Saturday 30 September 2023

PEMBENARAN DIRI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : LUKAS 16:10–18
Setahun : Maleakhi 1–4

PEMBENARAN DIRI
Lalu Ia berkata kepada mereka, “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” (Lukas 16:15)

Seorang pria mengaku butuh uang guna membelikan susu anaknya. Ia pun mencopet di sebuah angkutan umum. Sekali berhasil, ia pun ketagihan. Setelah beberapa kali berhasil mencopet, ia membagi hasil copetannya dengan sang sopir. Tujuannya adalah menjaga hubungan baik dengan sang sopir. Tanpa pernah tahu dari mana sumber uang yang diterimanya itu, sang sopir pun memujinya sebagai orang yang baik hati.

Berdalih dengan alasan yang seolah benar adalah salah satu cara menyangkal dan menghalalkan perbuatan salah. Sementara kepiawaian menyembunyikan dosa dengan kebaikan adalah cara mendatangkan tanggapan yang bertolak belakang dengan tanggung jawab yang semestinya. Demikian pula dengan orang-orang Farisi yang mencemooh Yesus dengan ajaran-Nya. Mereka berupaya menciptakan pendapat orang-orang tentang diri mereka, untuk membenarkan tindakannya yang salah. Tidak hanya berhasil terbebas dari tuduhan berlaku salah, mereka juga mendapatkan pujian dan kehormatan. Sikap dan pikiran mereka dikagumi bagaikan dewa, arahan mereka laksana hukum, dan tindakan mereka seperti petunjuk yang tak dapat dilanggar.

Sebelum tergiur melakukan tindakan serupa, mari mengingat kemahakuasaan Allah dan jati diri kita sebagai anak-anak-Nya. Tidak pantas anak-anak Allah berlaku jahat seperti anak-anak dunia yang belum mengenal kasih karunia. Karena itu, kehormatan yang semu bukanlah tujuan kita. Jika bisa mendapatkan kehormatan sejati melalui hidup benar di hadapan Allah, untuk apa mengejar kehormatan semu yang tak ada nilainya?



ORANG YANG TELAH DIBENARKAN ALLAH TAK PERLU MENCARI PEMBENARAN DIRI.MEREKA HANYA PERLU MENGHIDUPI KEBENARAN SEJATI.


Friday 29 September 2023

Tabah dalam Berduka

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yehezkiel 24:15-27
Setahun : Zakharia 8–14

Tabah dalam Berduka
TB: Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku: | Yehezkiel 24:15 (TB)



Pernahkah kita kehilangan orang yang sangat kita cinta, entah itu orang tua, pasangan, anak, saudara, atau sahabat? Kehilangan itu membuat kita merasakan duka mendalam. Ratapan dan tangisan pun terjadi sebagai wujud duka kita.

Firman Allah datang kepada Nabi Yehezkiel bahwa istri yang sangat dicintainya akan diambil darinya, tetapi Yehezkiel diminta tidak meratap (16). Allah memberi tahu terlebih dahulu agar Yehezkiel tidak terkejut. Dia hanya diminta berkabung dengan diam-diam (17). Tentunya, ini akan memicu pandangan orang tentang dirinya. Bagaimana mungkin ia tidak meratapi kematian orang yang dicintainya? Mereka tahu Yehezkiel sangat mencintai istrinya dan kematian istrinya merupakan pukulan yang terbesar baginya.

Meskipun Allah memberi tahu terlebih dahulu tentang kematian istrinya, tetapi hal itu tidak membuat Yehezkiel meninggalkan tugasnya. Ia berusaha menyangkal diri, tidak menunjukkan kesedihannya.

Ia memilih tunduk kepada perintah Allah. Ia tahu Allah pun merasakan kepedihan yang sama karena kehilangan umat yang dikasihi-Nya.

Allah akan menghancurkan harta benda dan benteng pertahanan yang selama ini mereka andalkan, kenikmatan mata mereka yang menjadi kegembiraan mereka, bahkan anak-anak yang mereka cintai karena mereka melupakan Allah dan menajiskan diri mereka. Mereka harus menerima konsekuensi karena mengabaikan peringatan Allah. Kehancuran itu terjadi begitu hebatnya sampai mereka tidak sempat untuk berduka.

Allah yang memberi dan menempatkan orang-orang yang kita sayangi di sekitar kita. Ketika duka melanda, janganlah memberontak dan menyalahkan Allah atas apa yang terjadi.

Tetapi, renungkanlah apa maksud Allah atas kedukaan yang kita alami. Anggaplah itu sebagai ujian akan kesetiaan kita kepada-Nya. Apakah kita tetap berpegang pada iman dan pengharapan kita, atau malah meninggalkannya. Belajarlah dari Yehezkiel yang tetap meneguhkan hatinya sekalipun kehilangan istri. Yehezkiel tahu, Allah yang memberi, Allah juga yang mengambilnya. [SLM]


Thursday 28 September 2023

SAATNYA MENINGGALKAN DOSA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KEJADIAN 35:1–15
Setahun : Zakharia 1–7

SAATNYA MENINGGALKAN DOSA
Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: “Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.” (Kejadian 35:2)

Sebagai kepala keluarga, Yakub menggunakan wibawanya untuk meneguhkan ketaatan dalam beribadah kepada Tuhan di tengah keluarga. Ia memerintahkan keluarganya dan semua orang yang ada bersamanya untuk membinasakan semua dewa asing yang ada pada mereka. Mereka juga harus membersihkan diri dan mengenakan pakaian yang bersih. Hal ini dilakukannya sebagai persiapan ibadah yang akan dijalankan setelah Allah memerintahkannya pergi ke Betel untuk membuat mazbah bagi kemuliaan Allah.

Keluarga Yakub sudah diajar mengenal Tuhan. Namun, nyatanya masih banyak di antara mereka yang memiliki dewa-dewa asing. Terbukti saat Yakub memberi perintah untuk mengumpulkan semua dewa asing, berhala itu sungguh ada di antara mereka. Beruntung mereka dengan mudah mau taat pada perintah Yakub. Mereka menyerahkan dewa-dewa asing itu beserta anting-anting yang mereka kenakan, yang mungkin digunakan sebagai jimat atau penghormatan bagi dewa mereka. Yakub pun dapat mengubur semua itu di bawah pohon besar dekat Sikhem.

Membersihkan diri, memurnikan dan membarui hati harus senantiasa dilakukan guna beribadah kepada Tuhan. Sekalipun sudah mengaku Kristen, bukankah tak jarang kita berlaku sama dengan keluarga Yakub: menduakan Allah dengan memberhalakan banyak hal? Mungkin bukan patung dan benda-benda klenik lainnya. Namun harta, jabatan, kekuasaan, ketenaran, eksistensi dan gengsi. Semua ini adalah gejala kemerosotan rohani yang harus ditinggalkan, ganti penyerahan diri pada kesucian pribadi berlandaskan firman Tuhan.



BUKTI IMAN KEPADA TUHAN ADALAH MENOLAK MENGANDALKAN SEGALA HAL LAIN DI LUAR TUHAN


Wednesday 27 September 2023

Identitas Anak Allah

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yehezkiel 23:36-49
Setahun : Zefanya 1–Hagai 2

Identitas Anak Allah
TB: Lalu TUHAN berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, maukah engkau menghakimi Ohola dan Oholiba dan memberitahukan kepada mereka perbuatan-perbuatannya yang keji? | Yehezkiel 23:36 (TB)



Suatu bangsa akan menjadi besar dan maju jika memiliki identitas yang jelas. Ketika bangsa Israel dipilih Allah untuk keluar dari Mesir dan mandiri sebagai sebuah bangsa, Allah menginginkan Israel menjadi bangsa yang kudus, umat kepunyaan-Nya. Mereka hanya sujud menyembah kepada Allah. Akan tetapi, identitas itulah yang mulai luntur dari bangsa Israel.

Israel yang dipisahkan dari bangsa lain dan dikuduskan oleh Allah telah mencemari dirinya sendiri dengan menyembah berhala. Mereka menyerahkan anak sulung lelaki mereka untuk kurban bakaran (37). Mereka bahkan menajiskan tempat kudus Allah dengan melakukan ritual untuk berhala-berhala (38). Mereka mengajak bangsa-bangsa lain untuk ikut menyembah berhala. Identitas mereka telah berubah.

Allah membalas perbuatan mereka dengan menjadikan mereka bangsa buangan, hinaan dan jajahan bangsa-bangsa lain. Bangsa-bangsa akan menindas mereka dengan sangat keras.

Mereka akan merasakan kengerian yang hebat sebagai bangsa rampasan. Mereka akan ingat bahwa perzinaan yang dilakukan bersama allah bangsa lain berakibat kesengsaraan bagi kehidupan mereka.

Setiap kita yang telah diselamatkan oleh Allah memiliki identitas sebagai anak-anak Allah. Identitas sebagai anak-anak Allah perlu kita ingat.

Kita hidup dalam terang Allah dengan cara mengasihi Allah dan sesama serta membenci dosa. Kita hidup memuliakan Allah dan menikmati Allah selama-lamanya. Jika identitas itu luntur, kita akan kehilangan jati diri. Jangan sampai kita menjalani hidup tanpa identitas sebagai anak Allah.

Hidup yang menjauh dari Allah akan mendekatkan kita dengan dosa. Godaan dosa terlihat menggiurkan dan sepertinya nikmat, namun sesungguhnya mematikan. Ingat, upah dosa adalah maut dan hidup terpisah dari persekutuan dengan Allah!

Dan jangan lupa, Allah adalah Allah yang cemburu. Dia tidak sekali-kali berkompromi dengan dosa. Jika kesabaran-Nya telah habis, Dia akan menghukum.

Siapakah dapat tahan dalam penghukuman Allah? Mari mengingat terus identitas diri kita sebagai anak-anak Allah! [SLM]


Tuesday 26 September 2023

MENUTUP TELINGA-NYA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YEREMIA 11:1–17
Setahun : Nahum 1–Habakuk 3

MENUTUP TELINGA-NYA
“Sebab itu beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mendatangkan ke atas mereka malapetaka yang tidak dapat mereka hindari, dan apabila mereka berseru-seru kepada-Ku, maka Aku tidak akan mendengarkan mereka.” (Yeremia 11:11)

Sejatinya, Allah kita adalah Allah yang selalu rindu mendengarkan seruan doa kita. Bahkan Ia sendiri yang meminta kepada kita untuk datang mendekat kepada-Nya dan menyampaikan permohonan. Tetapi, sungguh mengejutkan ketika sekali waktu secara terang-terangan Ia berkata bahwa Ia tidak akan mendengarkan seruan umat-Nya bahkan akan mendatangkan malapetaka atas mereka. Apa yang telah terjadi?

Sesungguhnya Allah meminta bangsa Israel mendengarkan apa yang telah berulang-ulang diberitahukan dengan berbagai macam cara (ay. 8), namun "telinga" hati yang ditutupi kedegilan tidak mendengar apa-apa (ay. 9‒10)! Setiap peringatan, teguran, dan nasihat Tuhan sama sekali tidak diperhatikan, sebaliknya hati mereka marah dan menolak, dan tidak jarang mereka membunuh nabi-nabi yang diutus Tuhan itu. Telinga mereka memerah. Bangsa itu tidak rela ditegur oleh Yeremia dan merancangkan rencana keji terhadapnya (Yer. 11:19). Sungguh, kedegilan hati merekalah yang membuat Allah "menutup telinga-Nya" terhadap seruan mereka, bahkan ketika malapetaka menimpa mereka (ay. 11‒14).

Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dengan teguran keras dan hajaran ketika kita mulai menyimpang dari pada-Nya. Ia bahkan melakukannya berulang kali dan Ia rindu kita bersedia mendengarkan-Nya lalu bertobat. Tetapi kitalah yang berulang kali menolak-Nya, telinga kita memerah mendengar teguran-Nya. Allah bukannya tidak mendengarkan seruan kita, tetapi kedegilan dan kekerasan hati kitalah yang menolak mendengarkan-Nya sekalipun Ia telah berulang kali berbicara kepada kita. Kiranya kita selalu rendah hati untuk memiliki telinga yang terbuka terhadap suara-Nya.



SEJATINYA KEKERASAN HATI KITALAH YANG TELAH MENUTUP TELINGA-NYATERHADAP SERUAN DOA KITA


Monday 25 September 2023

Setia kepada Allah

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yehezkiel 23:1-10
Setahun : Mikha 1–7

Setia kepada Allah
TB: Datanglah firman TUHAN kepadaku: | Yehezkiel 23:1 (TB)



Bagaimana perasaan orang tua jika mendapati anak mereka hidup dalam dosa perzinaan? Tentu saja sedih, kecewa, dan marah. Tak terbayangkan, sejak kecil diberi kasih sayang melimpah serta diberi pendidikan yang baik, ternyata setelah besar hidup dalam kemelut dosa perzinaan. Hati siapa yang tahan melihat ini?

Demikian juga dengan Allah, Dia murka kepada dua bangsa milik-Nya yang telah melakukan perzinaan rohani. Allah berfirman kepada Yehezkiel melalui perumpamaan dua orang perempuan dari satu ibu yang suka melakukan perzinaan (1-2). Nama perempuan itu Ohola dan Oholiba (4). Ohola dan Oholiba digambarkan sebagai dua bangsa besar kepunyaan Allah. Ohola mewakili Israel, sedangkan Oholiba mewakili Yehuda. Keduanya berubah menjadi tidak setia kepada Allah.

Bangsa yang diharapkan dan dijadikan umat kesayangan Allah, telah dibebaskan dari Mesir untuk menyembah Dia saja, namun kini menjadi bangsa yang menyembah allah bangsa Asyur. Mereka mencampurkan budaya serta penyembahan mereka. Mereka menyembah patung dan dewa bangsa Asyur. Itulah yang membuat Allah murka sehingga membiarkan bangsa Asyur menindas mereka.

Bangsa Israel dan Yehuda sudah melupakan kebaikan, kasih setia, dan pertolongan Allah. Berkali-kali mukjizat-Nya ditunjukkan agar mata mereka terarah kepada Allah yang besar dan ajaib, yang adalah pemilik hidup mereka. Tetapi, tampaknya pengalaman rohani di masa lalu tak cukup membuat hati mereka benar-benar berpaut kepada Allah. Mereka bahkan sengaja melupakan perjanjian yang Allah buat dengan nenek moyang mereka.

Setia kepada Allah bukan diukur dari satu masa kehidupan kita. Kesetiaan kepada Allah adalah proses perjalanan seumur hidup. Kita diingatkan untuk tidak mendukakan dan tidak menduakan Allah. Perzinaan jasmani dan perzinaan rohani sama-sama dosa yang tidak Allah sukai dari anak-anak-Nya. Mari terus mengingat kasih setia Allah dan pertolongan-Nya yang telah diberikan kepada kita pada masa lampau agar kita bisa setia selamanya. [SLM]


Sunday 24 September 2023

BE HAPPY

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : PENGKHOTBAH 5:7–19
Setahun : Yunus 1–4

BE HAPPY
Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya. (Pengkhotbah 5:17)

Sukacita dan rasa syukur memiliki hubungan yang erat. Sukacita yang sejati tidak ada hubungannya dengan materi. Sukacita adalah hadiah dari Allah kepada manusia yang bisa bersyukur dalam setiap situasi. Sukacita yang sejati tidak bisa ditukarkan dengan benda apa pun di dunia ini.

Kitab Pengkhotbah berusaha untuk menyampaikan nasihat dengan cara jujur dan lugas, inti dari kitab ini adalah bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah sia-sia, karena tidak ada yang abadi. Tapi anehnya, banyak manusia yang mencintai sesuatu yang sia-sia dan tidak abadi. Bacaan firman Tuhan hari ini membahas tentang kesia-siaan mengumpulkan harta duniawi. Raja Salomo mengatakan bahwa siapa yang mencintai uang tidak akan pernah puas dengan uang, dan siapa yang mencintai kekayaan tidak akan pernah puas dengan penghasilannya (ay. 9). Sering sekali harta malah menjerumuskan pemiliknya. Semakin banyak ia mengumpulkan harta, semakin banyak yang tidak bisa ia habiskan, pada akhirnya bukan ia yang menikmatinya. Yang paling penting lagi, dengan telanjang manusia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tidak diperolehnya dari jerih payahnya suatu pun yang dapat dibawa dalam tangannya (ay. 14).

Tidak ada sukacita yang bisa didapat dari sesuatu yang sia-sia atau yang tidak abadi. Karena itulah kita tidak akan pernah bisa bahagia dengan materi. Kemewahan, teknologi modern, atau gaya hidup berfoya-foya memang selalu akan menyilaukan mata, tapi itu hanyalah untuk sesaat. Satu-satunya sumber kebahagiaan sejati adalah Allah pribadi. Jika saat ini kita bisa bersyukur pada Allah karena makan dan minum dari hasil jerih payah kita, itulah kebahagiaan sejati kita.



RASA SYUKUR MEMBAWA KEBAHAGIAAN


Saturday 23 September 2023

Tuhan Tahu dan Peduli

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yehezkiel 21:28-32
Setahun : Amos 6–Obaja 1

Tuhan Tahu dan Peduli
TB: "Dan engkau anak manusia, bernubuatlah dan katakan: Beginilah firman Tuhan ALLAH mengenai bani Amon dan cercaan mereka; katakanlah: Pedang, pedang sudah tercabut untuk menumpahkan darah, digosok untuk memusnahkan, dan supaya mengkilap seperti petir-- | Yehezkiel 21:28 (TB)



Kadang kita bertanya: "Mengapa orang jahat lestari hidupnya; mengapa Tuhan membiarkan mereka tetap hidup baik dan tidak dihukum?"

Kembali, dalam nas kali ini, kata pedang digunakan (28). Pedang yang menggambarkan kematian sebagai hukuman tidak hanya dikenakan kepada Israel namun juga kepada bani Amon (29). Tuhan mendatangkan hukuman kepada mereka karena mereka membiarkan adanya penglihatan-penglihatan yang menipu dan tenungan-tenungan bohong mengenai diri mereka (29). Tuhan tidak tinggal diam, Dia memberikan penghukuman sesuai dengan konsekuensi dari kehidupan mereka yang penuh kefasikan (30-31).

Demikianlah Tuhan. Dia dapat saja tampak diam ketika umat manusia hidup dalam kefasikan. Tuhan juga bisa menggunakan orang-orang fasik untuk melakukan penghukuman kepada umat-Nya yang tidak setia. Namun, bukan berarti Tuhan membenarkan kefasikan.

Tuhan tetap adalah Tuhan yang mencintai kebenaran. Kefasikan tetap akan mendapat hukumannya. Orang fasik tetap akan menerima konsekuensi dari tindakannya.

Dalam kehidupan, ketika kita melakukan hal yang tidak benar, mungkin kita tidak secara langsung menerima konsekuensinya. Hukuman yang jatuh secara tidak langsung itu bisa membuat kita terlena. dan memunculkan pikiran, "Ah, ternyata yang aku lakukan ini tidak apa-apa, tidak ketahuan, dan tidak ada yang menghukum. Tuhan juga diam saja." Hati-hati! Kita bisa ketagihan melakukannya lagi karena merasa aman dan nyaman dengan hidup yang tidak benar itu! Ketika sudah sampai tahap yang demikian, akan sulit bagi kita untuk berbalik menjadi benar karena sudah terlanjur nyaman. Oleh karena itu, sebelum merasa nyaman, segeralah berhenti.

Mari kita sadari kesalahan kita dan segera berbalik untuk melakukan hal yang benar.

Jangan pernah menganggap Tuhan tidak tahu dan tidak peduli perihal tindakan kita! Dia sangat tahu dan peduli. Ingat, pedang-Nya akan dijatuhkan kepada setiap orang yang fasik!

Jadi, jangan tunggu pedang itu datang. Segeralah bertobat! [KRS]

Yehezkiel 21:28-32

Menertawakan orang yang dihukum karena dosanya bukanlah perilaku yang baik. Orang yang bersalah atau berdosa memang pantas mendapatkan akibatnya, namun merendahkan atau mencela orang yang mendapatkan hukuman karena kesalahan atau dosanya bukanlah hak kita. Justru, yang harus kita lakukan adalah mewawas diri agar kita sendiri tidak jatuh ke dalam dosa lalu menerima hukuman juga. Bacaan kali ini mengisahkan tentang bani Amon yang menerima hukuman dari Tuhan tidak lama setelah Yerusalem jatuh ke tangan Babel. Bani Amon dihukum oleh Tuhan karena menertawakan kejatuhan Yerusalem. Allah murka dengan sikap bani Amon itu.


Friday 22 September 2023

LEBIH DARI CUKUP

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 RAJA-RAJA 4:38–44
Setahun : Amos 1–5

LEBIH DARI CUKUP
Tetapi pelayannya itu berkata: "Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?" Jawabnya: "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya." (2 Raja-raja 4:43)

Bencana kekeringan melanda seluruh negeri, tak terkecuali Israel. Seseorang dari Baal-Salisa membawa dua puluh roti jelai dan gandum baru kepada Elisa. Tergerak oleh belas kasihan kepada serombongan nabi berjumlah seratus orang yang kelaparan, Nabi Elisa menyuruhnya untuk membagi-bagikannya. Pelayan Elisa ragu dan mempertanyakan hal yang mustahil ini. “Bagaimana aku bisa menghidangkannya di depan seratus orang? Tidak mungkin mencukupi!” katanya.

Perkataan pelayan itu tidak memengaruhi keputusan Nabi Elisa. Elisa tetap konsisten berkata, “Berikanlah kepada orang-orang itu supaya mereka makan. Sebab beginilah firman Tuhan: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya” (ay. 43). Sungguh, ketika pelayan Elisa menghidangkan roti itu kepada para nabi itu, mereka semua pun memakannya, dan benar-benar ada sisanya.

Bukankah dalam kehidupan ini Tuhan pernah membawa diri kita pada situasi yang penuh ketidakmungkinan? Ketika kita melihat diri kita yang demikian kecil, lemah, dan terbatas, acapkali kenyataan itu membuat diri kita hanya melihat ketidakmungkinan saja? Hal itulah yang dipikirkan pelayan Elisa ketika diminta untuk menghidangkan dua puluh roti jelai itu kepada seratus nabi yang kelaparan itu. Tidak mungkin cukup! Namun ketika ia bersedia berserah dan percaya kepada Tuhan dan firman-Nya, hari itu ia menyaksikan apa yang tidak mungkin itu menjadi mungkin. Apa yang menurutnya tidak cukup dibuat Tuhan menjadi lebih dari cukup. Dalam situasi yang seakan tidak ada lagi jalan, kita hanya perlu keberanian untuk berserah, percaya, dan taat agar kita dapat melihat Tuhan bekerja menyelesaikan semuanya.



TUHAN INGIN KITA BELAJAR BERSERAH DAN MEMERCAYAI-NYA AGAR KITA DAPAT MELIHAT IA BEKERJA DALAM KETIDAKMAMPUAN KITA


Thursday 21 September 2023

Pesimis

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yehezkiel 20:45-49
Setahun : Yoel 1–3

Pesimis
TB: Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: | Yehezkiel 20:45 (TB)



Marah adalah salah satu emosi yang wajar dalam diri manusia. Menurut ilmu psikologi, kemarahan perlu diekspresikan sehingga tidak menjadi ganjalan hati. Ekspresi kemarahan bisa beragam. Ada yang marah dengan menegur langsung, mendiamkan, atau menyindir.

Sayangnya, orang yang dimarahi belum tentu menyadari bahwa dirinya sedang dimarahi.

Demikianlah yang ada di dalam hati Yehezkiel. Ketika Tuhan menyatakan hal-hal yang hendak Dia lakukan karena kemarahan-Nya kepada umat-Nya (45-48), Yehezkiel menyampaikan keluhannya bahwa orang-orang hanya akan menganggapnya mengucapkan kata-kata sindiran (49).

Tampaknya, Yehezkiel sudah sangat pesimis dengan umat Israel. Dia tidak tahu lagi harus berbicara apa kepada mereka. Tegurannya tidak didengarkan, apalagi ketika diucapkan dengan bentuk kiasan. Mereka begitu bebal hingga sang nabi pun pesimis dengan tugasnya.

Bagaimana dengan kita saat ini? Bagaimanakah kita merespons teguran Tuhan? Teguran Tuhan datang kepada kita melalui firman-Nya dalam

Alkitab, namun juga bisa melalui nasihat orang tua, anak, teman, saudara, tetangga, atau orang yang tidak kita kenal. Apakah kita merasa marah ketika teguran itu datang? Apakah kita merasa kesal karena kesalahan kita ketahuan? Apakah kita merasa direndahkan oleh teguran dari orang yang menurut kita tidak layak menegur kita? Ataukah, kita mau mengindahkan teguran itu? Maukah kita mendengarkan teguran dengan rendah hati dan menerimanya sebagai bentuk kasih kepada kita?

Sejatinya, sebuah teguran adalah bentuk kasih. Teguran menunjukkan bahwa kita sedang berjalan di jalan yang salah. Ketika Tuhan menegur kita melalui seseorang, itu tandanya Tuhan mengasihi kita. Orang yang menegur itu pun mengasihi kita. Tuhan dan orang yang mengasihi kita tidak mau kita terus melakukan kesalahan. Mari kita terima dengan penuh syukur. Lalu kita respons dengan memperbaiki jalan hidup kita. Jangan sampai orang yang tadinya senang hati menegur kita, menjadi pesimis terhadap kita, lalu menjadi tidak peduli sama sekali! [KRS]


Wednesday 20 September 2023

TAK SAMA LAGI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KEJADIAN 3:1–8
Setahun : Hosea 7–14

TAK SAMA LAGI
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. (Kejadian 3:6)

Suatu ketika orang tua saya terjatuh saat sedang mandi. Sejak itu, praktis beliau tidak bisa berjalan dengan normal, seperti ketika belum terjatuh. Alat bantu tongkat pun menjadi tidak terpakai untuk sementara waktu, sambil menanti kesembuhan kakinya lewat penanganan medis, dan proses latihan yang memerlukan cukup banyak waktu dan kesabaran.

Dalam kehidupan ini, suatu peristiwa yang terlihat sepele, ternyata dapat berdampak cukup signifikan, bahkan terbilang … fatal! Bagi kita, memakan buah yang ada di lemari es milik orang lain, yang sebenarnya sudah dilarang oleh pemiliknya untuk dimakan, mungkin tak berdampak fatal. Namun, ketika yang melakukan itu adalah Hawa, lalu diikuti Adam, saat memakan buah yang Allah jelas sudah melarang … dampaknya tak hanya bagi Adam, Hawa, atau anak dan cucu mereka. Namun, sampai ribuan tahun kemudian, dampak itu masih menjalar, berupa dosa yang masuk dan menguasai kehidupan manusia, bahkan sejak manusia itu dilahirkan. Ya, setelah kesalahan yang terlihat sepele itu, keadaan manusia sudah tidak pernah sama … sampai hari ini!

Oleh karena itu, sebagai pribadi yang dikaruniai hikmat Ilahi, hendaklah kita senantiasa berhati-hati dan memohon bimbingan Roh Kudus dalam menjalani hidup. Terhadap sesuatu yang salah, atau perbuatan dosa tertentu, pikirkanlah berulang kali sebelum nekat melakukannya. Kita tidak pernah tahu dampak seperti apa yang akan dihasilkan oleh kenekatan itu, yang mungkin dapat membuat segala sesuatu tidak sama lagi seperti semula.



DAMPAK DARI PERBUATAN DOSA SEJATINYA TIDAK PERNAH SESEDERHANA YANG SERING KITA PIKIRKAN


Tuesday 19 September 2023

Allah dari Generasi ke Generasi

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yehezkiel 20:1-29
Setahun : Hosea 1–6

Allah dari Generasi ke Generasi
TB: Pada tahun ketujuh, dalam bulan yang kelima, pada tanggal sepuluh bulan itu, datanglah beberapa orang dari tua-tua Israel untuk meminta petunjuk dari pada TUHAN dan duduk di hadapanku. | Yehezkiel 20:1 (TB)



Apakah Allah adalah "milik" generasi baby boomers dan X saja? Ataukah, juga "milik" generasi Y, Z, dan generasi lain yang akan datang?

Firman Tuhan kepada Yehezkiel menyatakan bahwa Dia adalah Allah dari semua generasi. Tuhan bersumpah kepada keturunan Yakub di Mesir (5-7). Tuhan menuntun, memelihara, dan bersumpah kepada mereka di padang gurun (10-12, 15). Tuhan berbicara kepada anak-anak mereka di padang gurun (18-20). Tuhan melihat dan menegur keturunan mereka setelah masuk ke tanah perjanjian (28-29). Tuhan pun masih berfirman kepada Yehezkiel pada masa Israel berada dalam pembuangan di Babel (1). Semua hal yang dibeberkan oleh Tuhan itu menunjukkan bahwa Dia adalah Allah dari semua generasi.

Kuasa-Nya dari kekal sampai kekal, tidak terbatas oleh waktu.

Allah bukan hanya Tuhan bagi orang tua saja, tetapi juga Tuhan bagi anak-anak. Oleh karena itu, penting sekali mengenalkan Allah kepada anak-anak sedini mungkin.

Penting juga membuat gereja sebagai komunitas dan tempat yang "ramah" bagi mereka.

Allah adalah Tuhan juga bagi orang-orang muda. Di tengah pergumulan pencarian jati diri, di tengah beban pergaulan, studi, dan pekerjaan, pengenalan akan Tuhan yang berkuasa sangat penting.

Kuasa Tuhan menjadi sumber pengharapan, perintah Tuhan menjadi pedoman.

Allah juga Tuhan bagi orang dewasa. Di tengah pergumulan akan pasangan hidup, keluarga, dan pekerjaan, pengenalan dan kebersamaan dengan Tuhan menumbuhkan pengharapan.

Tuhan tidak hanya mengasihi orang yang hidupnya mulus dan tenang, tetapi juga mereka yang penuh pergumulan.

Allah juga Tuhan dari para lanjut usia. Dalam usia indah mereka, kiranya pengenalan akan Tuhan menguatkan iman dan pengharapan mereka.

Juga kiranya senantiasa teguh berpegang kepada firman Tuhan.

Demikianlah, Tuhan adalah Allah bagi semua generasi.

Kiranya kita tidak mengeklaim Tuhan bagi diri sendiri. Kiranya gereja pun selalu menjadi komunitas yang ramah bagi semua generasi. [KRS]


Monday 18 September 2023

SAWANG SINAWANG

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : GALATIA 6:1–10
Setahun : Daniel 10–12

SAWANG SINAWANG
Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjaannya sendiri; maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain. (Galatia 6:4)

Sawang sinawang adalah sebuah ungkapan bijak dalam bahasa Jawa yang arti harfiahnya adalah 'memandang dipandang' atau 'saling memandang'. Makna dari ungkapan ini adalah kehidupan setiap orang ada susah-senangnya masing-masing dan kita tidak akan benar-benar tahu situasi orang lain secara menyeluruh. Sehingga tidaklah perlu membanding-bandingkan diri dengan orang lain.

Dalam suratnya kepada jemaat Galatia, Paulus juga mengajak umat untuk tidak saling membandingkan diri. Ia mengingatkan bahwa Tuhan memberikan berkat dan tugas yang berbeda-beda kepada masing-masing dari kita, sesuai kapasitas kita. Tanggung jawab kita adalah untuk mengelola berkat-Nya sesuai kehendak-Nya dan mengemban tugas yang Dia percayakan dengan setia. Sehingga tidaklah perlu kita membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Melainkan Paulus mengajak kita semua untuk hidup bergandengan tangan, saling tolong-menolong, saling berbagi dan berbuat baik satu sama lain.

Budaya membanding-bandingkan diri dengan orang lain sekarang sangat meluas karena kepopuleran media sosial. Orang-orang saling membagikan secuplik kehidupannya, biasanya yang bagus-bagus. Tak jarang, mungkin tanpa kita sadari, ketika melihat akun media sosial orang lain itu, kita merasa rendah diri atau iri hati ketika melihat mereka yang nampaknya lebih sukses atau bahagia daripada kita. Atau sebaliknya, mungkin kita menjadi tinggi hati ketika melihat mereka yang nampaknya kalah sukses dibandingkan kita. Kedua sikap ini tentunya tidak bagus dan perlu kita hindari dengan terus secara sadar mengingatkan diri untuk tidak membanding-bandingkan diri.



MEMBANDING-BANDINGKAN DIRI DENGAN ORANG LAIN TIDAKLAH BERGUNA


Sunday 17 September 2023

Kepedulian Sosial Kristen

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yehezkiel 18
Setahun : Daniel 7–9

Kepedulian Sosial Kristen
TB: Maka datanglah firman TUHAN kepadaku: | Yehezkiel 18:1 (TB)



Pernahkah Anda membaca tentang kepedulian sosial di dalam Alkitab? Apakah yang Anda pahami tentang kepedulian sosial menurut Alkitab?

Berkenaan dengan masyarakat, Alkitab jelas mengandung dan mengajarkan unsur sosial yang sangat tinggi. Bahkan, Tuhan sering kali murka kepada Israel oleh karena mereka mengabaikan kepedulian sosial mereka.

Ada dua hal yang membuat Tuhan marah kepada umat Israel. Pertama, karena penyembahan berhala. Kedua, karena ketidakadilan sosial.

Persoalan ketidakadilan sosial mengambil porsi yang lebih besar dalam kemurkaaan Allah. Tampak dalam pasal ini, tertulis berulang kali tentang perbuatan menindas orang lain (6-18).

Hampir seluruh isi dari perikop ini mencontohkan tentang perbuatan-perbuatan menindas yang menjadi dasar kemurkaan Allah.

Seruan pertobatan yang Allah maksudkan adalah seruan agar setiap orang hidup di dalam kebenaran dan keadilan (5, 21). Orang yang bertobat dan tidak lagi menindas orang lain akan hidup, sedangkan orang yang melakukan ketidakadilan sosial akan mati (31-32).

Hal itu jugalah yang menjadi salah satu alasan utama Yesus datang ke dunia, yakni menghadirkan surga di bumi ini (lih. Mat. 6:10). Yesus mengatakan dengan tegas bahwa bukan setiap orang yang berseru-seru kepada-Nya yang akan masuk ke kerajaan surga, melainkan setiap orang yang melakukan kehendak Bapa (lih. Mat. 7:21). Apa yang dimaksud dengan kehendak Bapa?

Kehendak Bapa adalah hidup di dalam kebenaran dan keadilan.

Ketika kita membandingkan kehidupan jemaat mula-mula, kita bisa melihat bagaimana kehidupan sosial mereka. Tidak ada yang kekurangan karena selalu ada dari mereka yang menjual barang miliknya lalu membagi-bagikannya sesuai keperluan masing-masing. (lih. Kis. 2:44-47).

Kita bisa mempelajari dua hal. Pertama, ketidakpedulian sosial merusak relasi dan bertentangan dengan kasih. Kedua, kepedulian sosial merupakan keniscayaan dalam kehidupan Kristen. Mari kita asah kepedulian sosial dalam hidup bermasyarakat! [YGM]


Saturday 16 September 2023

MENDENGAR YANG BAIK

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : PENGKHOTBAH 7:1–22
Setahun : Daniel 4–6

MENDENGAR YANG BAIK
Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau. (Pengkhotbah 7:21)

Ibu saya pernah memecat seorang asisten rumah tangga (ART) karena menurut beberapa tetangga, ART tersebut sering bergosip dengan ART lain dan menjelek-jelekkan ibu saya. Saya membayangkan bagaimana dulu Raja Salomo yang sangat kaya memperlakukan pelayan-pelayannya yang jumlahnya ribuan orang. Kemungkinan besar pelayan-pelayan Raja Salomo juga sering menggunjingkan dia dibelakang.

Dalam kitab Pengkhotbah 7:21, Raja Salomo menasihatkan kita agar tidak memperhatikan segala perkataan yang diucapkan oleh orang, supaya kita tidak mendengar hal-hal yang seharusnya tidak perlu kita dengarkan. Ada saat kita perlu mendengar dengan baik, ada saat kita tidak perlu mendengar sama sekali. Tidak selamanya yang menyenangkan itu baik didengar dan tidak selamanya yang menyakitkan tidak baik. Mendengar kritik yang membangun jauh lebih baik daripada mendengar pujian para penjilat. Mendengar hardikan orang berhikmat lebih baik daripada mendengar nyanyian orang bodoh (ay. 5). Banyak informasi yang lalu lalang di sekitar kita yang akan lebih baik jika tidak kita ketahui. Karena itulah kita harus bijak untuk memilah informasi-informasi apa saja yang perlu atau tidak perlu kita ketahui.

Jika orang menggunjingkan kita di belakang, kita tidak perlu mencari tahu apa yang mereka gunjingkan. Karena jika niat mereka baik, mereka akan datang langsung dan menyampaikan kepada kita. Jika tidak disampaikan, itu bukan urusan kita. Nasihat dari Raja Salomo ini cocok sekali diterapkan jika kita terpaksa harus berada dalam lingkungan orang-orang yang suka bergosip, bergunjing, atau mengolok-olok di belakang. Cari dan dengarlah informasi yang hanya akan membangun diri kita menjadi orang yang lebih baik lagi.



DENGARKAN DAN BICARALAH YANG BAIK-BAIK SAJA


Friday 15 September 2023

Pentingnya Merasa Malu

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yehezkiel 16:53-63
Setahun : Daniel 1–3

Pentingnya Merasa Malu
TB: "Tetapi Aku akan memulihkan keadaan mereka, baik keadaan Sodom bersama anak-anaknya perempuan maupun keadaan Samaria bersama anak-anaknya perempuan, dan juga Aku akan memulihkan keadaanmu di tengah-tengah mereka, | Yehezkiel 16:53 (TB)



Rasa malu bisa bersifat positif sekaligus negatif. Malu yang bersifat negatif adalah malu yang disebabkan oleh tidak percaya diri. Sedangkan malu yang bersifat positif adalah malu untuk berbuat dosa.

Penyebab utama bangsa Israel dimurkai Allah adalah karena mereka tidak mengingat perjanjian kekal Allah (59).

Sebaliknya, Allah tetap mengingat perjanjian-Nya dengan Israel. Dia memulihkan mereka (60). Bukan hanya memulihkan bangsa Israel, melainkan juga Sodom dan Samaria (53). Hal itu dilakukan Allah agar Israel tahu bahwa mereka tidak lebih istimewa daripada bangsa-bangsa yang mereka cela pada masa kecongkakan (56).

Hal itu dilakukan Allah dengan tiga tujuan. Pertama, agar Israel merasa malu sebab mereka dipulihkan bukan karena lebih baik daripada Sodom maupun Samaria (61). Kedua, agar Israel mengetahui siapa Allah yang sejati. Ketiga, mengingatkan pendamaian antara Allah dan Israel (63).

Perjanjian yang diingkari umat Israel adalah perjanjian antara Allah dengan nenek moyang mereka. Perjanjian untuk menjadikan mereka bangsa yang besar asalkan mereka tetap menjadikan Tuhan sebagai Allah mereka.

Padahal, catatan Musa menunjukkan kepada setiap kita tentang betapa dahsyat dan ajaibnya perbuatan-perbuatan Tuhan dalam memimpin umat Israel keluar dari Mesir. Bahkan, setelah masuk ke tanah perjanjian, Allah tidak pernah sekalipun meninggalkan umat Israel. Akan tetapi, Israel tidak tahu malu! Mereka tidak mengingat kebaikan Tuhan.

Mereka malahan melakukan dosa yang sangat keji di hadapan Allah. Oleh karena itu, pemulihan Sodom dan Samaria dimaksudkan agar Israel kembali memiliki rasa malu!

Merasa malu akan dosa adalah langkah awal untuk perubahan diri dan pengenalan akan Allah yang sejati. Tanpa merasa malu dan jijik dengan dosa kita sendiri, kita tidak bisa mengenal Tuhan dan mengalami perubahan hidup.

Lihatlah keadaan kita.

Sudahkah kita merasa malu akan setiap dosa kita? Ataukah, justru kita bangga dan menikmati dosa setiap hari? [YGM]


Thursday 14 September 2023

WAKTU ADALAH KRISTUS

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : EFESUS 5:1–21
Setahun : Yehezkiel 46–48

WAKTU ADALAH KRISTUS
Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. (Efesus 5:16)

Pada saat kuliah, saya sempat diajar oleh seorang dosen yang telah berusia 81 tahun. Pada waktu saya bergabung dengan kelompok paduan suara gereja, salah seorang rekan sepelayanan saya adalah seorang kakek berusia 80 tahun. Saya juga berteman dengan seorang kakek berusia lebih dari 60 tahun yang memutuskan untuk mengambil studi lanjut di perguruan tinggi jurusan teologia. Bukan hanya berhenti di tingkat strata satu, beliau melanjutkan hingga strata dua. Alasan yang sama menjadi dasar bagi ketiganya: mengisi waktu dengan tindakan positif yang berkenan bagi Tuhan.

Paulus menggolongkan orang menjadi dua jenis: bebal dan arif, dengan melihat cara mereka memanfaatkan waktu. Orang bebal lebih senang menggunakan waktunya untuk mencari kesenangan diri, bukan kesenangan Tuhan. Mereka hidup dalam percabulan, kejahatan, keserakahan, kemabukan. Sementara orang arif menanggapi karya Roh Kudus dalam hatinya sehingga mereka memanfaatkan waktu semaksimal mungkin bagi kemuliaan Tuhan.

Paulus mengingatkan jemaat untuk memanfaatkan waktu dengan baik mengingat zaman ini adalah zaman yang jahat. Lagi pula bukankah waktu yang kita miliki adalah karunia Tuhan yang harus dipertanggungjawabkan? Dengan demikian jelaslah bahwa waktu bagi kita bukan sekadar kesempatan untuk mencari kesenangan atau uang. Apalagi menjadikannya kesempatan untuk bermalas-malasan. Bagi seorang Kristen, waktu adalah Kristus: tidak ada waktu yang tidak dipergunakan untuk menyatakan kemuliaan Tuhan.



MENGINVESTASIKAN WAKTU BAGI KRISTUS MEMBERI KEUNTUNGAN KEKAL


Wednesday 13 September 2023

Tapi Kamu kok Selingkuh?

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yehezkiel 16:15-34
Setahun : Yehezkiel 43–45

Tapi Kamu kok Selingkuh?
TB: "Tetapi engkau mengandalkan kecantikanmu dan engkau seumpama bersundal dalam menganggarkan ketermasyhuranmu dan engkau menghamburkan persundalanmu kepada setiap orang yang lewat. | Yehezkiel 16:15 (TB)



Pasti menyakitkan, bukan, jika kita diselingkuhi?

Umat Israel digambarkan sebagai istri yang berselingkuh. Setelah dirawat dan dikasihi Allah, Israel menjadi begitu termasyhur dan cantik (15).

Mereka tidak lagi mengandalkan Allah, melainkan mengandalkan kecantikannya sendiri. Dengan modal yang diberikan oleh Allah, dia memikat semua laki-laki yang lewat. Bahkan, Israel digambarkan sebagai seorang perempuan bersundal yang mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya (33-34).

Alkitab menggambarkan Allah sebagai suami yang cemburu. Kecemburuan ini wajar sebab hubungan tersebut bersifat eksklusif, tidak boleh ada pihak ketiga.

Allah ingin diprioritaskan oleh umat-Nya. Bukan tanpa alasan, sebab Allahlah yang telah menciptakan, memelihara, dan menebus umat-Nya. Oleh karena itu, wajar, Dia ingin dikasihi secara eksklusif. Selain itu, Allah tahu bahwa tidak ada allah lain yang dapat menjamin kehidupan umat-Nya. Semua allah lain adalah palsu dan hanya akan membawa manusia kepada kebinasaan.

Celakanya, kerap kali manusia lupa akan hal itu, lalu berselingkuh dengan berhala-berhala yang lain. Manusia bahkan mengandalkan hal-hal lahiriah, seperti kecantikan (15) dan kecakapan. Semua hal yang pada awalnya adalah pemberian Tuhan, malah dipakai dan dijadikan berhala. Sehingga, manusia lupa akan jati dirinya yang sesungguhnya (22). Dalam dunia masa kini, berhala mengambil berbagai bentuk. Ironisnya, bentuk berhala masa kini justru kebanyakan bermula dari berkat Allah. Misalnya, berkat uang, berkat kekuasaan, dan berkat pasangan hidup. Berkat-berkat tersebut pada awalnya berasal dari Allah, namun banyak manusia malah mengganti posisi pemberi berkat dengan berkat itu sendiri.

Kita harus menyadari bahwa secara rohani kita bisa berselingkuh dari Allah. Kita bisa menggantikan-Nya dengan ilah lain, seperti uang, kekuasaan, dan prestasi. Karena itu, kita harus terus menelisik ke dalam lubuk hati kita mengenai siapa atau apa sesungguhnya yang menjadi realitas tertinggi dalam kehidupan kita. [YGM]


Tuesday 12 September 2023

JANJI MELAMPAUI KEHANCURAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YESAYA 1:10–20
Setahun : Yehezkiel 40–42

JANJI MELAMPAUI KEHANCURAN
“… Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” (Yesaya 1:18)

Seorang ayah begitu frustrasi melihat sikap anaknya. Ayah ini merasakan kesesakan besar karena anaknya sama sekali tidak mengerti isi hatinya yang terdalam. Suatu kali ia pulang dari perjalanan dinas yang panjang, ia berharap anaknya menyambutnya dengan hangat. Namun yang hadir untuk menyambutnya pulang justru hanya anjing peliharaan mereka. Tidak terkatakan rasa sakit yang memuncak menjadi kesedihan karena anak yang ia kasihi tidak merasakan kerinduannya yang begitu besar.

Kerinduan Tuhan terhadap bangsa Israel juga tecermin lewat penglihatan yang Ia berikan kepada Nabi Yesaya. Kerinduan yang timbul bersamaan dengan rasa frustrasi yang hebat melihat keadaan bangsa Israel yang memberontak dan tegar tengkuk. Tuhan membeberkan apa yang sesungguhnya bukan menjadi inti permasalahan bangsa itu, lalu apa yang dilakukan bangsa itu yang juga bukanlah menjadi jawaban bagi Tuhan (ay. 11‒15). Sungguh suatu pemandangan kehancuran yang menyayat hati Tuhan.

Mari melihat keadaan kita sekarang, apakah ada hal yang melukai hati Tuhan? Apakah yang kita kerjakan bertentangan dengan maksud Tuhan? Seperti Tuhan meminta bangsa Israel bertobat karena begitu besar janji pengampunan-Nya, seperti itu pula kerinduan-Nya bagi kita saat ini. Tuhan begitu rindu untuk memulihkan keadaan kita. Janji pengampunan yang Ia berikan melampaui segala kehancuran yang sudah terjadi. Mari datang dengan kerendahhatian, menyadari betapa besar kerinduan Tuhan agar kita kembali dan memahami betapa besarnya Ia mengasihi kita.



TUHAN BERJANJI MEMBERIKAN PENGAMPUNAN, IA MENGHENDAKIPERTOBATAN YANG SUNGGUH-SUNGGUH TERLEBIH DAHULU


Monday 11 September 2023

Hanya Satu Fungsi

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Yehezkiel 15
Setahun : Yehezkiel 37–39

Hanya Satu Fungsi
TB: Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: | Yehezkiel 15:1 (TB)



Benda apa pun biasanya mempunyai satu fungsi primer. Ketika benda itu sudah tidak bisa difungsikan pada tugas primernya, maka sudah seharusnya dibuang.

Tuhan menjadikan pohon anggur sebagai metafora umat Israel (2). Pohon anggur mempunyai satu fungsi primer, yaitu berbuah. Jika tidak berbuah, maka pohon tersebut sudah tidak ada gunanya lagi.

Tuhan menggambarkan betapa tidak bergunanya pohon anggur yang tidak berbuah, tidak ada seorang pun yang mengambil kayunya untuk membuat sesuatu (3), tidak ada keistimewaan dibanding kayu-kayu lain (2), dan ketika sudah dibakar, tidak ada gunanya, bahkan selagi masih hidup pun sudah tidak ada gunanya (5).

Buah yang dimaksud adalah keadilan dan kebenaran (lih.

Yes. 5:7). Dalam ayat tersebut digambarkan bahwa Israel justru menghasilkan buah yang lain dari pada buah yang diharapkan oleh Tuhan. Tuhan mengharapkan buah keadilan, tetapi Israel malah menghasilkan kelaliman. Tuhan mengharapkan kebenaran, tetapi Israel menghasilkan keonaran. Tanpa menghasilkan kebenaran dan keadilan, umat Israel sama seperti pohon anggur yang tidak berbuah. Tidak ada gunanya sama sekali, selain dibuang dan dibakar.

Dalam PB, metafora pohon anggur yang dipakai sedikit berbeda. Yesus adalah pokok anggur yang benar dan setiap pengikut-Nya adalah ranting-ranting-Nya (lih. Yoh. 15:1-8) . Karena itu, setiap orang yang mau berbuah harus menempel pada pokok anggur yang benar, yakni Yesus Kristus.

Bagi Rasul Paulus, berbuah berarti menghasilkan buah Roh, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (lih. Gal. 5:22-23). Itulah buah yang harus kita hasilkan sebagai ranting yang melekat pada pokok anggur yang benar.

Agar dapat berbuah, kita harus erat berelasi dengan Tuhan karena Dialah sumber pertumbuhan kerohanian kita. Hidupilah juga firman Tuhan dengan setia. Berusahalah dengan giat menghasilkan buah yang Tuhan kehendaki di dalam hidup kita. [YGM]


Sunday 10 September 2023

SOMBONG SATU, SOMBONG DUA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AMSAL 30:32–33
Setahun : Yehezkiel 33–36

SOMBONG SATU, SOMBONG DUA
Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut! (Amsal 30:32)

Dalam kelompok kecil di tempat kerja, ada cara menarik yang kami pakai untuk saling mengingatkan agar jangan sampai kami terjebak dalam kesombongan, yang tak jarang terucap begitu saja tanpa disadari. “Nah, sudah mulai sombong satu,” kata seorang rekan ketika ada yang menceritakan soal ponsel berharga mahal yang baru saja dibeli untuk anaknya. “Sebentar lagi akan ada sombong kedua kalau nggak hati-hati,” timpal yang lain.

Perkataan tadi mungkin terdengar seperti candaan, tetapi ketika saya renungkan hal tersebut sesungguhnya cukup baik sebagai cara untuk mengingatkan agar tidak menjadi sombong. Nas renungan hari ini pun menasihatkan agar kita dapat segera “menutup mulut” ketika menyadari ada ungkapan bernada kesombongan yang mulai terucap. Nasihat untuk menekapkan tangan pada mulut juga dapat dimaknai sebagai cara untuk mengingatkan diri sendiri ketika kesombongan mulai hinggap dalam hati. Ya, kesadaran pribadi ini sangat penting dalam mengantisipasi kesombongan, karena sering kali orang tidak menyadari bahwa dirinya mulai sombong, lalu baru menyadari ketika dampak kesombongan itu sudah menimpanya.

Jadi, mari lakukan evaluasi diri secara cepat, siapa tahu ada “sombong satu” atau “sombong dua” yang mulai keluar dari ucapan, sikap, maupun perilaku kita. Semakin cepat kita menyadari, lalu meminta ampun kepada Tuhan dan bertobat, maka Tuhan pun akan semakin leluasa campur tangan untuk menolong kita dalam mengatasi dosa yang sudah terbukti merusak kehidupan manusia sejak masa lampau ini.



SEJARAH KEHIDUPAN MEMBUKTIKAN BAHWA KESOMBONGAN TAKKAN PERNAH MEMBAWA KEBAIKAN BAGI PELAKUNYA


Saturday 9 September 2023

Istri Pembawa Berkat

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 31:10-31
Setahun : Yehezkiel 29–32

Istri Pembawa Berkat
TB: Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. | Amsal 31:10 (TB)



Allah menciptakan istri sebagai penolong (Kej. 2:18). Dengan demikian, tugas utama seorang istri adalah menolong suami untuk melakukan kehendak Allah dengan baik.

Nas hari ini terdiri dari 22 ayat, sesuai dengan jumlah abjad Ibrani, karena setiap ayat dimulai dengan abjad pertama sampai dengan abjad terakhir. Istri yang cakap lebih berharga dari permata bagi suaminya dan suaminya percaya penuh kepadanya (10-12). Seorang istri harus mengerti bahwa tugas utamanya adalah mengurus keluarganya (15, 18, 21). Seorang istri harus rajin bekerja dengan tangannya dan melakukan bisnis yang menguntungkan (13-18, 24). Seorang istri juga harus banyak mengulurkan tangan membantu orang lain, terutama yang tertindas (20). Sebagai hasilnya, suaminya dapat duduk di pintu gerbang, menjadi penatua kota bersama para tua-tua negeri (23). Keluarganya pun hidup dengan penuh berkat, suami maupun anak-anaknya memuji dan menyebutnya berbahagia (28-31). Bahkan seluruh kota memujinya (32).

Allah memberikan istri sebagai penolong bagi suami, berarti seorang istri mempunyai pengaruh yang besar bagi suami dan anak-anaknya. Istri sebagai penolong digambarkan dengan luar biasa dalam nas hari ini. Keberadaan istri yang cakap ini membuat keluarganya dapat berfungsi dengan baik, anak-anak bertumbuh dengan sehat dan bahagia, serta suami dapat menjadi orang terhormat di kota -menjadi penatua kota. Bukan itu saja, istri juga tidak melupakan perintah Allah untuk menolong mereka yang tertindas. Tak heran, ia disebut sebagai orang yang berbahagia oleh anak-anaknya, dan dipuji oleh suaminya, bahkan dipuji oleh orang banyak.

Pesan bagi para perempuan Kristen masa kini, berhati-hatilah dalam menjalankan peran sebagai istri! Ingat! Ada istri yang dapat menolong keluarganya menjalankan kehidupan dengan baik, namun ada juga istri yang dapat menyebabkan keluarganya menjadi berantakan (jika ia tidak melakukan tugasnya sebagai istri dan ibu dengan baik).

Kiranya Tuhan memampukan para perempuan menjalankan tugasnya sebagai istri dan ibu yang baik. [INT]

Amsal 31:10-31

Betapa beruntungnya suami yang memiliki istri yang baik dan cakap. Pengamsal mengatakan bahwa istri yang demikian lebih berharga daripada permata, yang berarti sangat berharga, tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan apa pun di dunia ini. Allah, sejak penciptaan, telah menyatakan bahwa seorang istri adalah penolong bagi suaminya. Menjadi penolong bagi suami berarti bahwa seorang istri memiliki kualifikasi yang lebih baik daripada suaminya sehingga ia mampu memberikan pertolongan.


Friday 8 September 2023

CUKUP SEKEPING ROTI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : HAKIM-HAKIM 7:1–15
Setahun : Yehezkiel 25–28

CUKUP SEKEPING ROTI
Ketika Gideon sampai ke situ, kebetulan ada seorang menceritakan mimpinya kepada temannya, katanya: "Aku bermimpi: tampak sekeping roti jelai terguling masuk ke perkemahan orang Midian; setelah sampai ke kemah ini, dilanggarnyalah kemah ini, sehingga roboh, dan dibongkar-bangkirkannya, demikianlah kemah ini habis runtuh." (Hakim-hakim 7:13)

Konon, selain dikenal sebagai tentara yang tangguh, dan ganas, tentara Kasdim juga dikenal karena kekejamannya. Bangsa-bangsa menjadi takut. Bangsa Kasdim menjadi sombong, mereka begitu mengagung-agungkan kekuatan tempurnya. Alkitab bahkan menyebut bahwa mereka telah "mendewakan kekuatannya sendiri" (Hab. 1:11). Begitu pun Midian dan Amalek. Siapa yang tak gentar menghadapi jumlah kekuatan perang yang tak terhitung itu (ay. 12)?

Tetapi Tuhan meminta Gideon memimpin Israel untuk maju menghadapinya. Bukan dengan jumlah kekuatan yang banyak, tetapi cukup dengan tiga ratus orang yang berani dan taat kepada-Nya. Gideon, mungkin saja berpikir mana mungkin kekuatan tiga ratus orang mampu menghadapi kekuatan musuh yang tak terhitung jumlahnya. Tuhan menjawabnya melalui sebuah mimpi dari seseorang yang melihat bahwa ada sekeping roti jelai yang terguling masuk perkemahan Midian dan meluluhlantakkannya (ay. 13)! Gideon memahami bahwa bahkan Tuhan bisa saja tidak membutuhkan seorang pun untuk menaklukkan segala kekuatan yang penuh kesombongan. Tuhan bisa memakai "sekeping roti jelai" untuk menunggangkan kekuatan musuh.

Gideon belajar apa arti hidup mengandalkan kekuatan Tuhan. Tuhan membenci hati yang mendewakan kekuatan diri, Ia mengasihi orang yang rendah hati. Kita diajar untuk tidak fokus kepada kekuatan diri, sebaliknya fokus dan bersandar kepada Tuhan. Tuhan tidak membutuhkan kekuatan manusia, Ia hanya membutuhkan iman, cukup sekeping roti jelai saja untuk menyelesaikan persoalan kita.



SELURUH KEKUATAN KITA PUN DILUCUTI-NYA DAN MENJADI TIDAK BERARTI AGAR KITA BELAJAR RENDAH HATI, PERCAYA, DAN HANYA BERSANDAR KEPADA TUHAN


Thursday 7 September 2023

Pelajaran dari Alam

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Amsal 30:17-33
Setahun : Yehezkiel 22–24

Pelajaran dari Alam
TB: Mata yang mengolok-olok ayah, dan enggan mendengarkan ibu akan dipatuk gagak lembah dan dimakan anak rajawali. | Amsal 30:17 (TB)



Allah adalah Pencipta langit dan bumi. Di dalam alam ciptaan-Nya, Allah memberikan banyak pelajaran berharga.

Nas hari ini berbicara tentang kehebatan binatang yang Allah ciptakan. Ada misteri dalam cara rajawali terbang di udara dan ular yang dapat berjalan dengan tenang di atas cadas (19).

Hal itu seperti misteri tentang kapal yang dapat berlayar di tengah laut, dan tentang hubungan seorang laki-laki dengan perempuan. Bahkan, binatang-binatang kecil juga mempunyai kelebihan yang luar biasa. Semut yang mengerti dan mengumpulkan makanan pada saat musim panas untuk persediaan musim dingin (25). Pelanduk yang lemah, tetapi dapat membuat rumah di bukit batu (26). Belalang yang tidak mempunyai raja, tetapi dapat berbaris dengan teratur (27), dan cicak yang mudah ditangkap, tetapi ternyata dapat masuk ke istana-istana raja (28).

Binatang juga dibentuk oleh Allah (Kej. 2:19), sama seperti manusia (Kej. 2:7). Tidak mengherankan jika binatang dapat memiliki fitur-fitur yang lebih hebat daripada manusia. Keunikan setiap binatang yang dibentuk Allah telah membuat kita terkagum-kagum, dan tentu saja, kita belajar banyak hal dari binatang-binatang itu.

Ada misteri-misteri yang seharusnya membuat kita kagum kepada Allah yang menciptakan binatang-binatang itu. Ada perilaku yang harus kita pelajari, misalnya berhikmat dan bekerja keras seperti semut untuk menyiapkan masa depan. Seperti pelanduk, kita harus percaya kepada kemampuan yang Tuhan berikan dan dapat melakukan hal yang kita anggap tidak mungkin. Sepertii belalang, kita harus hidup tertib, bahkan ketika tidak ada pemimpin yang mengawasi; dan seperti cicak, kita harus bisa beradaptasi di mana pun kita berada.

Janganlah memandang rendah binatang-binatang yang telah Allah ciptakan. Kita harus mengerti bahwa segala sesuatu dalam alam ini dapat Allah pakai untuk memberikan pelajaran berharga bagi kita. Untuk itu, marilah juga kita menikmati segala yang Allah ciptakan dan banyak belajar dari semuanya.

Kiranya, Bapa memampukan kita untuk dapat belajar banyak dari alam ciptaan-Nya yang sungguh amat baik ini. [INT]