Wednesday 23 August 2023

Mewariskan Ketaatan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 22:2-19
Setahun : Yeremia 32–33

Mewariskan Ketaatan
TB: Daud menyuruh mengumpulkan orang-orang asing yang ada di negeri orang Israel, lalu ditempatkannya tukang-tukang untuk memahat batu-batu pahat yang akan dipakai untuk mendirikan rumah Allah. | 1 Tawarikh 22:2 (TB)



Orang Kristen pasti memiliki harapan agar anak-anak mereka dapat bertumbuh menjadi orang yang baik dan takut akan Tuhan. Kita berjuang dan bekerja keras untuk mewariskan sesuatu kepada keturunan kita. Sering kali arti warisan dipersempit menjadi benda-benda material saja, padahal yang terpenting adalah mewariskan ketaatan.

Daud tergerak untuk mendirikan Bait Suci bagi Tuhan. Memang Tuhan menghargai maksud baik Daud, tetapi Ia berkata bahwa bukan Daud yang akan mendirikan rumah bagi-Nya, melainkan Salomo.

Meskipun pembangunan itu akan dilakukan anaknya, Daud tidak diam dan bersikap masa bodoh, tetapi melakukan persiapan. Ia mengumpulkan orang-orang asing yang ada di Israel beserta para pemahat batu yang akan dipekerjakan (2). Material yang digunakan untuk membangun rumah Allah didatangkan dari segala penjuru negeri, yaitu besi, tembaga, kayu aras, dan lain sebagainya (3-4). Itu semua disediakannya untuk membantu Salomo (5).

Kepada anaknya, Salomo, Daud berpesan agar ia mendirikan rumah Allah sebagai tempat kediaman Allah dan tempat bangsa Israel menyembah Allah (6-10). Lebih dari sekadar tugas, Salomo diberi janji bahwa Allah akan menyertai pemerintahannya dan membuat pekerjaan pembangunannya berhasil. Atas janji inilah Salomo diperingatkan untuk selalu menaati Taurat Tuhan (11-13). Akhir kata, Daud mengingatkan anaknya untuk selalu mencari Tuhan. Dengan kata lain, Daud menasihatkan Salomo agar dia membangun pemerintahan yang berpusat pada Tuhan dan selalu bersyukur kepada-Nya.

Sebagaimana Daud mewariskan nilai-nilai ketaatan kepada Salomo, sudahkah kita melakukan hal yang sama kepada anak, keponakan, atau bahkan cucu kita?

Zaman yang dihadapi anak-anak berbeda dari zaman yang dialami oleh orang tua mereka. Namun, satu hal yang pasti adalah semua tantangan zaman dapat dihadapi dengan hidup yang berlandaskan pada Tuhan. Maka, selain menghidupi ketaatan kepada Allah dalam hidup kita sendiri, wariskanlah ketaatan itu kepada generasi penerus kita. [WDN]


No comments:

Post a Comment