Thursday 31 March 2022

Pujian kepada Tuhan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 22:22-31
Setahun : Rut 1-4

Pujian kepada Tuhan
TB: (22-23) Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah: | Mazmur 22:22 (TB)



Kapan terakhir kali Anda memuji kebesaran Tuhan? Apakah Anda memuji Tuhan saat Anda beroleh sukacita dan mendapatkan pertolongan dari-Nya saja? Ketika masalah mengimpit, apakah Anda tetap bisa memuji Tuhan?

Daud telah mengalami pertolongan Tuhan yang ajaib. Daud melihat bahwa Tuhan tak memandang hina atau merasa jijik atas kesengsaraan hidupnya. Tuhan tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada yang tertindas. Daud yakin betul, Tuhan mendengar ketika ia berteriak minta tolong (25). Maka, saat pertolongan Tuhan nyata, mulutnya tak henti memuji Tuhan.

Hati yang tersentuh oleh kebaikan Tuhan tak akan membiarkan mulut berdiam diri. Ada kesaksian yang akan terus dinyatakan sebagai wujud ungkapan syukur. Daud memberi kesaksian akan kebaikan Tuhan kepada anak cucunya agar mereka mengingat dan memuji kebesaran Tuhan (31-32). Daud memberi kesaksian akan pertolongan Tuhan yang nyata kepada saudara-saudaranya (23) dan di tengah-tengah orang percaya (23, 26). Dalam kekaguman yang besar kepada Tuhan, Daud berkata bahwa segala ujung bumi akan mengingat dan berbalik kepada Tuhan, segala bangsa akan sujud menyembah-Nya (28).

Mengapa Daud begitu giat memasyhurkan nama Tuhan? Pertolongan Tuhan telah memurnikan hatinya. Pertolongan Tuhan terlebih sering dimulai dari dalam hati. Tuhan senang sekali merenovasi hati manusia. Hati yang berjumpa dengan Tuhan akan meruntuhkan segala kesombongan diri.

Orang yang rendah hati akan merasakan kecukupan di dalam Tuhan. Orang yang rendah hati akan mencari dan memuji Tuhan, dan juga akan memasyhurkan nama Tuhan. Sebab, baginya hidupnya adalah rangkaian pertolongan Tuhan dari waktu ke waktu. Belajarlah untuk rendah hati. Duduklah dengan diam seperti Maria di kaki Yesus yang mendengarkan Tuhan berbicara.

Apakah saat ini Tuhan sedang merobohkan kesombongan di dalam diri kita dan menggantinya dengan kerendahan hati? Bersyukurlah, Ia akan membawa kita melihat keajaiban saat kita menaikkan pujian kepada-Nya. [SLM]


Wednesday 30 March 2022

PENGIKUT KRISTUS

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : LUKAS 14:25-35
Setahun : Hakim-hakim 20-21

PENGIKUT KRISTUS
“Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.” (Lukas 14:33)

Kyle Idleman dalam bukunya yang berjudul Not a Fan., mengatakan bahwa orang percaya dapat terjebak untuk menjadi penggemar Yesus dan bukan pengikut-Nya. Jika ditanya tentang Alkitab dan seluruh isinya, dia bisa sangat hafal namun ketika dia ditantang untuk melepaskan sesuatu yang selama ini menghambat pertumbuhan rohaninya, belum tentu ia mau melakukannya. Seorang penggemar hanya bertahan sesaat saja tapi pengikut ialah orang yang dengan komitmen penuh setia kepada tuannya.

Banyak orang datang mengikuti Yesus dan orang mulai menggemari-Nya. Yesus dapat mengadakan banyak mukjizat dan Dia menjadi orang yang menyedot perhatian masyarakat pada waktu itu. Melihat hal ini, Yesus tidak memanfaatkannya untuk membuat diri-Nya semakin populer melainkan Ia langsung mengatakan suatu makna yang tegas akan esensi mengikut Dia (ay. 26-35). Yesus ingin mereka menjadi seorang murid yang setia kepada-Nya dan mau membayar harga untuk melepaskan kenyamanan yang menghambat mereka untuk mengenal Yesus dan karya-Nya lebih dalam.

Saudara, apakah selama ini kita sungguh-sungguh menjadi pengikut Kristus atau kita masih dalam tahap penggemar saja yang dapat pergi ketika kita merasa tidak puas dengan orang yang kita gemari? Yesus mau kita tidak menyia-nyiakan hidup ini dengan mental penggemar, Ia mau kita jadi murid yang rela membayar harga untuk pertumbuhan rohani kita. Beranikah kita serius menjadi murid Kristus sekarang?



TUHAN MEMBUTUHKAN PENGIKUT KRISTUS YANG SETIA BUKAN PENGGEMAR SESAAT YANG BISA PERGI KAPAN SAJA


Tuesday 29 March 2022

Tolonglah Aku, ya Tuhan!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 22:1-11
Setahun : Hakim-hakim 18-19

Tolonglah Aku, ya Tuhan!
TB: Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Rusa di kala fajar. Mazmur Daud. (22-2) Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. | Mazmur 22:1 (TB)



Pernahkah Anda merasakan malu yang teramat sangat? Diolok, dihina, atau dicibir orang dalam masa yang panjang dan tak melihat adanya perubahan? Yang dibutuhkan dalam masa itu adalah sebuah pertolongan. Uluran tangan jauh lebih berharga daripada ribuan kata.

Daud merasakan penghinaan yang sangat dalam pada masa kejatuhannya. Dia menggambarkan dirinya seperti ulat yang menjijikan, dihina oleh orang banyak (7). Banyak orang mengolok-oloknya, mencibir, dan menggelengkan kepala (8). Para pencibir itu bahkan menghina Allah Daud yang seakan-akan diam dan tak menolongnya (9). Dalam masa pergumulan berat yang dihadapinya, Daud tak melihat adanya pertolongan. Dia bertanya mengapa Allah meninggalkannya (2). Daud tetap berseru siang dan malam dalam kegelisahan yang mendalam (3).

Apa yang dilakukan Daud saat mengalami beratnya tekanan hidup? Daud mengingat Allah, Pribadi yang berdaulat memberikan pertolongan yang ajaib bagi orang Israel (4). Daud ingat, seruan kepada Allah tak akan membuatnya malu (6). Daud mengingat sejarah pertolongan Allah yang dahsyat atas umat-Nya dan juga atas dirinya.

Seruan Daud membuatnya tersadar bahwa pertolongan Allah sudah ada, bahkan sebelum ia ada di dunia ini. Dia lahir dalam ketakberdayaan dan kondisi aman dalam pelukan ibu adalah awal pertolongan Tuhan baginya (10). Sejak kecil Daud mengenal Allah dan menyaksikan banyak pertolongan Allah di dalam hidupnya. Pengalaman inilah yang membuatnya tetap berseru kepada Allah dalam iman yang teguh. Ungkapan indah dalam ayat 12 menjadi pembelajaran berharga bagi hidup kita saat kita mengalami kesusahan: "Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat dan tidak ada yang menolong."

Jatuh ke dalam dosa, gagal dalam berumah tangga, keuangan yang berantakan, sakit yang tak kunjung sembuh, atau pergumulan berat lainnya bisa saja membuat kita merasa frustrasi. Walau demikian, jika semua itu terjadi, datang dan berserulah kepada Tuhan. Katakan kepada-Nya: "Tolonglah Aku, ya Tuhan!" [SLM]


Monday 28 March 2022

CEMAS AKAN PENILAIAN ORANG

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 KORINTUS 4:1-5
Setahun : Hakim-hakim 15-17

CEMAS AKAN PENILAIAN ORANG
Bagiku tidak begitu penting entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi. (1 Korintus 4:3)

Salah satu sumber ketidakbahagiaan manusia adalah penilaian yang diberikan oleh orang lain. Banyak orang menjadi sedih, penat, digerogoti kekecewaan, bahkan terpuruk akibat terngiang-ngiang memikirkan penghakiman, kritik tajam, olok-olok, dan penghinaan orang lain.

Paulus, hamba Kristus yang kenyang cemooh, penghinaan, fitnahan, dan ucapan penghakiman yang kasar dan menusuk hati. Korespondensi dengan jemaat Korintus mencerminkan kenyataan ini. Namun ia tangguh, sebab dirinya selalu berdiri di atas landasan kasih karunia Allah. Baginya, kalau Allah—Sang Hakim Sejati —berkarunia kepada kita, mengapa kita begitu “sibuk” memedulikan penilaian manusia, termasuk dari diri sendiri (ay. 3). Dengan mantap Paulus berpijak di atas fondasi kasih karunia Allah dan memusatkan perhatian pada pelayanan yang dipercayakan kepadanya.

Pendapat dan penilaian orang lain bukan tidak penting. Tetapi, lihatlah dulu siapakah mereka sehingga sedemikian berkuasa menentukan kebahagiaan dan ketenangan kita? Mereka mungkin tahu hanya secuil tentang kita. Komentarnya mungkin terlontar serampangan dan sesudah itu tak melekat di benaknya lagi karena ia sudah repot dengan urusannya sendiri. Sebagian orang usil yang tak pernah sungguh-sungguh memikirkan kita. Jangan sampai fokus dan tujuan hidup kita dikacaukannya. Abaikan saja! Bukankah lebih baik memikirkan hal-hal yang positif dan berguna? Jangan menyerahkan kendali kebahagiaanmu ke mulut orang lain!



ANDA TIDAK AKAN TERLALU CEMAS OLEH APA YANG ORANG LAIN PIKIRKAN TENTANG DIRIMU KALAU ANDA TAHU BETAPA JARANGNYA ITU MEREKA LAKUKAN—Eleanor Roosevelt


Sunday 27 March 2022

Hilang Rasa

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 20
Setahun : Hakim-hakim 12-14

Hilang Rasa
TB: Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (20-2) Kiranya TUHAN menjawab engkau pada waktu kesesakan! Kiranya nama Allah Yakub membentengi engkau! | Mazmur 20:1 (TB)



Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Kinerja dan setiap tindakan yang dilakukan akan jadi sorotan. Ia harus tahan menerima kritikan. Banyak pemimpin yang terjerumus dalam korupsi, kolusi, dan nepotisme. Hal ini membuat banyak orang menjadi bersikap bodo amat, tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi pada bangsa ini. Kita hilang rasa karena merasa tidak ada harapan untuk memperbaiki sistem birokrasi yang ada.

Dalam mazmur yang ditulisnya ini, Daud memohon kepada Tuhan untuk membantunya berperang melawan musuh. Ia tidak semata-mata mengandalkan pasukannya atau strategi perang yang telah ia siapkan karena ia tahu Tuhanlah Sang Pemberi kemenangan. Daud belajar dari pengalaman hidupnya bahwa Tuhan adalah satu-satunya tempat perlindungan.

Tuhan yang telah mengurapi dan memilih Daud lewat Nabi Samuel, yang telah mengangkat dia menjadi raja. Tuhan pula yang telah membuatnya menang melawan orang Filistin dan menyelamatkannya dari Saul yang ingin membunuhnya. Karena itu, Daud menyadari bahwa tanpa campur tangan Tuhan, dirinya bukanlah siapa-siapa.

Teladan Daud diikuti oleh rakyatnya. Mereka juga berdoa agar Tuhan memberikan kemenangan kepada raja (10). Mereka tidak hilang rasa karena tahu bahwa peperangan yang sedang terjadi bukan hanya tugas seorang raja. Mereka juga percaya, Tuhan itu mahabesar. Mereka turut andil mendukung raja lewat doa-doa yang mereka panjatkan.

Bagaimana sikap kita sebagai orang percaya? Teladan apa yang kita tunjukan bagi sesama? Apakah kita hanya bisa merongrong saja tanpa berbuat sesuatu, atau kita mendukung semampu kita?

Sebagai orang percaya, doa sudah harus melekat dalam kehidupan kita hari lepas hari. Doa merupakan napas kehidupan kita. Sama seperti tubuh jasmani kita yang akan mati bila berhenti bernapas, demikian pula rohani kita akan mati tanpa adanya doa. Salah satu hal yang harus kita doakan adalah para pemimpin di negara kita agar mereka bisa menjadi pemimpin yang benar. [SLM]


Saturday 26 March 2022

JIKA HATIKU DIBELAH

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 PETRUS 3:13-22
Setahun : Hakim-hakim 10-11

JIKA HATIKU DIBELAH
Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! (1 Petrus 3:15a)

Ignatius adalah murid Rasul Yohanes. Ketika ia berada di Antiokhia, ia mendapati kekaisaran Trajan menaikkan syukur kepada dewa-dewa dengan mempersembahkan korban besar-besaran, Ignatius mencelanya terang-terangan di Bait Suci. Akibatnya, Kaisar sangat marah dan mengirim Ignatius ke Roma untuk dihukum. Saat Ignatius dibawa ke gua singa, ia berulang kali mengulang nama Yesus ketika berbicara dengan umat percaya. Ketika ia ditanya tentang tindakannya tersebut, ia menjawab, “Yesus yang kukasihi, Juru Selamatku, tertulis sangat dalam di hatiku, sehingga aku merasa yakin, jika hatiku dibelah dan dipotong-potong nama Yesus akan ditemukan tertulis dalam setiap potongan tersebut.”

Tidak sedikit tantangan-tantangan iman yang kita hadapi setiap hari, yang bisa saja menyebabkan kita menyangkal Tuhan. Bagi orang percaya dunia ini tidak akan pernah aman bahkan dalam negara yang bebas sekalipun. Kita mendapati bahwa banyak orang-orang percaya yang dulunya berapi-api dalam Tuhan, kini beralih ke iman yang lain hanya karena tak tahan menderita, ditawari jabatan yang menggiurkan atau karena pasangan hidup.

Kita perlu belajar dari Ignatius, yang terus menguduskan Kristus sebagai Tuhan di dalam hatinya. Bahkan sebelum ia dibuang ke gua singa yang sedang lapar ia berucap, “Aku adalah biji Tuhan, aku digertak oleh gigi-gigi binatang buas supaya aku menjadi roti Kristus yang murni, yang bagiku merupakan roti kehidupan.”



JUSTRU KARENA DUNIA MEMBENCI KITA, MAKA ALLAH MENCINTAI KITA


Friday 25 March 2022

Jangan seperti Kacang Lupa Kulitnya

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 18:43-50
Setahun : Hakim-hakim 8-9

Jangan seperti Kacang Lupa Kulitnya
TB: (18-44) Engkau meluputkan aku dari perbantahan rakyat; Engkau mengangkat aku menjadi kepala atas bangsa-bangsa; bangsa yang tidak kukenal menjadi hambaku; | Mazmur 18:43 (TB)



Pemazmur memperlihatkan kepada kita hasil yang indah dari berharap kepada Tuhan dalam setiap kesulitan. Ia bukan hanya terluput dari kecelakaan dan kematian, tetapi keberhasilan demi keberhasilan pun Ia peroleh. Ketika melihat semua itu, pemazmur memuji-muji Tuhan. Pemazmur memuji Tuhan karena pertolongan yang ia terima dan keberhasilan yang ia dapatkan.

Peribahasa "Bagai kacang lupa kulitnya" berarti orang yang menjadi lupa diri ketika ia sudah berhasil. Hal ini tidak jarang kita temui di tengah-tengah kehidupan kita. Namun, Daud bukanlah pribadi yang seperti itu. Mengapa? Karena ia ingat siapa dirinya di hadapan Allah. Ia tahu betul bahwa tanpa anugerah pertolongan Tuhan, ia akan mati dan tidak menjadi apa-apa lagi. Tuhan yang mengingat dia, Tuhan yang melihat dia, Tuhan yang menyelamatkan dia, dan Tuhan pula yang membuatnya berhasil (44, 48-49).

Dalam kehidupan kita sehari-hari, entah dalam pekerjaan atau pelayanan, terkadang kita gagal dan menjadi sedih. Namun, tidak jarang kita juga bisa berhasil, dikenal orang, dan mendapatkan banyak hal yang baik karena keberhasilan itu. Lalu, bagaimana sikap kita ketika keberhasilan itu datang? Apakah kita menjadi sombong lalu mengatakan bahwa saya berhasil karena saya mampu? Apakah kita akan mengatakan bahwa tanpa saya, segala sesuatu tidak mungkin berjalan dengan sukses? Atau sebaliknya, kita berkata, "Terima kasih, Tuhan. Terpujilah Tuhan, sebab hanya karena Tuhan saya bisa jadi seperti saat ini"?

Melalui firman Tuhan hari ini, mari kita kembali menilik hati kita dan mengevaluasi hidup kita: "Sudahkah saya berterima kasih kepada Tuhan karena keberhasilan yang saya terima dan memuliakan Tuhan lewat keberhasilan saya, ataukah saya menjadi tinggi hati dan melupakan Tuhan?"

Jika selama ini kita lupa akan pertolongan dan kebaikan Tuhan, mohon ampunlah di hadapan-Nya. Mari kita bertekad untuk senantiasa mengingat dan bersyukur atas semua keberhasilan kita dan semua yang telah kita dapatkan. Sebab, semuanya itu adalah karena kemurahan Tuhan atas hidup kita. [ABL]


Thursday 24 March 2022

FIGURAN NAMUN SIGNIFIKAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 RAJA-RAJA 5:1-3, 9-15
Setahun : Hakim-hakim 6-7

FIGURAN NAMUN SIGNIFIKAN
Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." (2 Raja-Raja 5:2-3)

Manusia cenderung berlomba mencapai peran dan posisi signifikan. Kita berpikir bahwa kita baru bisa berarti dan menjadi berkat jika memiliki uang, jabatan, atau posisi strategis. Akibatnya, banyak orang merasa hidupnya tak berarti ketika hanya berada dalam peran dan posisi yang biasa-biasa saja.

Saat membaca teks ini, kita dengan mudah mengasosiasikan kisah ini dengan tokoh paling signifikan, yakni Naaman, Panglima Aram, dan Elisa, sang Nabi yang menyembuhkan Naaman dari kusta. Namun kisah ini tak akan berakhir indah tanpa peran para figuran. Pertama, seorang gadis Israel, yang ditawan dan menjadi hamba istri Naaman. Dialah yang menceritakan tentang Elisa kepada Naaman. Figur kedua adalah para pegawai Naaman (ay. 13) yang mendorong Naaman tetap mengikuti perintah Elisa, walaupun bagi Naaman itu tidak masuk akal. Peran para figuran ini mengantarkan kita pada puncak teks ini: ketika Naaman mengakui Allah Israel (ay. 15).

Apa pun peran kita saat ini, besar atau kecil, posisi strategis atau hanya figuran, tak seharusnya membatasi kita menjadi berkat. Lakukanlah dengan setia sekecil apa pun itu. Pada waktunya, Tuhan sanggup memakai perkara kecil yang kita lakukan dengan setia untuk menjadi berkat, bahkan membuat Allah dikenal oleh mereka yang belum mengenal-Nya.



ANDA BERARTI DAN BISA MENJADI BERKAT, TAK PEDULI SEKECIL APA PERAN ANDA SEKARANG


Wednesday 23 March 2022

Bolehkah Balas Dendam?

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 18:30-42
Setahun : Hakim-hakim 3-5

Bolehkah Balas Dendam?
TB: (18-31) Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; janji TUHAN adalah murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya. | Mazmur 18:30 (TB)



Di dalam Alkitab ada banyak hal yang sulit dipahami dan tidak jarang membuat kita bingung. Misalnya, soal balas dendam. Alkitab dengan jelas sekali menunjukkan bahwa Tuhan tidak menghendaki kita membalas dendam, tetapi di sisi lain ada ayat-ayat yang sepertinya mengizinkan balas dendam.

Salah satu perikop kontroversial yang berkaitan dengan balas dendam adalah mazmur kita hari ini, khususnya ayat 38-43. Di sini kita melihat bagaimana Daud melakukan pembalasan terhadap musuh-musuhnya, bahkan seperti tidak ada ampun dan mengindikasikan bahwa tindakan itu benar. Untuk memahami hal itu, mari kita pahami konteks Mazmur 18 ini.

Kalau kita melihat ayat 1, jelas bahwa mazmur ini merupakan nyanyian syukur Daud kepada Tuhan oleh karena pertolongan Tuhan yang melepaskannya dari musuh, khususnya Saul. Kisah pengejaran Saul terhadap Daud penuh dengan pengampunan dari Daud terhadap Saul. Kepada kita justru dipertontonkan bagaimana Daud adalah seorang yang tidak mau membalas dendam. Meskipun ada sejumlah kesempatan bagi Daud untuk membunuh Saul, ia tidak melakukannya. Daud membuang kesempatan itu karena menghormati Tuhan.

Kalau demikian, apakah perikop ini kontradiktif? Jawabannya, tentu saja tidak. Perikop ini adalah bagian dari pengakuan Daud bahwa segala sesuatu yang ia alami, termasuk kemenangan-kemenangan terhadap musuh-musuhnya, terjadi karena pertolongan Tuhan.

Daud hendak mengatakan bahwa apa yang diterima oleh musuh-musuhnya adalah hal yang wajar sebagai konsekuensi atas kejahatan mereka, bukan hanya kepada Daud, tetapi kepada Tuhan. Oleh karena itu, mereka patut mendapat hukuman dari Allah, dan Daud dipakai Allah untuk menghukum mereka. Jadi, apa yang kita baca bukan Daud yang menjadi pendendam, tetapi keadilan Allahlah yang harus dinyatakan.

Oleh sebab itu, jangan pernah berpikir untuk melakukan balas dendam! Jika ada yang harus dihukum, itu adalah bagian Allah. Bagian kita adalah belajar mengampuni sesama. [ABL]


Tuesday 22 March 2022

KENYANG BARENG

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MARKUS 6:30-44
Setahun : Hakim-hakim 1-2

KENYANG BARENG
Lalu mereka semuanya makan sampai kenyang. (Markus 6:42)

Kapankah seseorang menjadi egois? Orang yang sedang memikirkan kebutuhannya sendiri adalah kandidat yang paling berpotensi. Yang ada dalam benaknya cuma dirinya dan kebutuhannya. Pikirannya hanya tentang bagaimana kebutuhannya terpenuhi. Secepatnya. Sementara orang lain dianggap seperti tidak ada. Dipinggirkan. Diabaikan. Dimanfaatkan. Atau malah bisa jadi dikorbankan. Itulah ulah si egois, bukan?

Melalui mukjizat pemberian makan kepada ribuan orang, Yesus menunjukkan kepada murid-murid-Nya tentang pentingnya menyadari dan mengutamakan kebutuhan bersama. Walaupun sedang lapar-laparnya, belum sempat makan (ay. 31), namun, alih-alih hanya memenuhi kebutuhannya sendiri, Yesus mengajak mereka untuk memenuhi kebutuhan makanan dari semua orang lebih dulu. Hasilnya? “Semuanya makan sampai kenyang!” (ay. 42). Tentu saja, termasuk 12 murid itu sendiri terpenuhi kebutuhan perutnya yang minta diisi.

Situasi genting di masa pandemi ini mengingatkan kita akan betapa seriusnya efek domino dari kehidupan ini. Menyadari dan mengutamakan kesehatan semua orang atau keselamatan masyarakat sungguh penting. Hukumnya begini, jika kita ingin selamat, semua harus selamat. Jika ada satu orang saja yang egois, susah diatur, mau untung, atau nyaman sendiri, maka ia sedang mendatangkan petaka bagi semua. Secara langsung maupun tidak, ia sedang menyebarkan bencana. Akhirnya, itu juga petaka bagi dirinya sendiri. Jadi, kita memang harus tinggalkan keegoisan. Kita harus saling menjaga dan saling menolong demi kesejahteraan semua.



MENGUTAMAKAN KESEJAHTERAAN SEMUA, ITULAH CARA TERBAIK MENYEJAHTERAKAN DIRI SENDIRI


Monday 21 March 2022

Tak Ada Duanya

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 18:13-19
Setahun : Yosua 22-24

Tak Ada Duanya
TB: (18-14) Maka TUHAN mengguntur di langit, Yang Mahatinggi memperdengarkan suara-Nya. | Mazmur 18:13 (TB)



Menyembah berhala banyak dilakukan pada masa hidup pemazmur. Setiap orang memiliki ilahnya masing-masing. Ada yang berupa batu, ada yang berupa kayu. Penyembahan berhala telah mengakar di Israel karena pengaruh bangsa-bangsa di sekitar mereka. Oleh sebab itu, ketika Daud mengganti kata Tuhan dengan Yang Mahatinggi, sesungguhnya ia sedang menegaskan dan memproklamasikan bahwa Allah yang benar dan yang hidup hanya ada satu, yaitu Yahweh, bukan ilah-ilah yang dipercaya orang Israel saat itu.

Pernyataan Daud bahwa Yahweh adalah satu-satunya Allah yang hidup, benar, dan berkuasa itulah yang seharusnya menjadi pernyataan iman kita juga. Di tengah kehidupan yang mengutamakan materi dan teknologi, ada kalanya secara disadari atau tidak, kita lebih bergantung pada semua itu. Ketika kesulitan datang, kita menggunakan uang dan teknologi untuk menyelamatkan kita. Lalu, kita lupa bahwa kita memiliki Allah yang lebih hebat dari semua yang ada di dunia ini sehingga tanpa sadar kita sama seperti Israel yang menyembah berhala dan mengutamakan yang bukan Allah.

Namun demikian, hari ini pemazmur mengingatkan kita bahwa hanya Dia-Allah Yang Mahatinggi-yang dapat menolong, melepaskan dari kesulitan, dan menyelamatkan kita (17-18, 20). Hanya Dia, Allah yang layak menerima seluruh penyembahan dan penghormatan kita.

Dengan menyadari bahwa Dia adalah satu-satunya Allah yang benar, sudah seharusnyalah kita hanya menyembah Dia dalam hidup kita. Kesadaran akan keberadaan-Nya dan kemahakuasaan-Nya seharusnya juga mendorong kita untuk senantiasa mengutamakan Allah dalam hidup kita.

Belajar dari pengalaman hidup Daud, mari kita juga senantiasa menjadikan Tuhan sebagai tempat sandaran kita dan bukan yang lain. Mari kita juga selalu meninggikan dan mengutamakan Yang Mahatinggi dalam hidup kita. Sebab Dialah satu-satunya Allah yang layak disembah dan ditinggikan seumur hidup kita. Tuhan tak ada duanya. [ABL]


Sunday 20 March 2022

PENGALAMAN YOSAFAT

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 TAWARIKH 19:4-11
Setahun : Yosua 20-21

PENGALAMAN YOSAFAT
Berpesanlah ia kepada hakim-hakim itu: “Pertimbangkanlah apa yang kamu buat, karena bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, melainkan untuk TUHAN, yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum.” (2 Tawarikh 19:6)

Pengalaman adalah guru terbaik. Begitulah kata seorang filsuf dan orator dari kelompok Stoa Romawi, Cicero. Ungkapan ini pun disetujui banyak orang. Dari peristiwa yang terjadi pada masa lalu seseorang dapat mengambil pelajaran, sebagai bekal melangkah di masa depan.

Penyelamatan dari maut yang dilakukan Tuhan pastilah menyisakan pengalaman yang amat mendalam bagi Yosafat. Pun teguran tegas Yehu, pelihat yang menyampaikan firman Allah. Yosafat sadar, menerima ajakan Ahab merupakan kesalahan baginya. Beruntung Yosafat masih beroleh kesempatan bertobat dan memperbaiki diri. Karena itulah dalam mengemban tugasnya sebagai raja, Yosafat menunjukkan kasih yang berkeadilan. Ia memperhatikan rakyat secara merata. Bukan hanya rakyat di sekitar kerajaan, melainkan juga mereka yang ada di daerah-daerah, termasuk yang ada di pegunungan. Yosafat juga mendorong rakyatnya hidup benar, dengan hanya menyembah Tuhan saja. Dalam mengangkat hakim-hakim, Yosafat juga memberikan instruksi supaya mereka melakukannya bagi Tuhan, bukan bagi manusia. Mereka harus bekerja berdasar rasa takut akan Tuhan, dengan kesetiaan dan ketulusan hati.

Kualifikasi kehidupan rohani Kristen adalah takut (hormat) akan Tuhan. Bertindak dengan saksama, tidak curang, tidak memihak dan tidak menerima suap. Tegas dalam kebenaran, setia dan tulus. Sekalipun yang kita hadapi dalam dunia kerja adalah manusia, tanggung jawab kita tetap kepada Tuhan. Kiranya pengalaman Yosafat menguatkan kita menjalani panggilan hidup dalam Tuhan.



KETIKA KITA MENGIZINKAN FIRMAN ALLAH MEMANDU KEHIDUPAN,PERTOBATAN DAN TRANSFORMASI SEJATI AKAN KITA ALAMI


Saturday 19 March 2022

Doa Kekuatan Kita

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 17
Setahun : Yosua 17-19

Doa Kekuatan Kita
TB: Doa Daud. Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu. | Mazmur 17:1 (TB)



Percayakah Anda bahwa doa memiliki kekuatan yang luar biasa bagi orang percaya? Dalam doa, ada kekuatan yang mampu mengalahkan ketakutan dan kekhawatiran akan pergumulan hidup.

Pemazmur sadar bahwa Allahlah satu-satunya yang mengetahui kebenaran sejati. Allah mengetahui dirinya yang tidak bersalah (3-5). Ia percaya bahwa Allah pasti akan membelanya dari berbagai ancaman orang fasik serta menyelamatkannya dari keinginan mereka untuk menghancurkannya (6-12). Oleh karena itu, ia menaikkan permohonan dengan kesungguhan hati agar Allah meluputkannya dari bahaya yang sedang dihadapinya (13-14).

Kehidupan doa pemazmur patut dijadikan teladan. Dalam segala keadaan ia selalu menaikkan doa kepada Allah. Bahkan saat keadaan sekeliling mengancam nyawanya, ia tetap berdoa dan percaya bahwa Allah pasti menolongnya. Meski perasaan takut dan gentar menerpa hati dan jiwanya, ia tahu kepada siapa ia harus datang dan berseru. Pengalaman mengajarnya untuk terus bergantung hanya pada Allah. Satu hal yang perlu ia lakukan adalah hidup dalam ketaatan kepada firman Allah. Manusia boleh mengancamnya dan berusaha membunuhnya. Namun, ia tetap percaya bahwa Allah adalah Hakim yang adil. Allah akan menjadi Pembelanya. Allah sendirilah yang akan menyatakan kebenaran dan keadilan.

Selain itu, doa ini sekaligus menjadi bukti relasi yang begitu dekat antara Allah dengan pemazmur. Kedekatan inilah yang mampu mengubah fokus pandangannya, dari bahaya dan ancaman yang mengerikan menjadi wajah Allah yang penuh rasa aman dan damai.

Mari kita bangun kembali kehidupan doa kita. Doa yang lahir dari pengenalan akan Allah dan relasi yang dekat dengan Allah. Dengarkan dan lakukan firman-Nya dengan taat dan setia. Dalam keadaan senang ataupun susah, berserulah kepada Allah. Pandanglah wajahnya, maka kita akan menemukan sukacita dan damai sejahtera di tengah segala pergumulan hidup yang kita hadapi. [MAR]

Mazmur 18:1-12

Ada banyak sekali hal yang bisa kita syukuri dalam hidup ini, dan sudah pasti semua itu adalah anugerah Tuhan. Salah satu hal yang patut kita syukuri adalah keselamatan yang Tuhan berikan. Kita diselamatkan dari keadaan bahaya yang bisa saja merenggut hidup kita kapan saja, juga diselamatkan dari orang-orang yang berniat jahat dan yang merancangkan kecelakaan kepada kita.

Pemazmur mengalami pertolongan Tuhan yang menyelamatkannya dari cengkeraman para musuhnya, terutama dari tangan Saul. Karena keselamatan itulah, ia menaikkan syukur yang tak terhingga kepada Tuhan, Allah Penyelamat dan Pembebasnya.


Friday 18 March 2022

DIOTREFES

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 3 YOHANES 1:9-11
Setahun : Yosua 14-16

DIOTREFES
... tetapi Diotrefes yang ingin menjadi orang terkemuka di antara mereka, tidak mau mengakui kami. (3 Yohanes 1:9)

Diotrefes adalah seorang pemimpin atau seorang yang berpengaruh di sebuah jemaat lokal abad pertama. Namanya berarti “dipelihara oleh Jupiter” menunjukkan bahwa ia mungkin seorang non-Yahudi. Sayangnya, semua catatan tentangnya bukanlah hal yang baik. Ia ingin menjadi nomor satu dalam jemaat. Ia tidak mau mengakui para rasul Kristus. Ia melontarkan fitnah dan berkata-kata kasar tentang mereka. Ia juga menolak kehadiran orang-orang Kristen lain yang mengunjungi jemaat itu, serta mengucilkan orang-orang yang tak sepaham dengannya. Atas tindakannya ini, Rasul Yohanes datang serta meminta pertanggungjawabannya.

Suka menonjolkan diri di dalam sebuah perkumpulan tentunya akan menimbulkan persoalan. Ingin paling dihargai dan dihormati. Ingin menjadi nomor satu, bahkan berupaya menyingkirkan orang lain. Ia memandang orang lain sebagai saingan dan ancaman. Fokusnya adalah diri sendiri. Bukan kebaikan bersama. Bukan pula untuk memelihara kesatuan. Dan pastinya, bukan untuk melakukan kebenaran seperti yang Allah inginkan. Sedihnya, gereja sepanjang zaman tidak steril dari kehadiran orang-orang yang seperti itu. Mereka menjadikan gereja menjadi ajang meninggikan diri. Menganggap dirinya sebagai raja yang harus dipatuhi.

Rasul Yohanes menyebutkan bahwa perilaku itu adalah jahat, tak pantas ditiru, serta tidak berasal dari Allah. Sebaliknya, kita hendaknya berlomba merendahkan hati serta berbuat baik, sebagai buah pengenalan kita akan Allah. Kita jangan lagi hanya memikirkan diri sendiri, tetapi kepentingan bersama. Itulah yang diteladankan Kristus bagi kita.



KITA HENDAKNYA SELALU INGAT, BAHWA MENYANGKAL DIRI ADALAH SYARAT WAJIB KETIKA KITA SUNGGUH-SUNGGUH MENGIKUT KRISTUS


Thursday 17 March 2022

Buktikan Saja!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 15
Setahun : Yosua 11-13

Buktikan Saja!
TB: Mazmur Daud. TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus? | Mazmur 15:1 (TB)



Hanya orang yang berkenan di hadapan Allah yang layak menghampiri Allah dan tinggal bersama-sama dengan Allah di dalam hadirat-Nya. Pertanyaannya adalah seperti apakah orang yang berkenan di hadapan Allah itu?

Pemazmur mengatakan bahwa orang yang layak adalah mereka yang hidupnya tidak bercela, melakukan keadilan dan kebenaran (2). Mereka juga tidak berbuat jahat terhadap sesamanya (3), tidak memandang hina orang yang tersingkir (4), dan tidak mencari keuntungan diri sendiri (5). Umat Allah dipilih-Nya untuk dapat beribadah di gunung-Nya yang kudus. Tujuannya adalah untuk menjadi umat Allah yang hidup kudus dan berkenan di hadapan Allah. Hidup kudus dan berkenan di hadapan Allah tentu harus terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti apa seharusnya praktik hidup seorang umat Allah? Pertama, menghidupi keadilan dan kebenaran dengan sepenuh hati. Tentu, keadilan dan kebenaran ini bersumber dari Allah. Kita tidak hanya belajar tentang keadilan dan kebenaran Allah, tetapi juga mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mengasihi sesama. Praktiknya bisa dilakukan dengan berkata jujur, berbuat baik, tidak menghina orang lain, memuliakan orang yang takut akan Tuhan, dan tidak egois.

Orang yang berkenan di hadapan Allah adalah orang yang tidak hanya mengasihi Allah dan sesama lewat ucapan mulutnya, tetapi juga yang mempraktikkan kasih itu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, ia memiliki integritas diri sebagai umat Allah. Segala pikiran, perkataan, dan tindakannya selaras dengan kehendak Allah. Inilah kualitas umat Allah yang kudus. pemazmur mengatakan bahwa orang-orang seperti inilah yang akan teguh selama-lamanya.

Jalankanlah integritas hidup sebagai umat Allah yang telah menerima anugerah keselamatan dengan hidup kudus di hadapan Allah serta manusia. Inilah bukti kasih kita kepada Allah: melakukan kehendak-Nya dengan taat dan setia. Kiranya Roh Kudus memampukan dan menolong kita untuk hidup berkenan di hadapan Allah. [MAR]


Wednesday 16 March 2022

LUPA DIRI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 TAWARIKH 21
Setahun : Yosua 9-10

LUPA DIRI
Sesudah Yoram memegang pemerintahan atas kerajaan ayahnya dan merasa dirinya kuat, ia membunuh dengan pedang semua saudaranya dan juga beberapa pembesar Israel. (2 Tawarikh 21:4)

Kehancuran tidak selalu disebabkan oleh faktor dari luar, melainkan bisa pula dari dalam diri sendiri. Menjadi sombong karena merasa diri hebat dan ceroboh karena merasa pencapaian kita tak tertandingi, misalnya. Keduanya adalah sikap diri yang sangat berpotensi untuk merusak.

Menggantikan posisi ayahnya sebagai raja membuat Yoram merasa kuat dan berkuasa. Sayangnya, Yoram lebih mewarisi kebiasaan buruk dari keluarga istrinya, Atalya. Yoram tidak saja menyembah berhala yang menjadi kebencian Tuhan, melainkan juga berlaku bengis dalam menjalankan roda pemerintahan. Ia tega membunuh saudara-saudaranya sendiri demi meluputkan kemungkinan terjadinya perebutan kuasa.

Iman Yoram tawar. Ia bersikap acuh tak acuh kepada Tuhan. Ia lupa bahwa pencapaiannya adalah berkat Tuhan semata. Yoram mengabaikan pesan Nabi Elia untuk kembali pada sikap beriman seperti yang dihidupi Daud, Asa dan Yosafat, para pendahulunya. Ia tak gentar dengan ancaman sanksi yang mengerikan. Sebagai buah dari perilakunya yang tercela itu, ia tidak dicintai oleh bangsanya sendiri. Bahkan pada masa pemerintahannya, bukan kesejahteraan yang terjadi, melainkan penderitaan dan malapetaka. Yoram harus menanggung risiko atas ketidaksetiaannya kepada Tuhan. Ia kena tulah dan mati dengan penderitaan yang hebat. Tuhan memang berjanji tidak akan memunahkan keturunan Daud. Namun bukan berarti Ia mengizinkan perbuatan dosa. Anugerah kasih dan kesetiaan Tuhan bukan kesempatan untuk berlaku sesuka hati, apalagi menjadikan lupa diri.



SEKALIPUN SETIA DAN PENUH KASIH, TUHAN BUKANLAH ALLAHYANG PERMISIF TERHADAP DOSA


Tuesday 15 March 2022

Siapa Bilang Allah Cuek?

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 13
Setahun : Yosua 7-8

Siapa Bilang Allah Cuek?
TB: Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (13-2) Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? | Mazmur 13:1 (TB)



Pernahkah kita merasa bahwa doa kita tidak dijawab oleh Allah? Apakah itu tandanya Allah cuek dan tidak peduli lagi terhadap kita?

Demikian pula pemazmur yang tengah menunggu jawaban dari setiap doanya. Pertanyaan muncul di dalam dirinya: Berapa lama lagi ia harus menunggu jawaban dari Tuhan? (2) Berapa lama ia harus bersabar terhadap setiap penderitaan dan penindasan yang datang kepada dirinya? (3) Ia begitu menantikan jawaban doa dari Allah karena musuhnya siap mencemooh dan merendahkannya (4-5). Meskipun demikian, ia tetap memuliakan Allah (6).

Kondisi yang tidak membaik mendatangkan kekhawatiran di dalam diri pemazmur. Tidak ada tanda-tanda Allah menjawab doanya, seakan-akan Allah diam dan tidak menghiraukan dirinya. Di samping itu, tekanan dari musuhnya makin menjadi-jadi. Mereka bersiap untuk merendahkan dan mencemoohnya. Keadaan itu bisa saja membuat pemazmur putus asa.

Namun, hal itu tidaklah terjadi, ia tidak berhenti berharap. Meski hatinya dipenuhi dengan kesedihan dan kekhawatiran bahkan ketakutan, tetapi ia sadar bahwa ada satu hal yang bisa ia lakukan, yaitu terus berharap dan berdoa kepada Allah. Ia percaya bahwa Allah akan menjawab doanya.

Dalam penantian yang berat itu, ia tetap memuji kebesaran Allah. Ia tetap mengingat kebaikan-kebaikan Allah yang telah ia alami di sepanjang hidupnya. Inilah kekuatan yang dimiliki pemazmur. Pergumulan dan masalah yang bertubi-tubi menimpanya tidak membuatnya berhenti berharap dalam menantikan jawaban doa Allah.

Menanti di tengah ketidakpastian sangat bisa menimbulkan keputusasaan. Namun demikian, hal itu tidak berlaku bagi kita orang percaya. Allah tidak pernah cuek ataupun tidak peduli terhadap umat-Nya. Meski harus dilalui dengan kepedihan dan air mata, Allah pasti akan menjawab setiap doa dan permohonan kita. Mari kita belajar memfokuskan diri pada kebaikan Allah dalam hidup kita. Dengan begitu, kita akan tetap dapat bersorak-sorai memuji Allah sambil menanti jawaban doa dari Allah atas pergumulan hidup kita. [MAR]


Monday 14 March 2022

Dikelilingi Dusta? Berdoalah!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 12
Setahun : Yosua 4-6

Dikelilingi Dusta? Berdoalah!
TB: Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Yang kedelapan. Mazmur Daud. (12-2) Tolonglah kiranya, TUHAN, sebab orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia. | Mazmur 12:1 (TB)



Menghidupi kebenaran firman bukanlah hal yang mudah, karena setiap hari kita selalu diperhadapkan pada godaan untuk berkompromi dengan dosa.

Pemazmur berdoa kepada Allah karena melihat banyak orang saleh yang berubah menjadi tidak setia (2). Mereka saling berdusta, berkata manis namun hati mereka bercabang (3). Pemazmur berharap Tuhan akan turun tangan atas mereka (4). Doa permohonan ini dinaikkan dengan berpegang pada janji Tuhan yang sudah teruji (5-7). Allah akan menepati setiap janji-Nya untuk menjaga orang-orang yang hidup benar di hadapan-Nya (8).

Pemazmur tidak bersikap acuh tak acuh saat melihat kenyataan bahwa banyak orang saleh tidak lagi setia kepada Allah. Hatinya gelisah saat melihat bagaimana orang-orang saleh justru tidak lagi hidup dalam kebenaran. Mereka tidak lagi menjadikan firman Allah sebagai yang berkuasa atas mereka, melainkan perkataan manusia. Apa yang menguntungkan bagi mereka, itulah yang mereka pegang.

Kenyataan seperti ini tidak membuat iman pemazmur ikut luntur, melainkan ia kembali ingat akan janji Allah. Meski umat-Nya tidak setia, Allah tetap setia kepada janji-Nya. Ketidaksetiaan manusia tidak dapat menggagalkan janji Allah.

Ini sudah teruji oleh waktu. Allah akan menepati setiap janji-Nya untuk menolong dan menyelamatkan orang-orang yang setia kepada-Nya. Allah mendengarkan teriakan minta tolong dari setiap umat-Nya dan Ia pasti akan bertindak. Di balik doa permohonan pemazmur tersimpan pengharapan. Ia tidak menyerah dengan keadaan sekelilingnya. Ia tetap percaya bahwa Allah akan memulihkan umat-Nya sesuai janji-Nya.

Apa yang akan kita lakukan saat melihat banyak orang percaya mulai meragukan Allah, bahkan mendua hati? Janganlah cuek dan tidak peduli, melainkan berdoa dan berharaplah hanya kepada Allah. Mintalah pertolongan Allah bukan hanya agar diri kita terbebas dari segala cobaan, tetapi juga untuk orang-orang percaya di sekeliling kita. Kiranya Allah menolong kita untuk tetap setia berpegang pada janji-Nya, sebab Dia setia. [MAR]


Sunday 13 March 2022

BERSYUKUR DALAM SEGALA HAL

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : FILIPI 4:2-9
Setahun : Yosua 1-3

BERSYUKUR DALAM SEGALA HAL
Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. (Filipi 4:6)

Bill Bright, Pimpinan Campus Crusade for Christ sedang sakit parah dan tak bisa beranjak dari tempat tidur. Suatu hari Vonette, istrinya, berkata kepadanya, “Bill aku sangat sedih melihatmu harus menderita seperti ini.” Bill menatap Vonette sembari berkata, “Menderita? Aku tidak menderita. Yesuslah satu-satunya yang menderita. Ia mati seorang diri. Orang-orang mencambuki-Nya tanpa belas kasihan. Mereka menaruh mahkota duri di kepala-Nya dan menyuruh-Nya memikul salib serta memakukan-Nya di atas salib itu hingga mati. Ini bukan penderitaan.” Meski tak berdaya lagi, rasa syukur selalu meluap dari hati Bill. Ia berucap, “Bersyukur dalam segala hal termasuk terhadap hal-hal yang menyakitkan adalah bukti iman kepada Allah.”

Paulus menasihatkan jemaat di Filipi agar tidak khawatir melainkan mengungkapkan segala keinginan kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Maka Allah akan memelihara hati mereka dengan damai sejahtera melampaui yang dapat mereka pikirkan. Hal itu dinasihatkan Paulus karena mereka begitu khawatir dengan keadaannya yang sudah terlalu lama ditahan dan dipenjara di Roma. Sementara itu ajaran-ajaran menyimpang dan perpecahan mulai terjadi dalam jemaat di Filipi. Kondisi itu membuat pikiran-pikiran mereka terganggu sehingga tidak lagi memiliki damai sejahtera.

Banyak hal yang bisa membuat kita khawatir. Namun biarlah nasihat Paulus kepada jemaat Filipi dan sikap Bill Bright menghadapi derita menjadi inspirasi bagi kita menghadapi setiap kesulitan dan derita kita.



BERSYUKUR DAN BERDOA ADALAH CARA TERBAIK LEPAS DARI KEKHAWATIRAN MENUJU DAMAI SEJAHTERA


Saturday 12 March 2022

Tuhan yang Bersembunyi

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 10:1-11
Setahun : Ulangan 32-34

Tuhan yang Bersembunyi
TB: Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan? | Mazmur 10:1 (TB)



Pemazmur memang punya cara yang khas dalam membahasakan Pribadi Tuhan. Gaya personifikasi rupanya menjadi salah satu kegemarannya. Tuhan dikenalnya dalam hubungan yang sangat akrab dan personal, hingga digambarkan punya tubuh fisik seperti seorang manusia. "Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?" (1). Ungkapan yang menjelaskan seolah-olah Tuhan suka main petak-umpet. Lalu, mengapa Tuhan harus bersembunyi?

Rupanya, pemazmur beranggapan bahwa Tuhan itu bersembunyi dari orang-orang fasik dan orang-orang yang loba. Nah, mengapa Tuhan mesti bersembunyi dari mereka? Orang fasik gemar memuji-muji keinginan hatinya sendiri. Orang loba setali tiga uang, alias sama saja, karena mengutuki dan menista Tuhan. Itulah yang menjadi alasan mengapa Tuhan bersembunyi.

Apalagi, pemazmur juga mengamati bahwa bagi orang fasik dan loba ini, Allah dianggap tidak ada. Bisa jadi, Allah telah ditiadakan oleh mereka. Berdasarkan pengamatan yang jeli ini, tidak berlebihan bila pemazmur beranggapan bahwa Allah itu disembunyikan oleh orang-orang fasik dan loba. Demikian kata hati mereka, berdasarkan penyelidikan pemazmur: "Allah melupakannya; Ia menyembunyikan wajah-Nya, dan tidak akan melihatnya untuk seterusnya." (11).

Jelas bahwa Allah yang bersembunyi itu sebatas pandangan kaum fasik dan loba, karena mereka secara sengaja menyembunyikan Tuhan di dalam logika mereka sendiri. Untuk menghadapi cara pandang seperti itu, bagaimana kiat pemazmur?

Tuhan yang bersembunyi atau Tuhan yang disembunyikan harus ditemukan. Itulah prinsip iman dari pemazmur. Orang-orang yang percaya kepada Tuhan berkewajiban menemukan persembunyian Tuhan. Bisa jadi, Tuhan memang bersembunyi di dalam kefasikan kita, tersembunyi di dalam kelobaan kita. Oleh karena itu, di sinilah pentingnya dengan tekun kita mencari tempat persembunyian Tuhan. [SZR]


Friday 11 March 2022

NYARIS TERGELINCIR

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MAZMUR 73
Setahun : Ulangan 29-31

NYARIS TERGELINCIR
Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. (Mazmur 73:2)

Dalam Mazmur 73:2, Asaf mengungkapkan kelegaan karena hampir-hampir ia tergelincir oleh cara pandangnya yang keliru. Awalnya, ia merasa cemburu terhadap orang-orang fasik, yang walaupun tidak takut akan Allah, mereka hidup mujur, sehat, gemuk dan bahagia. Terang-terangan Asaf mengatakan, "Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah."

Beruntung, dalam kecemburuan itu Asaf datang ke hadirat Allah. Di sanalah cara pandangnya diubah. Apabila sebelumnya ia mengatakan bahwa upayanya mempertahankan hati bersih dan membasuh tangan dari kejahatan itu sia-sia, kini ia menyatakan semuanya itu sebagai kesukaan. Mengapa Asaf berubah? Apakah Tuhan kemudian memberikan segala yang diinginkan hatinya? Rupanya tidak! Rahasia perubahan itu adalah karena ia baru mengalami keintiman bersama Allah. Di hadirat Allah, Asaf seolah tidak menginginkan apa pun selain dari Pribadi-Nya. Itulah mengapa Asaf mengucapkan pernyataan yang begitu berani, “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.”

Ada banyak orang mengadopsi cara pandang keliru, seperti Asaf mula-mula. Makna ibadah senantiasa dikaitkan dengan berkat. Tidak heran mereka begitu mudah kecewa, frustrasi dan marah kepada Tuhan. Kita tentu tidak boleh mengadopsi cara pandang demikian. Apabila kita mengikut Tuhan hanya demi berkat, dapatkah kita dikatakan sungguh-sungguh mengasihi Dia? Dibandingkan segala berkat, rindukanlah Pribadi Allah sebagai yang terutama! Tidak perlu khawatir karena bagi setiap orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, tanpa perlu mengejar berkat, berkat pasti mengikuti kehidupan mereka.



ORANG FASIK MEMANG TAMPAK MUJUR, TETAPI HANYA MEREKA YANG TAKUT AKAN ALLAH YANG BENAR-BENAR MUJUR


Thursday 10 March 2022

BAYI ROHANI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 KORINTUS 3:1-9
Setahun : Ulangan 28

BAYI ROHANI
Dan aku, Saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. (1 Korintus 3:1)

Perpecahan di Korintus bersumber dari sebuah kesombongan. Mereka mencoba menepis stigma julukan sebagai “bayi”, dengan mencoba mengejar standar duniawi seperti pengetahuan, ketenaran dan kehormatan. Namun di kutub yang berbeda mereka tidak menunjukkan sikap sebagai seorang “dewasa”. Mereka ingin berkata kepada dunia bahwa mereka bukanlah orang-orang yang pantas diremehkan tetapi di sisi lain menunjukkan sikap kekanak-kanakan. Mereka berselisih hanya karena kelebihan-kelebihan yang mereka miliki, persis seperti seorang anak kecil yang mengejek kekurangan teman-temannya.

Situasi yang sama mungkin terjadi di antara orang percaya. Sering kali kita ingin menunjukkan keunggulan kepada dunia tetapi di waktu yang sama kita menunjukkan sikap tidak unggul. Kita masih merendahkan sesama, tak sedikit kepada sesama orang percaya. Sering kali ada gereja yang tak kondusif dan mengalami perpecahan hanya karena anggota atau kelompok yang satu menganggap diri lebih unggul dari anggota/kelompok yang lain. Persis seperti anak-anak yang sering mengagung-agungkan jagoan mereka.

Jika hal ini menimpa kita seharusnya kita menakar rohani kita. Jangan-jangan kita merasa dewasa rohani padahal kita masih bayi. Jika ada iri hati dan perselisihan itu menunjukkan bahwa kita masih bayi rohani. Paulus mengungkapkan bahwa mereka yang dewasa secara rohani tak akan pernah mempersoalkan kelebihan atau kekurangan sesamanya, melainkan menganggapnya sesama pelayan Tuhan, kawan sekerja Allah membangun kerajaan-Nya.



TUA ITU PASTI TETAPI DEWASA ITU PILIHAN


Wednesday 9 March 2022

Mengenal Nama Tuhan yang Sakral

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 9:1-10
Setahun : Ulangan 24-27

Mengenal Nama Tuhan yang Sakral
TB: Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Mut-Laben. Mazmur Daud. (9-2) Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, aku mau menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib; | Mazmur 9:1 (TB)



Siapakah nama Tuhan? Pertanyaan ini menjadi menarik karena dua hal.

Pertama, dalam Perjanjian Lama, nama Tuhan tidak mudah untuk dikenali. Mengapa bisa demikian? Karena nama Tuhan itu sakral. Kepada Musa, misalnya, Tuhan memperkenalkan diri sebagai ehye asyer ehye (YHWH) -yang diterjemahkan menjadi "AKU ADALAH AKU" (Kel. 3.14). Orang Israel memandang nama YHWH ini tidak boleh disebut sembarangan. Tidak heran bila YHWH kemudian digantikan dengan Adonai.

Kedua, dalam kesakralan nama-Nya tersebut, Tuhan berkehendak dikenali umat-Nya. Inilah daya tariknya. Manusia harus mengenal nama Tuhan yang sakral. Mengapa mengenal nama Tuhan sedemikian penting? Hanya dengan mengenal nama Tuhan, kita bisa percaya kepada-Nya. Masalahnya adalah dengan cara bagaimana kita bisa mengenal nama Tuhan yang sakral itu?

Mazmur 9 memberi petunjuk bagaimana kita bisa mengenal nama Tuhan. Pertama-tama adalah dengan bahasa hati, tentunya hati yang melimpah dengan rasa syukur. Hati yang bersyukur adalah pintu masuk untuk mengenal nama Tuhan. Inilah alasan pemazmur bermazmur: "Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hatiku, ..." (2).

Dengan rasa syukurnya, pemazmur kemudian menceritakan segala perbuatan Tuhan yang ajaib. Perbuatan-Nya hanya bisa dikenali melalui pengalaman hidup. Di sini dapat dibayangkan bahwa pemazmur adalah pribadi yang gemar merenung. Dari perenungannya pemazmur dapat melihat karya Tuhan yang ajaib untuk diceritakan. Dengan merenung, pemazmur menggunakan bahasa hati, bahasa batin yang terdalam yang tampak dalam suasana diam dan hening.

Dalam keheningan, pemazmur berkomunikasi dengan Tuhan. Buah komunikasi ini diungkapkan dalam bait-bait mazmur yang dijiwai oleh hati yang bersyukur. Begitulah cara pemazmur mengenal nama Tuhan yang sakral, nama yang membuat pemazmur percaya kepada Tuhan sebagai tempat perlindungan. Sudahkah kita juga mengenal nama Tuhan? [SZR]


Tuesday 8 March 2022

KEMENANGAN YANG TERTUNDA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 KORINTUS 15:35-58
Setahun : Ulangan 21-23

KEMENANGAN YANG TERTUNDA
Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan melalui Yesus Kristus, Tuhan kita. (1 Korintus 15:57)

Satu hal yang tidak pernah absen dari film yang mengangkat sosok super heroes, para pahlawan digdaya, adalah kemenangan yang mereka raih di akhir cerita. Kemenangan yang memungkasi ketidakadilan dan membuktikan bahwa kebenaran pasti akan terbit atas diri orang-orang yang tidak menyerah dalam memperjuangkannya. Kebenaran yang senantiasa bekerja tepat pada waktunya.

Para pengikut Kristus pun tak ubahnya pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya (Mzm. 103:20). Pahlawan iman yang kelak mendapat bagian dalam Kerajaan kekal (2Ptr. 1:11). Bagian termulia yang menandai kemenangan kita, karena Yesus Kristus (ay. 57), menang atas maut (ay. 54). Kemenangan yang dapat dimaknai sebagai kekalahan iblis, sang penguasa maut (Ibr. 2:14).

Kekalahan yang membuka peluang berharga bagi kita untuk memakai rupa dari yang surgawi (ay. 49), tubuh surgawi (ay. 40), yang kelak dibangkitkan dalam kemuliaan (ay. 43). Kemuliaan yang merujuk pada rahasia Ilahi: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semua akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir (ay. 51-52). Perubahan hidup yang meniadakan kebinasaan di dalamnya (ay. 42).

Hidup bagi para pahlawan iman pada hakikatnya menunjuk pada kemenangan yang tertunda. Kemenangan atas maut. Pencapaian hidup yang akan menuntun kita untuk menikmati keabadian di embusan napas terakhir. Hidup kekal bersama dengan Kristus.



KEKEKALAN MERUPAKAN PENCAPAIAN TERBESAR DARI KEMENANGAN YANG TERTUNDA DALAM HIDUP SEORANG PENGIKUT KRISTUS


Monday 7 March 2022

Daya Berserah Diri

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Mazmur 7
Setahun : Ulangan 17-20

Daya Berserah Diri
TB: Nyanyian ratapan Daud, yang dinyanyikan untuk TUHAN karena Kush, orang Benyamin itu. (7-2) Ya TUHAN, Allahku, pada-Mu aku berlindung; selamatkanlah aku dari semua orang yang mengejar aku dan lepaskanlah aku, | Mazmur 7:1 (TB)



Berserah diri baru bisa dilakukan setelah manusia memaksimalkan potensi dirinya, juga menghabiskan akal dan upayanya. Karena itu, berserah diri tidak bisa dilakukan oleh orang yang berakal bulus dan penuh tipu daya. Hanya orang yang tulus hatilah yang mampu untuk benar-benar berserah diri. Tidak heran bila dari sikap berserah diri ini lahir daya ilahi yang mentransformasi diri.

Sebagai salah satu mazmur ratapan, mazmur 7 ini berisi pengaduan kepada Allah, selain permohonan yang bersifat khusus. Orang bisa mengadu dengan bebas hanya jika pengaduannya didasari rasa percaya. Sama halnya ketika menaikkan doa permohonan. Tanpa rasa percaya, tanpa iman, orang tidak bisa sungguh-sungguh mengadu dan memohon dengan segenap hatinya. Tidak mengherankan bila ungkapan iman ini dinyatakan dengan menyebut Tuhan sebagai Sang Pelindung.

Begitulah ketika membayangkan bagaimana pemazmur melantunkan ratapan dalam nada dan nyanyian. Tuhan menjadi tempat berlindung sebagai benteng keselamatan. Hal ini sekaligus menunjukkan alasan dari semua ratapan dan permohonan. Dengan iman demikian pula, pemazmur kemudian dapat berserah diri, tentunya, setelah merasakan ketidakberdayaan dan habisnya segala daya.

Dalam berserah diri itulah pengakuan jujur disampaikan. Jangan-jangan ia telah melakukan kejahatan dan kecurangan. Jangan-jangan ia telah merugikan orang lain. Dalam berserah diri, pemazmur melakukan pendadaran atau pengujian diri. Dengan iman, ia membiarkan Tuhan menguji hati dan batinnya. Hal ini hanya bisa dikerjakan oleh orang yang tulus hati, yaitu orang yang kemudian bisa berada pada titik berserah diri. Dalam penyerahan diri itulah orang kemudian melihat keadilan Tuhan dan bagaimana Tuhan bekerja dengan cara yang ajaib.

Semoga dalam melewati masa pandemi Covid-19 maupun masa sulit mendatang kita dapat mengalami keajaiban rasa berserah diri kepada Sang Maha Pelindung, yakni penyerahan diri yang melahirkan ucapan syukur, bahkan di saat yang terburuk sekalipun. [SZR]


Sunday 6 March 2022

MELAMPAUI SEKAT

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MARKUS 7:24-30
Setahun : Ulangan 14-16

MELAMPAUI SEKAT
Lalu kata Yesus kepada perempuan itu, “Karena kata-katamu itu, pergilah, setan itu sudah keluar dari anakmu.” (Markus 7:29)

Bangsa Siro-Fenisia dalam pandangan Yahudi adalah kafir, rendah dan najis. Zaman Yesus adalah lazim mendengar sebutan “anjing” terhadap orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Mereka dianggap haram layaknya anjing yang haram bagi orang Yahudi. Itulah yang menyebabkan perempuan itu harus merangkak saat datang menemui Yesus. Sikap seperti itu lazim dilakukan terhadap para guru laki-laki Yahudi. Apalagi ia adalah seorang perempuan. Perempuan tak pantas menemui seorang rabi atau guru laki-laki Yahudi.

Namun Yesus menerima perempuan itu, walau diawali dengan ujian. Sikap Yesus yang melampaui tradisi itu menunjukkan bahwa menolong manusia itu lebih utama dari apa pun. Lebih utama dari tradisi, status sosial dan aturan apa pun yang dibuat oleh manusia. Bahkan Yesus rela terusik kenyamanan pribadinya yang ingin bersembunyi dari kerumunan orang banyak demi menolong perempuan “kafir” itu. Yesus menerobos sekat duniawi demi menyembuhkan anak dari ibu yang teguh imannya itu.

Teladan dan sikap Yesus ini seharusnya menjadi sikap dan tindakan gereja dan orang-orang percaya saat ini. Menolong mereka yang membutuhkan tanpa sekat apa pun. Melampaui budaya, suku, agama, ras, jenis kelamin, dan lain-lain. Sebab seperti itulah sikap Allah Bapa di surga. Ia mengasihi semua umat manusia di dunia ini tanpa syarat. Karena kasih-Nya Ia rela memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk mati menebus dosa seluruh umat manusia. Mari kita mengasihi semua orang yang dikasihi Allah tanpa membeda-bedakan.



JIKA ALLAH BEGITU PEDULI DENGAN KEMANUSIAAN, AKANKAH KITA YANG MENGAKU MEMERCAYAI-NYA MELAKUKAN HAL SEBALIKNYA?


Saturday 5 March 2022

Allah yang Menuntut Tanggung Jawab

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yeremia 25:15-38
Setahun : Ulangan 11-13

Allah yang Menuntut Tanggung Jawab
TB: Beginilah firman TUHAN, Allah Israel, kepadaku: "Ambillah dari tangan-Ku piala berisi anggur kehangatan amarah ini dan minumkanlah isinya kepada segala bangsa yang kepadanya Aku mengutus engkau, | Yeremia 25:15 (TB)



Dalam dunia kuno, setiap bangsa menyembah ilah yang berbeda. Karena itu, bangsa-bangsa lain tidak berpikir mereka harus bertanggung jawab kepada Allah Israel.

Dalam nas kita hari ini, Allah menyatakan bahwa Ia akan menghukum bukan hanya umat Israel, tetapi juga bangsa-bangsa lain. Kenyataan bahwa bangsa-bangsa tersebut tidak berpikir bahwa mereka perlu bertanggung jawab kepada Allah Israel tidak jadi masalah. Allah tetap akan menyatakan penghakiman kepada mereka. Allah berfirman kepada bangsa-bangsa itu: "Kamu wajib meminumnya! Sebab sesungguhnya di kota yang nama-Ku telah diserukan di atasnya Aku akan mulai mendatangkan malapetaka; masakan kamu ini akan bebas dari hukuman?" (28-29).

Sama seperti bangsa lain yang tidak mengenal Allah, umat Tuhan hari ini juga tidak berpikir bahwa mereka harus bertanggung jawab atas perbuatan mereka di hadapan Allah. Firman Tuhan yang kita baca dengan jelas menunjukkan bahwa setiap bangsa dan setiap individu harus meminum cawan murka Allah, yaitu mempertanggungjawabkan perbuatan mereka kepada Allah Pencipta langit dan bumi. Sayangnya, ketika orang tidak menyadari bahwa mereka harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan mereka, mereka sering berkelakuan sekehendak hati; karenanya, mereka nanti akan mendapat hukuman yang sangat berat.

Kita sebagai orang percaya harus mengerti bahwa "kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat" (2Kor. 5:10).

Jika kita sungguh-sungguh percaya kepada Kristus, kita tidak akan mendapat hukuman kekal. Tetapi, kita tetap harus mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita untuk mendapatkan upah yang akan diperhitungkan. Paulus berkata: "jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia ..." (2Tim. 2:12).

Marilah kita menjalankan hidup benar dengan berusaha lebih berkenan kepada Tuhan. [INT]

Mazmur 6

Tuhan murka atas dosa, atas manusia yang melakukan kejahatan dalam hidupnya. Dalam murka-Nya, Ia memberikan penghukuman yang layak manusia terima. Betapa susahnya manusia yang mendapat hukuman Tuhan; tidak ada yang dapat menahan-Nya. Pemazmur juga merasakannya. Ia merasakan Tuhan sedang menjatuhkan hukuman kepadanya.


Friday 4 March 2022

YESUS MENGABULKAN PERMINTAAN SETAN?

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MARKUS 5:1-20
Setahun : Ulangan 8-10

YESUS MENGABULKAN PERMINTAAN SETAN?
Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan merasuki babi-babi itu. (Markus 5:13)

Membaca judul renungan ini, mungkin kening Anda langsung berkerut sambil bertanya-tanya, “Apakah benar Yesus mengabulkan permintaan setan?” Silakan cermati ulang kisah yang dicatat oleh Markus ini, lalu baca dengan perlahan nas renungan yang menjadi fokus pembahasan hari ini, khususnya pada kalimat pendek: Yesus mengabulkan permintaan mereka.

Ya, kata “mereka” (ay. 13) memang merujuk pada kawanan setan yang menamakan diri mereka Legion karena jumlah mereka sangat banyak (ay. 9). Kedatangan Yesus tampaknya membuat kawanan setan itu terganggu, karena mereka mengenal siapa Yesus dan otoritas yang Yesus miliki dari Bapa-Nya. Itulah sebabnya mereka memohon agar jangan diusir dari daerah itu, tetapi diperbolehkan berpindah ke kawanan babi yang ada di sana (ay. 11-12). Respons Yesus selanjutnya mungkin tak diduga oleh siapa pun, tetapi faktanya tertulis dalam Alkitab bahwa Yesus mengabulkan permintaan Legion. Tentu Yesus tidak sedang berbaik hati kepada setan, tetapi Yesus berbelaskasihan pada manusia yang dirasuki kawanan setan tersebut. Ya, demi membebaskan satu orang … Yesus melakukan hal yang sukar dipahami sampai hari ini!

Merenungkan kisah ini sungguh membuat kita bersyukur: betapa manusia berharga bagi Yesus. Kematian dua ribu babi pun direlakan-Nya, demi memberikan pembebasan kepada orang yang dirasuki setan dengan luar biasa itu. Belas kasih ilahi yang sama yang Allah harapkan untuk kita miliki, khususnya atas jiwa-jiwa yang memerlukan keselamatan dan kasih Tuhan.



PENEBUSAN KRISTUS ADALAH BUKTI SAHIH AKAN KASIH ALLAH YANG BEGITU BESAR BAGI SETIAP MANUSIA