, 5, 10).

Tidak hanya itu, ia juga membagikan refleksinya kepada seluruh rakyatnya serta mengajak mereka untuk bertobat dan mengadakan perubahan radikal (11). Ia memicu reformasi peribadatan yang selama ini telah dirusak oleh ayahnya. Hizkia menjadi agen perubahan karena cara pikir dan tindakannya didasarkan pada refleksi yang mendalam atas pelajaran iman yang ia perhatikan dan terapkan dalam hidupnya.

Dari kisah tersebut, saat ini kita diingatkan kembali agar kita berefleksi terhadap setiap pengalaman hidup, yang kita alami sendiri maupun yang kita lihat dari orang lain. Refleksi patut dilakukan secara konsisten agar kita bisa memetik hikmat darinya, menemukan karya Tuhan yang luar biasa dalam hidup kita, serta membagikannya kepada banyak orang, terutama kepada anggota keluarga dan teman dekat kita sendiri.

Jikalau saat ini ada di antara kita yang masih mempunyai kekecewaan dan kemarahan akan masa lalu kepada ayah, ibu, atau siapa saja yang telah menimbulkan pengalaman pahit dalam hidup kita, atau bahkan kepada diri kita sendiri yang lalai dan gagal mencapai target yang diinginkan, mari kita mencontoh Hizkia. Berefleksilah. Temukanlah hikmat-Nya dan jadilah umat-Nya yang mau berubah. [MTH]

2 Tawarikh 30:1-31:1

Hizkia berupaya menyatukan kembali Israel dan Yehuda, khususnya dalam peribadatan mereka kepada Allah Israel. Karena itu, dalam perayaan Paskah, ia mengirim pesan kepada seluruh Israel dan Yehuda, juga kepada Efraim dan Manasye.

Hizkia ingin memulihkan kembali penyembahan yang benar di Israel dan Yehuda yang telah rusak di tangan raja-raja sebelum dia. Ia membersihkan Bait Allah, merayakan Paskah, dan menyingkirkan bukit-bukit pengurbanan berhala, serta menegakkan agama yang benar.


No comments:

Post a Comment