Sunday 11 September 2022

Berita Buruk untukmu

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Wahyu 2:8-11
Setahun : Yehezkiel 37-39

Berita Buruk untukmu
TB: "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: | Wahyu 2:8 (TB)



Sementara jemaat di Efesus menerima pujian dan teguran, jemaat di Smirna tidak mendapatkan keduanya. Yang ada adalah pengakuan akan kesusahan dan kemiskinan mereka, juga fitnah yang mereka terima (9).

Pengakuan itu bisa saja diterima sebagai apresiasi, yang ditambahi dengan penghiburan: "Jangan takut ..." (10). Namun, ternyata penghiburan itu tidak serta-merta menghentikan kesusahan dan penderitaan mereka. Justru kata-kata berikutnya membawa kabar buruk bagi mereka, yaitu akan adanya penderitaan. Akan ada dari mereka yang dipenjarakan. Mereka akan dicobai dan mengalami kesusahan selama sepuluh tahun (10). Tetapi, ada janji pasti di balik penderitaan itu, yakni mahkota kehidupan bagi yang setia sampai mati (11).

Isi surat kepada jemaat di Smirna ini bisa saja dianggap mengecewakan. Umumnya, orang yang menderita mengharapkan berita kelepasan dari derita itu. Sayangnya, mereka justru mendapat berita buruk, yaitu penderitaan lebih lanjut yang akan mereka alami. Betapa mengecewakan! Namun, apakah demikian?

Surat yang diterima oleh jemaat di Smirna ini bisa dipandang sebagai berita buruk yang mematahkan semangat dan iman. Namun, pada saat yang sama, berita buruk itu bisa diterima sebagai peringatan antisipatif. Ketika tahu bahwa penderitaan dan kesusahan mereka masih akan berlangsung sepuluh tahun lagi, mereka akan menyiapkan diri untuk menghadapinya. Mereka akan bisa menentukan langkah dan cara hidup yang tepat.

Demikian pula dalam hidup kita, kadang kala kita menerima berita buruk. Kalau bisa memilih, tentu kita ingin hanya menerima berita baik. Pada kenyataannya, berita buruk pun menjadi bagian dari hidup kita. Lalu, bagaimana semestinya kita bersikap ketika menerima berita buruk? Apakah kita akan menyikapi dengan kekecewaan yang membuat semangat hidup kita patah? Ataukah, kita bisa menerima berita buruk itu sebagai ajakan untuk melakukan langkah-langkah antisipatif ke depan? Baik buruknya sebuah kabar tidak hanya bergantung pada isinya, melainkan pada respons kita terhadap kabar itu. [KRS]


No comments:

Post a Comment