Thursday 7 December 2023

Kesombongan yang Menghancurkan

Sumber : alkitab.mobi

 


RENUNGAN HARIAN

Bacaan : 2 Tawarikh 10:1-11:4

Setahun : 1 Tesalonika 1–5


Kesombongan yang Menghancurkan

TB: Kemudian Rehabeam pergi ke Sikhem, sebab seluruh Israel telah datang ke Sikhem untuk menobatkan dia menjadi raja. | 2 Tawarikh 10:1 (TB)


Kejayaan kerajaan Salomo berakhir di tangan penerusnya, yaitu Rehabeam. Jika kerajaan Israel di bawah Salomo diwarnai dengan hikmat Tuhan, maka kerajaan Israel di bawah Rehabeam dipenuhi dengan kecongkakan. Inilah yang menjadi awal terpecahnya kerajaan Israel.


Ketika Rehabeam naik takhta menggantikan Salomo, ia diuji dengan masalah. Yerobeam bersama sejumlah rakyat datang menghadap Rehabeam untuk meminta keringanan beban yang dirasa terlalu berat pada masa Salomo (10:3-4). Alih-alih berhikmat dalam memecahkan masalah tersebut, Rehabeam justru menjadi sombong. Ia merasa dirinya hebat sehingga ia tidak mau mendengarkan nasihat orang-orang tua, tetapi sebaliknya lebih mendengarkan nasihat yang menunjukkan kecongkakan dari orang-orang muda (10:8-11).


Ada dua kesalahan besar yang dilakukan Rehabeam. Pertama, ia mengabaikan nasihat bijak dari para tua-tua yang pernah bersama-sama Salomo dan mengikuti nasihat yang menyesatkan (10:13-14). Kedua, dalam menghadapi masalah, ia tidak meminta hikmat dari Tuhan, tetapi mengandalkan pengertiannya sendiri. Hasilnya, ia membuat rakyatnya sendiri kecewa dan memberontak (10:16-19), bahkan perang antar sesama umat hampir pecah (11:1-4).


Kesombongan dapat menimpa siapa saja, termasuk kita pada hari ini. Ketika kita merasa diri kita hebat dan mampu tanpa membutuhkan orang lain, waspadalah karena hal itu dapat menjadi awal kesombongan. Kesuksesan, kekayaan, dan kekuasaan dapat membuat kita sombong di hadapan Tuhan. Alkitab secara gamblang memaparkan bahwa dosa kesombongan mendatangkan kehancuran dan kejatuhan (lih. Ams. 16:18).


Lawan dari kesombongan adalah kerendahan hati. Oleh karena itu, jika kita tidak ingin mengalami kehancuran dalam hidup kita, marilah kita belajar untuk memiliki kerendahan hati. Janganlah merasa diri kita hebat dan tahu segalanya. Sebaliknya, baiklah kita senantiasa mau mendengarkan nasihat yang bijaksana, serta carilah selalu Tuhan dan hikmat-Nya dalam hidup kita. [ABL]



No comments:

Post a Comment