Monday 21 August 2023

Hati-hati terhadap Kesombongan

Sumber : alkitab.mobi

 



RENUNGAN HARIAN
Bacaan : 1 Tawarikh 21:1-17
Setahun : Yeremia 26–28

Hati-hati terhadap Kesombongan
TB: Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. | 1 Tawarikh 21:1 (TB)



Manusia sering kali merasa dirinya adalah satu-satunya yang penting dan berharga. Itulah dosa kesombongan yang dapat menghancurkan seseorang. Kebanggaan diri yang berlebihan menjadi pintu masuk yang efektif bagi si jahat untuk menjatuhkan orang-orang percaya. Demikian juga yang dialami Daud saat ia ingin mengetahui seberapa hebat kekuasaan yang dimilikinya.

Daud terbujuk oleh Iblis untuk menghitung orang Israel (1-2). Dalam bahasa modern, mungkin apa yang dilakukan Daud adalah sensus dan tidak terlihat sebagai hal yang salah. Namun, rupanya ada motif lain di balik penghitungan tersebut.

Daud mulai merasa bahwa kemenangannya adalah karena kedigdayaan pasukan Israel. Pada mulanya, Daud bersyukur kepada Tuhan atas kemenangan demi kemenangan. Akan tetapi, Iblis menggodanya untuk mengakui kemenangan itu sebagai hasil dari kehebatan dan strategi perang yang dimilikinya.

Yoab, bawahan Daud, sebenarnya sudah menyadari bahwa apa yang dititahkan oleh Daud sesungguhnya tidak dikehendaki Allah (3). Yoab tidak sejahtera dalam menerima tugas itu, tetapi ia tetap menjalankannya. Sampai selesainya proses pendataan itu, Yoab tetap digambarkan tidak menyetujui penghitungan tersebut (5-6). Pada akhirnya, Tuhan menghukum Daud dan bangsa Israel (7).

Alangkah cepatnya rasa syukur Daud berubah menjadi kesombongan. Demikianlah gambaran tentang betapa rapuhnya manusia, diri kita juga, terhadap godaan kesombongan. Selain mengakui Tuhan sebagai sumber pertolongan, kita juga harus menyadari bahwa segala keberhasilan dan pencapaian dalam hidup kita adalah pemberian Allah yang berkenan menyertai kita.

Sadarilah adanya karya Allah dalam hidup kita agar kita tidak mudah tergoda, apalagi terjatuh, dalam dosa kesombongan! Waspadalah apabila tercetus pemikiran, apalagi perkataan: "Kalau bukan karena saya, pelayanan ini tidak mungkin semaju ini."

Dalam kerapuhan kita, kiranya Roh Kudus senantiasa menuntun kita untuk mengakui kehadiran Allah dan setiap saat mengandalkan Dia. [WDN]


No comments:

Post a Comment