Monday 27 May 2024

Mendustai Roh Kudus

Sumber : alkitab.mobi




RENUNGAN HARIAN

Bacaan : Kisah Para Rasul 5:1-11

Setahun : Nehemia 8-9


Mendustai Roh Kudus

TB: Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah. | Kisah Para Rasul 5:1 (TB)




Roh Kudus tidak mungkin bisa didustai. Sebagai Pribadi yang tak terpisah dan tak tercampur dari Trinitas, Roh Kudus adalah Allah. Berdusta kepada Roh Kudus berarti berdusta kepada Tuhan. Hal inilah yang menjadi pengajaran penting dari para rasul supaya dasar kehidupan umat beriman dibangun dalam kebenaran.


Kisah Ananias dan Safira yang ditulis para rasul tentu menjadi pelajaran berharga. Dusta kepada Roh Kudus adalah jalan kematian, bukan jalan menuju hidup kekal! Apalagi ketika dusta dikerjakan secara berjamaah, Tuhan yang kudus jelas tidak berkenan. Ananias dan Safira pun meregang nyawa setelah dusta mereka terkonfirmasi di depan para rasul.


Dengan keras, Rasul Petrus berkata: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar" (9).


Dikisahkan selanjutnya, Safira rebah seketika di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ia bernasib sama dengan suaminya yang telah mendahului tiga jam sebelumnya. Hal ini tentu sangat mengejutkan banyak orang. Bahkan, seluruh jemaat pun ketakutan setelah mengetahui hal tersebut.


Begitulah ujung dari jalan dusta: kematian! Sekarang perenungan kita adalah mengapa Ananias dan Safira memilih untuk berdusta?


Dusta dilahirkan dari kondisi kurangnya iman selain dipenuhi dengan berbagai kekhawatiran. Dua hal ini menjauhkan mereka dari rasa sehati sejiwa dengan kasih setia Tuhan. Andai saja mereka tetap sehati sejiwa di dalam Tuhan, hidup mereka sudah pasti berada dalam topangan kasih setia Tuhan, Sang Maha Pengasih. Apalagi, kasih setia Tuhan itu kekal, berbeda dari uang hasil menahan sebagian penjualan tanah yang fana. Sayangnya, mereka memilih jalan dusta, yang menandakan sikap pengkhianatan terhadap kasih setia Tuhan.


Seperti para rasul, hendaklah kita sehati sejiwa dalam kasih setia Tuhan karena itu adalah jalan menuju hidup kekal. Itulah arti pentingnya kejujuran yang berlawanan dengan dusta. [SET]

 

No comments:

Post a Comment