Friday 31 May 2024

Umat Palsu

Sumber : alkitab.mobi



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kisah Para Rasul 6:8-15
Setahun : Ester 6-10

Umat Palsu
TB: Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. | Kisah Para Rasul 6:8 (TB)



Yesus pernah menceritakan beberapa perumpamaan yang terkait dengan umat palsu. Ia mengumpamakan mereka dengan lalang di antara gandum.

Jemaat mula-mula yang kelihatan begitu ideal tak luput dari lalang. Di antara banyaknya jemaat, ada orang-orang yang memang bukan umat Allah. Mereka adalah pemecah belah gereja yang tidak mencintai firman Tuhan, sekalipun mereka rajin bergereja.

Dalam konteks perikop ini, ada sekelompok orang yang berdebat dengan Stefanus (9). Akan tetapi, perdebatan tersebut disengaja agar mereka mendapatkan kesalahan Stefanus (10). Mereka tidak benar-benar ingin mengetahui firman Allah. Mereka hanya ingin menjatuhkan Stefanus. Bahkan, mereka tidak segan-segan menyebarkan fitnah bahwa Stefanus menghujat Allah dan hukum Taurat (11, 13-14). Hal itu menyebabkan Stefanus diseret ke pengadilan agama (12).

Sejak awal gereja berdiri, Iblis tidak pernah berhenti bekerja. Selalu saja ada umat palsu yang mengacau di dalam gereja. Hal ini tentunya berlanjut hingga masa kini.

Hal ini berimplikasi pada beberapa hal. Pertama, ada umat palsu di dalam gereja yang tidak mencintai kebenaran. Oleh karena itu, gereja tidak perlu memaksakan diri untuk menuruti semua provokasi dan keinginan setiap jemaat. Pasalnya, mereka yang tidak mencintai kebenaran hanya ingin disenangkan dan dihibur.

Kedua, koreksilah diri kita, apakah selama ini kita bertindak seperti umat palsu. Kita harus jujur dengan diri kita sendiri. Apa tujuan kita pergi ke gereja? Apakah kita mencintai kebenaran, atau apakah kita punya motivasi lain?

Ketiga, berhati-hatilah dengan sikap yang suka menghakimi. Persoalan yang terjadi pada Stefanus adalah sikap sebagian jemaat yang menghakimi Stefanus secara tidak adil. Sikap ini dapat menjadi sikap kita juga jika kita tidak wawas diri.

Keempat, selalu ada ruang untuk perpecahan gereja. Iblis selalu bekerja dengan giat agar gereja terpecah belah, hamba Tuhan dibenci, dan selalu terjadi perselisihan. Oleh karena itu, waspadalah, agar kita tidak terjerumus oleh perangkap Iblis. [YGM]


 

Thursday 30 May 2024

KEYAKINAN DAN KESIAPAN

Sumber : renunganharian.net



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : NEHEMIA 2:11-20
Setahun : Ester 1-5

KEYAKINAN DAN KESIAPAN
Aku menjawab mereka, kataku, "Allah Semesta Langit, Dialah yang membuat kami berhasil! Kami, hamba-hamba- Nya, telah siap untuk membangun. Tetapi, kamu tak punya bagian atau hak dan tidak akan diingat di Yerusalem!" (Nehemia 2:20)

Untuk membangun sebuah rumah maka diperlukan berbagai persiapan, seperti dana, material, dan tenaga. Namun, kesiapan tersebut belumlah cukup, sebab kita dapat menjumpai berbagai hambatan yang dapat membuat kita berkecil hati. Bila kita tidak memiliki keyakinan dalam membangun rumah tersebut maka rumah itu tidak akan dapat dibangun jika menemui berbagai hambatan.

Berbagai hinaan diterima Nehemia ketika ia hendak membangun kembali tembok Yerusalem. Tetapi bukannya berkecil hati, ia dan orang-orang Yahudi justru semakin teguh dalam pekerjaan pembangunan tersebut. Dari keteguhan hatinya itu, kita dapat melihat beberapa hal. Pertama, Nehemia mendasarkan pembangunan itu pada keyakinan bahwa Allah menyertai pembangunan tersebut. Ia tidak merasa diri mampu melakukannya sendiri, tetapi hanya karena pertolongan-Nya sajalah mereka dapat berhasil dalam membangun tembok Yerusalem. Kedua, keyakinannya itu juga disertai dengan kesiapan mereka untuk membangun. Nehemia menunjukkan kesadaran bahwa dalam keyakinan kepada Allah, juga diperlukan adanya usaha yang dilakukan. Hal itu ditunjukkannya dengan mempersiapkan dan merencanakan segala sesuatunya untuk membangun.

Nehemia menunjukkan bahwa keyakinan akan sia-sia tanpa adanya kesiapan diri begitu pula sebaliknya. Keyakinan yang disertai dengan kesiapan akan menguatkan hati kita untuk terus melangkah maju sekalipun menghadapi berbagai hambatan. Karena Allah akan menyertai setiap usaha yang dilakukan umat-Nya yang bersandar kepada-Nya.



PERSIAPKANLAH SEGALA SESUATUNYA, DAN YAKINLAH KEPADA PERTOLONGAN-NYA


 

Wednesday 29 May 2024

Pertimbangkanlah Baik-baik

Sumber : alkitab.mobi



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kisah Para Rasul 5:26-42
Setahun : Nehemia 12-13

Pertimbangkanlah Baik-baik
TB: Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. | Kisah Para Rasul 5:26 (TB)



Perihal mempertimbangkan dapat dikatakan sebagai seni logika sekaligus rasa. Untuk mencapai pertimbangan yang baik, logika dan rasa mesti selaras. Itulah titik pencapaian gerak energi yang mengalami ketenangan dan keseimbangan. Melalui pertimbangan baik dengan pengertian, keputusan yang diambil pun menjadi bijak.

Hari ini kita bisa belajar dari sesepuh Mahkamah Agama, seorang Farisi sekaligus ahli Taurat, namanya Gamaliel. Saat para pemuka Yahudi lainnya merasa sakit hati dan ingin menghabisi para rasul, Gamaliel paham bahwa energi orang-orang saat itu bergejolak. Bila tidak dikendalikan tentu akan menimbulkan bahaya.

Dengan berbekal segala pengalaman dan keilmuannya, Gamaliel mengajak mereka untuk berpikir secara logis. Bagaimana dengan kisah Teudas? Ia mengaku sebagai orang istimewa, tetapi begitu ia dibunuh kira-kira empat ratus orang pengikutnya tercerai-berai dan lenyap. Bagaimana dengan sejarah pemberontakan Yudas orang Galilea? Ketika ia tewas, para pengikutnya pun tercerai-berai. Atas dasar itu, Gamaliel mengajak mereka untuk membiarkan para rasul hidup, dengan pertimbangan: "... jika maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia, tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini ..." (38-39).

Dengan memadukan seni logika dan rasa, Gamaliel berhasil menenangkan hati dan gerak energi mereka. Hal yang pantas disyukuri adalah munculnya kesadaran baru, bahwa kekerasan, penganiayaan, hingga pembunuhan adalah hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, Sang Maha Pengasih. Bagaimanapun juga, demi berkembangnya peradaban, hadirnya para guru bijaksana mutlak diperlukan.

Gamaliel adalah contoh guru yang pantas dijadikan teladan. Selain matang dalam hal ilmu, ia juga bijaksana dalam pengalaman. Dengan memadukan keduanya lahirlah seni olah logika dan rasa, perpaduan yang melahirkan pertimbangan yang matang dan pasti baik. Dengan cara yang sama, begitulah kita sepatutnya mencari kehendak Allah. [SET]


 

Tuesday 28 May 2024

PEMOTONG KERAMIK

Sumber : renunganharian.net



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AMSAL 27:17
Setahun : Nehemia 10-11

PEMOTONG KERAMIK
Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya. (Amsal 27:17)

Sambil menunggu proses pemasangan batu nisan dikerjakan, perhatian saya mendadak tertuju pada seseorang yang sedang memotong keramik supaya bisa pas dipasang untuk memperindah pusara. "Kok bisa lurus ya, meskipun tanpa penggaris atau sejenisnya?" gumam saya sambil terheran-heran. Maklum, saya sendiri yakin takkan bisa melakukan pemotongan yang presisi tanpa alat bantu. Akhirnya, saya menyadari bahwa ada faktor penentu yang membedakan saya dengan orang yang sedang memotong keramik tadi, yakni pengalaman!

Teori untuk mengerjakan sesuatu memang penting untuk dipelajari, juga dipahami sejelas mungkin. Namun, sehebat apa pun teori dipahami atau dikuasai, tanpa pernah dipraktikkan dalam kehidupan nyata maka semuanya akan sia-sia. Hanya teori yang dipraktikkan secara nyata, dalam durasi tertentu akan membuat seseorang menjadi berpengalaman. Dalam dunia kerja, durasi dalam mengerjakan sesuatu diyakini berbanding lurus dengan tingkat keahlian seorang pekerja, asalkan dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

Namun, sayang sekali, tak jarang ada orang yang cepat merasa puas dan tak lagi mengembangkan keahliannya. Alhasil, pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakannya dengan semakin ahli, mulai mengalami kemunduran hingga akhirnya kalah dalam persaingan. Bukankah besi juga tetap terjaga ketajamannya karena secara kontinu diasah dengan besi lainnya? Jadi, mengapa terkadang kita mudah menyerah dan merasa tak ada gunanya mengasah keahlian, yang sebenarnya dapat membuat kita semakin ahli dalam bidang apa pun?



KEAHLIAN APA PUN JIKA TIDAK DIJAGA KETAJAMANNYA DAPAT MENJADI TUMPUL


 

Monday 27 May 2024

Mendustai Roh Kudus

Sumber : alkitab.mobi




RENUNGAN HARIAN

Bacaan : Kisah Para Rasul 5:1-11

Setahun : Nehemia 8-9


Mendustai Roh Kudus

TB: Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. | Kisah Para Rasul 5:1 (TB)




Roh Kudus tidak mungkin bisa didustai. Sebagai Pribadi yang tak terpisah dan tak tercampur dari Trinitas, Roh Kudus adalah Allah. Berdusta kepada Roh Kudus berarti berdusta kepada Tuhan. Hal inilah yang menjadi pengajaran penting dari para rasul supaya dasar kehidupan umat beriman dibangun dalam kebenaran.


Kisah Ananias dan Safira yang ditulis para rasul tentu menjadi pelajaran berharga. Dusta kepada Roh Kudus adalah jalan kematian, bukan jalan menuju hidup kekal! Apalagi ketika dusta dikerjakan secara berjamaah, Tuhan yang kudus jelas tidak berkenan. Ananias dan Safira pun meregang nyawa setelah dusta mereka terkonfirmasi di depan para rasul.


Dengan keras, Rasul Petrus berkata: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar" (9).


Dikisahkan selanjutnya, Safira rebah seketika di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ia bernasib sama dengan suaminya yang telah mendahului tiga jam sebelumnya. Hal ini tentu sangat mengejutkan banyak orang. Bahkan, seluruh jemaat pun ketakutan setelah mengetahui hal tersebut.


Begitulah ujung dari jalan dusta: kematian! Sekarang perenungan kita adalah mengapa Ananias dan Safira memilih untuk berdusta?


Dusta dilahirkan dari kondisi kurangnya iman selain dipenuhi dengan berbagai kekhawatiran. Dua hal ini menjauhkan mereka dari rasa sehati sejiwa dengan kasih setia Tuhan. Andai saja mereka tetap sehati sejiwa di dalam Tuhan, hidup mereka sudah pasti berada dalam topangan kasih setia Tuhan, Sang Maha Pengasih. Apalagi, kasih setia Tuhan itu kekal, berbeda dari uang hasil menahan sebagian penjualan tanah yang fana. Sayangnya, mereka memilih jalan dusta, yang menandakan sikap pengkhianatan terhadap kasih setia Tuhan.


Seperti para rasul, hendaklah kita sehati sejiwa dalam kasih setia Tuhan karena itu adalah jalan menuju hidup kekal. Itulah arti pentingnya kejujuran yang berlawanan dengan dusta. [SET]

 

Sunday 26 May 2024

AKU YANG MEMBANGUN

Sumber : renunganharian.net



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : DANIEL 4
Setahun : Nehemia 7

AKU YANG MEMBANGUN
Setiap orang yang tinggi hati menjijikkan bagi Tuhan; ia pasti tidak akan luput dari hukuman. (Amsal 16:5)

Banyak orang hidupnya berhasil dan makin berhasil karena takut akan Tuhan, gigih bekerja, terus belajar, dan giat membangun. Ada yang berhasil membangun usaha kulinernya sampai membuka beberapa cabang. Ada yang berhasil membangun jasa rental yang semula hanya satu mobil, kini punya puluhan mobil. Ada yang berhasil memimpin pelayanan di gereja, dulu jemaat hanya puluhan, sekarang ribuan orang.

Tidak salah kita berkata, aku yang membangun ini atau itu. Betul kita yang membangun dan hasilnya bisa dilihat dan dirasakan banyak orang. Namun, hati-hati dengan hati kita dan jangan sampai tinggi hati mencemarinya. Nebukadnezar adalah raja Babel yang disertai Tuhan, sehingga kerajaan Babel menjadi besar dan mulia (ay. 30). Sayangnya, Nebukadnezar jatuh dalam dosa tinggi hati. Melalui mimpi, Tuhan sebetulnya sudah memperingatkannya (ay. 5). Melalui Daniel, Nebukadnezar mendapatkan arti mimpinya. Betul perkataan Nebukadnezar bahwa dia yang membangun Babel, tapi dia tidak mau mengakui campur tangan Tuhan dalam keberhasilannya. Nebukadnezar harus mengalami tujuh masa menjadi seperti hewan (ay. 33), lalu sadar dan mengakui Allah yang meninggikan dan memuliakannya (ay. 37).

Kalau saat ini segala usaha kita dibuat berhasil, selalu sadari itu semua karena campur tangan Tuhan. Betul kita sudah melakukan usaha ini dan itu, kita berhasil membangun, kita berhasil memimpin, tapi jangan pernah meninggikan diri. Pujilah Tuhan dan selalu akui bahwa segala usaha kita berhasil karena campur tangan Tuhan.



SEGALA USAHA KITA DIBUAT BERHASIL DAN BERTUMBUH KARENA CAMPUR TANGAN TUHAN


 

Saturday 25 May 2024

Berani Mewartakan Firman

Sumber : alkitab.mobi



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kisah Para Rasul 4:23-31
Setahun : Nehemia 4-6

Berani Mewartakan Firman
TB: Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. | Kisah Para Rasul 4:23 (TB)



Berani adalah watak ksatria. Pasalnya, keberanian itu muncul dari kesadaran atas dharma bakti. Ketika keberanian ditunjukkan atas nama emosi, yang didapatkan hanyalah kekecewaan belaka. Akan berbeda halnya ketika keberanian itu bertumbuh karena dipupuk atas kesadaran pada dharma bakti.

Dari manakah kesadaran demikian? Kebenaran firman Tuhan bisa menjadi cahaya penerang bagi dharma bakti. Kebenaran itu berwatak murni sehingga dapat memandu orang untuk menemukan dharma bakti.

Tidak mengherankan apabila keberanian untuk mewartakan firman diterima sebagai panggilan hidup bagi para rasul. Itulah hidup yang dibaktikan untuk menyampaikan cahaya kebenaran firman kepada banyak orang dari berbagai bangsa dan latar kehidupan. Di sinilah pentingnya keberanian yang sejati, sebagaimana yang dimiliki oleh para rasul.

Keberanian yang sedemikian rupa tidak akan pernah surut dalam menghadapi ancaman. Justru ancaman akan makin menggelorakan kobaran api keberanian secara signifikan. Itulah api keberanian yang memercik dari dasar kebenaran firman Tuhan. Itulah kesadaran yang sangat dihayati oleh komunitas jemaat Rasul Petrus dan Yohanes.

Tidak heran ketika para murid menanggapi cerita para rasul pasca interogasi oleh para pemuka agama Yahudi, mereka pun menggelar acara doa bersama, yakni doa yang menggemakan keyakinan pitara iman mereka. Disebutlah nama Daud, raja Israel yang menjadi leluhur iman mereka. Dari kisah Raja Daud mereka mendapat keberanian untuk menghadapi situasi yang mengancam. Jadilah, ancaman bagi para rasul itu menjadi seperti perkara yang sia-sia belaka (25).

Dengan tetap diingatnya warisan iman leluhur yang memuliakan Yesus, iman para rasul pun mengalami pertumbuhan. Iman dalam nama Yesus, sumber segala mukjizat dan penyembuhan, dapat bekerja efektif. Banyak orang mendapatkan berkat. Bahkan, alam semesta pun turut memberikan restunya. "... Ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu ..." (31). [SET]

Kisah Para Rasul 4:23-31

Seberapa besar keyakinan seseorang pada sesuatu dapat terlihat dari seberapa besar keteguhannya di hadapan ancaman.

Inilah yang terbukti dari para rasul, terutama Petrus dan Yohanes yang harus berdiri di hadapan Mahkamah Agama dan memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus Kristus. Di bawah fitnahan pun, mereka tetap meninggikan nama Yesus dan menaati Allah. Akibatnya, mereka dilarang keras memberitakan Injil dan bahkan diancam hukuman mati bila mereka masih memberitakannya.

Umumnya, setelah lolos dari ancaman yang menegangkan, orang akan menghentikan tindakannya atau menyembunyikan diri. Namun, apa yang mereka lakukan?


 

Friday 24 May 2024

BERTUHANKAN EMAS

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KELUARAN 32:15-24
Setahun : Nehemia 1-3

BERTUHANKAN EMAS
"Mereka berkata kepadaku: Mari, buatlah untuk kami Allah, yang akan berjalan di depan kami. Sebab si Musa, orang yang telah memimpin kita keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang terjadi padanya." (Keluaran 32:23)

Tuhan menunjukkan kedahsyatan kuasa-Nya melalui berbagai tulah, hingga pada akhirnya membuat Firaun menyerah dan membiarkan bangsa Israel pergi. Namun, Allah tidak menghendaki bangsa Israel meninggalkan Mesir dengan tangan hampa setelah sekian ratus tahun hidup menderita. Tuhan membuat orang-orang Mesir itu bermurah hati sehingga memberikan barang-barang dari perak, emas, serta pakaian miliknya kepada orang-orang Israel. Bangsa Israel pergi dengan membawa kilauan emas dan harta kekayaan itu.

Sayang, kekayaan dan kilauan emas itu dengan berjalannya waktu mengubah hati bangsa Israel. Mereka memaksa Harun untuk membuat "allah" yang bisa mereka sembah ketika Musa bertemu Allah di Gunung Sinai. Emas-emas rampasan itu telah diubah menjadi patung anak lembu emas yang oleh orang-orang Israel disebut sebagai allah yang telah menyelamatkan mereka. Betapa mudahnya hati orang-orang itu berpaling dari Allah yang selama ini menyertai mereka dan beralih kepada emas-emas yang mereka miliki.

Apa yang dilakukan dan dialami oleh bangsa Israel itu menyoroti satu hal penting yang perlu kita waspadai sehubungan dengan harta. Tentu ada banyak hal bermanfaat yang bisa kita nikmati dari harta benda, akan tetapi harta itu akan menjadi bahaya maut jika kita tidak menggunakannya secara bijak. Kita memang membutuhkan harta untuk menjalani hidup, tetapi harta bukanlah sumber kehidupan. Ketika hati kita mulai menganggap bahwa harta adalah segala-galanya yang menjadi andalan kita, itu artinya kita telah menggantikan Tuhan dengan harta kita.



BAGAIMANA CARA KITA MEMPERGUNAKAN DAN MENGELOLA HARTAMILIK KITA, DI SITULAH TAMPAK NYATA DI MANA HATI KITA BERADA


Thursday 23 May 2024

Keluhuran Sang Pitara Iman

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kisah Para Rasul 3:11-26
Setahun : Ezra 8-10

Keluhuran Sang Pitara Iman
TB: Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo. | Kisah Para Rasul 3:11 (TB)



Pitara adalah istilah bahasa Sanskerta untuk menunjuk para leluhur. Rasul Petrus, ketika berkhotbah di Serambi Salomo menurut Kisah Para Rasul 3:13, mengingatkan pentingnya eksistensi para pitara iman: "Allah Abraham, Ishak dan

Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus ..."

Untuk apa Petrus menyebut Allah para pitara iman tersebut? Tentulah ada maksudnya. Dapat dipastikan bahwa orang-orang Israel paham betul dengan leluhur mereka, termasuk siapa yang selama ini menjadi objek penyembahan para leluhurnya. Apabila dalam pandangan Rasul Petrus para leluhur telah sedemikian rupa memuliakan Yesus, bagaimana mungkin generasi sekarang menolak Yesus, Yang Kudus dan Benar, Perintis Kehidupan (14-15)?

Tentulah khotbah Rasul Petrus ini telah menjadi teguran yang sangat keras bagi para pendengarnya. Apalagi dalam hal ini, Petrus telah menyaksikan betapa berkuasanya nama Yesus yang menyembuhkan seorang yang lumpuh (16). Kesembuhan itu tidak hanya mencengangkan, tetapi sekaligus menegaskan tentang keluhuran sang pitara iman. Hal ini menunjukkan betapa para pitara iman benar-benar memuliakan Yesus Kristus. Oleh karena itu, ketika Rasul Petrus mengafirmasi nama ilahi tersebut, mukjizat pun terjadi, seolah-olah hal ini juga mendapatkan restu dari leluhur.

Sayangnya, keluhuran dari sang pitara iman ini kurang mendapat perhatian dari orang-orang Israel kala itu. Untunglah, Rasul Petrus memberikan wedaran (pidato) yang panjang lebar tentang peran-peran para leluhur iman di sepanjang sejarah keselamatan. Dari kisah Musa, Samuel, sampai Abraham, ketiga nama penting ini disebutkan. Wedaran Petrus tentu saja segera membawa ingatan kolektif umat Israel tentang Tuhan Allah yang telah memberkati leluhur mereka. Keluhuran iman yang demikianlah yang diingatkan kembali oleh Rasul Petrus, bahwa para pitara iman ini sejatinya begitu memuliakan Yesus Kristus.

Maka dari itu, sudah selayaknya kita pun turut memuliakan karya Kristus! [SET]


Wednesday 22 May 2024

COBALAH INI: BERSYUKUR

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 TESALONIKA 5:12-22
Setahun : Ezra 4-7

COBALAH INI: BERSYUKUR
Ucapkanlah syukur dalam segala hal. Sebab, itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)

Seorang misionaris sedang mengalami kekeringan rohani. Suatu hari saat berdoa puasa di sebuah bukit doa, ia menetapkan jika Tuhan tidak melawat hatinya, ia akan segera pulang ke rumahnya dan meninggalkan pelayanan. Selama beberapa hari tidak terjadi lawatan Tuhan. Dengan kecewa ia pergi meninggalkan bukit doa itu. Tiba-tiba matanya tertuju pada dinding salah satu bangunan yang bertuliskan, "Cobalah ini: Bersyukur." Air matanya mulai menetes, lalu ia menangis tersedu-sedu. Selanjutnya kehidupan misionaris itu dipakai dengan dahsyat oleh Tuhan.

Bersyukur merupakan salah satu cara hati dapat merasakan lawatan Tuhan. Karena saat bersyukur, fokus kita ialah pada segala sesuatu yang telah kita dapat dari Tuhan. Kita mengucap terima kasih untuk nafas, kemampuan bergerak, kecepatan berpikir, makanan, minuman, keluarga, sahabat dan lain sebagainya. Sadarlah Tuhan telah membanjiri kehidupan ini dengan berkat. Hasilnya, rohani yang kering akan terpuaskan. Bersyukur membuat hati mengerti bahwa Tuhan tidak berdiam, tetapi selalu bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Itulah mengapa Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika menyelipkan nasihat untuk bersyukur (ay. 18).

Saat ini seperti misionaris di atas, kita mungkin sedang mengalami kekeringan rohani. Hati merasa bimbang benarkah Tuhan mengasihi? Hati merasa ragu apakah Dia menyertai? Hati merasa gelisah sungguhkah Dia peduli? Kita rindu Tuhan melawat hati kita. Nas renungan pagi ini menyampaikan pesan serupa dengan yang tertulis pada dinding bangunan bukit doa, "Cobalah ini: Bersyukur." Untuk segala hal baik yang telah kita dapat dari Tuhan, ucapkan, "Terima kasih, Tuhan!"



ADA SATU HAL PERLU KITA COBA LAKUKAN SAAT INI, YAKNI BERSYUKUR


Tuesday 21 May 2024

Memupuk Kebersamaan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kisah Para Rasul 2:41-47
Setahun : Ezra 1-3

Memupuk Kebersamaan
TB: Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. | Kisah Para Rasul 2:41 (TB)



Cara hidup jemaat mula-mula adalah kisah yang memperlihatkan hangat dan harmonisnya persekutuan.

Mereka bertekun dalam pengajaran, berdoa bersama, dan memecahkan roti (42). Kebersatuan mereka bukan hanya dalam ibadah. Namun, kesatuan itu ditunjukkan dengan tindakan kasih yang saling memiliki dan berbagi. Bahkan, terlihat ketulusan hati mereka dalam menerima persekutuan di rumah masing-masing. Selalu ada dari mereka yang menjual hartanya untuk dibagikan (44-46). Ini adalah kesaksian yang hidup, yang menjadi daya tarik bagi orang banyak untuk bertobat kala itu (47).

Cara hidup saling berbagi dan saling peduli melekat erat pada jemaat mula-mula. Dari sinilah istilah "koinonia" bermula, istilah yang merujuk kepada tindakan saling berbagi antar sesama. Hal ini didasarkan pada Yesus Kristus yang telah membagikan tubuh-Nya bagi orang-orang tebusan. Karena Kristus telah membagikan tubuh-Nya, sudah sepatutnya para pengikut-Nya pun meniru teladan-Nya dengan saling berbagi antara satu sama lain.

Dari cara hidup ini kita dapat melihat persekutuan yang mencerminkan partisipasi yang intim dan aktif. Apa yang ada dan mereka miliki dijual, dibagikan, serta dinikmati bersama. Tak tercermin sikap egois, cuek, dan kikir.

Kebersamaan dan kepedulian, itulah nilai murid Kristus. Gereja bukan hanya tempat mengisi absensi, melainkan komunitas orang kudus yang layaknya kita hidupi. Terlalu sempit jika kita memandang gereja hanya sebatas tempat kebaktian. Di dalam persekutuanlah kita mempererat kebersamaan umat yang perlu dipupuk dan dipertahankan bersama.

Kebersamaan bukan berarti hidup tanpa gesekan. Namun, jika ada gesekan, bukan berarti kebersamaan dibubarkan. Sebab, dari gesekanlah besi menajamkan besi dan manusia menajamkan manusia, artinya kita belajar makin memahami dan menerima satu sama lain. Kini saatnya kita menjadi warga gereja yang terlibat aktif dalam persekutuan di mana kita berjemaat. Dengan melibatkan diri barulah kita bisa saling peduli dan berbagi dalam persekutuan Kristus. [MKD]

Monday 20 May 2024

DIUTUS UNTUK BERSAKSI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : LUKAS 5:1-11
Setahun : 2 Tawarikh 35-36

DIUTUS UNTUK BERSAKSI
Kata Yesus kepada Simon, "Jangan takut! Mulai sekarang engkau akan menjala manusia." (Lukas 5:10b)

Kita adalah kitab terbuka hidup yang dibaca oleh semua orang. Ada begitu banyak orang yang belum mengenal Yesus, dan hampir setiap saat kita hidup, bergaul, dan bergumul bersama dengan mereka. Mereka tidak membaca Alkitab, dan satu-satunya kesempatan mereka untuk dapat mengenal Yesus adalah dengan melihat, mendengar, dan menyaksikan kesaksian tentang Yesus melalui sikap dan tutur kata kita.

Simon adalah salah satu murid yang diutus untuk menjala manusia. Identitas Simon berubah dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Metafora ini sebenarnya mengindikasikan tentang kasih pengampunan Yesus yang mentransformasi Simon yang mengakui keberdosaannya, dan bersedia dipakai oleh Yesus untuk menjadi murid sekaligus saksi-Nya kelak. Keberdosaan Simon dapat kita lihat dari ungkapan hati Simon setelah mendapati jala yang mereka tebar dikoyakkan oleh banyaknya ikan. Padahal, Simon sempat meragukan perintah Yesus. Namun, karena kasih-Nya Simon menyadari kesalahannya, meninggalkan segala sesuatu, dan pergi mengikut Yesus.

Satu-satunya cara untuk menjala manusia di masa kini adalah dengan menjadikan hidup kita sebagai kitab kesaksian tentang Yesus. Kehidupan kita akan dilihat oleh banyak orang yang belum mengenal Yesus. Tentu menjadi saksi Yesus di dunia itu banyak sekali tantangannya, sama halnya dengan Simon yang harus bersiap diri dengan segala konsekuensi ketika ia bertolak ke tempat (danau) yang lebih dalam. Oleh karenanya, mari kita senantiasa perbaiki hidup kita, isilah waktu kita untuk belajar tentang firman-Nya, dan jadikanlah diri kita menjadi kitab terbaik yang berkisah tentang Kasih Allah yang hidup, memberkati, memberdayakan, dan mentransformasi kehidupan kita (bdk. 2Kor. 3:2-3).



SEMAKIN INJIL MENJADI DIRI KITA SENDIRI, SEMAKIN INJIL AKANTERLIHAT MELALUI PERKATAAN DAN PERBUATAN KITA


Sunday 19 May 2024

Ceritakanlah Perbuatan Allah

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kisah Para Rasul 2:1-13
Setahun : 2 Tawarikh 32-34

Ceritakanlah Perbuatan Allah
TB: Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. | Kisah Para Rasul 2:1 (TB)



Pentakosta adalah satu dari tiga hari raya utama yang dirayakan umat Allah di dalam Perjanjian Lama. Umat berkumpul dan beribadah pada hari pertemuan kudus ini, sehingga tidak ada yang melakukan pekerjaan berat. Pentakosta dirayakan pada hari kelima puluh setelah Paskah.

Karena itulah, kita menemukan dalam teks ini bahwa orang-orang saleh berkumpul untuk turut serta dalam perayaan Pentakosta (1). Mereka adalah orang saleh Yahudi yang berasal dari berbagai bangsa (5). Artinya, Yerusalem sedang dipenuhi oleh banyak orang dari beragam negeri.

Maka, tak mengherankan jika peristiwa spektakuler, yaitu bunyi tiupan angin keras dan lidah-lidah seperti nyala api, membuat banyak orang segera berkerumun (3, 6). Mereka tercengang-cengang akan peristiwa itu, apalagi ketika para rasul berbicara dalam bahasa asal mereka masing-masing (4, 8-13).

Sebutan "orang Galilea" dilekatkan untuk para rasul (7). Wilayah Galilea pada umumnya berpenduduk orang Samaria, yang dianggap tidak kudus karena berdarah campuran dan bukan murni keturunan Yahudi. Dari sini muncullah anggapan bahwa tidak ada nabi yang berasal dari Galilea (lih. Yoh. 7:52).

Namun, Pentakosta memperlihatkan bahwa karya Roh Kudus memutarbalikkan pandangan orang Yahudi. Ini adalah cara Allah yang spektakuler. Ia mencurahkan Roh Kudus untuk meneguhkan para murid sebagai pribadi-pribadi yang dipilih Allah untuk menjadi saksi. Orang yang dianggap rendah dan lemah ternyata dipanggil dan diperlengkapi oleh Tuhan. Tugas mereka untuk bersaksi dimulai dari Kota Yerusalem, pusat peribadatan Yahudi, kota yang telah menolak dan menyalibkan Yesus Kristus.

Kita semua adalah saksi Kristus yang disempurnakan Roh Kudus untuk menyaksikan perbuatan besar Allah. Marilah kita melihat apa saja yang dikerjakan Allah dalam hidup kita. Ceritakanlah segala perbuatan itu kepada setiap orang. Bersaksilah mulai dari menceritakan kebaikan Allah yang telah mengubah hidup kita. [MKD]


Saturday 18 May 2024

MENJAUHKAN KECURANGAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AMOS 8:4-8
Setahun : 2 Tawarikh 28-31

MENJAUHKAN KECURANGAN
Kamu yang berpikir, "Kapankah Bulan Baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum? Kapankah hari Sabat berlalu, supaya kita boleh menawarkan terigu dengan memperkecil ukuran efa, memperbesar berat syikal, berbuat curang dengan neraca palsu, ...?" (Amos 8:5)

Saya terkejut ketika hendak mengambil sepeda motor sewaan yang sudah saya pesan sebelumnya. Si penyewa meminta harga dua kali lipat karena saya menyewa sampai hari berganti. Rupanya ada perbedaan dalam mengartikan tarif sewa satu hari, yang saya pahami sebagai 24 jam. Meski agak kecewa, saya tetap membayar karena kami tetap memerlukan sepeda motor itu. Namun, kejadian itu membuat saya akan berpikir dua kali ketika harus menjalin transaksi dengan orang yang sama karena saya merasa dicurangi dalam transaksi tersebut.

Hari itu, Allah memperlihatkan kepada Amos akan perilaku bangsa pilihan Allah yang menyimpang dari kebenaran. Mereka berbuat kecurangan dalam transaksi bisnis dengan menjual bahan makanan dengan mengurangi isinya, juga tidak jujur dalam pengukuran neraca. Dalam kedegilan hati, mereka mengambil keuntungan dari kerugian yang dialami oleh orang yang lemah (ay. 6), yang menyulut murka Allah, sebagai Pribadi yang tidak melupakan kecurangan yang mereka perbuat atas sesama mereka itu (ay. 7).

Dalam bisnis, kepercayaan adalah perkara yang sangat penting. Ketika kepercayaan itu sampai ternoda maka akan sangat sukar untuk mendapatkannya kembali. Namun sebaliknya, ketika kepercayaan sudah diperoleh maka akan ada banyak hal baik dapat terjadi. Kuncinya adalah menyadari bahwa dalam transaksi bisnis yang kita perbuat, Allah tak hanya melihat, tetapi juga siap memperhitungkan apa yang terjadi di sana, baik untuk kejujuran maupun kecurangan yang sekiranya Ia dapati dalam hidup kita.



KECURANGAN TAKKAN PERNAH MENDATANGKAN BERKAT ATAS PEKERJAAN KITA


Friday 17 May 2024

Mengobarkan Kesehatian

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kisah Para Rasul 1:12-14
Setahun : 2 Tawarikh 25-27

Mengobarkan Kesehatian
TB: Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. | Kisah Para Rasul 1:12 (TB)



Kisah kenaikan Tuhan Yesus bukanlah mitos atau khayalan karena peristiwa itu disaksikan banyak orang. Kisah ini telah mengubah suasana duka, kalut, dan sedih menjadi pengharapan yang membuat para murid bertekad untuk setia dalam mengikuti Sang Guru.

Mereka berjalan turun dari bukit Zaitun ke Yerusalem (12). Di sana mereka tinggal bersama di rumah tumpangan (13). Selama beberapa hari dalam kebersamaan mereka tinggal dan menantikan janji turunnya Roh Kudus; terlihat bagaimana mereka bertekun dengan sehati di dalam doa bersama (14).

Bukit Zaitun menyimpan banyak kisah dalam relasi Sang Guru dan para murid. Di bukit yang dekat jaraknya dari kota itu, terletak taman Getsemani di mana Yesus berdoa dan ditangkap.

Kini Bukit Zaitun menjadi tempat di mana para murid berkumpul dan menyaksikan Tuhan Yesus terangkat ke surga. Di tempat ini juga para murid diutus untuk menjadi saksi Kristus.

Adalah tantangan tersendiri bagi para murid untuk turun dan tinggal di Kota Yerusalem, pusat peribadatan Yahudi, kota pusat kegiatan orang Farisi dan ahli taurat, di mana Guru mereka pernah ditangkap, dihakimi, dan digiring ke Golgota. Kini para murid diminta untuk menunggu di sana. Bahkan, mereka diperintahkan untuk bersaksi mulai dari kota ini.

Dalam situasi yang menegangkan dan penuh harapan ini, mereka bertekun sehati dan berdoa bersama. Kisah ini memperlihatkan bahwa mereka menyatukan tekad dan komitmen untuk mengerjakan tugas mereka sebagai saksi Kristus. Tak lagi mereka dilanda rasa takut, duka dan cemas.

Menyatukan hati dalam kondisi sulit adalah solusi untuk menghadapi masalah. Inilah pelajaran penting bagi kita, bahwa kita sangat perlu untuk selalu mengobarkan rasa kesehatian sesama orang percaya. Sewaktu kita berdoa dan bergumul bersama, baik di rumah atau persekutuan, visi dan tugas apa yang Tuhan percayakan bagi kita? Marilah kita gumulkan bersama dengan tulus dan bersatu hati supaya kita saling menopang dalam melakukan pekerjaan Kristus. [MKD]


Thursday 16 May 2024

MEMPERMAINKAN ALLAH

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 RAJA-RAJA 14:1-20
Setahun : 2 Tawarikh 21-24

MEMPERMAINKAN ALLAH
"Engkau telah melakukan perbuatan jahat lebih dari semua orang yang mendahului engkau. Engkau telah membuat bagimu ilah-ilah lain dan patung-patung tuangan, sehingga membangkitkan murka- Ku, bahkan engkau telah membelakangi Aku." (1 Raja-raja 14:9)

Abia, anak Yerobeam, jatuh sakit. Kondisi ini mengingatkan Yerobeam kepada Nabi Ahia. Dulu, Nabi Ahialah yang memberitahu Yerobeam bahwa dirinya akan menjadi raja. Karena itu, Yerobeam ingin mencari Nabi Ahia supaya ia dapat mengetahui kehendak Allah. Yerobeam pun mengutus istrinya menemui Nabi Ahia.

Yerobeam membutuhkan Allah. Namun, kondisi anaknya, juga ingatannya akan kuasa Allah tidak juga membuat hati Yerobeam terketuk untuk bertobat. Alih-alih takut kepada Allah, Yerobeam lebih takut jika perbuatannya diketahui orang Israel. Karena itu, ia menyuruh istrinya menyamar. Malang, rencana Yerobeam gagal. Nabi Ahia yang buta pun tak dapat dikelabui oleh penyamaran istri Yerobeam. Allah telah memberitahukan segala sesuatu tentang rencana Yerobeam kepada Ahia. Juga nubuatan berisi penghukuman yang harus disampaikannya kepada istri Yerobeam. Tidak hanya kehilangan anaknya, Yerobeam harus rela kerajaannya jatuh ke tangan orang lain. Bahkan, Israel pun ikut kena hukuman.

Tidak salah mencari pertolongan kepada Allah. Namun, jangan pernah mempermainkan Allah dengan mencari-Nya dalam kemunafikan: hanya mau berkat-Nya saja. Melakukannya hanya akan berbuahkan kehancuran, sebagaimana yang dialami Yerobeam. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan tindakan semacam itu juga membuat orang lain turut berdosa. Alangkah baiknya jika setiap momen yang Tuhan izinkan terjadi menjadi cambuk bagi kita untuk datang kepada Allah dalam pertobatan. Menyesali dosa, serta bertekad untuk selalu hidup dalam kehendak-Nya.



PERTOBATAN MEMBAWA KITA KEPADA KASIH ALLAH.JANGAN MEMPERMAINKAN-NYA DENGAN BERLAKU MUNAFIK.


Wednesday 15 May 2024

Tak Berkesudahan Karya Kristus

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Kisah Para Rasul 1:1-5
Setahun : 2 Tawarikh 18-20

Tak Berkesudahan Karya Kristus
TB: Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus, | Kisah Para Rasul 1:1 (TB)



Penulis Kisah Para Rasul membawa pembaca untuk mengingat kembali inti Kitab Injil Lukas, yaitu apa yang dikerjakan dan diajarkan oleh Yesus Kristus.

Secara berulang-ulang selama empat puluh hari Yesus membuktikan bahwa Ia hidup (2). Bukan hanya itu, Yesus pun meminta para murid untuk menetap di Yerusalem karena janji Bapa akan baptisan Roh Kudus (4-5).

Semua peristiwa menakjubkan tentang Yesus dari Nazaret telah dibukukan. Rentetan peristiwa itu membuktikan tentang siapa pribadi Yesus Kristus yang sesungguhnya. Ada banyak tanda dan mukjizat yang mencengangkan dan membuat takjub siapa pun yang melihat dan mendengarnya.

Banyak orang berpikir bahwa kisah Yesus akan berakhir di salib. Ternyata kematian-Nya disusul dengan kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga, yang justru lebih menakjubkan tentang diri-Nya. Ini adalah hal yang tak pernah terpikirkan oleh orang-orang yang membenci Yesus.

Hal ini membuka mata siapa pun, menunjukkan bahwa Ia hidup dan karya-Nya tak berkesudahan. Semasa pelayanan-Nya serentetan mukjizat telah ditunjukkan. Namun, setelah kematian-Nya ternyata Yesus tetap hadir dan melakukan rentetan peristiwa menakjubkan di tengah para rasul dan pengikut-Nya.

Tuhan kita adalah pribadi yang hidup dan bekerja hingga saat ini, bukan hanya kepada para rasul pada zaman dahulu, tetapi juga kepada kita semua yang percaya kepada-Nya. Ia masuk dan melihat seluruh isi kehidupan kita: susah dan senang, suka dan duka; Ia selalu hadir bersama kita.

Kisah ini memberikan ketegasan iman bagi kita: Yesus Kristus hidup. Ia mengajar kita supaya kita tetap berharap kepada Dia dan tidak berputus asa dalam menghadapi impitan hidup. Sampai kapan pun iman kita tidak layu karena Ia hidup dan kasih-Nya selalu menyertai kita.

Patutlah kita bersyukur bahwa Tuhan Yesus selalu menakjubkan. Ia hidup, hadir, dan tak berhenti melakukan perbuatan yang besar dalam hidup kita. Jangan menyerah, karena Tuhan yang hidup beserta kita! [MKD]


Tuesday 14 May 2024

MENGAKUI KESALAHAN DIRI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YOEL 2:12-14
Setahun : 2 Tawarikh 13-17

MENGAKUI KESALAHAN DIRI
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Ia menyesal atas malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. (Yoel 2:13)

Mengakui kesalahan yang telah kita buat tentu bukan hal yang mudah. Hal ini seperti melukai kesombongan dan harga diri kita sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan hati yang mau merendah untuk bisa melakukannya. Karena, jikalau kita tidak berani memaafkan diri sendiri maka kita akan selalu dikejar oleh perasaan bersalah yang akhirnya membuat kita tidak tenteram hati.

Seruan untuk mengakui kesalahan dan bertobat juga disampaikan oleh Yoel kepada bangsa Israel. Atas setiap kesalahan dan dosa mereka, Yoel meminta pengakuan kesalahan tersebut untuk tidak hanya menjadi sebatas pengakuan belaka tanpa ada perubahan sikap, tetapi Yoel mengajak mereka untuk mengakuinya di hadapan Tuhan dengan kesungguhan hati. Mengakui kesalahan dengan kesungguhan hati berarti bahwa ada kesediaan diri untuk merubah sikap mereka untuk bersedia dibimbing dalam kasih-Nya. Sekalipun sangat berat untuk mengakui kesalahan diri sendiri, tetapi hanya dengan demikianlah maka mereka dapat beroleh kasih pengampunan dari Tuhan. Karena Tuhan akan mencabut hukuman-Nya, serta membimbing hidup mereka yang mau mengakui kesalahan dan berbalik kepada-Nya, sehingga mereka beroleh ketenteraman.

Dibutuhkan pengorbanan hati dan keberanian untuk mengakui kesalahan dan merubah sikap. Namun dengan demikian maka kita dapat mengerti dan memahami betapa Allah sangat mengasihi kita, sehingga kita pun dapat merasakan ketenteraman hidup dalam kasih setia-Nya atas kita.



KEDAMAIAN DALAM HATI DAPAT DIRASAKAN KETIKA KITA BERSEDIA UNTUK MENINGGALKAN GENGSI DAN MENGAKUI KESALAHAN DIRI SENDIRI


Monday 13 May 2024

Allah Sumber Kelepasan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 31
Setahun : 2 Tawarikh 9-12

Allah Sumber Kelepasan
TB: Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (31-2) Pada-Mu, TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu. Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu, | Mazmur 31:1 (TB)



Hidup penuh dengan persoalan, bahkan ketika kita hidup dalam Tuhan. Orang fasik selalu ada dan menjadi rintangan yang tidak kecil bagi orang percaya. Tidak jarang mereka menempatkan diri sebagai lawan dari anak-anak Tuhan. Pergumulan yang sama juga dialami oleh Daud.

Daud berseru kepada Tuhan untuk memohon kelepasan dari orang-orang fasik yang selalu menimbulkan masalah. Ia berserah penuh dengan iman kepada Tuhan (2-6).

Daud hendak mengontraskan dirinya dengan para penyembah berhala, tentang bagaimana ia secara total berserah kepada Tuhan (7).

Daud menjelaskan perasaan yang dialaminya akan tiadanya pertolongan ketika kebencian dan penolakan diterimanya.

Ternyata kesulitan itu akan dapat dihadapi dengan lebih mudah ketika seseorang memiliki relasi dengan Tuhan yang berdaulat (10-14). Ia percaya bahwa masa depannya ada di dalam tangan Tuhan (15-16). Tuhanlah yang memegang kendali atas seluruh hidupnya.

Atas pengakuan inilah, Daud mengajak orang-orang percaya untuk mengasihi Tuhan (24), serta menguatkan dan meneguhkan hati mereka dalam pengharapan mereka kepada Tuhan (25).

Seperti Daud, kehidupan di dalam dunia yang penuh dosa ini tidak mudah untuk dijalani. Orang fasik hadir di sekeliling dan menjadi lawan. Tidak jarang orang percaya harus mengalami penindasan dan penganiayaan, kebencian dan penolakan, ditambah tiadanya pertolongan, dan putus harapan. Ketika kita berhadapan dengan situasi seperti ini, seruan Daud menjadi kunci bagi kita untuk beroleh kelepasan.

Relasi dengan Allah yang hidup menjadi kunci bagi kita untuk bisa tetap bertahan dalam kesesakan. Marilah kita terus mengasihi Tuhan, menguatkan dan meneguhkan hati kita untuk tetap teguh berharap kepada-Nya. Dialah yang memegang masa depan kita. Dia pasti memberi yang terbaik bagi anak-anak yang mengasihi-Nya.

Dengan memahami bahwa Tuhan mengasihi dan peduli terhadap kita sesuai dengan firman-Nya, kita dimampukan untuk tetap beriman dalam masa-masa sulit. [PMS]


Sunday 12 May 2024

SEORANG TAHANAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : EFESUS 4:1-16
Setahun : 2 Tawarikh 6-8

SEORANG TAHANAN
Sebab itu, aku, seorang tahanan karena Tuhan, menasihatkan kamu, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. (Efesus 4:1)

Secara umum, penjara dikenal sebagai tempat hukuman bagi para pelaku kejahatan. Padahal, jika hendak dicermati terkait penyebab dari masuknya para narapidana itu ke balik jeruji besi, terkadang ada pula orang-orang yang harus dipenjara karena korban fitnah dari orang yang tidak menyukai mereka. Ada pula yang harus dipenjara karena iman mereka kepada Kristus, seperti misalnya dialami oleh para pengikut Kristus di negara-negara tertentu.

Dalam rangkaian tulisannya kepada umat Tuhan di kota Efesus, Paulus menuliskan keterangan mengenai statusnya: seorang tahanan karena Tuhan. Paulus tidak dipenjara karena melakukan tindakan kriminal, tetapi karena pelayanannya sebagai rasul, atas seizin atau kehendak Tuhan. Sungguh kondisi yang normalnya membuat orang akan berpusat pada dirinya, mengasihani diri sendiri, atau menyalahkan Tuhan. Namun, Paulus justru tetap melayani umat Tuhan melalui surat-surat yang ditulisnya dari balik jeruji besi. Tulisan yang Allah pakai untuk menguatkan umat Tuhan hingga lintas generasi, termasuk bagi kita selaku orang percaya yang membaca surat-surat Paulus di Alkitab.

Hari ini, kita mungkin tidak sedang terpenjara secara fisik, tetapi kita sedang berada dalam kondisi serba sulit dan tidak menyenangkan yang Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan kita. Tetaplah bertahan dalam kasih karunia-Nya dan tetaplah berpengharapan dalam Kristus. Yakinlah bahwa jika Allah berkenan memakai Paulus sekalipun ia dalam penjara, hidup kita pun dapat dipakai-Nya untuk kemuliaan nama-Nya.



KALAU TUHAN BERKEHENDAK MEMAKAI HIDUP KITA, TAK ADA YANG DAPAT MENGHALANGINYA


Saturday 11 May 2024

Ingat, Tuhan Berdaulat!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 29
Setahun : 2 Tawarikh 2-5

Ingat, Tuhan Berdaulat!
TB: Mazmur Daud. Kepada TUHAN, hai penghuni sorgawi, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan! | Mazmur 29:1 (TB)



Persoalan hidup terkadang membuat kita putus asa dan hilang harapan. Kita seolah-olah hidup ini begitu miris dan tak ada jalan keluar untuk persoalan yang kita hadapi. Ketika kelemahan, keterbatasan, dan keputusasaan melanda, apa sikap yang seharusnya ditunjukkan oleh kita sebagai orang percaya?

Daud mengingatkan dan mengajak seluruh makhluk untuk memberikan kemuliaan hanya bagi Tuhan. Dialah Allah yang berkuasa dan berdaulat sepenuhnya atas segala yang diciptakan.

Daud mengajak seluruh penghuni surgawi untuk memberikan kemuliaan dan sembah hanya kepada Tuhan semesta alam (1-2). Suara-Nya diperdengarkan kepada seluruh alam ciptaan, dari air dan gunung hingga pohon dan rusa (3-9). Dialah Allah yang memberikan kekuatan serta memberkati seluruh umat-Nya.

Maka, Daud mengajak umat untuk mengakui kebesaran Allah atas segalanya. Tidak ada apa pun yang lebih menggentarkan daripada Allah yang hidup dan bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya (10).

Melalui sejarah dunia, Tuhan telah menyingkapkan kuasa-Nya dengan mukjizat-mukjizat atas alam semesta. Kepada Dialah umat Allah dalam bait-Nya yang kudus akan berseru, "Mulialah TUHAN!" (9).

Jika dalam menjalani kehidupan ini kita memahami bahwa Allahlah yang berkuasa dan berdaulat atas segalanya, kita akan sampai pada sebuah pengakuan dan seruan "Mulialah TUHAN!". Tidak ada masalah yang terlalu besar yang Tuhan tidak dapat selesaikan; dan tidak ada persoalan hidup yang terlalu kecil yang luput dari pantauan-Nya. Ia berdaulat sepenuhnya!

Kuasa yang telah Tuhan nyatakan dalam sejarah berlangsung di dalam kehidupan orang percaya dalam menghadapi persoalan hidup. Ketika kita merasa lemah dan terbatas, jangan pernah berputus asa. Ingatlah, Tuhan akan memberikan kepada kita hikmat dan kekuatan.

Kuasa yang telah dinyatakan pada zaman dahulu akan bekerja juga dalam hidup kita. Dialah Allah yang tidak pernah berubah. Inilah janji-Nya bagi umat yang percaya! [PMS]

Mazmur 29

Alam semesta bisa terlihat begitu menakjubkan; samudera yang terbentang luas, pohon-pohon yang tinggi, gunung yang kokoh, padang gurun yang tak terjinakkan, hewan-hewan yang beraneka ragam, dan hutan yang rimbun; ini semua acap kali membuat kita berdecak kagum.

Sebesar apa pun alam semesta, apalagi Sang Penciptanya. Suara-Nya menggelegar dan mengejutkan banyak ciptaan-Nya. Semua makhluk hidup bersukacita dan segala sesuatu sujud menyembah karena mendengar-Nya. Suara Tuhan inilah yang hendak kita dengarkan pada hari ini.


Friday 10 May 2024

PERSINGGAHAN TERAKHIR

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : IBRANI 4:1-13
Setahun : 1 Tawarikh 28 - 2 Tawarikh 1

PERSINGGAHAN TERAKHIR
Sebab siapa saja yang telah masuk ke peristirahatan- Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. (Ibrani 4:10)

Terminal merupakan tempat persinggahan bagi orang-orang yang biasa bepergian keluar kota dengan menggunakan bus sebagai sarana transportasi. Selama singgah dari satu terminal ke terminal berikutnya para penumpang hanya sejenak melepas kepenatan. Istirahat yang sesungguhnya akan dapat dinikmati setelah meninggalkan terminal terakhir, yakni ketika tiba di tempat perhentian yang menjadi tujuan akhir perjalanan mereka.

Hidup tak ubahnya perjalanan yang membawa setiap orang harus berpindah dari satu perhentian ke perhentian berikutnya. Fase kehidupan yang tak terelakkan bagi siapa pun, termasuk orang percaya. Bagi orang percaya, kematian merupakan tahapan akhir untuk masuk ke tempat perhentian yang menjanjikan istirahat dari segala jerih lelah kita selama hidup (ay. 10).

Janji yang hanya berlaku selama kita tetap percaya kepada Tuhan (ay. 3). Ketetapan hati yang dengan sendirinya menghindarkan diri kita tidak termasuk dalam kelompok orang yang tidak taat (ay. 6). Ketaatan yang mengisyaratkan ketekunan untuk menjalani hidup, yang acapkali melelahkan, tanpa menyurutkan kewaspadaan diri (ay. 1) menjadi keniscayaan yang akan membawa kita tiba di rumah Bapa dengan penuh sukacita.

Kematian bukanlah realitas yang menakutkan bagi setiap orang percaya. Ia hanyalah persinggahan terakhir. Fase kehidupan yang mengantarkan kita sampai pada hari perhentian. Hari yang akan memungkasi seluruh kepenatan selama kita hidup di atas muka bumi. Istirahat panjang yang menyertakan kenyamanan di akhir perjalanan hidup kita.



KEMATIAN HANYA PERSINGGAHAN TERAKHIR BAGI PARA PENGIKUT KRISTUS YANG SETIA


Thursday 9 May 2024

Kumandangkanlah Berita Injil!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 16:14-20
Setahun : 1 Tawarikh 25-27

Kumandangkanlah Berita Injil!
TB: Akhirnya Ia menampakkan diri kepada kesebelas orang itu ketika mereka sedang makan, dan Ia mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka, oleh karena mereka tidak percaya kepada orang-orang yang telah melihat Dia sesudah kebangkitan-Nya. | Markus 16:14 (TB)



Berita Injil harus terus dikumandangkan sampai Kristus kembali untuk yang kedua kalinya. Pesan ini masih hangat dan relevan walau Tuhan Yesus telah naik ke surga hampir 2.000 tahun yang lalu.

Yesus telah menyampaikan kepada para murid agar mereka pergi ke seluruh dunia untuk menyampaikan bahwa pengampunan dosa terjadi dalam nama-Nya (15). Bukan baptisan air yang menyelamatkan, tetapi penerimaan anugerah Allah melalui iman dalam Yesus (16).

Ketika Kristus terangkat ke surga, kehadiran-Nya secara fisik meninggalkan para murid. Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa menunjukkan penyelesaian dari karya-Nya (19). Walau demikian, Ia tidak pernah meninggalkan setiap murid-Nya dan penyertaan-Nya menjadi kunci dari kesuksesan pemberitaan Injil. Ia terus bekerja dalam hidup mereka dan meneguhkan firman yang diberitakan (20).

Kepada dunia yang putus asa, murid-murid Kristus datang memberikan harapan baru. Injil kabar sukacita harus terus berkumandang sampai Ia datang kembali.

Sebagai orang percaya yang telah menerima anugerah Allah, berita ini harus terus kita bawa kepada mereka yang berada dalam kegelapan dosa. Yesus Kristus telah mati dan bangkit. Ia menjadi jalan pendamaian bagi kita dengan Bapa. Oleh pengorbanan-Nya, pengampunan dosa diberikan.

Sering kali gereja tidak sepaham karena tata cara pembaptisan di masing-masing denominasi, padahal mereka kehilangan esensi bahwa keselamatan seseorang semata-mata karena anugerah Allah.

Terkadang kita merasa gagal karena kita tidak mampu menjadi pemberita yang cakap, atau kita terlalu percaya diri bahwa datangnya orang-orang kepada Kristus adalah karena kecakapan kita mengemas berita Injil. Nyatanya, kegagalan dan keberhasilan bukan kita yang berhak menilainya.

Karena itu, kita diingatkan bahwa kita adalah murid Tuhan yang Ia utus ke dunia. Tuhanlah yang terus bekerja dalam hidup kita dan meneguhkan setiap firman yang kita beritakan. Penyertaan-Nya sungguh nyata bagi kita semua. [PMS]


Wednesday 8 May 2024

MENCARI GARA-GARA?

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AYUB 1
Setahun : 1 Tawarikh 22-24

MENCARI GARA-GARA?
Lalu bertanyalah Tuhan kepada Iblis, "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sesungguhnya, tak ada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." (Ayub 1:8)

Suatu hari Tuhan memuji kesalehan Ayub di depan Iblis. Sejak itu, dengan geramnya Iblis menyerang kehidupan Ayub. Dalam satu hari Iblis mengambil segala harta miliknya, juga nyawa kesepuluh anaknya. Meneropong kondisi kehidupan Ayub, dari semula bahagia kemudian menjadi sengsara, benarkah semua itu disebabkan karena Tuhan mencari gara-gara?

Iblis tidak suka melihat anak-anak Allah hidup saleh di hadapannya. Tentunya Iblis juga tidak suka melihat kesalehan Ayub. Faktanya, tanpa Tuhan memuji Ayub, ia sudah menjadi target incaran Iblis! Terbukti, ketika Tuhan menyebut namanya, tanpa perlu bertanya Iblis sudah tahu Ayub yang mana yang dimaksudkan-Nya. Tuhan kita adalah Allah Yang Maha Tahu. Dia mengetahui seberapa kuat tingkat kesalehan anak-anak-Nya. Melalui kata-kata-Nya, Tuhan justru sedang mengakui kesalehan Ayub. Melalui kata-katanya pula Dia seolah menyatakan kepada Iblis, "Sia-sia kau mengincar hamba-Ku Ayub karena semua usahamu tidak akan berhasil." Pengakuan Tuhan akhirnya terbukti! Setelah semua yang ada padanya hilang, Ayub tidak mengutuki Allah, tetapi memuji Dia. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.

Ketika kita hidup saleh di hadapan Allah, Iblis tidak suka. Bukan tidak mungkin Iblis kemudian menyerang kehidupan kita. Tidak perlu takut! Seberapa besar serangan Iblis, terlebih besar perlindungan Allah atas kita. Bukankah kepada Iblis, Tuhan juga memberikan batasan sampai dimana ia boleh mengulurkan tangannya (ay. 12)? Alih-alih menyerah kalah, marilah kita tetap setia. Seperti Ayub, biarlah tidak sia-sia Tuhan mengakui kesalehan kita di hadapan dunia.



PENGAKUAN DARI TUHAN ADALAH PUJIAN YANG SUNGGUH KITA NANTI-NANTIKAN UNTUK DAPAT MENDENGARNYA