Thursday 29 February 2024

Berbuahlah! Jangan Hanya Berdaun!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 11:12-14
Setahun : Ulangan 5-6

Berbuahlah! Jangan Hanya Berdaun!
TB: Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. | Markus 11:12 (TB)



Mengapa pohon ara dikutuk Yesus? Apa salahnya?

Setelah keluar dari Betania, dalam perjalanan kembali ke Yerusalem, Yesus merasa lapar (12), dan Ia melihat pohon ara. Karena pohon itu sudah berdaun, Yesus melihat kalau-kalau buahnya sudah muncul, tetapi Ia tidak menemukan apa pun (13). Maka, Yesus mengatakan kepada pohon itu: "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!" (14).

Yesus dan para murid mengetahui bahwa saat itu memang bukan musim buah ara. Namun, pada umumnya pohon ara berdaun dan berbuah pada saat yang bersamaan.

Daun pohon ara yang dilihat Yesus dari kejauhan seharusnya menandakan bahwa pohon itu sudah memiliki buah, tetapi nyatanya hanya daun yang ditunjukkan, tak ada buah.

Bukanlah pohon ara yang salah dan berdosa. Dalam Perjanjian Lama, pohon ara adalah simbol akan orang Yerusalem, dan tindakan mengutuk pohon ara itu adalah simbol penghakiman Allah. Jadi, Yesus bukan marah kepada sebatang pohon, melainkan umat yang tidak berbuah.

Perikop sebelumnya menceritakan orang-orang Yerusalem yang berteriak "Hosana!" kepada Yesus. Namun, perikop sesudahnya mengungkapkan sikap dan perilaku mereka yang mencemarkan Bait Allah (bdk. Mrk. 11:9-10, 17).

Yesus menginginkan agar kita sebagai murid-murid-Nya berbuah. Kekristenan bukan sebatas lip service (perkataan indah) atau penampilan keagamaan yang terlihat agung dan berwibawa. Iman Kristen harus nyata dalam perkataan dan perbuatan. Kita tak cukup hanya berteriak "Hosana", namun perilaku sehari-hari kita bertentangan dengan kehendak Allah seperti mencari untung, menipu, dan memeras.

Hidup kita harus menjadi berkat di gereja maupun di rumah dan tempat kerja. Jika kita sudah dipanggil menjadi umat Tuhan, ikuti dan layanilah Dia dengan tulus dan cara yang benar, bukan di bibir saja.

Marilah kita bertekad untuk membuahkan kemuliaan dan kekudusan Tuhan. Itulah yang patut diusahakan secara terus-menerus dan diperjuangkan tanpa mengenal lelah. [MKD]


Wednesday 28 February 2024

MENGAPA BUKAN AKU?

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YOHANES 1:35-42
Setahun : Ulangan 3-4

MENGAPA BUKAN AKU?
Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata, “Engkau adalah Simon, anak Yohanes. Engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).” (Yohanes 1:42)

Mendengar kabar kalau sahabatnya diputuskan oleh kekasihnya, seorang wanita lekas pergi menemui sahabatnya yang sedang bersedih hati. “Nanti Tuhan pasti memberikan kekasih yang lebih baik untukmu,” hiburnya. Esoknya wanita itu mendengar sahabatnya yang lain dipinang oleh seorang pria tampan, mapan, dan takut akan Tuhan. Dalam hati ia menggerutu, “Mengapa bukan aku?”

Oscar Wilde menyadari akan sifat buruk manusia yang satu ini. Penulis naskah drama itu menuturkan, “Siapa pun bisa bersimpati bersama-sama ketika seorang teman menderita. Namun, seseorang harus berbesar hati untuk bisa bersimpati dengan kesuksesan seorang teman.” Tidak mudah bersukacita saat mendengar orang lain mendapat keberuntungan. Untuk itu, kita dapat memberi acungan jempol pada Andreas. Hari itu Andreas mendengar Yohanes menunjuk Yesus sebagai Mesias (ay. 35-36, 40). Lekas ia membawa Simon, saudaranya kepada Yesus. Oleh Yesus, Simon diberi nama baru: Kefas, artinya Petrus. Pemberian nama baru cukup menyadarkan Andreas bahwa saudaranya nanti akan dipakai Tuhan secara luar biasa. Menarik, tidak tercatat Andreas menjadi kesal, lalu ia menggerutu, “Mengapa bukan aku?” Sampai akhirnya Andreas terus berbesar hati mengetahui Petrus lebih unggul sebagai rasul.

Alangkah indahnya jika kita dapat meneladani sikap Andreas. Akan menyenangkan sebuah kehidupan jika kita dapat turut bersukacita dan merayakan kebahagiaan orang lain. Lagi pula tidak seharusnya hati menyimpan perasaan iri, dengki, atau tidak puas. Tidak seharusnya mulut mengeluh, “Mengapa bukan aku?” Karena pada kenyataannya Tuhan sudah dengan adil membagi berkat-Nya. Segala yang kita terima saat ini sudah merupakan bagian yang terbaik dari Tuhan.



MENGHIBUR DAN MENOLONG ORANG LAIN YANG MENDERITA ITU BIASA;BERSUKACITA DAN MERAYAKAN KEBAHAGIAAN ORANG LAIN ITU LUAR BIASA


Tuesday 27 February 2024

Berani Beda karena Benar

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 10:46-52
Setahun : Ulangan 1-2

Berani Beda karena Benar
TB: Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerikho. Dan ketika Yesus keluar dari Yerikho, bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak yang berbondong-bondong, ada seorang pengemis yang buta, bernama Bartimeus, anak Timeus, duduk di pinggir jalan. | Markus 10:46 (TB)



Harta diidentikkan dengan berkat Allah pada masa itu, demikian juga kesehatan. Karena itu, muncul persepsi bahwa orang yang menderita penyakit atau kecacatan adalah orang yang dihukum Allah dan tidak layak untuk datang kepada-Nya.

Bartimeus, seorang penyandang disabilitas karena ia buta, menghidupi dirinya dengan mengemis di pinggir jalan (46). Namun, cukup lengkap info yang diterimanya tentang Yesus. Misalnya, Yesus adalah orang Nazaret dan Anak Daud (47).

Nama Yesus tak asing lagi di telinga Bartimeus. Kisah tentang mukjizat Yesus yang menyembuhkan orang tuli, orang bisu, dan berbagai penderita penyakit lainnya telah tersebar hingga mungkin menjadi perbincangan orang-orang di pinggir jalan. Ini menggugah harapan akan kesembuhan dalam hati Bartimeus.

Sebutan "Yesus orang Nazaret" biasanya digunakan untuk merendahkan Yesus (bdk. Yoh. 1:46). Namun, Bartimeus berseru kepada Yesus dengan sebutan "Anak Daud", yang artinya Yesus adalah keturunan Raja Daud. Ini adalah gelar kehormatan yang dikhususkan bagi Mesias yang dijanjikan (bdk. Yer. 23:5-6). Teriakan ini sangat kontras maknanya di tengah perkataan orang yang menilai Yesus dengan rendah.

Kepada Yesus, Anak Daud, Bartimeus terus berseru. Ini bukan seruan biasa, tetapi seruan yang disertai tangisan. Dia mengemis kesembuhan dari Yesus yang dia percaya sebagai Mesias yang berkuasa dan berbelas kasihan.

Saat orang merendahkan Yesus, Bartimeus justru meninggikan-Nya. Saat orang hanya ikut-ikutan untuk melihat Yesus, Bartimeus yang buta berteriak memanggil Yesus.

Tidak gampang untuk berani berbeda dari kebanyakan orang, apalagi bila perbedaan itu membuat kita disalahpahami, diremehkan, atau dikecam. Namun, inilah prinsip hidup bagi murid Kristus yang sejati. Siapa yang berani berbeda karena kebenaran layak disebut pengikut Yesus.

Marilah kita bertekad untuk berani berbeda karena kita melakukan dan membela apa yang benar. Menjadi murid berarti berani melawan arus, bukan mencari aman. [MKD]


Monday 26 February 2024

ALLAH TIDAK DIAM

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : HAGAI 2:5-6
Setahun : Bilangan 35-36

ALLAH TIDAK DIAM
Sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman Tuhan. Kuatkanlah hatimu, hai Imam Besar Yosua bin Yozadak; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman Tuhan. Bekerjalah, sebab Aku menyertai kamu, demikianlah firman Tuhan Semesta Alam. (Hagai 2:5)

Kegagalan untuk meraih sesuatu yang kita percayai dan kita harapkan, sering kali memutuskan asa hidup kita. Dari kegagalan itu, tanpa disadari kita justru terpuruk dalam kekecewaan, sehingga kita menjadi takut untuk bangkit dan melakukan sesuatu. Bahkan, kita juga menjadi takut untuk kembali membangun harapan karena kegagalan dirasa begitu pahit. Bila demikian, dapatkah kita menjalani hidup dalam ketakutan dan perasaan kecewa?

Pembuangan dan hancurnya Bait Suci, tentu menjadi dua hal yang sangat pahit, bahkan menyesakkan bagi bangsa Israel. Karena begitu pahitnya, mereka bahkan tidak langsung membangun kembali Bait Suci dari reruntuhan setibanya mereka pulang dari pembuangan. Untuk itulah, Allah berfirman kepada bupati Yehuda, imam besar, dan segenap lapisan masyarakat Yahudi, supaya mereka menguatkan hati. Allah menyentuh hati setiap orang Israel dan memberikan semangat yang baru, sehingga mereka dapat bangun dari kesedihan dan sadar bahwa mereka harus bangkit dan membangun kembali Bait Suci. Kehadiran Allah itu kembali ditegaskan, dengan kembali menyatakan janji-Nya, supaya mereka berani untuk kembali melangkah dalam hidup, dalam naungan-Nya.

Kehadiran Allah dalam kepedihan yang dirasakan bangsa Israel ini menunjukkan bahwa Allah tidak tinggal diam atas umat-Nya. Oleh karenanya, marilah kita menjawab kehadiran Allah tersebut dengan tidak berkecil hati atas apa pun yang terjadi, tetapi senantiasa membangun dan memperbarui semangat kita.



TETAPLAH BERSEMANGAT DAN MEMBANGUN HARAPANKARENA ALLAH TIDAK TINGGAL DIAM ATAS HIDUP KITA


Sunday 25 February 2024

Tuhan Selalu Berjalan di Depan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 10:32-34
Setahun : Bilangan 33-34

Tuhan Selalu Berjalan di Depan
TB: Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, | Markus 10:32 (TB)



Pernahkah tangan Anda tertusuk duri mawar? Bayangkan jika Anda ditantang untuk menggenggam dahan mawar berduri. Bukankah sebelum tertusuk, dengan memikirkannya pun Anda sudah ngeri dan takut?

Berulang kali Yesus memberi tahu murid-murid-Nya tentang penderitaan yang akan Ia alami. Secara sadar dan paham, Ia menyampaikan bahwa diri-Nya akan menanggung penderitaan psikis dan fisik yang begitu berat, bahkan akan dijatuhi hukuman mati (33-34).

Yesus juga menyampaikan bahwa tempat di mana Dia akan dieksekusi adalah Yerusalem. Wajar jika perjalanan menuju ke Yerusalem ini menjadi perjalanan yang menakutkan bagi para murid. Yesus sudah berulang kali menyampaikan peringatan itu, dan hari ini mereka menyaksikan sendiri bahwa Yesus berjalan di depan mereka ke Yerusalem (32).

Secara sadar dan paham sepenuhnya Yesus sedang berjalan menuju ke kematian-Nya. Kengerian penderitaan yang akan Dia tanggung sudah diketahui-Nya. Seperti menggenggam duri dengan sengaja, ada rasa gentar, tetapi tak ada niat untuk mundur terlihat pada diri-Nya.

Yesus memberikan teladan sejati kepada para murid tentang bagaimana semestinya mereka bersikap di hadapan ancaman penderitaan. Kengerian akan penderitaan yang harus ditanggung sudah terlihat jelas dalam pikiran-Nya, tetapi dengan berani Ia berjalan di depan. Yesus menguatkan para murid-Nya untuk tidak takut menghadapi penderitaan.

Banyak penderitaan bisa kita alami dalam mengikut Yesus. Mungkin kengeriannya sudah terbayang dalam benak kita sehingga hati kita takut dan cemas. Layaknya gembala, Dia selalu memimpin kita untuk melewati masa-masa sulit. Tuhan bukan hanya meminta kita untuk bertahan di tengah penderitaan, tetapi juga mendahului kita dan menjadikan diri-Nya teladan yang terbesar.

Marilah dengan bulat hati mengikut Dia, walau kita harus keluar dari zona nyaman dan masuk ke zona berbahaya karena Tuhan berjalan di depan. Kehadiran-Nya bersama kita akan selalu menghadirkan ketenteraman dan kekuatan. [MKD]


Saturday 24 February 2024

KENDALIKAN AMARAH

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : AMSAL 29:18-27
Setahun : Bilangan 31-32

KENDALIKAN AMARAH
Pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya. (Amsal 29:22)

Bermula dari pertengkaran yang terjadi di depan sebuah restoran di Spanyol yang sedang mengadakan pesta pernikahan, sebuah mobil kemudian menabrak para tamu undangan sehingga beberapa terluka, bahkan ada yang sampai meninggal. Segera melarikan diri setelah kejadian tersebut, akhirnya pelaku yang merupakan satu keluarga itu berhasil ditangkap oleh polisi. Perselisihan tajam yang berujung kepada maut akibat emosi pelaku yang tidak terkendali.

Kitab Amsal juga mengingatkan kita kalau mereka yang sifatnya pemarah, hidupnya adalah seputar keributan. Bahkan sering kali sampai merugikan orang lain yang tidak terlibat dalam persoalannya. Sebagai orang percaya, hendaknya kita meminta hikmat Tuhan agar kita tidak asal bertindak sampai kehilangan kendali diri yang berujung pada kesalahan fatal yang membuat kekacauan bagi banyak orang, walaupun pada saat itu kita merasa tidak terima atas perlakuan tidak menyenangkan yang orang lain berikan terhadap kita. Sungguh sulit untuk memperbaiki kerusakan dari emosi kita yang tertumpah hanya karena kita ingin buru-buru melampiaskan amarah kita.

Mari kita "pause" sejenak. Memohon petunjuk kepada Tuhan apa yang sebaiknya kita lakukan ketika rasanya kita ingin “meledak”, asal menyerang orang lain yang mengesalkan hati kita, sehingga tidak timbul “nyala api” yang semakin sulit dipadamkan dan membawa petaka bagi banyak orang.



KETIKA KITA TIDAK MENYERAHKAN AMARAH KITA KEPADA TUHAN,BANYAK KEKACAUAN YANG AKAN KITA TIMBULKAN


Friday 23 February 2024

Kepuasan Rohani

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 10:17-27
Setahun : Bilangan 28-30

Kepuasan Rohani
TB: Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" | Markus 10:17 (TB)



Berita tentang mukjizat dan pengajaran Yesus telah tersebar luas. Banyak orang ingin bertanya jawab dengan-Nya, termasuk seorang kaya.

Injil Markus mencatat bahwa orang kaya itu seorang yang taat (19-20). Namun, di hadapan Yesus masih ada yang kurang sehingga Yesus memintanya untuk menjual dan membagikan semua harta miliknya (21). Permintaan ini membuatnya berduka, ia pergi dengan hati yang sedih (22). Dari kisah ini, Yesus memperlihatkan betapa sukarnya orang kaya dan taat untuk masuk ke Kerajaan Allah, jika bukan karena Allah (23-27).

Orang kaya itu seorang yang berhasil secara luar biasa. Ia berkelimpahan harta, namun juga saleh. Kemungkinan besar ia berharap bahwa Yesus akan menjawab bahwa hidupnya sudah sempurna. Ia menyangka bahwa jawaban Yesus akan menjadi kepuasan rohani di dalam batinnya karena ia telah berupaya sungguh-sungguh untuk taat kepada hukum Taurat.

Namun, nyatanya, Yesus tak ingin orang kaya itu berpuas diri. Yesus menantangnya untuk mengikut Tuhan tanpa harta.

Peristiwa ini memberi peringatan bahwa kepuasan rohani pada hal-hal yang kurang tepat dapat terjadi juga pada kita. Dalam batin kita berkata, "Sudah cukup banyak yang kulakukan untuk gereja dan pelayanan. Saya rajin ke gereja dan saya cukup dermawan." Semua terlihat sangat baik, bahkan sempurna.

Apakah kita sedang terjebak dalam kepuasan rohani seperti ini? Apa respons kita jika permintaan yang sama diberikan Tuhan kepada kita? Mungkin beragam keraguan muncul. "Mau makan apa nanti? Bagaimana dengan biaya sekolah anak saya? Bagaimana dengan hari tua saya?"

Ternyata dalam kita mengikut Tuhan, Dia selalu menghendaki supaya kita makin terikat pada-Nya, bukan pada harta atau kepuasan rohani. Marilah kita selalu merendahkan diri dan bukan berpuas rohani. Karena ada banyak hal yang masih perlu dibereskan dalam diri kita, mari kita belajar untuk makin rela berkarya bagi Tuhan, supaya kita menjadi makin tulus, makin dewasa, dan makin murah hati untuk berbagi kepada sesama. [MKD]


Thursday 22 February 2024

BUKAN URUSANMU

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YOHANES 21:18-25
Setahun : Bilangan 26-27

BUKAN URUSANMU
Jawab Yesus, "Jikalau Aku menghendaki, supaya ia tetap hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu. Namun engkau, ikutlah Aku." (Yohanes 21:22)

Kepo adalah rasa ingin tahu yang berlebihan tentang kepentingan atau urusan orang lain. Kata ini cenderung bermakna negatif. Bersinonim dengan kata reseh, usil, dan suka ikut campur. Sifat kepo sebenarnya bukan menunjukkan kepedulian, melainkan hanya ingin memuaskan rasa penasaran, serta cenderung mengurusi perkara orang lain. Dalam kadar tertentu, pastinya semua orang memiliki sifat ini. Jika tidak dikendalikan, ini dapat mengganggu kenyamanan orang lain, serta menghasilkan hidup yang tidak tertib.

Sikap kepo ini ditunjukkan Petrus ketika Tuhan Yesus memberitahunya bahwa ia akan mengalami penderitaan di masa tuanya serta kematiannya akan memuliakan Allah (ay. 18-19). Yesus baru saja memanggil Petrus untuk kembali mengikuti-Nya pasca-kebangkitan-Nya setelah sebelumnya ia menyangkal Sang Guru. Namun, perhatian Petrus justru teralihkan ketika ia melihat Yohanes. Ia ingin tahu apa yang akan terjadi dengan Yohanes dan bagaimana ia akan mati. Dengan tegas, Yesus mengatakan bahwa itu bukan urusan Petrus. Jangan kepo! Yesus ingin agar Petrus memfokuskan diri untuk mengikuti Dia. Orang lain punya hidup dan panggilannya sendiri, yang tentunya harus dipertanggungjawabkannya kepada Tuhan.

Memberikan perhatian kepada orang lain adalah hal yang terpuji, yakni dengan menunjukkan kasih serta kepedulian kita. Namun, bukan hanya sekadar ingin tahu serta menjadi pengganggu. Jangan sampai sifat ini menjadi kebiasaan buruk, yang justru membuat kita melupakan tugas kita untuk melakukan perintah Kristus. Janganlah sikap kepo terhadap urusan orang lain menghalangi kita dalam mengikut Dia.



ALLAH INGIN KITA PEDULI SERTA MENGURUS ORANG LAIN, NAMUN BUKANDENGAN MENGURUSI PERKARA-PERKARA YANG TIDAK PERLU


Wednesday 21 February 2024

Eksklusivitas Pernikahan Kristen

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 10:1-12
Setahun : Bilangan 23-25

Eksklusivitas Pernikahan Kristen
TB: Dari situ Yesus berangkat ke daerah Yudea dan ke daerah seberang sungai Yordan dan di situpun orang banyak datang mengerumuni Dia; dan seperti biasa Ia mengajar mereka pula. | Markus 10:1 (TB)



Pernikahan Kristen adalah ikatan yang kudus dan eksklusif. Namun, pada kenyataannya, pernikahan Kristen juga diperhadapkan pada berbagai persoalan rumit, salah satunya adalah perceraian.

Pada zaman Tuhan Yesus, perceraian juga menjadi isu yang hangat diperbincangkan. Karena itu, orang Farisi sengaja menanyakan perihal ini untuk mencobai Yesus (2). Menurut pandangan orang Yahudi, perceraian diperbolehkan asalkan ada surat cerainya (4).

Namun, Yesus berkata bahwa Musa menulis hukum tersebut karena kekerasan hati mereka (5). Allah sejak semula tidak pernah merancangkan perceraian. Allah menciptakan laki-laki dan perempuan supaya keduanya bersatu (7-8). Karena apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia (9), secara teologis pernikahan adalah rancangan Allah yang bersifat kudus dan ekslusif.

Eksklusivitas ini dapat kita pelajari dari setidaknya tiga hal. Pertama, pasangan pernikahan adalah satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Prinsip ini menjadi satu hal yang urgen mengingat tren relasi dan pernikahan masa kini. Kedua, hanya Allah yang berhak atas ikatan pernikahan. Ikatan ini disatukan atas restu Allah sehingga manusia tidak mempunyai hak untuk memutuskannya. Dengan kata lain, tidak ada kata perceraian. Ketiga, ikatan pernikahan berlaku seumur hidup. Artinya, ikatan pernikahan hanya akan berakhir jika salah satu pasangan meninggal dunia.

Oleh karena itu, sekalipun karena kerasnya hati ada pasangan yang bercerai, bukan berarti perceraian telah diizinkan dan diperkenankan oleh Allah. Pernikahan Kristen tetap bersifat kudus dan ekslusif.

Oleh karena itu juga, bagi kita yang belum menikah, berdoalah dan mintalah hikmat dari Allah agar kita menemukan pasangan yang tepat. Sedangkan bagi kita yang sudah menikah, hormatilah kekudusan dan eksklusivitas pernikahan. Karena pernikahan yang setia dan penuh kasih adalah rancangan Allah bagi manusia sejak awal penciptaan, komitmen untuk memperbaiki dan menjaga pernikahan sampai akhir hidup harus terus kita perjuangkan! [YGM]


Tuesday 20 February 2024

MENGALAMI KEMURAHAN HATI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 RAJA-RAJA 4:8-17
Setahun : Bilangan 21-22

MENGALAMI KEMURAHAN HATI
"Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil berdinding batu. Baiklah kita menaruh di sana sebuah tempat tidur, meja, kursi, dan kandil baginya. Apabila ia datang kepada kita, ia boleh tinggal di sana." (2 Raja-raja 4:10)

Kemurahan hati adalah salah satu karakter yang mudah menular. Mereka yang telah mengalami kemurahan hati orang lain, biasanya akan lebih mudah tergerak untuk bermurah hati. Fakta lainnya, ketika kita mempraktikkan sikap murah hati, kita sendiri juga akan mengalami balasannya, entah saat itu juga ataupun di kesempatan lain. Ini dikatakan Tuhan Yesus dalam Matius 5:7, TB “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.”

Perempuan Sunem diam-diam mengamati pelayanan Nabi Elisa. Tiap kali Elisa datang ke daerahnya, perempuan ini mengundangnya makan di rumahnya. Lalu, ia dan suaminya sepakat membangun satu kamar khusus beserta perlengkapannya untuk Elisa, agar dapat ia tempati tiap kali melayani ke sana. Di luar dugaannya, keluarga ini akhirnya mendapatkan kemurahan yang tak pernah mereka bayangkan. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki berkat doa sang nabi.

Saya percaya bahwa setiap kita telah menyaksikan atau mengalami kemurahan hati dari begitu banyak orang, termasuk dalam pelayanan di ladang Tuhan. Bahkan menurut data Charities Aid Foundation World Giving Index 2021, Indonesia menempati peringkat satu sebagai negara paling dermawan di dunia. Hebatnya, mereka yang bermurah hati ini tidak melulu orang kaya, melainkan orang-orang sederhana yang rela berbagi di tengah keterbatasan. Tak harus kaya supaya dapat berbagi atau bermurah hati. Justru saat kita rela berbagi, kita akan merasa kaya. Kiranya kita setia mempraktikkannya, agar rantai kemurahan hati ini terus berlanjut dan menjamah hidup banyak orang.



MENUNJUKKAN KEMURAHAN HATI KEPADA SESAMA ADALAH TANDABAHWA KITA MENSYUKURI BERKAT TUHAN YANG TELAH KITA TERIMA


Monday 19 February 2024

Membatasi Kuasa Allah

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 9:38-41
Setahun : Bilangan 18-20

Membatasi Kuasa Allah
Bacaan: Markus 9:38-41 | Santapan Harian (Senin, 19 Februari 2024)



Allah tidak terbatas, tetapi kita kerap berusaha membatasi-Nya dengan menetapkan aturan, seolah-olah Allah harus tunduk pada aturan kita sendiri.

Murid-murid menerima kuasa dari Tuhan. Hal ini mungkin membuat mereka merasa bahwa kuasa itu sudah menjadi milik mereka. Karenanya, ketika murid-murid melihat ada orang lain yang bisa mengusir setan demi nama Yesus, mereka berusaha mencegahnya (38). Namun, tindakan tersebut justru dilarang oleh Yesus. Pasalnya, tidak ada seorang pun yang melakukan mukjizat demi nama Yesus dan kemudian mengumpat nama-Nya (39).

Ada dua implikasi buruk dari pencegahan yang dilakukan murid-murid. Pertama, mereka membatasi kuasa Allah. Anggapan mereka adalah jika seseorang bertindak tidak sesuai aturan yang umum atau yang ditetapkan mereka, orang itu semestinya tidak bisa menunjukkan kuasa Allah.

Kedua, muncul sikap eksklusivisme. Mereka merasa bahwa mereka yang paling berhak sehingga kuasa Allah hanya boleh dinyatakan melalui mereka. Oleh karena itu, jika ada orang lain yang ikut menyebut nama Yesus, mereka berpikir bahwa dia harus dihentikan.

Nyatanya, kuasa Allah tidak terbatas pada aturan manusia. Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menunjukkan kuasa-Nya, bahkan melalui orang yang tidak percaya sekalipun.

Oleh karena itu, sebagai orang percaya, kita tidak sepatutnya membatasi kuasa Allah dengan membuat batasan-batasan, seolah-olah yang bisa melakukan mukjizat harus pendeta tertentu, yang berasal dari aliran gereja tertentu, atau yang menggunakan cara tertentu. Kuasa Allah bisa datang kepada siapa saja, bahkan orang-orang yang dianggap sebagai orang luar.

Semua orang dapat memercayai Allah. Nama-Nya tidak dapat dimonopoli oleh segelintir orang yang merasa paling berhak untuk mewakili Tuhan. Karena itu, pemikiran dan perasaan eksklusif harus dibuang jauh-jauh. Lalu, hidupilah prinsip kesatuan tubuh Kristus, bahwa kita mungkin berbeda-beda, tetapi pada saat yang bersamaan semuanya sama pentingnya di hadapan Allah. [YGM]


Sunday 18 February 2024

TIDAK ADA POHON UANG

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 TESALONIKA 3:6-15
Setahun : Bilangan 16-17

TIDAK ADA POHON UANG
Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: Jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. (2 Tesalonika 3:10)

Seorang teman mengunggah status di media sosial dengan menampilkan gambar tanaman dalam pot yang berisi beberapa lembar uang kertas yang tergantung seperti buah. Ia lantas memberi pesan menggelitik: “Gambar hanya pemanis. Tidak ada pohon uang. Kalau mau uang, ya kerja.” Sepertinya unggahan itu dipakai untuk menyindir seseorang, tetapi bagi saya justru hal itu dapat menjadi pengingat yang baik, yakni bahwa manusia harus bekerja jika ingin mendapatkan uang.

Rasul Paulus pernah berpesan mengenai pentingnya bekerja keras kepada jemaat di Tesalonika, dengan terlebih dahulu memberi teladan. Paulus sendiri dikenal sebagai pekerja keras, sehingga ketika memberi nasihat ia tidak sekadar berteori, tetapi sudah meneladankan cara hidup yang benar sebagai rasul Kristus. Nah, beranjak dari kondisi itulah lantas muncul pesan bernada peringatan, “Jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan” (ay. 10). Bukan tanpa alasan peringatan itu disampaikan karena para rasul mendengar bahwa di antara umat Allah di Tesalonika, ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak mau bekerja, lalu sibuk dengan hal-hal yang tak berguna (ay. 11).

Pepatah kuno berkata bahwa tak ada makan siang gratis di dunia ini. Suatu peringatan yang baik pula bagi setiap orang percaya agar mereka yang ingin menikmati hidangan, agar mereka perlu bekerja keras seraya meyakini bahwa Tuhan akan memberkati pekerjaan mereka. Sudahkah kita menghidupi kebenaran firman ini, atau jangan-jangan kita menunggu uang tumbuh di pohon?



ALLAH TAK SENANG DENGAN PEMALAS,TETAPI AKAN MEMBERKATI ORANG YANG RAJIN BEKERJA


Saturday 17 February 2024

Malu Bertanya Sesat di Jalan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 9:30-32
Setahun : Bilangan 14-15

Malu Bertanya Sesat di Jalan
TB: Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; | Markus 9:30 (TB)



Bagi orang yang salah jalan, tetapi bersikeras untuk mencari jalan sendiri, dikatakanlah peribahasa: "Malu bertanya sesat di jalan". Demikianlah para murid dalam perjalanan melewati Galilea.

Tuhan Yesus mengajarkan inti kedatangan-Nya ke dunia ini, yaitu Anak Manusia akan mati dan bangkit pada hari yang ketiga (31). Murid-murid tidak mengerti, tetapi tidak ada satu pun yang berani bertanya (32).

Perikop sebelumnya menggambarkan para murid sebagai orang yang kurang percaya. Kini mereka digambarkan sebagai orang yang tidak mengerti, tetapi malu bertanya. Mereka belum mengerti visi-misi Tuhan yang sebenarnya. Akibatnya, mereka malah berdebat tentang siapa yang terbesar di antara mereka (lih. Mrk. 9:34). Jika mereka mengerti maksud Yesus, mereka tak mungkin memperdebatkan kepentingan politis karena kerajaan Allah bersifat rohani

Kurangnya pengertian ini bahkan berdampak sampai hari kematian Yesus Kristus. Murid-murid meninggalkan Yesus, bahkan Petrus menyangkal-Nya tiga kali. Jika dari awal mereka mengerti maksud-Nya, mungkin mereka akan mempersiapkan diri untuk tetap mengikut Yesus dan menantikan kebangkitan-Nya, bahkan setelah Ia mati.

Kurangnya pemahaman kita terhadap firman berefek buruk. Karena itu, kita harus mempelajari firman Allah secara lengkap. Pada zaman sekarang, kita bisa melihat berbagai ajaran yang menyimpang dan kita acap kali dibingungkan oleh itu semua. Inilah efeknya jika kita belum memahami firman Allah seutuhnya dan sedalamnya.

Mempelajari firman Allah secara lengkap bukan hanya tugas pendeta atau orang Kristen tertentu, tetapi tugas kita semua, anak-anak-Nya, agar kita tidak tersesat dan dapat memahami isi hati-Nya secara benar. Pengertian yang benar menghasilkan perbuatan yang benar pula.

Oleh karena itu, bertanya adalah kuncinya. Dengan bertanya, kita menuju ke titik awal untuk menemukan kebenaran. Tentunya, pertanyaan-pertanyaan itu harus muncul dari motivasi untuk meluruskan kebingungan kita serta mencintai Tuhan dan kebenaran-Nya. [YGM]

Markus 9:33-37

Menjadi yang terbaik adalah cita-cita yang ingin diraih sebagian besar orang, jika bukan semua orang. Dalam profesi apa pun, pastinya ada yang memiliki impian untuk menjadi yang paling hebat dan dihormati oleh semua orang. Hal ini lazim terjadi di kalangan profesional, tetapi bagaimana dengan kalangan orang beriman?

Dari sekian banyak orang yang mengikuti Yesus, 12 orang dipilih untuk menjadi murid utama-Nya. Kemudian, dari 12 murid inilah muncul perdebatan: siapa yang terbaik di antara mereka?


Friday 16 February 2024

PENINDAS SESAMA?

 Sumber : renunganharian.net



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : IMAMAT 25:35-55
Setahun : Bilangan 11-13

PENINDAS SESAMA?
"Apabila saudaramu jatuh miskin sehingga tidak sanggup bertahan hidup di antaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagaimana terhadap pendatang dan warga asing, supaya ia dapat hidup di antaramu." (Imamat 25:35)

Tahun Yobel adalah salah satu perayaan yang dilakukan dalam tradisi Yahudi. Perayaan keagamaan ini dirayakan sekali setiap lima puluh tahun. Ada yang menyatakan bahwa perayaan tahun Yobel dirayakan untuk mengingat kembali tentang praktik penghapusan hutang di Babel. Ada juga yang menghubungkan tahun Yobel itu sebagai tradisi pembebasan budak yang pernah terjadi di Mesopotamia. Namun, bacaan firman Tuhan hari ini menunjukkan bahwa inti dari peraturan tahun Yobel adalah kepedulian terhadap sesama yang menderita.

Allah yang kita sembah adalah Allah yang mengasihi semua orang tanpa membeda-bedakan. Melalui perayaan Yobel ini Allah kembali mengingatkan umat-Nya agar tidak memperbudak atau menindas sesamanya. Allah juga meminta umat-Nya untuk mengingat siapa dirinya ketika ditindas sebagai budak di Mesir, namun yang kemudian telah dibebaskan-Nya. Allah menghendaki agar umat-Nya tidak menindas sesamanya, sebaliknya dalam kelebihan, mereka selayaknya menopang dan menyokong agar ia dapat hidup di antara mereka.

Sebagai milik Allah yang hidup di masa kini, kita pun diingatkan untuk tetap mempraktikkan prinsip tahun Yobel dalam hubungan kita dengan sesama. Kita dapat mewujudkan prinsip ini dalam bentuk perhatian, pertolongan, pembelaan, dan perlindungan terhadap seseorang yang mengalami penindasan atau perlakuan tidak adil. Sikap tidak peduli, apatis, pembiaran atas penderitaan sesama tidak ubahnya bahwa kita sedang "menindas" sesama kita dengan tindakan abai kita.



KEPEDULIAN KITA KEPADA SESAMA YANG MENDERITA MENUNJUKKAN KETAATAN KITA KEPADA ALLAH


Thursday 15 February 2024

Tindakan Ekstra Kasih

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 9:2-13
Setahun : Bilangan 8-10

Tindakan Ekstra Kasih
TB: Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, | Markus 9:2 (TB)



Belum seminggu sejak Petrus mencoba untuk menegur, dalam arti melarang Yesus, sekarang Yesus menunjukkan siapa Dia yang sesungguhnya.

Secercah kemuliaan ilahi-Nya Ia pancarkan. Begitu cemerlang kemuliaan Yesus sampai penulis Injil kesulitan mengilustrasikannya (3).

Dalam kebingungannya, Petrus menawarkan kemah bagi Yesus, Musa, dan Elia (5). Namun, sebuah pengumuman dari surga mematahkan asumsi itu. Allah bersabda: "Inilah Anak-Ku yang terkasih" (7), dan seketika itu juga tinggallah Yesus seorang diri (8).

Bagaimana pengenalan Petrus tentang Yesus? Apakah sekarang ia mengerti mengapa Anak Manusia akan menderita dan dihina? Bagi ketiga murid yang masih bertanya-tanya, Yesus mengingatkan fakta bahwa bangsa Israel telah memperlakukan Nabi Elia dengan semena-mena. Maka, mereka akan lebih lagi menganiaya Yesus (12-13).

Betapa luar biasa kasih dan kesabaran Yesus terhadap murid-murid-Nya. Ia rela melakukan tindakan-tindakan ekstra hanya untuk membuat mereka mengerti siapa Dia dan apa rencana Allah bagi mereka. Lihatlah, Ia mengadakan transfigurasi di depan mata mereka. Bahkan, Ia mengambil risiko membocorkan rahasia tentang diri-Nya sebelum waktunya. Semua itu dilakukan supaya para murid berhenti meragukan perkataan-Nya.

Inilah teladan yang kita terima dari Tuhan dan Guru kita. Jikalau kita adalah murid-Nya, kita pun seharusnya melakukan tindakan ekstra kasih, bahkan kepada orang-orang yang menurut kita kurang pantas menerimanya. Ini mungkin lebih gampang diucapkan daripada dilakukan. Namun, kita bisa memulainya dengan hal-hal praktis dalam keseharian kita. Misalnya, bila tetangga Anda meminta bunga Anda, berikan sekalian potnya (bdk. Mat 5. 40-41).

Seorang motivator pernah berkata, "Melakukan tindakan ekstra adalah kebiasaan seorang juara." Orang Kristen berkata, "Melakukan tindakan ekstra kasih adalah kebiasaan murid Yesus sejati." Lakukanlah tindakan ekstra kasih karena Tuhan kita telah melakukan tindakan ekstra bagi kita. [PHM]


Wednesday 14 February 2024

UNGKAPAN PENUH CINTA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KIDUNG AGUNG 2:1-7
Setahun : Bilangan 7

UNGKAPAN PENUH CINTA
Seperti bunga bakung di antara onak-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis. (Kidung Agung 2:2)

Seorang pengkhotbah bercerita: ada sepasang suami istri yang rukun pernikahannya sampai mereka menjadi tua. Apa rahasianya? Setiap hari mereka masing-masing menuliskan kata-kata cinta, … di tempat-tempat tertentu di sekitar mereka, di secarik kertas yang diletakkan di meja, di kaca cermin, disisipkan pada buku, atau di salah satu bagian tembok yang kerap dilihat. Malamnya sang suami akan bercerita bagaimana ia menemukan tulisan tersembunyi istrinya, dan sang istri bercerita sebaliknya. Kebiasaan itu memupuk kemesraan mereka hari demi hari. Mereka selalu saling menyatakan bahwa, “Betapa aku mencintaimu!”

Kitab Kidung Agung banyak memuat tulisan tentang cinta. Dan hari ini, kita mendapati tulisan Salomo tentang seorang gadis yang merasa dirinya seperti bunga mawar dan bunga bakung, jenis bunga yang mudah ditemukan di Israel. Awalnya, ia merasa dirinya hanyalah gadis biasa yang tak diperhatikan. Namun, kekasihnya berpandangan lain. Di matanya yang penuh cinta, gadis itu “seperti bunga bakung di antara onak-duri”—sosok yang istimewa, menyita perhatian, dan layak dipuji.

Bahasa cinta, yang dilandasi dengan penghargaan terhadap pasangan yang kita cintai, memang memiliki kekuatan untuk membina kemesraan pernikahan. Ungkapan kata cinta kepada pasangan kita mungkin terdengar sederhana, namun sekelumit ungkapan cinta itu seperti tanaman, yang harus setiap hari dirawat, disiram dan dipupuk. Sebuah hubungan akan bertumbuh dengan subur, indah, dan berbuah manis ketika kita mulai menabur kata-kata cinta kepada orang-orang yang kita kasihi.



SEKALIPUN SEDERHANA, SEBUAH UNGKAPAN CINTA DAPAT MEMUPUK KEMESRAAN HARI DEMI HARI


Tuesday 13 February 2024

Kataku, Bukan Katanya

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 8:27-30
Setahun : Bilangan 5-6

Kataku, Bukan Katanya
TB: Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?" | Markus 8:27 (TB)



Dalam kitab Injil, diceritakan betapa seringnya Yesus dan murid-murid-Nya bepergian ke luar kota. Namun, perjalanan ke Kaisarea Filipi kali ini menjadi momen yang istimewa karena memuat sebuah pengakuan penting dari murid-murid Yesus.

Dalam perjalanan itu, Yesus menguji pengenalan murid-murid-Nya akan Dia. Dua kali Ia bertanya, "siapakah Aku ini?" (27b, 29a). Pada pertanyaan yang pertama, menurut kata orang, Yesus adalah Yohanes Pembaptis, Elia, atau seorang nabi (28). Pada pertanyaan yang kedua, Yesus meminta jawaban yang berasal dari pemikiran mereka secara pribadi. Maka, Petrus menjawab: "Engkaulah Mesias!" (29b).

Mesias adalah sebutan bagi raja agung keturunan Daud yang dinantikan oleh seluruh Israel menurut nubuat para nabi (bdk. 2Sam. 7:12-16; Yes. 11:1-2; Yer. 23:5). Bagaimana Petrus bisa tahu bahwa Yesus adalah keturunan Raja Daud, padahal dia tidak pernah mempelajari silsilah keluarga-Nya? Jawabannya: Bapa di surga yang menyingkapkan pengetahuan itu kepadanya (bdk. Mat. 16:17).

Di sini kita bisa melihat perbandingan yang jelas antara orang-orang yang tidak begitu mengenal Yesus dengan para murid. Pengenalan orang-orang lain bersifat empiris, yang semata-mata didasarkan pada pengamatan dan pengalaman indrawi. Hasilnya, Yesus disangka hanya sebatas nabi.

Akan tetapi, pengenalan Petrus, seorang murid, didasarkan pada iman yang dinyatakan oleh Allah. Iman itu mendorong kita juga untuk mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup, Raja di atas segala raja. Meski kita tidak dapat melihat-Nya secara fisik dan tidak dapat menjamah-Nya, kita tahu bahwa Dia sungguh-sungguh hidup dan berkuasa.

Betapa kita bersyukur kepada Allah karena Ia telah mengaruniakan iman dan pengenalan yang sejati akan Dia kepada kita. Orang-orang dunia tergelincir ke jurang maut karena mengandalkan pengertian mereka sendiri saja. Namun, Allah mencerahkan batin kita. Berbahagialah kita yang diberi karunia iman sekalipun tidak melihat, yang mengenal Allah bukan berdasarkan kata orang, tetapi karena kata kita. [PHM]


Monday 12 February 2024

SEPERTI UNTUK TUHAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KOLOSE 3:22-24
Setahun : Bilangan 3-4

SEPERTI UNTUK TUHAN
Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)

Tanpa passion, tak ada kesungguhan dalam karya, tak ada totalitas maupun pencapaian optimal. Tanpa passion, semua karya berjalan ala kadarnya. Passion memang penting dan menentukan.

Namun, ada catatan.

Ternyata, passion bisa tumbuh dalam semua karya, di bidang apa pun, dengan arah ke mana pun. Passion bisa tumbuh dalam karya di bidang yang terang maupun gelap, dengan tujuan baik maupun jahat, dengan cara yang sesuai maupun bertentangan dengan kebenaran. Passion menggelegak di hati pengabdi cinta kasih, tetapi juga di hati pemuja kebencian; berkobar-kobar di hati pecinta kemanusiaan, tetapi juga di hati gembong narkoba. Ternyata, passion itu buta nilai, tidak mengenal moralitas. Karena itu, Rasul Paulus menasihati agar kita berkarya “seperti untuk Tuhan”.

Berkarya “seperti untuk Tuhan” mensyaratkan bahwa karya yang digeluti adalah karya yang terang, selaras dengan kehendak Sang Terang. Berkarya “seperti untuk Tuhan” menuntut agar tujuan dan motivasi di dalamnya adalah tujuan dan motivasi yang baik dan mulia. Nasihat untuk berkarya “seperti untuk Tuhan” menghendaki agar karya yang baik dengan tujuan baik itu direalisasikan lewat jalan dan cara yang baik juga. Nasihat untuk berkarya “seperti untuk Tuhan” mendorong agar tiap karya adalah persembahan yang layak bagi Tuhan.

Passion itu api, energi, yang mendorong kita berkarya optimal. Firman Tuhan menasihati agar api itu digunakan dan diarahkan hanya bagi karya yang selaras dengan kehendak Tuhan, agar nama Tuhan dimuliakan di dalamnya.



PASSION ITU BUTA NILAI, TIDAK MENGENAL MORALITAS.IA HARUS DIKENDALIKAN AGAR MENUJU KEPADA TUHAN.


Sunday 11 February 2024

Jangan Khawatir Selama Ada Yesus

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 8:14-21
Setahun : Bilangan 1-2

Jangan Khawatir Selama Ada Yesus
TB: Kemudian ternyata murid-murid Yesus lupa membawa roti, hanya sebuah saja yang ada pada mereka dalam perahu. | Markus 8:14 (TB)



Amigdala berfungsi untuk mengatur emosi, termasuk kecemasan dan kekhawatiran; hipokampus berfungsi untuk mengolah ingatan. Kedua bagian otak ini agaknya bekerja keras di dalam kepala murid-murid dalam nas bacaan kita.

Mungkin karena buru-buru meninggalkan Dalmanuta, murid-murid lupa membeli bekal untuk perjalanan mereka (14). Dengan segera situasi itu membangkitkan ingatan akan perkataan Yesus dan menimbulkan kecemasan di dalam pikiran mereka (15-16). Kasak-kusuk di antara para murid akhirnya sampai ke telinga Yesus. Kita bisa merasakan kekecewaan-Nya melalui kritik-Nya yang tajam (17).

Kritik Yesus terhadap murid-murid-Nya amat beralasan. Telah dua kali mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana Guru mereka memberi makan ribuan orang. Patutkah mereka sekarang khawatir kalau-kalau rombongan mereka, yang hanya terdiri dari belasan orang, tidak bisa makan? Bukankah Yesus ada di tengah-tengah mereka?

Ini menjadi peringatan bagi kita semua. Kekhawatiran bisa menjadi indikasi dari ketidakpercayaan. Maka, Tuhan kecewa terhadap umat-Nya yang gampang khawatir; terlebih lagi bila Ia telah berulang kali menyatakan pemeliharaan-Nya yang ajaib kepada mereka. Itu sebabnya, beberapa kali Tuhan murka kepada Israel.

Charles Swindoll, penginjil kenamaan dari Amerika Serikat menjelaskan kerugian dari sikap khawatir. "Kekhawatiran, " katanya "menarik awan mendung esok hari ke cuaca cerah hari ini." Kita tentu tidak mau menghabiskan hidup di bawah awan mendung, bukan?

Apakah Anda sedang khawatir saat ini? Apakah keluarga, pekerjaan, studi, atau lingkungan rumah Anda membuat Anda khawatir? Kita boleh saja khawatir asalkan perasaan itu dikendalikan dan diakhiri dengan keputusan memercayai Tuhan.

Jadi, percayakanlah semuanya kepada Tuhan. Ingat bagaimana Ia telah menolong kita pada masa lalu. Selama Yesus bersama kita, yaitu selama-lamanya, tidak ada alasan untuk tenggelam dalam khawatiran terhadap apa pun juga. [PHM]


Saturday 10 February 2024

TIDAK PERNAH MEMINTA-MINTA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MAZMUR 37
Setahun : Imamat 26-27

TIDAK PERNAH MEMINTA-MINTA
Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti. (Mazmur 37:25)

Agustin langsung teringat akan masa lalunya ketika melihat orang yang meminta-minta di perempatan jalan dengan pakaian badut. “Saya langsung teringat sewaktu mengalami kesulitan ekonomi, hampir saja saya menyewa kostum demi mendapatkan uang tambahan untuk keperluan susu anak,” ujar Agustin saat bersaksi. Namun, niat tersebut diurungkan karena alasan tertentu, terlebih karena mengalami pertolongan Tuhan yang memberkati keuangan keluarganya.

Kisah Agustin mengingatkan kita akan janji firman Allah mengenai pemeliharaan Allah bagi orang percaya, yang disebut oleh Pemazmur sebagai orang benar. Pemazmur rupanya mencermati kehidupan orang benar sejak masa muda hingga masa tuanya, lalu tiba pada satu kesimpulan: orang benar tidak pernah ditinggalkan atau harus meminta-minta roti. Tentu saja, janji firman Tuhan ini tidak berarti boleh mengabaikan keharusan untuk bekerja jika terkait pemenuhan kebutuhan. Namun, Allah dalam kasih setia-Nya takkan pernah kehabisan cara untuk memberkati umat-Nya, sehingga tak ada yang sampai harus meminta-minta demi sesuap nasi.

Hari ini, mungkin mulai muncul kekhawatiran dalam diri kita akan kondisi ekonomi keluarga yang secara matematis kurang atau mepet. Ada baiknya kita tenangkan diri sejenak, lalu renungkan janji firman-Nya mengenai pemeliharaan Allah bagi umat-Nya. Mintalah berkat dari-Nya, supaya kita dapat beroleh jalan keluar untuk pemulihan kondisi ekonomi keluarga. Selain itu, mintalah pula hikmat dari-Nya agar kita dapat mengelola keuangan dengan bijaksana.



JANJI PEMELIHARAAN ALLAH TAKKAN PERNAH BERHENTIKARENA DIA MENGASIHI UMAT-NYA


Friday 9 February 2024

Belas Kasihan bagi yang Tinggal dalam Dia

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 8:1-10
Setahun : Imamat 24-25

Belas Kasihan bagi yang Tinggal dalam Dia
TB: Pada waktu itu ada pula orang banyak di situ yang besar jumlahnya, dan karena mereka tidak mempunyai makanan, Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: | Markus 8:1 (TB)



Empat ribu orang dikenyangkan dengan tujuh roti dan beberapa ikan kecil? Bukankah seharusnya lima ribu orang dengan lima roti dan dua ikan? Bacaan hari ini mencatat, Yesus memberi makan ribuan orang secara ajaib untuk kali keduanya. Yang pertama terjadi di dekat Betsaida, dan yang kedua di daerah Dekapolis. Meski sama-sama ada di sekitar Danau Galilea, tempat kejadian pertama merupakan daerah orang Yahudi, sedangkan yang kedua adalah daerah non-Yahudi, alias daerah orang kafir.

Tuhan Yesus menjelaskan bahwa Ia harus memberi mereka makan karena Ia menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang bersama Dia (2). Kata "bersama" dalam bahasa Yunani bisa juga berarti "tinggal". Selama tiga hari di tempat terpencil dan dalam keadaan tidak ada makanan itulah mereka tinggal dengan Yesus.

Setelah mengucap syukur kepada Allah, Yesus memecah-mecah roti dan ikan itu, lalu membagi-bagikannya (6-7). Seperti mukjizat sebelumnya, kali ini pun semua orang makan sampai kenyang dan ada banyak roti yang tersisa (8).

Ada dua pelajaran penting di sini. Pertama, Tuhan adalah sumber pemeliharaan yang sempurna. Melalui dua mukjizat, Yesus membuktikan pemeliharaan dan kasih-Nya kepada umat-Nya, baik bangsa Israel maupun non-Israel. Yesus pernah berkata: "Akulah roti kehidupan" (Yoh. 6:35). Ialah Juru Selamat yang memberi hidup kepada semua manusia.

Kedua, Tuhan secara khusus menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang tinggal di dalam Dia. Kita bisa berharap dalam Tuhan bahwa Ia akan senantiasa memelihara hidup kita jika kita tinggal di dalam-Nya. Ini janji pasti, sebab Yesus sendiri mengatakannya: "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku ..., mintalah apa yang kamu kehendaki, maka akan diberikan kepadamu" (Yoh. 15:7).

Mengucap syukurlah atas janji pemeliharaan Tuhan yang pasti. Kita mungkin baru saja mengalami kuasa-Nya, saat Ia menyediakan kebutuhan kita secara ajaib, atau mungkin kita sudah mengalaminya berulang kali. Tiada lagi alasan menunda respons untuk mengikut-Nya. Nyatakanlah tekad kita untuk tetap tinggal dalam Dia! [PHM]


Thursday 8 February 2024

DAMPAK BENIH KERAJAAN ALLAH

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : LUKAS 13:18-21
Setahun : Imamat 22-23

DAMPAK BENIH KERAJAAN ALLAH
"Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung bersarang pada cabang-cabangnya." (Lukas 13:19)

Biji sesawi yang sangat kecil dalam pertumbuhannya dapat menjadi pohon besar yang memungkinkan burung-burung bersarang di atasnya. Ragi dalam jumlah yang sedikit dapat mengembangkan seluruh adonan roti yang banyak. Biji sesawi yang awalnya sangat kecil berdampak memberi perteduhan bagi burung-burung. Ragi yang sangat sedikit berdampak adonan roti mengembang besar. Demikianlah perumpamaan Kerajaan Allah yang hidup dalam setiap orang percaya.

Biji sesawi adalah benih kehidupan, ragi adalah bentuk jamur hidup. Keduanya benih kehidupan meski dengan ukuran kecil, lalu bertumbuh sehingga berdampak bagi sekitarnya. Kerajaan Allah adalah benih kehidupan bagi semua orang, jika bertumbuh baik akan berdampak bagi orang sekitarnya. Burung-burung memerlukan tempat bersarang, adonan roti perlu ragi, demikian pula orang-orang di sekitar kita memerlukan dampak Kerajaan Allah yang hidup.

Kerajaan Allah adalah kerajaan penuh kasih, rajanya itu Allah yang adalah kasih (1Yoh. 4:8). Kasih inilah benih kehidupan yang perlu kita tabur kepada pasangan, keluarga, dan komunitas di mana pun kita berada. Kasih itu sabar, saling mengampuni, tidak memegahkan diri dan penuh kemurahan (1Kor. 13:4-10). Kasih yang dinyatakan akan membuat orang lain atau komunitas kita merasakan hadirnya Kerajaan Allah. Kita sering masih disibukkan dengan urusan kita sendiri dan lupa untuk menabur. Mari menabur benih kehidupan, yakni kasih melalui perbuatan nyata kepada orang di sekitar kita.



TABURKAN KASIH SEBAGAI BENIH KEHIDUPAN KERAJAAN ALLAH SAMPAI SEMUA ORANG DAPAT MERASAKAN DAMPAKNYA


Wednesday 7 February 2024

Kegigihan Iman

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 7:24-30
Setahun : Imamat 19-21

Kegigihan Iman
TB: Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak mau bahwa ada orang yang mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. | Markus 7:24 (TB)



Kota Tirus berada di pinggir laut dan merupakan bagian dari provinsi Fenisia. Orang-orang yang tinggal di kota itu adalah orang-orang Yunani. Jika demikian, mengapa Yesus bersama para murid-Nya memilih untuk pergi ke sana?

Setidaknya ada satu hal yang mungkin menjadi alasan Yesus, yaitu Ia mau mengajarkan sesuatu kepada para murid dalam hubungan dengan orang non-Israel. Hal ini penting mengingat kecenderungan orang Israel untuk bersikap eksklusif yang membuat mereka melihat bangsa lain sebagai kaum yang lebih rendah.

Perjumpaan Yesus dengan perempuan Siro-Fenisia melawan stigma tersebut. Pernyataan-Nya perihal anak-anak dan anjing sengaja Ia angkat untuk mengajar para murid yang sangat mungkin masih hidup dengan pemikiran orang Israel pada umumnya, yaitu anak-anak adalah mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan, sedangkan anjing adalah perempuan itu sebagai bangsa asing (27).

Tindakan Yesus bagi sang ibu dan anaknya menunjukkan bahwa kasih Allah terbuka bagi semua manusia, apa pun latar belakang hidupnya. Orang berdosa sekalipun, jika ia datang kepada Tuhan dalam kerendahan hati dan kesadaran diri yang tulus (28) akan diperkenan dan diberkati Tuhan.

Melalui karya penebusan-Nya, Yesus Kristus telah membuat setiap orang yang beriman dalam nama-Nya diangkat menjadi "anak-anak Allah" (lih. Yoh. 1:12). Rasa syukur dan kebanggaan kita akan hal itu jangan sampai membuat kita mengulang kesalahan yang dilakukan orang Israel dengan memiliki sikap eksklusif dan merendahkan orang non-Kristen. Sebaliknya, milikilah sikap rendah hati yang menyadari keterbatasan diri.

Sebagai manusia yang telah ditebus, kita mengakui bahwa kita sesungguhnya tidak berhak atas segala belas kasihan dan berkat Tuhan. Namun, sebagai anak-anak-Nya kita juga datang dan memercayakan hidup kita ke dalam tangan-Nya. Kita percaya bahwa kuasa-Nya terbuka bagi kita, dan Ia akan memulihkan kita yang bergumul dan berserah kepada-Nya.

Kiranya iman seperti inilah yang kita miliki. [YWA]


Tuesday 6 February 2024

AKTIVIS SPIRITUAL

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YOHANES 15:1-8
Setahun : Imamat 16-18

AKTIVIS SPIRITUAL
"Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan bahwa kamu berbuah banyak dan menunjukkan kamu adalah murid-murid-Ku." (Yohanes 15:8)

Ia sangat aktif mengikuti kegiatan gereja. Hampir dalam setiap acara gereja ia ada. Mulai dari hadir dalam ibadah Minggu, kegiatan Sekolah Minggu, persekutuan pemuda, sampai persekutuan doa. Ia pun begitu lihai membawakan renungan dan mengupas ayat Alkitab. Sayangnya, di tengah masyarakat ia kurang diterima. Tidak pernah menyediakan diri untuk turut berkegiatan bersama adalah alasan yang disampaikan para tetangga.

Mempermuliakan Tuhan tidak cukup hanya dengan menjadi aktivis gereja. Lebih dari sekadar aktivis, kita perlu menjadi spiritualis Kristiani. Memiliki spiritualitas bukan sekadar berpengetahuan tentang Allah atau pandai melakukan praktik keagamaan yang sia-sia. Spiritualitas sejati adalah pengalaman hidup bersekutu dengan pribadi Yesus Kristus. Adalah anugerah-Nya sekaligus tugas dan panggilan bagi kita untuk tetap berada di dalam-Nya. Dengan demikian spiritualitas adalah proses yang dinamis. Spiritualitas juga harus diekspresikan dalam cakupan yang holistik, mencakup seluruh kehidupan nyata: perjumpaan diri sendiri dalam keheningan (kontemplasi), perjumpaan dengan Allah dalam doa, serta relasi dengan sesama dalam kehidupan.

Yesus sebagai pokok telah memberikan teladan hidup yang berkenan bagi Bapa. Kita pun dipanggil untuk meneladani-Nya, menghasilkan buah bagi kemuliaan Bapa. Sudah pasti, buah yang baik bagi Tuhan hanya dapat dihasilkan ketika kita hidup dengan spiritualitas yang benar, bukan sekadar aktivis. Bukan hanya di tengah komunitas gereja, melainkan di seluruh dunia.



ALLAH MENEMPATKAN ORANG PERCAYA DI TENGAH DUNIAUNTUK MENYAKSIKAN INJIL KERAJAAN ALLAH DALAM SEGALA SEGI KEHIDUPAN