Friday 23 February 2024

Kepuasan Rohani

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : Markus 10:17-27
Setahun : Bilangan 28-30

Kepuasan Rohani
TB: Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" | Markus 10:17 (TB)



Berita tentang mukjizat dan pengajaran Yesus telah tersebar luas. Banyak orang ingin bertanya jawab dengan-Nya, termasuk seorang kaya.

Injil Markus mencatat bahwa orang kaya itu seorang yang taat (19-20). Namun, di hadapan Yesus masih ada yang kurang sehingga Yesus memintanya untuk menjual dan membagikan semua harta miliknya (21). Permintaan ini membuatnya berduka, ia pergi dengan hati yang sedih (22). Dari kisah ini, Yesus memperlihatkan betapa sukarnya orang kaya dan taat untuk masuk ke Kerajaan Allah, jika bukan karena Allah (23-27).

Orang kaya itu seorang yang berhasil secara luar biasa. Ia berkelimpahan harta, namun juga saleh. Kemungkinan besar ia berharap bahwa Yesus akan menjawab bahwa hidupnya sudah sempurna. Ia menyangka bahwa jawaban Yesus akan menjadi kepuasan rohani di dalam batinnya karena ia telah berupaya sungguh-sungguh untuk taat kepada hukum Taurat.

Namun, nyatanya, Yesus tak ingin orang kaya itu berpuas diri. Yesus menantangnya untuk mengikut Tuhan tanpa harta.

Peristiwa ini memberi peringatan bahwa kepuasan rohani pada hal-hal yang kurang tepat dapat terjadi juga pada kita. Dalam batin kita berkata, "Sudah cukup banyak yang kulakukan untuk gereja dan pelayanan. Saya rajin ke gereja dan saya cukup dermawan." Semua terlihat sangat baik, bahkan sempurna.

Apakah kita sedang terjebak dalam kepuasan rohani seperti ini? Apa respons kita jika permintaan yang sama diberikan Tuhan kepada kita? Mungkin beragam keraguan muncul. "Mau makan apa nanti? Bagaimana dengan biaya sekolah anak saya? Bagaimana dengan hari tua saya?"

Ternyata dalam kita mengikut Tuhan, Dia selalu menghendaki supaya kita makin terikat pada-Nya, bukan pada harta atau kepuasan rohani. Marilah kita selalu merendahkan diri dan bukan berpuas rohani. Karena ada banyak hal yang masih perlu dibereskan dalam diri kita, mari kita belajar untuk makin rela berkarya bagi Tuhan, supaya kita menjadi makin tulus, makin dewasa, dan makin murah hati untuk berbagi kepada sesama. [MKD]


No comments:

Post a Comment