Thursday 31 August 2023

Mengakhiri Hidup dengan Baik

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 29:20-30
Setahun : Ratapan 3–5

Mengakhiri Hidup dengan Baik
TB: Kemudian berkatalah Daud kepada segenap jemaah itu: "Pujilah kiranya TUHAN, Allahmu!" Maka segenap jemaah itu memuji TUHAN, Allah nenek moyang mereka, kemudian mereka berlutut dan sujud kepada TUHAN dan kepada raja. | 1 Tawarikh 29:20 (TB)



Apakah Anda pernah merenungkan bagaimana Anda akan mengakhiri hidup? Tidak sedikit orang yang mengawali hidupnya dengan baik, tetapi mengakhirinya dengan buruk. Ada yang mengawali hidup sebagai orang Kristen, tetapi mengakhirinya dengan berada di luar Tuhan. Karena itu, akhir hidup menjadi bukti kesetiaan kita di hadapan Tuhan.

Pada akhir hidup dan masa pemerintahannya sebagai raja Israel, Daud tidak hanya penuh dengan kejayaan duniawi, tetapi juga penuh dengan kemuliaan Tuhan. Hal itu kita lihat jelas ketika ia mengajak seluruh umat Israel untuk memuji dan memuliakan Tuhan (20).

Sebagai manusia biasa, Daud tentu saja tidak lepas dari kesalahan dan dosa. Namun, dari awal sampai akhir hidupnya, ia tetap memelihara relasi dengan Tuhan. Kehidupan Daud menunjukkan kepada kita betapa pentingnya bagi kita untuk senantiasa hidup di dalam Tuhan sampai akhir hidup kita.

Buah dari kehidupan Daud yang diakhiri dengan baik di dalam Tuhan adalah Tuhan membuat anaknya, Salomo, yang menggantikannya, menjadi raja yang luar biasa. Bahkan, Allah juga mengaruniakan kepada Salomo keagungan yang melebihi semua raja yang pernah ada (25). Selain itu, kita juga menyaksikan bagaimana Daud mengakhiri hidupnya dengan penuh kekayaan dan kemuliaan (28). Tentu saja, semua itu bersumber dari Tuhan dan dihasilkan dari hubungan spiritualnya dengan Tuhan yang tidak kandas.

Jika kita ingin mengakhiri hidup dengan baik seperti Daud, kita harus belajar untuk setia dalam mengikut Tuhan. Kita bisa mengawali hidup secara berbeda-beda, mungkin pada awalnya kita mengawali dengan baik atau mungkin juga dengan buruk. Namun, yang terpenting adalah kita mengakhirinya dalam kesetiaan dan ketaatan.

Oleh karena itu, sekarang ini, marilah kita memelihara hubungan dengan Tuhan, setia kepada firman-Nya, dan tetap beriman di tengah berbagai situasi, sampai akhirnya kita menyelesaikan segala sesuatu di dalam Tuhan. Hal ini tentu tidak mudah; karena itu, marilah kita berdoa supaya Tuhan memampukan kita menjadi pribadi yang setia. [ABL]


Wednesday 30 August 2023

LEBIH DARI BIASA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 SAMUEL 23:8–39
Setahun : Ratapan 1–2

LEBIH DARI BIASA
Maka berdirilah ia di tengah-tengah ladang itu, ia dapat mempertahankannya dan memukul kalah orang Filistin. Demikianlah diberikan TUHAN kemenangan yang besar. (2 Samuel 23:12)

Sama, anak Age, orang Harari, adalah satu dari 30 pahlawan Daud yang namanya dicatat di Alkitab. Tindakan yang Sama lakukan adalah bertahan di tengah ladang penuh kacang merah, saat tentara telah melarikan diri dari hadapan orang Filistin. Seorang diri Sama mempertahankan ladangnya dan memukul kalah orang Filistin. Sama adalah orang biasa dengan ketetapan hati luar biasa, sehingga Tuhan memberinya kemenangan yang besar.

Banyak orang yang hari ini menyebut dirinya orang kristiani, hidup biasa-biasa saja. Pokoknya mengalir saja, tidak aneh-aneh. Tidak ada yang salah menjadi biasa-biasa saja kalau kita bukan orang yang beriman kepada Kristus. Menjadi salah, bahkan dosa, kalau kita hidup biasa-biasa saja dan tidak ada bedanya dengan orang dunia. Mengapa saya harus menjadi lebih dari biasa? Karena sebagai orang yang percaya Yesus Kristus, saya harus mengembangkan seluruh potensi yang Tuhan beri, agar bisa memberikan kemuliaan untuk Tuhan. Perhatikan para pahlawan Daud, mereka tidak melakukan hal-hal biasa saja buat Tuhan. Mereka memiliki ketetapan hati, keyakinan, dan kasih yang lebih besar daripada orang yang biasa saja.

Saat orang biasa-biasa saja memilih berhenti, menyerah dan ikut arus, orang kristiani memilih bertahan dan tetap setia ikut Tuhan. Saat orang biasa memilih puas dan berhenti mengembangkan talentanya, orang kristiani terus berusaha mengembangkan talentanya dan terus melakukan yang terbaik. Jadilah lebih dari biasa, bukan untuk memuliakan diri sendiri, melainkan untuk memuliakan Tuhan.



ORANG LEBIH DARI BIASA ADALAH ORANG BIASA DENGAN KETETAPAN HATI LUAR BIASA


Tuesday 29 August 2023

Warisan yang Paling Berharga

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 28
Setahun : Yeremia 51–52

Warisan yang Paling Berharga
TB: Daud mengumpulkan di Yerusalem segala pembesar Israel, yakni para kepala suku, para pemimpin rombongan orang-orang yang melayani raja, para kepala pasukan seribu dan kepala pasukan seratus, serta para kepala harta benda dan ternak kepunyaan raja dan anak-anaknya; bersama-sama mereka juga para pegawai istana dan para perwira dan semua pahlawan yang gagah perkasa. | 1 Tawarikh 28:1 (TB)



Jika kita ditanya: "Apa yang akan Saudara wariskan kepada anak-anak Saudara?" Banyak orang tua bekerja keras agar ketika mereka meninggalkan dunia ini, ada sesuatu yang dapat diwariskan kepada anak-anaknya untuk menjamin kehidupan mereka. Namun, apakah itu adalah warisan yang paling berharga dalam hidup ini? Sudahkah kita merenungkan apa warisan yang paling berharga?

Dalam perikop yang kita baca hari ini, kita melihat bahwa sepertinya Daud akan segera meninggalkan dunia ini. Sebagai seorang raja, tentu saja ia sudah merencanakan suksesi kepemimpinan sesuai dengan petunjuk Tuhan. Dalam pesan terakhirnya kepada bangsa Israel dan Salomo yang akan menggantikan dia, Daud memberikan warisan yang sangat berharga.

Pertama, karakter ketaatan dan integritas. Meskipun Daud sangat ingin membangun Bait Allah, ketika Allah melarangnya karena dia sudah banyak menumpahkan darah, ia taat sepenuhnya (2-3). Ia sama sekali tidak menunjukkan post power syndrome. Ia tidak menghalalkan segala cara demi memenuhi keinginannya untuk membangun Bait Allah. Kita tahu bahwa Daud punya banyak kegagalan dan dosa, tetapi satu hal yang dia tidak pernah kompromikan adalah ketaatannya kepada Tuhan. Itu adalah sebuah teladan integritas hidup.

Kedua, iman. Nasihat pertamanya kepada Salomo adalah memelihara perintah Tuhan, mengenal Allah, dan mencari Allah (8-9). Menariknya, Daud berkata, "Allahnya ayahmu" (9) dan "Allahku" (20). Artinya, Daud telah terlebih dahulu mengenal Allah secara pribadi dan kini memberikan teladan iman kepada Salomo. Tentu saja, Salomo telah menyaksikan bagaimana ayahnya hidup di dalam Allah sehingga ia dimampukan untuk melakukan hal yang sama dalam hidupnya.

Marilah kita mempersiapkan warisan terbaik bagi anak-anak kita. Mulailah menghidupi iman dan pengenalan terhadap Allah. Tunjukkanlah karakter yang berintegritas dan teladan iman kepada anak-anak kita, maka hal itu akan menjadi warisan yang paling berharga bagi generasi penerus kita. [ABL]


Monday 28 August 2023

MENANGGUNG YANG DIPERLUKAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MATIUS 11:25–30
Setahun : Yeremia 49–50

MENANGGUNG YANG DIPERLUKAN
“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11:29–30, TB)

Sebuah lukisan memperlihatkan seekor gajah sedang berusaha melewati celah sebuah tembok. Ia berpeluh dan terlihat terjepit di celah sempit tersebut, berusaha sekuat tenaga untuk melewatinya. Saat sang pelukis diminta untuk membuat lukisan yang menggambarkan bagaimana kisah akhir gajah tersebut, sesuatu yang tak terduga terjadi. Sang pelukis justru membuat gambaran di mana gajah itu tidak perlu melewati celah sempit. Rupanya tembok itu memiliki lorong yang dapat disusuri sehingga gajah itu dapat keluar tanpa harus mengorbankan nyawanya dengan risiko terjepit pada celah sempit tersebut.

Saya sering kali merasa seperti gajah muda itu. Saya sering tidak dapat menemukan gambaran besar dari Sang Pelukis Kehidupan. Saya berpikir ada hal-hal yang mutlak harus saya lewati. Padahal hal-hal yang saya pikir sebagai keharusan tersebut bisa jadi adalah celah sempit yang tidak mesti dilalui. Fokus dan perhatian kepada celah sempit yang saya kira sebagai jalan keluar rupanya menjadi kuk yang tidak diperlukan. Saya membebani pundak saya dengan kuk yang tidak seharusnya ditanggung.

Kadang-kadang kita tidak dapat menemukan atau membedakan apakah kuk yang kita tanggung berasal dari Allah atau dari hal-hal di luar Allah. Apakah Anda mau menemukan kuk yang sesungguhnya dipasang oleh Allah? Kuk yang berasal dari Allah telah terlebih dahulu ditanggung Tuhan Yesus melalui karya salib, selanjutnya kita perlu belajar dari teladan Tuhan Yesus dalam menanggung penderitaan.



BERTANYALAH KEPADA ALLAH UNTUK MENEMUKANKUK YANG SEMESTINYA KITA TANGGUNG


Sunday 27 August 2023

Melayani karena Kasih

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 26
Setahun : Yeremia 45–48

Melayani karena Kasih
TB: Tentang rombongan para penunggu pintu: dari orang Korah ialah Meselemya bin Kore dari keturunan Ebyasaf. | 1 Tawarikh 26:1 (TB)



Sebagai bagian terakhir dari proses pembagian tugas, pasal 26 memuat informasi mengenai rombongan para penunggu pintu rumah Tuhan.

Mereka ini adalah orang-orang Lewi. Namun, jika kita perhatikan dari daftar tersebut, ada satu lompatan antara keturunan Lewi dengan seorang yang bukan keturunan Lewi, bahkan non-Israel. Orang itu bernama Obed Edom (4).

Obed Edom adalah orang Gat, keturunan Filistin. Ketika Daud hendak memindahkan tabut Allah dari Kiryat-Yearim ke Yerusalem, Tuhan membunuh Uza karena dia lalai dalam menghormati kekudusan Tuhan (2Sam. 6:8). Daud menjadi takut dan tidak jadi membawa pulang tabut Allah. Maka, tabut itu dititipkan di rumah Obed Edom. Tiga bulan lamanya tabut Allah ada di rumahnya dan Tuhan memberkati dia beserta keluarganya (2Sam. 6:10-11).

Alkitab tidak menjelaskan dengan persis apa yang terjadi setelah tabut Allah itu kemudian dipindahkan ke Yerusalem. Namun yang pasti, Alkitab mencatat bahwa Obed Edom beserta keluarganya melayani sebagai penjaga gudang perlengkapan, penunggu pintu gerbang, bahkan pemain alat musik untuk memuji Tuhan (15; bdk. 1Taw. 16:38; 15:21).

Saat Obed Edom mengenal Tuhan dan mengalami sendiri pemeliharaan Tuhan, ia beserta keluarganya memutuskan untuk percaya dan mengikuti Allah orang Israel. Hal ini terbukti dari kesediaannya untuk melayani Tuhan dalam berbagai hal yang bisa ia lakukan, dan Tuhan memberkati Obed Edom. Hati yang mengasihi Tuhan ia wujudkan dengan melayani di rumah Tuhan.

Hati yang mengasihi Tuhan inilah yang harus menjadi dasar kita dalam melayani. Dalam menjalankan aktivitas pelayanan, kadang kala kita bisa merasa lelah dan putus asa. Namun, jika yang menjadi dasar pelayanan kita adalah kasih kita kepada Allah, kita akan dimampukan untuk melaksanakannya.

Sebagaimana Kristus mengasihi dan taat kepada Bapa-Nya sampai akhir, kiranya kita pun setia sampai akhir dalam setiap pelayanan yang dipercayakan kepada kita karena kita mengasihi Dia. [ABL]


Saturday 26 August 2023

BERNILAI DI MATA-NYA

Sumber : renunganharian.net

 


RENUNGAN HARIAN

Bacaan : LUKAS 21:1–4

Setahun : Yeremia 41–44


BERNILAI DI MATA-NYA

“Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan seluruh nafkah yang dimilikinya.” (Lukas 21:4)


Perusahaan Japan Railway membiarkan stasiun Kami-Shirataki, yang terletak di pedalaman Hokkaido, tetap beroperasi hingga satu-satunya penumpangnya, yakni seorang pelajar SMA yang membutuhkannya dinyatakan lulus. Awalnya pengoperasian khusus dua kereta di stasiun tersepi tersebut sempat ingin ditutup akibat kurangnya peminat. Akan tetapi ternyata kereta tersebut tetap dioperasikan untuk rutin mengantar siswi sekolah itu selama tiga tahun pembelajarannya, menjadi moda transportasi yang menjawab keperluannya.


Sedikit saja kebaikan yang kita taburkan dari hati kita yang tulus di hadapan-Nya, niscaya Tuhan akan berkenan kepada kita dan mencurahkan berkat-Nya atas hidup kita, bagaikan kesediaan kereta yang beroperasi khusus untuk seorang pelajar SMA di Jepang. Yesus juga tidak menolak persembahan sebesar dua uang tembaga dari seorang janda miskin, bahkan di mata-Nya, yang dia berikan itu sangatlah berharga. Ketika kebanyakan orang maunya menjaga gengsi, setiap kali Roh-Nya menggerakkan kita untuk memberi, sesederhana apa pun itu, hendaknya kita tidak menahannya sehingga nama-Nya dapat dimuliakan melalui kita.


Yesus tidak pernah menetapkan seberapa banyak kita harus memberi karena yang terutama bagi-Nya adalah tekad kita yang ingin memancarkan kasih-Nya. Jadi, janganlah menunggu hingga kita dapat melakukan hal yang besar, baru kita memutuskan untuk memberi. Ketika dengan tulus kita menyerahkan hati kita untuk Yesus, maka tindakan yang kita lakukan akan memberi “angin segar” bagi hidup orang lain dan tentunya menyenangkan hati-Nya.




PERSEMBAHAN YANG PALING BERNILAI DI MATA TUHAN ADALAH KETULUSAN HATI KITA UNTUK MEMBERI



Friday 25 August 2023

Melayani secara Bergiliran

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 24
Setahun : Yeremia 37–40

Melayani secara Bergiliran
TB: Inilah rombongan-rombongan anak-anak Harun. Anak-anak Harun ialah Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar. | 1 Tawarikh 24:1 (TB)



Bila pasal sebelumnya menunjukkan pembagian tugas orang Lewi, pasal 24 merupakan penjelasan tentang pembagian tugas para imam.

Para imam ini merupakan keturunan dari anak-anak Harun (1). Mereka mendapat tugas untuk menyelenggarakan ibadah (3). Mereka dibagi menjadi 24 kelompok untuk memimpin ibadah secara bergantian. Jadwal mereka ditetapkan melalui undian tanpa membeda-bedakan siapa pun (4-5).

Pembagian inilah yang membuat mereka tidak selalu berkesempatan untuk melayani di Bait Allah (bdk. Luk. 1:8-9). Ada waktunya mereka harus tinggal di rumah karena nama mereka tidak keluar dalam undian untuk memimpin ibadah. Selama mereka tidak melayani di Bait Allah, mereka berada di kota kediaman mereka dan melayani di sana.

Melayani Tuhan dengan setia dan rajin adalah hal yang baik. Sayangnya, tidak semua orang melayani dengan alasan dan motivasi yang benar. Beberapa orang Kristen melayani Tuhan hanya untuk mengisi waktu kosong. Maka, ketika ia sibuk, ia enggan melayani. Beberapa yang lain melayani karena ingin menghindari pertengkaran dalam keluarga sehingga pelayanan menjadi pelarian. Ada juga yang melayani karena ingin mengaktualisasi diri. Akibatnya, mereka tidak mau melepaskan pelayanan karena mereka membutuhkannya untuk diri mereka sendiri. Hal ini membuat regenerasi sulit terjadi dan makin lama makin sedikit orang yang mau melayani.

Melalui firman Tuhan hari ini, kita diingatkan untuk bersedia melayani tanpa membeda-bedakan dan secara bergantian. Ada saatnya kita melayani, tetapi ada saatnya pula kita dilayani. Ada saatnya kita menjadi pengurus, tetapi ada saatnya juga kita menyerahkan kesempatan itu kepada yang lain. Ada saatnya kita memimpin, tetapi ada pula saatnya kita membiarkan diri kita dipimpin orang lain.

Kerendahan hati untuk mau melayani secara bergiliran akan memudahkan regenerasi para pelayan Tuhan dan membuat lingkungan pelayanan menjadi lebih sehat. Dengan demikian, kita semua melayani bersama-sama dengan iman yang dewasa di dalam Tuhan. [ABL]


Thursday 24 August 2023

SAAT MAKAN BERSAMA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 KORINTUS 11:17–34
Setahun : Yeremia 34–36

SAAT MAKAN BERSAMA
Karena itu, Saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan, hendaklah kamu saling menunggu. (1 Korintus 11:33)

Salah satu acara yang dapat mengeratkan persekutuan adalah dengan makan bersama. Sebagian orang menyebutnya sebagai "perjamuan kasih". Dalam acara ini, orang-orang dapat berpartisipasi dengan berbagi berkat yakni menyediakan makanan tertentu untuk dinikmati bersama-sama. Ini juga menjadi kesempatan untuk saling melayani, serta saling memperhatikan kepentingan orang lain.

Namun jika tidak dilakukan dengan benar, acara makan bersama justru dapat menjadi ajang perpecahan, ajang menyombongkan diri serta kesempatan memuaskan sifat egois dan keserakahan seseorang. Begitulah yang terjadi di jemaat Korintus. Masing-masing menyantap makanannya tanpa memikirkan orang lain. Akibatnya, sebagian kekenyangan, sementara yang lain kelaparan (ay. 21). Mereka juga seolah hendak mempermalukan orang-orang miskin yang tidak dapat membawa sesuatu (ay. 22). Perkumpulan mereka malahan menjadi sesuatu yang mendatangkan keburukan (ay. 17).

Ternyata melalui acara makan bersama, kita dapat menerapkan begitu banyak prinsip pengajaran Kristus di dalamnya: memikirkan kepentingan orang lain, belajar menahan diri, rela melayani sesama, menghormati orang lain, menjaga jangan sampai ada anggota yang dipermalukan, dan lain-lain. Salah satu tip yang disarankan Paulus adalah agar seseorang makan terlebih dahulu di rumahnya sebelum menghadiri acara makan bersama (ay. 34). Karena tujuan utama makan bersama bukanlah untuk memuaskan nafsu makan hingga perut kenyang, melainkan untuk membangun persekutuan bersama, agar masing-masing anggota mengalami kebaikan Tuhan melalui kehadiran kita.



BAHKAN HAL-HAL YANG BAIK DAPAT MENDATANGKAN KEBURUKANJIKA KITA MELAKUKANNYA TIDAK BERDASARKAN TUNTUNAN FIRMAN TUHAN


Wednesday 23 August 2023

Mewariskan Ketaatan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 22:2-19
Setahun : Yeremia 32–33

Mewariskan Ketaatan
TB: Daud menyuruh mengumpulkan orang-orang asing yang ada di negeri orang Israel, lalu ditempatkannya tukang-tukang untuk memahat batu-batu pahat yang akan dipakai untuk mendirikan rumah Allah. | 1 Tawarikh 22:2 (TB)



Orang Kristen pasti memiliki harapan agar anak-anak mereka dapat bertumbuh menjadi orang yang baik dan takut akan Tuhan. Kita berjuang dan bekerja keras untuk mewariskan sesuatu kepada keturunan kita. Sering kali arti warisan dipersempit menjadi benda-benda material saja, padahal yang terpenting adalah mewariskan ketaatan.

Daud tergerak untuk mendirikan Bait Suci bagi Tuhan. Memang Tuhan menghargai maksud baik Daud, tetapi Ia berkata bahwa bukan Daud yang akan mendirikan rumah bagi-Nya, melainkan Salomo.

Meskipun pembangunan itu akan dilakukan anaknya, Daud tidak diam dan bersikap masa bodoh, tetapi melakukan persiapan. Ia mengumpulkan orang-orang asing yang ada di Israel beserta para pemahat batu yang akan dipekerjakan (2). Material yang digunakan untuk membangun rumah Allah didatangkan dari segala penjuru negeri, yaitu besi, tembaga, kayu aras, dan lain sebagainya (3-4). Itu semua disediakannya untuk membantu Salomo (5).

Kepada anaknya, Salomo, Daud berpesan agar ia mendirikan rumah Allah sebagai tempat kediaman Allah dan tempat bangsa Israel menyembah Allah (6-10). Lebih dari sekadar tugas, Salomo diberi janji bahwa Allah akan menyertai pemerintahannya dan membuat pekerjaan pembangunannya berhasil. Atas janji inilah Salomo diperingatkan untuk selalu menaati Taurat Tuhan (11-13). Akhir kata, Daud mengingatkan anaknya untuk selalu mencari Tuhan. Dengan kata lain, Daud menasihatkan Salomo agar dia membangun pemerintahan yang berpusat pada Tuhan dan selalu bersyukur kepada-Nya.

Sebagaimana Daud mewariskan nilai-nilai ketaatan kepada Salomo, sudahkah kita melakukan hal yang sama kepada anak, keponakan, atau bahkan cucu kita?

Zaman yang dihadapi anak-anak berbeda dari zaman yang dialami oleh orang tua mereka. Namun, satu hal yang pasti adalah semua tantangan zaman dapat dihadapi dengan hidup yang berlandaskan pada Tuhan. Maka, selain menghidupi ketaatan kepada Allah dalam hidup kita sendiri, wariskanlah ketaatan itu kepada generasi penerus kita. [WDN]


Tuesday 22 August 2023

TUHAN YANG CEMBURU

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KELUARAN 20:1–6
Setahun : RH Elektronik

TUHAN YANG CEMBURU
“... sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu ....” (Keluaran 20:5)

Apa kesan Anda ketika mendengar kata “cemburu”? Bagaimana bila ada yang menyebut Anda sebagai orang yang suka cemburu? Apakah Anda menangkapnya sebagai pujian atau celaan? Pada umumnya, kita menganggap kecemburuan sebagai hal yang negatif. Di sinilah kesulitannya saat kita membaca pernyataan Alkitab bahwa Allah adalah pribadi yang cemburu.

Bagaimana seharusnya kita memahami kecemburuan Allah? Sesungguhnya, kecemburuan Allah berbeda jauh dari kecemburuan manusia. Pertama, kecemburuan Allah adalah tanda dari cinta-Nya yang murni dan kuat kepada kita. Perhatikan ayat 2, Allah menyebut diri-Nya sebagai “Allahmu” untuk menunjukkan relasi yang istimewa antara Allah dan umat-Nya yang berdasarkan cinta-Nya kepada mereka. Kedua, kecemburuan Allah justru bagi kebaikan kita. Dia menyatakan diri-Nya sebagai pencemburu dalam konteks perintah pertama dan kedua yang intinya adalah kita harus menyembah Dia saja (ay. 2–5). Sepintas, Allah terkesan narsistik. Namun, perintah ini sebenarnya demi kita. Sebagai ciptaan-Nya, kita akan menemukan kepuasan, kepenuhan, dan kebahagiaan terbesar hanya di dalam Dia. Saat kita berpaling pada ilah-ilah lain maka kita sedang menyengsarakan dan merusak diri sendiri karena menjauh dari Sang Sumber Kehidupan yang sejati.

Mari lihat kecemburuan Allah dari kacamata kasih-Nya yang besar kepada kita. Kasih-Nya yang sepenuhnya berpihak bagi kebaikan kita. Kiranya kecemburuan Allah ini membangkitkan rasa syukur dalam diri kita bahwa kita begitu disayangi-Nya.



KECEMBURUAN ALLAH ADALAH PERINGATAN PENUH CINTA SUPAYA KITATIDAK MEMBERHALAKAN HAL LAIN YANG AKAN MEMBINASAKAN KITA


Monday 21 August 2023

Hati-hati terhadap Kesombongan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 21:1-17
Setahun : Yeremia 26–28

Hati-hati terhadap Kesombongan
TB: Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. | 1 Tawarikh 21:1 (TB)



Manusia sering kali merasa dirinya adalah satu-satunya yang penting dan berharga. Itulah dosa kesombongan yang dapat menghancurkan seseorang. Kebanggaan diri yang berlebihan menjadi pintu masuk yang efektif bagi si jahat untuk menjatuhkan orang-orang percaya. Demikian juga yang dialami Daud saat ia ingin mengetahui seberapa hebat kekuasaan yang dimilikinya.

Daud terbujuk oleh Iblis untuk menghitung orang Israel (1-2). Dalam bahasa modern, mungkin apa yang dilakukan Daud adalah sensus dan tidak terlihat sebagai hal yang salah. Namun, rupanya ada motif lain di balik penghitungan tersebut.

Daud mulai merasa bahwa kemenangannya adalah karena kedigdayaan pasukan Israel. Pada mulanya, Daud bersyukur kepada Tuhan atas kemenangan demi kemenangan. Akan tetapi, Iblis menggodanya untuk mengakui kemenangan itu sebagai hasil dari kehebatan dan strategi perang yang dimilikinya.

Yoab, bawahan Daud, sebenarnya sudah menyadari bahwa apa yang dititahkan oleh Daud sesungguhnya tidak dikehendaki Allah (3). Yoab tidak sejahtera dalam menerima tugas itu, tetapi ia tetap menjalankannya. Sampai selesainya proses pendataan itu, Yoab tetap digambarkan tidak menyetujui penghitungan tersebut (5-6). Pada akhirnya, Tuhan menghukum Daud dan bangsa Israel (7).

Alangkah cepatnya rasa syukur Daud berubah menjadi kesombongan. Demikianlah gambaran tentang betapa rapuhnya manusia, diri kita juga, terhadap godaan kesombongan. Selain mengakui Tuhan sebagai sumber pertolongan, kita juga harus menyadari bahwa segala keberhasilan dan pencapaian dalam hidup kita adalah pemberian Allah yang berkenan menyertai kita.

Sadarilah adanya karya Allah dalam hidup kita agar kita tidak mudah tergoda, apalagi terjatuh, dalam dosa kesombongan! Waspadalah apabila tercetus pemikiran, apalagi perkataan: "Kalau bukan karena saya, pelayanan ini tidak mungkin semaju ini."

Dalam kerapuhan kita, kiranya Roh Kudus senantiasa menuntun kita untuk mengakui kehadiran Allah dan setiap saat mengandalkan Dia. [WDN]


Sunday 20 August 2023

BERMUKA DUA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : LUKAS 13:10–17
Setahun : Yeremia 23–25

BERMUKA DUA
Tetapi Tuhan berkata kepadanya, “Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?” (Lukas 13:15)

Bermuka dua adalah istilah atau kata yang sering digunakan untuk menyindir perilaku seseorang yang tidak ada kesesuaian antara apa yang diucapkannya dengan apa yang ada di hatinya. Ia biasanya bisa tampak baik di depan, tetapi ia berperilaku buruk di belakang. Semua perbuatan baik dilakukannya hanya untuk menarik simpati orang. Ia sangat fasih mengajar orang lain dengan mulut manisnya, tetapi di sisi lain, ia melanggar apa yang telah diajarkannya.

Menjadi seorang kepala rumah ibadat jelas adalah sebuah kehormatan. Hidupnya adalah panutan bagi banyak orang. Dan bagi orang-orang Yahudi, si kepala rumah ibadat dianggap seorang yang saleh dan religius. Tetapi Yesus telah menegur orang ini dengan keras karena ia mempermasalahkan mukjizat kesembuhan yang dilakukan-Nya kepada perempuan yang kerasukan roh jahat. Kepala rumah ibadat ini menyalahkan Yesus yang melakukan hal itu di hari Sabat. Yesus tahu bahwa kepala rumah ibadat ini seolah-olah menegakkan hukum Allah hanya sebagai topeng agar tampak saleh di depan orang.

Kita mungkin bisa menutupi kotornya hati dengan hal-hal baik di depan orang, tetapi tidak di depan Tuhan. Dia tahu apakah kita melakukan hal-hal baik dengan ketulusan atau hanya sekadar menutupi busuknya hati. Maka sia-sialah segala perbuatan baik yang kita lakukan jika semuanya itu tidaklah sesuai dengan isi hati kita. Kiranya Tuhan menemukan kejujuran dalam hidup kita.



MANUSIA BISA MEMOLES DIRINYA DENGAN SEMUA HAL YANG TAMPAK BAIK, TETAPI APALAH ARTI SEMUA ITU JIKA TIDAK SEJALAN DENGAN APA YANG ADA DI HATI?


Saturday 19 August 2023

Dikuasai Kecurigaan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 19
Setahun : Yeremia 19–22

Dikuasai Kecurigaan
TB: Sesudah itu matilah Nahas, raja bani Amon, lalu anaknya menjadi raja menggantikan dia. | 1 Tawarikh 19:1 (TB)



Hidup memang harus penuh kewaspadaan. Ada banyak bahaya yang mungkin merintangi kita. Namun, jika kita jatuh kepada kecurigaan yang tak perlu, hal itu merugikan diri kita sendiri. Bisa jadi, kita kehilangan kesempatan untuk membuka relasi yang lebih luas.

Hanun, raja bani Amon, mengalami nasib buruk karena ia curiga secara berlebihan kepada Daud. Raja Hanun menggantikan Nahas, ayahnya, yang telah wafat (1). Rupanya Nahas dan Daud memiliki relasi yang baik.

Daud menunjukkan rasa belasungkawa kepada Hanun sebagai tanda persahabatan dengan mendiang Raja Nahas (2). Untuk itu, ia mengirimkan utusannya. Sayangnya, sesampainya para utusan Daud itu, Hanun mengikuti nasihat pemuka-pemuka bani Anon yang menganggap bahwa para utusan itu adalah mata-mata Israel yang datang untuk menyelidiki bani Amon (3-4).

Itikad baik Daud dibalas dengan hal yang sebaliknya. Hanun mempermalukan para utusan Daud (5). Akibat peristiwa tersebut, perang pun pecah antara Israel dan Amon.

Bani Amon segera merekrut pasukannya dari negeri-negeri sekitar. Sementara itu, Daud mengutus Yoab dan Abisai untuk menghadapi serangan Amon. Pada akhirnya, Israel dalam penyertaan Tuhan berhasil mengalahkan Amon. Bani Amon harus menanggung kerugian besar yang sebetulnya tak perlu terjadi jikalau Hanun tidak terburu-buru mengambil keputusan yang dilandaskan pada kecurigaan.

Dalam hidup kita sehari-hari patutlah disadari bahwa kecurigaan kepada orang lain bisa mendatangkan hal-hal yang buruk pada kita. Sebagaimana Hanun, dari kecurigaan itu dihasilkanlah keputusan yang tidak bijaksana, terutama terkait dengan sikap kita terhadap orang yang kita curigai.

Kewaspadaan memang baik, tetapi kecurigaan berlebihan justru harus lebih kita waspadai.

Patutlah juga kita menyadari bahwa Allah dapat bekerja melalui orang-orang yang datang ke dalam hidup kita dan dengan tulus ingin membantu kita. Bila hati dan pikiran kita dikuasai kecurigaan, kita malah menolak kebaikan dan menjatuhkan diri sendiri [WDN]

1 Tawarikh 19

Pemeliharaan Allah atas umat milik-Nya mendapatkan perhatian khusus dari penulis Kitab 1 Tawarikh. Penulis mencatat penyebab dari kesalahpahaman antara Daud dengan Hanun yang berujung pada peperangan. Dalam perang itu, pasukan Daud yang dipimpin oleh Yoab dan Abisai menang terhadap pasukan bani Aram dan bani Amon. Demikianlah, Daud berhasil menumpas usaha pasukan Aram untuk menyerang Israel.


Friday 18 August 2023

LAIN JIWANYA

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : YOSUA 14:10–15
Setahun : Yeremia 15–18

LAIN JIWANYA
“Jadi sekarang, sesungguhnya TUHAN telah memelihara hidupku, seperti yang dijanjikan-Nya. Kini sudah empat puluh lima tahun lamanya, sejak diucapkan TUHAN firman itu kepada Musa, dan selama itu orang Israel mengembara di padang gurun. Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini.“ (Yosua 14:10)

Kaleb adalah sosok yang setia mengikut Tuhan sejak masa mudanya. Pengalaman-pengalaman rohani tidak serta-merta membuatnya berbangga diri, sebaliknya ia tetap rendah hati. Ia tidak goyah mengikut Tuhan, sekalipun ia tidak selalu mendapat berkat jasmani. Buktinya, ia tidak mengeluh ketika harus ikut berjalan di padang gurun selama 40 tahun akibat ketidakpercayaan bangsanya. Tidak heran jika Tuhan memujinya sebagai orang yang "lain jiwanya" karena mengikut Tuhan dengan sepenuh hatinya (Bil. 14:24).

Di usia senja fokus hidupnya adalah memuliakan Tuhan, bukan keberhasilan dan kesuksesannya. Kaleb tidak membanggakan kehebatan masa lalunya, tapi ia senantiasa mengarahkan pandangannya pada kesetiaan dan kasih Tuhan. Selama 45 tahun Kaleb mengalami pemeliharaan Tuhan, sejak ia masih muda hingga di masa tuanya. Fokus hidup Kaleb mengacu pada janji Tuhan dan dia percaya bahwa "... Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan" (Rm. 4:21). Yosua benar-benar bangga terhadap iman Kaleb, dan atas nama Tuhan, Yosua memberkati Kaleb. Ini sebagai upah dari ketekunan dan kesetiaan Kaleb selama ini.

Kehidupan Kaleb sepatutnya menjadi cerminan bagi kita, orang-orang percaya yang hidup di masa kini. Kehidupan orang percaya yang "lain jiwanya" menunjukkan bahwa kita benar-benar didapati Tuhan sebagai seorang yang mengikut Dia dengan sepenuh hati, mengarahkan hidup hanya untuk memuliakan Tuhan, dan memiliki kesetiaan yang tidak berubah sekalipun situasi di sekelilingnya berubah. Orang yang "lain jiwanya" tetap berpegang pada janji Tuhan sekalipun ia harus menderita karena hidup dalam kebenaran.



SEORANG YANG "LAIN JIWANYA" SELALU MENGARAHKAN HATI KEPADA KARYA TUHAN, BUKAN PADA KEBANGGAAN DIRI


Thursday 17 August 2023

Doa yang Penuh Rasa Syukur

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 17:16-27
Setahun : RH Elektronik

Doa yang Penuh Rasa Syukur
TB: Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: "Siapakah aku ini, ya TUHAN Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini? | 1 Tawarikh 17:16 (TB)



Keluhan dan ucapan syukur rasanya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari respons kita atas peristiwa-peristiwa yang diizinkan Allah terjadi dalam hidup kita. Keduanya sering kita panjatkan dalam doa kepada Allah. Pertanyaannya, manakah yang lebih sering kita sampaikan: daftar keluhan dan permintaan, atau rasa syukur yang melimpah?

Daud, dalam bacaan kita kali ini, memanjatkan doa syukur atas apa yang telah diperbuat Allah bagi dia dan bangsa Israel. Menurut konteksnya, doa tersebut dipanjatkan tepat setelah Daud menerima janji-janji Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Natan (1Taw. 17:1-15).

Daud tertegun akan kebaikan Tuhan yang terjadi tak hanya pada dirinya, tetapi juga pada keluarganya hingga generasi-generasi yang akan datang (16-18). Dalam doa syukur itu Daud juga menyadari bahwa segala perbuatan Allah itu bukan karena kebaikan dan kemuliaan dirinya, melainkan sebaliknya, karena kebesaran dan kemurahan hati Allah semata-mata (19).

Perbuatan-perbuatan besar yang Allah kerjakan pada Daud dan segenap keturunannya tidak hanya memberkati bangsa Israel, tetapi telah menjadi kesaksian bagi bangsa-bangsa lain (20-22). Perbuatan Allah itu pada akhirnya menjadi bukti kemuliaan nama-Nya kepada setiap orang (23-24).

Lewat doanya, Daud hendak menegaskan agar kebaikan Allah itu tidak membuat manusia sombong dan merasa diri sebagai yang paling baik. Seharusnya, manusia menjadi makin merendahkan hatinya di hadapan Allah. Siapakah kita sehingga Ia mengingat dan memberkati kita? Apa jasa kita sehingga Ia menyertai kita senantiasa?

Kiranya doa syukur Daud dapat mendorong kita juga untuk senantiasa bersyukur serta mengingat kebaikan Allah yang telah dan terus terjadi dalam hidup kita. Dengan demikian, akan lebih mudah bagi kita untuk melihat penyertaan Allah dan meneguhkan pengharapan kita, meskipun hidup kita mungkin sedang tidak baik-baik saja.

Bersyukurlah senantiasa, karena dalam rasa syukur itu makin nyatalah kasih-Nya yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita. [WDN]


Wednesday 16 August 2023

HATI NURANI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KIS. PR. RASUL 24:14–16
Setahun : Yeremia 7–10

HATI NURANI
“Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.” (Kis. Pr. Rasul 24:16)

Rere terkejut, lalu menghentikan langkahnya. Di bibir trotoar, tersamarkan rerumputan liar, sebuah dompet tergeletak. KTP, STNK, SIM A, kartu BPJS, kartu ATM, dan 17 lembar ratusan ribu, ada di dalamnya. “Rezeki, nih,” gumam Rere. Tetapi, tiba-tiba, sebuah kesadaran melintas di hatinya, “Tidak, Rere. Kembalikan kepada pemiliknya. Semuanya!”

Kesadaran dalam hati yang memberi tahu kita apa yang harus kita lakukan, seperti yang dialami Rere dalam kisah di atas, mempunyai beberapa nama: nurani, suara hati, kata hati, atau hati nurani. Itu seperti penasihat yang ada di dalam diri kita, yang selalu memberi tahu kita tindakan apa yang harus kita ambil.

Rasul Paulus sangat mengasihi Tuhan, dan meyakini kehendak-Nya sebagai kebenaran. Itu memenuhi jiwanya, menjadi hati nuraninya, yakni kesadaran tentang apa yang baik dan wajib baginya yang selalu mengarahkan dia untuk setia pada Tuhan dalam segala hal. Karena itu, apa pun yang terjadi, Rasul Paulus selalu memilih untuk mendengarkan hati nuraninya. “Aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia,” katanya bersaksi (ay. 16).

Kita pun memiliki hati nurani, yang mengingatkan kita tentang tindakan yang harus kita ambil atau prinsip yang harus kita taati. Tentu, kita sendirilah yang harus memutuskan: mendengarkan hati nurani, atau menafikannya. Tetapi, Rasul Paulus memberi teladan agar kita mendengarkan hati nurani, dan berjuang untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.



KITA HARUS BELAJAR MENDENGARKAN HATI NURANI,BUKAN APA YANG KITA INGINI


Tuesday 15 August 2023

Panggilan Pelayanan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 16:37-43
Setahun : Yeremia 4–6

Panggilan Pelayanan
TB: Lalu Daud meninggalkan di sana di hadapan tabut perjanjian TUHAN itu Asaf dan saudara-saudara sepuaknya untuk tetap melayani di hadapan tabut itu seperti yang patut dilakukan setiap hari; | 1 Tawarikh 16:37 (TB)



Berhasilnya pemindahan tabut Allah ke Yerusalem bukan berarti tugas selesai. Karena kini muncul tugas baru terkait dengan penataan para pelayan Tuhan. Sekalipun tabut Allah sudah ada di Yerusalem, Kemah Suci masih tetap ada di Gibeon.

Asaf dan saudara-saudara-nya, juga Obed-Edom dan 68 saudaranya bertugas di tabut Allah di Yerusalem (37-38). Sementara itu, imam Zadok dan saudara-saudaranya tetap bertugas di Kemah Suci di Gibeon, karena upacara kurban harian tetap berlangsung di sana (39-40). Heman dan Yedutun (ayah Obed-Edom) serta kaum keluarganya bertugas di Gibeon untuk membantu para imam itu (41-42).

Awal mula keluarnya tabut Allah dari Kemah Suci adalah ketika orang Israel berperang melawan orang Filistin di Eben-Haezer. Karena mereka kalah, orang Israel membawa tabut itu dari Kemah Suci di Silo, dengan maksud supaya mereka menang. Namun, mereka tetap kalah. Tabut Allah itu kemudian direbut oleh orang Filistin dan tinggal dengan mereka selama 7 bulan. Pada akhirnya, tabut itu dikembalikan kepada orang Israel dan tinggal di Kiryat-Yearim selama 20 tahun sampai Daud berinisiatif untuk memindahkannya ke Yerusalem (lih. 1Sam. 4-7).

Dalam sejarahnya, Kemah Suci juga dipindahkan beberapa kali sejak bangsa Israel masuk ke tanah perjanjian: di Kota Silo pada zaman hakim-hakim (lih. Yos. 18:1), di Kota Nob pada masa Raja Saul (lih. 1Sam. 21), kemudian di Gibeon, sampai akhirnya digantikan dengan Bait Allah di Yerusalem yang dibangun oleh Raja Salomo.

Baik tabut Allah maupun Kemah Suci adalah dua hal yang sangat berarti bagi kehidupan beriman bangsa Israel. Itulah sebabnya Daud memerintahkan agar di mana keduanya berada, di sana ada pelayan-pelayan yang bekerja melayani Tuhan.

Saat ini kita dipanggil untuk melayani Tuhan di mana pun kita berada, sebab bait-Nya bukan hanya bangunan gereja, tetapi juga setiap orang percaya. Maka dari itu, baik di gereja maupun dalam rutinitas sehari-hari, apa pun bentuk pelayanan yang kita jalani, lakukanlah yang terbaik untuk memuliakan Dia! [YWA]


Monday 14 August 2023

MENANTIKAN MAKSUD TUHAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : MAZMUR 88
Setahun : Yeremia 1–3

MENANTIKAN MAKSUD TUHAN
Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku? (Mazmur 88:15)

Meski sudah memproses pengalaman pahit masa lalu, adakalanya luka dari pengalaman itu hadir seperti sambaran petir. Ada masa-masa tidak terduga yang kembali membuat saya kesakitan dan tidak mengerti makna penderitaan tersebut, seakan-akan Tuhan meninggalkan saya. Apakah Anda pernah memiliki pengalaman serupa dengan kondisi tersebut? Lalu dalam hati dapat timbul pertanyaan, apakah Tuhan sengaja membuat saya menderita?

Mazmur 88, nyanyian pengajaran Heman, orang Ezrahi, dapat dikatakan sebagai salah satu Mazmur dengan nuansa kesedihan yang kelam. Penderitaan yang tidak tahu kapan berakhir dan jiwa yang sudah kenyang dengan malapetaka (ay. 4). Putus asa yang kuat ini disamakan dengan dunia orang mati yang terputus dari kuasa Tuhan (ay. 6). Ungkapan kejujuran perasaan karena merasa Tuhan sedang meninggalkan serta menjauhkan sahabat dan teman (ay. 19). Semua tampak gelap karena kesengsaraan yang tidak ada habisnya. Namun, pemazmur tetap tahu bahwa Tuhan tidak berubah dalam kasih dan kesetiaan-Nya yang teguh, terlepas dari rasa sakit yang belum berakhir (ay. 12–13).

Kepahitan terhadap Allah dapat muncul manakala kita tidak mengerti jalan-jalan penderitaan yang kita alami. Rasa terluka timbul karena merasa Tuhan meninggalkan. Di mana Tuhan saat kita menderita dengan hebat? Mazmur ini berakhir tanpa jawaban dari Tuhan. Seruan-seruan kesesakan yang belum dijawab Tuhan. Hai jiwa yang sedang merana, di tengah penderitaan yang tidak kelihatan ujungnya, tenangkan diri dan nantikanlah Tuhan bersuara! Tetapi aku ini, ya TUHAN, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu (ay. 14).



MENGALAMI PENDERITAAN MERUPAKAN UJIAN HEBAT, MENANTIKAN MAKSUD TUHAN MERUPAKAN UJIAN PALING HEBAT


Sunday 13 August 2023

Belajar dari Kesalahan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 15:1-16:6
Setahun : Yesaya 64–66

Belajar dari Kesalahan
TB: Daud membuat bagi dirinya gedung-gedung di kota Daud, lalu ia menyiapkan tempat bagi tabut Allah dan membentangkan kemah untuk itu. | 1 Tawarikh 15:1 (TB)



Niat baik yang disertai dengan cara yang tidak benar dan tidak diperkenan Tuhan adalah percuma. Tanpa penyertaan Tuhan, kegagalan menjadi hasil yang lumrah.

Upaya pertama Daud dan bangsa Israel untuk memindahkan tabut Allah dari Kiryat-Yearim gagal karena mereka melakukannya dengan cara yang salah. Kali ini Daud belajar dari kesalahan.

Dalam upaya kedua, Daud memastikan bahwa pemindahan tabut Allah dari rumah Obed-Edom ke Yerusalem sesuai dengan ketetapan Tuhan (15:1-2). Ia mengumpulkan orang Lewi dengan para pemimpinnya beserta para imam. Ia meminta mereka untuk menguduskan diri sesuai perintah Tuhan, karena hanya orang Lewi yang boleh membawa tabut itu (15:12-14; lih. Ul. 10:8).

Suku Lewi adalah salah satu dari ke-12 suku Israel yang Tuhan pilih sebagai ganti anak sulung orang Israel, karena anak-anak sulung Israel harus dikhususkan menjadi kepunyaan Tuhan. Orang Lewi diberi tugas khusus untuk melayani di Kemah Suci dalam tugas-tugas peribadatan dan keimaman sampai selama-lamanya (lih. Bil. 3).

Maka dari itu, kita bisa mengerti bahwa berhasil atau tidaknya pemindahan tabut Allah sangat ditentukan oleh kehadiran orang-orang Lewi. Mereka bukan sekadar mengangkat tabut, tetapi juga mengiringi nyanyian, menunggu pintu gerbang, dan mempersembahkan kurban (15:16, 24; 16:1). Niat baik Daud untuk memindahkan tabut Allah, yang disertai dengan cara yang benar dan diperkenan Tuhan, akhirnya berhasil.

Dalam hidup ini kita pasti pernah melakukan kesalahan, entah satu kali atau malah berkali-kali. Bisa jadi kesalahan kita membuat kita gagal dalam menyembah Tuhan dan melakukan kebaikan yang ingin kita persembahkan kepada-Nya.

Bila situasi itu terjadi, janganlah kita berputus asa. Jadikanlah kesalahan dan kegagalan itu sebagai pembelajaran dan pengalaman iman untuk melangkah ke depan dalam terang hikmat Tuhan. Libatkanlah Tuhan dalam segala niat baik kita, agar kita dapat menikmati hadirat-Nya dengan penuh sukacita. [YWA]


Saturday 12 August 2023

ENDAPAN DI DASAR HATI

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 2 SAMUEL 13:23–39
Setahun : Yesaya 58–63

ENDAPAN DI DASAR HATI
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)

Dua botol berisi air diletakkan di atas meja. Tampak jernih air dalam kedua botol tersebut. Kemudian datang seorang anak kecil memainkannya. Kedua botol dipegangnya, lalu dikocok-kocok. Air dari botol yang satu tetap jernih, tetapi air dari botol lainnya menjadi keruh. Ternyata air dari salah satu botol tadi itu kotor. Hanya saja kotoran mengendap di dasar botol. Saat botol dikocok, baru kotoran itu naik.

Diri kita juga seperti air dalam botol. Tampak “jernih”, baik-baik saja sikap dan perbuatan kita. Waspadalah bisa ada “endapan” di dasarnya. Dasar ialah gambaran dari hati. Dalam hati bisa tersimpan karakter buruk seperti iri, kesombongan, amarah atau kepahitan. Alkitab mencontohkan pengalaman Absalom. Di dasar hati Absalom mengendap amarah sebab Tamar, adiknya, diperkosa oleh Amnon, saudara tirinya. Saat dilihat, Absalom tampak “jernih”. Tidaklah ia mencaci Amnon atau mengadukan Amnon pada raja supaya dihukum seberat-beratnya. Goncangan tidak terhindarkan. Hari demi hari diri Absalom “terkocok”. Amarah yang mengendap di dasar hati perlahan naik. Sesudah dua tahun, keruh pada diri Absalom terlihat. Pada perjamuan pengguntingan domba yang diadakannya bagi para anak raja, Absalom memberi orang-orangnya perintah untuk memarang Amnon sehingga mati (ay. 28).

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Ams. 4:23). Jangan biarkan ada endapan di dasar hati! Berbekal kekuatan dari Tuhan, mari buangkan segala “kotoran”, setiap karakter buruk yang masih melekat di dalam hati. Jadi apabila “dikocok”, kita dapat tetap jernih. Diri kita tetap murni di hadapan Tuhan walau nanti diterpa kesusahan atau dihantam kekecewaan.



TAK BOLEH KITA BIARKAN SATU PUN KARAKTER BURUK YANG BERPOTENSIMENGONTAMINASI KEMURNIAN HATI TINGGAL MENGENDAP DI DASAR HATI KITA


Friday 11 August 2023

Menjaga Kekudusan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 13
Setahun : Yesaya 52–57

Menjaga Kekudusan
TB: Daud berunding dengan pemimpin-pemimpin pasukan seribu dan pasukan seratus dan dengan semua pemuka. | 1 Tawarikh 13:1 (TB)



Ketika akhirnya Daud berhasil menjadi raja atas seluruh Israel, ia punya niat yang baik untuk memindahkan tabut Allah dari Kiryat-Yearim ke Yerusalem.

Tabut Allah itu dinaikkan ke atas kereta yang ditarik oleh lembu, yang diantarkan oleh Uza dan Ahyo (7). Tak disangka, lembu-lembu itu tergelincir, sehingga Uza memegang tabut Allah supaya tidak terjatuh. Seketika itu juga, Allah menghukum mati Uza (9-10). Karena peristiwa itu, Daud menjadi takut dan akhirnya tabut Allah tidak dibawa ke Yerusalem, melainkan ditempatkan di rumah Obed-Edom (12-13).

Tabut Allah merupakan sebuah peti yang terbuat dari kayu penaga (akasia) yang dilapisi emas murni di sisi luar dan dalamnya. Tutup tabut yang disebut "tutup pendamaian" juga terbuat dari emas murni dan terdapat dua kerub di kedua ujungnya. Di dalamnya ditaruh dua loh batu yang ditulisi Sepuluh Hukum Allah, juga buli-buli emas berisi manna, dan tongkat Harun (lih. Kel. 25:10-22; 37:1-9). Tabut Allah merupakan simbol kehadiran Allah yang menyertai bangsa Israel. Maka, perlakuan mereka terhadap tabut Allah menunjukkan sikap terhadap kekudusan Allah.

Allah sudah menetapkan bahwa tabut itu harus diangkat oleh orang Lewi yang sudah menguduskan diri, dan tidak boleh didekati atau disentuh (lih. Bil. 4:15; Ul. 10:8). Dari sini kita bisa mengerti bahwa proses pemindahan tabut Allah tidak dilakukan sesuai dengan ketetapan Allah, dan itulah yang menimbulkan murka Tuhan.

Dalam hidup kristiani kita saat ini, tidak ada lagi tabut Allah, karena kehadiran-Nya telah nyata melalui Kristus yang telah menebus dan menguduskan kita. Akan tetapi, bukan berarti kita bisa hidup sesuka hati kita. Ingatlah, tubuh kita adalah bait Roh Kudus yang harus dijauhkan dari dosa dan digunakan untuk memuliakan Allah (1Kor. 6:19-20).

Kerelaan untuk menaati Tuhan harus dibarengi dengan sikap hormat terhadap kekudusan-Nya. Bangunlah relasi dengan Tuhan dalam kasih, hormat, dan kekudusan. Janganlah kita hidup menurut hawa nafsu dan pengertian kita sendiri (bdk. 1Ptr. 1:14-15). [YWA]


Thursday 10 August 2023

LATIHLAH KETEKUNAN

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 TIMOTIUS 4
Setahun : Yesaya 47–51

LATIHLAH KETEKUNAN
“Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu.” (Yosua 23:11)

Segala sesuatu yang hebat dan permanen dilakukan seseorang, berawal dari dia melatih ketekunannya. Sebagai seorang staf pemasaran, saya melatih diri setiap hari berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, berkali-kali ditolak, walau ada juga yang menerima dan memesan. Saya tetap bertekun meski kadang tidak mendapat pesanan. Sampai sekarang meskipun tidak harus keliling, saya selalu mencari pesanan. Saya percaya diri berjualan, sering mendapatkan pesanan, dan mampu melayani pelanggan maupun calon pelanggan dengan lebih baik. Saya berhasil menjadi seorang staf pemasaran karena melatih ketekunan berjualan.

Dalam hal pekerjaan, keluarga, atau hobi kita mau melatih ketekunan agar mendapatkan hasil terbaik. Dalam hal rohani hendaknya kita melakukan hal yang sama. Bertekun mengasihi Tuhan adalah sesuatu yang harus kita lakukan. Saat Paulus mengingatkan Timotius tentang tugasnya menghadapi pengajar sesat, berkali-kali Paulus menekankan pentingnya berlatih dan bertekun (ay. 7, 8, 13, 16). Itulah sebabnya kita harus berjerih lelah dan berjuang dalam melakukan segala ajaran Yesus Kristus setiap hari. Yang tidak kalah penting, kita harus mengawasi diri sendiri dan apa yang kita ajarkan, agar kita dan semua orang yang mendengar kita selamat (ay. 16).

Melatih ketekunan membuat kita bisa dan akhirnya hebat dalam kemampuan tertentu. Sakit, bosan, seakan tak ada hasil, diejek dan ditolak, itu hal yang biasa kita alami saat orang meragukan upaya kita untuk bertumbuh di dalam mengikut dan melayani Tuhan. Tetaplah melatih ketekunan, karena pasti ada kemajuan dan hasilnya.



MELATIH KETEKUNAN MEMBUAT KITA BISA DAN AKHIRNYA HEBAT DALAM KEMAMPUAN TERTENTU


Wednesday 9 August 2023

Perwujudan Rencana Allah

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 11
Setahun : Yesaya 43–46

Perwujudan Rencana Allah
TB: Lalu berkumpullah seluruh Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: "Ketahuilah, kami ini darah dagingmu. | 1 Tawarikh 11:1 (TB)



Bacaan kita berkisah tentang keberhasilan Raja Daud, mulai dari menyatukan semua suku Israel dan menjadi raja hingga merebut Yerusalem dari orang Yebus dan menjadikannya ibu kota kerajaan. Keberhasilan Daud ini didukung oleh keberadaan para pahlawan yang setia kepadanya.

Ada yang disebut triwira, yaitu tiga orang pahlawan Daud yang terbaik dan terkuat. Mereka adalah Yasobam bin Hakhmoni, Eleazar anak Dodo, dan Sama anak Age (11-12; lih. 2Sam. 23:11). Lalu, ada juga tridasawira, yaitu pasukan 30 orang yang dikepalai oleh Abisai (20-21). Salah satu anggotanya adalah Benaya bin Yoyada yang menjadi kepala pengawal Daud (22-25). Selain mereka, ada banyak lagi yang disebutkan dalam bacaan kita.

Kisah keberhasilan ini sesungguhnya menceritakan sebuah kisah panjang dari perwujudan rencana Allah bagi Daud dan umat Israel. Sejak awal, ketika Allah menolak Saul menjadi raja karena pelanggarannya, Allah telah memilih Daud untuk menjadi raja atas Israel. Melalui Samuel, Daud diurapi menjadi raja pilihan Allah sejak ia masih muda (lih. 1Sam. 15-16).

Sekalipun demikian, jalan hidupnya tidak serta-merta menjadi mulus. Saul berulang kali mencoba membunuhnya, yang membuatnya harus melarikan diri dari kota ke kota. Bahkan, ketika Saul sudah mati pun, Daud tidak bisa langsung menjadi raja. Penolakan dan perlawanan masih Daud alami selama lebih kurang tujuh setengah tahun sebelum akhirnya ia bisa menjadi raja atas seluruh Israel (lih. 2Sam. 5:5).

Sebesar apa pun tantangan dan gejolak yang dihadapi, pada akhirnya rencana Allah sajalah yang terwujud. Seperti Daud memercayai Allah, percayalah bahwa Allah juga punya rencana yang indah bagi kita.

Jika saat ini kita mengalami kesulitan, pergumulan, atau bahkan kegagalan yang menyakitkan, tetaplah berjalan bersama Tuhan. Ingatlah bahwa ada pelangi sehabis hujan. Jika saat ini kita sedang menikmati keberhasilan dalam hidup, ingatlah juga bahwa itu semua adalah bagian dari penyertaan dan rencana-Nya. Syukurilah! [YWA]


Tuesday 8 August 2023

BERUBAH

Sumber : renunganharian.net

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : KEJADIAN 31:1–9
Setahun : Yesaya 38–42

BERUBAH
Lalu ia berkata kepada mereka: “Telah kulihat dari muka ayahmu, bahwa ia tidak lagi seperti yang sudah-sudah kepadaku, tetapi Allah ayahku menyertai aku.” (Kejadian 31:5)

Bagi Yakub, Laban adalah seorang pelindung, penjaga serta penyelamatnya pada awal pelariannya. Laban memberinya tumpangan, pekerjaan serta jaminan masa depan. Namun beberapa waktu kemudian, situasi berubah. Laban mulai menganggapnya sebagai aset untuk dieksploitasi. Lama-kelamaan, ia dianggap sebagai ancaman yang dapat merebut semua kekayaan Laban. Yakub pun menghadapi berbagai tipuan serta kecurangan dari sang mertua. Puncaknya, 20 tahun kemudian, Yakub memutuskan untuk melarikan diri dari Laban, dengan membawa keluarga serta harta miliknya.

Manusia bisa berubah, bahkan dalam sekejap. Yang tadinya menyambut kita dengan sukacita, bisa menjadi orang yang paling membenci kehadiran kita. Yang tadinya paling mendukung, bisa menjadi penentang utama kita. Yang tadinya bersikap ramah dan murah hati, bisa menjadi ketus dan suka mengungkit pemberiannya. Ini terjadi tidak selalu karena kita melakukan kesalahan. Sebaliknya, bisa saja karena kita memiliki kualitas hidup yang lebih baik, sehingga kehadiran kita membuatnya merasa tersisih.

Ini berarti bahwa kita tidak seharusnya bersandar pada manusia, karena sikap setiap orang dapat berubah sewaktu-waktu. Syukurlah Yakub menyadari hal itu, sehingga ia tidak menggantungkan hidupnya kepada sang mertua. Sebaliknya, ia berserah kepada penyertaan Allah. Dialah yang membuat segala usaha Yakub berhasil, bahkan melampaui kekayaan sang mertua. Dialah Allah yang berjanji untuk selalu menyertai, melindungi, memelihara serta memberkati kita. Dia tidak pernah berubah. Kita dapat memegang janji-Nya serta sepenuhnya menyandarkan hidup kita kepada-Nya.



DI TENGAH ARUS DUNIA YANG SENANTIASA BERUBAH-UBAH,KITA BERSYUKUR MEMILIKI ALLAH YANG SETIA DAN TIDAK PERNAH BERUBAH


Monday 7 August 2023

Jangan Lewatkan Kesempatan Melayani!

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 9
Setahun : Yesaya 32–37

Jangan Lewatkan Kesempatan Melayani!
TB: Seluruh orang Israel telah terdaftar dalam silsilah; mereka tertulis dalam kitab raja-raja Israel, sedang orang Yehuda telah diangkut ke dalam pembuangan ke Babel oleh karena perbuatan mereka yang tidak setia. | 1 Tawarikh 9:1 (TB)



Melayani adalah kehormatan yang Allah percayakan kepada umat-Nya. Melayani adalah bentuk ketaatan dari umat yang telah ditebus.

Dalam pasal 9 Kitab 1 Tawarikh ini tercatat nama-nama mereka yang pulang dari pembuangan. Di sini, penulis Tawarikh hendak menunjukkan perhatian khusus pada pentingnya menaati Allah dalam kehidupan setiap umat-Nya.

Nama-nama para imam, orang-orang Lewi, dan para penunggu pintu gerbang dicatat dalam daftar penduduk Yerusalem (10-22). Mereka adalah orang-orang yang khusus ditugaskan di rumah Allah.

Azarya hadir sebagai pemuka rumah Allah, ia mengatur pelayanan yang akan dilangsungkan (11). Semaya, orang Lewi, dan kerabatnya melayani (14-16). Ada juga Salum dan sanak saudaranya yang bertugas sebagai penunggu pintu rumah Allah (19).

Para imam, orang Lewi, dan para penunggu pintu gerbang mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan untuk peribadatan secara saksama (23-32). Setiap hal yang berhubungan dengan ibadah dipersiapkan dan diatur secara tepat sehingga ketika mereka melaksanakan peribadatan, hati dan pikiran mereka dapat difokuskan kepada Allah.

Apa pun bentuknya, pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka adalah bentuk pelayanan kepada Allah, bukan kepada manusia. Dengan melayani, mereka menaati Allah yang telah mengikat perjanjian dengan nenek moyang mereka.

Sebagai umat Allah, kita dituntut untuk menaati Allah dalam seluruh aspek kehidupan. Sebagai anggota jemaat, kita pun beribadah di dalam gereja-Nya dan dapat mengambil bagian dalam pelayanan. Apa pun bentuk pelayanan yang kita lakukan, harus dipersiapkan dengan sepenuh hati, agar setiap detail persiapan yang dilakukan dapat menolong umat Allah untuk beribadah dengan pikiran dan hati yang berpusat kepada Allah. Setiap pelayanan yang kita kerjakan dengan ketulusan berkenan bagi Allah.

Mari kita berikan hati dan diri kita untuk menggunakan hak istimewa dalam pelayanan kepada Allah. Jangan lewatkan kesempatan melayani! [PMS]